Sistem bongkar dimulai dengan kedatangan kapal peti kemas, kemudian shore crane akan
memindahkan peti kemas tersebut keatas truk (lift on). Truk akan membawa peti kemas ke depo
(delivery) dan kemudian peti kemas akan dipindahkan dari truk ke depo (lift off ) dengan
menggunakan reach staker . Sistem muat diawali dengan pemindahan peti kemas ke atas truk (lift
on) dengan menggunakan reachstaker kemudian truk tersebut akan membawa peti kemas tersebut
kedermaga (receiving ). Di dermaga peti kemas akan dipindahkan dari truk kekapal dengan
menggunakan shore crane.
.
Gambar
1. Siklus sistem bongkar muat
Sebuah terminal peti kemas memerlukan seperangkat peralatan dimana pelabuhan laut tradisional
tidak memerlukannya. Peralatan tersebut terdiri atas:
1. Shore (quay) crane yang diperlukan untuk membongkar atau memuat peti kemas dari atau
kedalam kapal.
2. Spreader, Untuk mempercepat proses bongkar muat peti kemas digunakan perangkat yang dapat
dengan cepat mengikat ataupun melepas peti kemas dari twist lock yang bisa digunakan untuk
mengangkat peti kemas ukuran 20, 40 atu 45 feet . Bahkan sekarang mulai dikembangkan
spreader untuk mengangkat dua petikemas sekaligus sehingga bisa meningkatkan kecepatan
bongkar muat.
.
Gambar 2. Jenis Spreaders
3. Truk untuk mengangkut peti kemas dari kapal yang ada di dermaga yang dipindahkan melalui
quay crane kelapangan penumpukan (container yard; CY) atau sebaliknya.
4. Transtaine atau Rubber Tyred Gantry Crane (RTG) yang memindahkan peti kemas dari truk
dan menumpuknya (stack) di lapangan penumpukan atau sebaliknya.
Gambar 4. Transtaine atau Rubber Tyred Gantry Crane (RTG)
5. Sistem informasi untuk mencatat dan merekam lokasi dan semua proses transaksi yang telah
dilakukan terhadap semua petikemas. Proses ini dilakukan melalui Hand Held Terminal (HHT)
dan Vehicle Mounted Terminal (VMT) yang terhubung dengan Sistem LAN melalui gelombang
RF.
Pelaksanaan jasa pelayanan bongkar muat pada terminal peti kemas, dapat dilihat pada diagram di
bawah ini :
Gambar 6. Pelaksanaan Jasa Pelayanan Bongkar Muat Pada Terminal Peti Kemas
Proses bongkar muat peti kemas di terminal menurut Henesey et al. (2003) secara umum
terdiri dari 4 sub sistem yaitu :
Proses bongkar muat peti kemas pada subsistem Transfer Cycle pada dasarnya dibedakan
menjadi kegiatan bongkar dan kegiatan muat. Secara umum kegiatan tersebut melibatkan
3 unit kerja terminal yaitu Pengendalian, Operasional Terminal, dan Billing
Bagian Operasional terminal terdiri dari dua unit yaitu unit kerja Dermaga (Berth) dan unit
kerja Penumpukan Peti Kemas (Container Yard). Berikut adalah alur kegiatan bongkar
muat.
Gambar 7. Alur kegiatan bongkar muat
Dalam pemilihan crane, banyak faktor yang bisa dijadikan acuan agar tidak salah
dalam pemilihan dan instalasi untuk di kapal, diantaranya adalah :
a. Kapasitas Kargo yang ada pada kapal, berapa ton kah estimasi kargo terberat
b. Nilai dari SWL nya sebesar apakah (ton) agar dalam pemilihan tidak lebih kecil
dari kapasitas yang dibutuhkan
c. Total cycle yang dibutuhkan, tergantung dari beberapa faktor (termasuk tujuan
kapal tersebut dalam proses loading-unloading ingin cepat atau tidaknya)
d. Waktu, merupakan hal sepele namun sangat riskan dalam pelaksanaanya. Jangan
sampai melebihi waktu bongkar muat yang sudah ditentukan (estimasi) agar
tidak terkena charge.
Gambar 11. Folding hatch cover. Reproduced with kind permission from MacGregor.