Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH DEFLEKSI BALOK METODE MOMEN AREA

Disusun Oleh:
Akhmad Hidayat Rajab

(4214100019)

Kevin Garsia

(4214100025)

M. Arif Hidayah

(4214100029)

M. Denny Pratama

(4214100030)

Reggi Irdian K

(4214100031)

Alam Wahyutomo

(4214100039)

Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Surabaya
Teknik Sistem Perkapalan - FTK

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang memberikan rahmat dan karunia kepada kami sehingga
dapat menyelesaikan makalah dengan judul Defleksi Balok Momen Area. Kemudian makalah ini
disusun secara sederhana untuk memenuhi tugas serta ketertarikan kami dalam mata kuliah
Mekanika Teknik. Makalah ini dibuat dan dipergunakan oleh mahasiswa Institut Teknologi
Sepuluhnopember sebagai referensi, bacaan serta menambah pengetahuan dan pengalaman
terutama untuk kami, penyusun makalah ini.
Beberapa kekurangan makalah ini adalah minimnya konsep dan isi karena keterbatasan
pengetahuan kami. Makalah yang kami sajikan dalam penyusunan laporan, bahasan dan
penulisanya jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun, guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa
yang akan datang.

Hormat kami,

Penulis

A. Pengertian Defleksi dan Hal-Hal yang Mempengaruhi


Defleksi adalah perubahan bentuk pada balok dalam arah y akibat adanya
pembebanan vertical yang diberikan pada balok atau batang. Deformasi pada balok secara
sangat mudah dapat dijelaskan berdasarkan defleksi balok dari posisinya sebelum
mengalami pembebanan. Defleksi diukur dari permukaan netral awal ke posisi netral setelah
terjadi deformasi. Konfigurasi yang diasumsikan dengan deformasi permukaan netral
dikenal sebagai kurva elastic dari balok. Gambar 1(a) memperlihatkan balok pada posisi
awal sebelum terjadi deformasi dan Gambar 1(b) adalah balok dalam konfigurasi
terdeformasi yang diasumsikan akibat aksi pembebanan.

Jarak perpindahan y didefinisikan sebagai defleksi balok. Dalam penerapan, kadang kita
harus menentukan defleksi pada setiap nilai x disepanjang balok. Hubungan ini dapat ditulis
dalam bentuk persamaan yang sering disebut persamaan defleksi kurva (atau kurva elastis)
dari balok.
Sistem struktur yang di letakkan horizontal dan yang terutama di peruntukkan memikul
beban lateral,yaitu beban yang bekerja tegak lurus sumbu aksial batang.Beban semacam ini
khususnya muncul sebagai beban gravitasi,seperti misalnya bobot sendiri,beban hidup
vertical,beban keran(crane) dan lain-lain.contoh system balok dapat di kemukakan antara
lain,balok lantai gedung,gelagar jembatan,balok penyangga keran,dan sebagainya.Sumbu
sebuah batang akan terdeteksi dari kedudukannya semula bila benda dibawah pengaruh gaya
terpakai. Dengan kata lain suatubatang akan mengalami pembebanan transversal baik itu
beban terpusat maupun terbagi merata akan mengalami defleksi. Unsur-unsur dari mesin
haruslah cukup tegar untuk mencegah ketidakbarisan dan mempertahankan ketelitian
terhadap pengaruh beban dalam gedung-gedung,balok lantai tidak dapat melentur secara
berlebihan untuk meniadakan pengaruh psikologis yang tidak diinginkan para penghuni dan
untuk memperkecil atau mencegah dengan bahan-bahan jadi yang rapuh. Begitu pun

kekuatan mengenai karateristik deformasi dari bangunan struktur adalah paling penting
untuk mempelajari getaran mesin seperti juga bangunan-bangunan stasioner dan
penerbangan.dalam menjalankan fungsinya,balok meneruskan pengaruh beban gravitasi
keperletakan terutama dengan mengandalakan aksi lentur,yang berkaitan dengan gaya
berupa momen lentur dan geser.kalaupun timbul aksi normal,itu terutama di timbulkan oleh
beban luar yang relative kecil,misalnya akibat gaya gesek rem kendaraan pada gelagar
jembatan,atau misalnya akibat perletakan yang di buat miring.
Hal-hal yang mempengaruhi terjadinya defleksi yaitu :
1. Kekakuan batang
Semakin kaku suatu batang maka lendutan batang yang akan terjadi pada batang akan
semakin kecil
2. Besarnya kecil gaya yang diberikan
Besar-kecilnya gaya yang diberikan pada batang berbanding lurus dengan besarnya
defleksi yang terjadi. Dengan kata lain semakin besar beban yang dialami batang maka
defleksi yang terjadi pun semakin kecil
3. Jenis tumpuan yang diberikan
Jumlah reaksi dan arah pada tiap jenis tumpuan berbeda-beda. Jika karena itu besarnya
defleksi pada penggunaan tumpuan yang berbeda-beda tidaklah sama. Semakin banyak
reaksi dari tumpuan yang melawan gaya dari beban maka defleksi yang terjadi pada
tumpuan rol lebih besar dari tumpuan pin (pasak) dan defleksi yang terjadi pada tumpuan
pin lebih besar dari tumpuan jepit.
4. Jenis beban yang terjadi pada batang
Beban terdistribusi merata dengan beban titik,keduanya memiliki kurva defleksi yang
berbeda-beda. Pada beban terdistribusi merata slope yang terjadi pada bagian batang yang
paling dekat lebih besar dari slope titik. Ini karena sepanjang batang mengalami beban
sedangkan pada beban titik hanya terjadi pada beban titik tertentu saja (Binsar Hariandja
1996).
B. Teori Momen Area

Teori momen area pertama :


Perubahan sudut antara titik A dan B pada struktur melendut, atau kemiringan sudut pada
titik B terhadap kemiringan sudut pada titik A. Didapat dengan menjumlahkan luas diagram
M/EI dibawah kedua titik tersebut.
Persamaan dasar :
Putaran sudut pada balok yang melentur :
Teori momen area kedua :
Lendutan pada titik B dari Struktur yang melendut dengan berpatokan pada garis tangent
terhadap titik A dari struktur didapat dengan menjumlahkan statis momen dari luas diagram
M/EI di bawah kedua titik tersebut.
Persamaan dasar:
Lendutan pada balok yang melentur
C. Defleksi Balok Dengan Metode Momen Area
Metode ini mempunvai pendekatan dan pembatasan yang sama dengan yang dipelajari
selama ini, dimana hanya memperhitungkan lenturan balok (geser diabaikan). Metode ini
dapat digunakan untuk menentukan defleksi dan perputaran sudut suatu titik tertentu pada
balok. Perhatikan balok AR pada Gambar 6.7. Akibat sembarang beban, terjadi lendutan
seperti diperlihatkan oleh garis putus-putus. Titik 1 dan 2 terletak pada balok. Jika dibuat
garis singgung pada kurva lendutan di kedua titik tersebut, akan didapatkan sudut yang
dibentuk oleh kedua garis singgung tersebut sebesar 12 q .

Besarnya kelengkungan pada titik X yang berjarak x dari tumpuan sebelah kiri, adalah sebagai
berikut:

Untuk menurunkan persamaan-persamaan metode ini dapat digunakan lagi Persamaan yaitu:

Jika ditinjau bagian kecil dx akan terjadi perubahan sudut dq Untuk dv yang sangat kecil
didapatkan pula
Sebagai kesepakatan, digunakan tanda negatif jika garis singgung yang disebelah kanan
berputar berlawanan dengan arah jarum jam atau:

adalah luas bagian yang terarsir pada diagram

. Untuk mendapatkan

sudut 12 q dilakukan dengan cara mengintegralkan luasan tersebut dan titik 1 sampai
dengan titik 2:

Untuk menurunkan persamaan-persamaan metode ini dapat digunakan lagi Persamaan yaitu:

Jika ditinjau bagian kecil dx akan terjadi perubahan sudut dq Untuk dv yang sangat kecil
didapatkan pula
Sebagai kesepakatan, digunakan tanda negatif jika garis singgung yang disebelah kanan
berputar berlawanan dengan arah jarum jam atau:

adalah luas bagian yang terarsir pada diagram

. Untuk mendapatkan

sudut 12 q dilakukan dengan cara mengintegralkan luasan tersebut dan titik 1 sampai
dengan titik 2:

Tergantung pada macam balok dan titik yang ditinjau, luas diagram
adalah besaran aljabar
yang dapat bernilai positif, negatif atau nol. Jika nilainya positif maka garis singgung pada titik
disebelah kanannya akan berputar berlawanan arah jarum jam, jika nilainya negatif, gans
singgung yang kanan berputar berlawanan arah jarum jam. Apabila nilainya nol, maka kedua
garis singgung tersebut sejajar satu sama lain.
Selanjutnya metode luas momen cocok dipergunakan untuk menghitung lendutan disuatu titik
pada balok. Besarnya lendutan vertikal 21 antara titik 2 dan titik 2 yang terletak pada garis
singgung yang melalui titik 1 (lihat Gambar 6.8).

Dengan anggapan bahwa sudut dq sangat kecil, maka besarnya dadalah:

Selanjutnya lendutan 21 d , didapat dengan mengintegralkan Persamaan tersebut, sehingga


menjadi:

Ruas kanan tidak lain sama dengan momen statis luasan


antara titik 1 dan 2 terhadap
titik 2. Persamaan tersebut dapatjuga dituliskan sebagai berikut:

Dengan S12-2 = momen statis luasan M yang dibatasi oleh titik 1 dan 2 terhadap titik 2.
Beberapa Contoh Hitungan Lendutan Balok dengan Metode Luas Momen:
Contoh 1 : Tentukan displacement vertikal dan kemiringan sudut di titik B dari struktur
kantilever dibawah ini

Tahap pertama kita harus dapat menggambarkan bidang momen akibaat beban luar, dalam
hal ini gambarkan dalam bidang M/EI (gambar a), kemudian gambarkan struktur
defleksinya (gambar b), semua displacement dari gambar adalah positif.
Catatan : Kemiringan sudut di titik A pasti nol (jepit)
Menurut Teori Moment Area ke 1
B

A
B

M
=
EL
A

A
B = A + B

dx

=0+

Pl
2 EI

A
B

Pl
2 EI

(B = A ditambah luas diagram momen antara A dan B )

Pl
EL
1 )l =

Pl
2 EL

Struktur melendut lihat gambar b.


Menurut Teori Momen Area ke 2 :
1
A= [ 2

Pl
( 3 EI )l x

A
B=
B =[

A
=
B

2
3

l=

1 Pl
2 3 EI )l ] x
Pl3
3 EI

2
3

Pl3
3 EI

l=

Pl3
3 EI

( Arah ke bawah )

= lendutan di B dari tangent di A )

Contoh 2. Struktur cantilever ini dibebani beban merata w , tentukan putaran sudut dan
lendutan di titik B.

A
EI B = A + B

B =

1
3
6 wL / EI

=0+

1
3

w L2
( 2 ).L =

1
3
6 wL ( searah putaran jarum jam )

EI

wL
B=(
6

1
8

3
). ( 4
wL
EI

L)=

wL
8

( Arah ke bawah )

D. Contoh Soal dan Pembahasan


1. Sebuah logam berpenampang segiempat mempunyai modulus elastisitas E = 100
GN/m2dikenai pembebanan dan momen seperti pada gambar. Tentukan defleksi di
tengah balok.

2. Sebuah balok yang panjangnya 5 m diletakkan di atas dua tumpuan seperti pada gambar.
Beban terpusat sebesar 50 kN bekerja pad ajarak 1 m dari titik A dan beban sebesar 5 kN
dikenakan pada ujung balok. Balok tersebut terbuat dari baja dengan elastisitas 200 GPa
dan momen inersia 15 x 106 mm4. Hitung lendutan pada ujung beban D.

Anda mungkin juga menyukai