Materi pertemuan ke 2
LISTRIK
Listrik adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik
atau dapat juga diartikan sebagai berikut:
Listrik adalah kondisi karena adanya penarikan dan penolakan
gaya di antaranya.
Listrik adalah sumber energi yang dapat disalurkan melalui
kabel.
Arus listrik timbul karena muatan listrik mengalir dari saluran
positif ke saluran negatif.
ARUS LISTRIK
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang
mengalir tiap satuan waktu. Muatan listrik bisa mengalir
melalui kabel atau penghantar listrik lainnya. Arus listrik
dibagi menjadi 2 jenis :
1. Listrik arus searah atau DC (Direct Current)
adalah aliran arus listrik yang konstan dari potensial tinggi ke
potensial rendah. Pada umumnya ini terjadi dalam sebuah
konduktor seperti kabel. Pada listrik arus searah, jika kita
memegang hanya kabel positif (tapi tidak memegang kabel
negatif), listrik tidak akan mengalir ke tubuh kita (kita tidak
terkena strum). Demikian pula jika kita hanya memegang
saluran negatif.
ARUS LISTRIK
2. Listrik Arus bolak-balik (listrik AC -- alternating
current)
adalah arus listrik dimana besarnya dan arahnya
arus berubah-ubah secara berulang-ulang (bolakbalik). Jika kita memegang sumber listrik dan kaki
kita menginjak bumi atau tangan kita menyentuh
dinding, perbedaan tegangan antara kabel listrik di
tangan dengan tegangan di kaki (ground), membuat
listrik mengalir dari tangan ke kaki sehingga kita
akan mengalami kejutan listrik ("terkena strum").
2. Termo elemen
Terjadi karena adanya perbedaan suhu, dengan mengubah energi
panas menjadi energi listrik. Peristiwa ini dikemukakan oleh Thomas
John Seebach pada tahun 1826.
Semakin besar perbedaan suhu antara A dan B, semakin besar
arus yang mengalir. Arus yang dihasilkan relatif kecil, sehingga
belum dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari
3. Sel Surya (Solar Cell)
Bahan semikonduktor yang dapat merubah energi cahaya
matahari menjadi energi listrik yang berguna.
Prinsip kerjanya sebagai berikut.
Panas yang terjadi pada pelat alumunium akibat cahaya matahari disalurkan ke
pelat silikon yang bersifat semikonduktor, sehingga elektron akan terlepas dan
menempel pada foil alumunium dan muatan positifnya menempel pada foil besi.
Akibatnya terjadi perbedaan potensial antara kedua plat tersebut. Bila kedua foil
dihubungkan melalui rangkaian luar, akan terjadi aliran elektron.
Besar arusnya pun sangat bergantung pada intensitas cahaya yang menembus
pelat, jumlah sel yang ada, dan luas penampang yang terkena cahaya.
Contoh barang yang telah menggunakan tenaga surya yaitu, mobil listrik tenaga
surya dan sumber energi pada satelit.
4. Elemen Elektrokimia
Akibat proses kimiawi, yaitu terjadi perubahan energi kimia menjadi
energi listrik. Berdasarkan pemakaian terbagi menjadi
1) Elemen primer
Sumber listrik DC yang hanya sekali pemakaian
a. Elemen Volta
Bagian Utama Elemen Volta
1.Tembaga ( Cu ) sebagai kutub Positif
2.Seng ( Zn ) sebagai kutub Negatif
3.Asam Sulfat ( H2SO4 ) sebagai larutan
elektrolit
Reaksi
H2SO4
2H+ + SO4=
Arah
arus
listrik
Tembag
a (Cu)
Arah
aliran
elektro
n
Sen
g
( Zn
)
Seng ( Zn
)
b. Elemen Daniell
Bejana
berpori
Bejana
Temba
ga ( Cu
)
H
2H
2H
2H
2
H
2H
H
H
2
2
2
H
2H
2H
2
2H
H
2H
H
H
2
2 2
H2 SO4
Cu SO4
Batang Seng ( Zn )
Batang Carbon ( C )
c. Elemen Leclanche
Bagian utama
Carbon ( C ) sebagai Kutub positif
Seng ( Zn ) sebagai kutub negatif
Amonium Clorida ( NH4 Cl ) sebagai
larutan elektrolit
Mangan dioksida ( Mn O2 ) sebagai
zat depolarisator
Mn O2 Sebagai zat
depolarisator
NH4Cl Sebagai zat elektrolit
d. Elemen Kering
Bagian Utama
Carbon ( C ) sebagai Kutub positif
Seng ( Zn ) sebagai kutub negatif
Amonium Clorida ( NH4 Cl ) sebagai
zat elektrolit yang berbentuk pasta
( kering )
Mangan dioksida ( Mn O2 ) sebagai
zat depolarisator
Beda potensial carbon dan seng
adalah 1,5 Volt
Carbon ( C )
Mangan dioksida
( Mn O2)
Amoniun Clorida
( NH4C)
Seng ( Zn )
berikut !!!
l
R=l .
A
Keterangan
R = hambatan kawat()
l = panjang kawat(m)
A = Luas penampang kawat(m2)
Hukum Ohm
Rangkaian percobaan yang dilakukan oleh Ohm
R
i(A)
4
3
2
1
V(volt)
2
= Amperemeter
= Voltmeter
= Resistor/hambatan listrik
E = ggl/gaya gerak listrik(volt)
4
3
2
1
V(volt)
4
i=
1 .
V
R
i= V
R
R=
V= i . R
R= 4 = 6 = 8 = 2
2 3
4
Keterangan
i = kuat arus listrik (A atau ampere)
V = tegangan listrik (volt)
R = hambatan listrik ( atau ohm)
Hukum I Kirchhoff
i3
i2
i masuk = ikeluar
i4
i1
i5
i2 + i4 = i1 + i3 + i5
Hukum II Kirchhoff
Contoh penerapannya
1. a).
E2
E= i . R
R2
E3
loop
R1
E1 E2
E3
=i ( R + R + R + R )
R2 = 10
R3 = 5
E1
R4
R3
E1 = 18 volt
E2 = 10 volt
E3 = 4 volt
R4 = 4
b)
E2
R2
E3
loop
R1
R3
E1
R2
E= i . R
E
E2 E3 = i ( R 1 + R 2 + R 3 + R 4 )
E1 = 18 volt
E2 = 10 volt
E3 = 4 volt
2.
R1=2
A i3
i1
10V
loop 1
R2=2
i2
loop 2
R3=2
E
B
10V
12V
3.
i1 A i2
E
i3
loop 1
R2=3
R1=2
1
loop 2
6V
B
E
1
W=q.V
q=i.t
= i.t.V
W= V.i.t
V= i.R
i= V
R
W = i2 . R . t
2
V
.t
W=
R
Keterangan
W = Energi listrik(joule)
q = Muatan listrik(C)
i = Kuat arus listrik(A)
t = Waktu(detik)
V = Potensial listrik(volt)
R = Hambatan listrik()
DAYA(P) LISTRIK
Adalah: Besar usaha /energi listrik tiap satu-satuan waktu
P= W
t
q.
P=
Vt
q
i
t =
= i.V
P=V.i
V= i.R
i= V
R
P = i2 . R
2
V
P=
R
R1
R2
R3
V1
V2
V3
V
V = V1 + V2 + V3
i . Rs = i . R1 + i . R2 + i . R3
Rs = R1 + R2 + R3
2. SUSUNAN PARALEL/SEJAJAR
R1
i1
i2
i
i = i1 + i2 + i3
R2
i3
V =
Rp
1 =
Rp
R3
V +
R1
1
+
R1
V +
R2
1 +
R2
V
R3
1
R3
R2
R3
R5
R4
TRANSFORMASI DELTA
BINTANG
B
R1
R3
Rb
C
R2
BENTUK DELTA
Ra
Rc
C
BENTUK BINTANG
R1
Rb
R3
Ra
Rc
R2
DELTA
BINTANG
R1 . R2
Ra =
R1 + R2 + R3
BINTANG
DELTA
Ra . Rb + Rb . Rc + Rc . Ra
R1 =
Rc
R1 . R3
Rb =
R1 + R2 + R3
R2 . R3
Rc =
R1 + R2 + R3
Ra . Rb + Rb . Rc + Rc . Ra
R2 =
Rb
Ra . Rb + Rb . Rc + Rc . Ra
R3 =
Ra
SOAL
i1
R2
3
R1
i2
R3
10
i3
R5
R4
24
50V
E
AB
CE
BC
R6
5
R4
10
10
R3 5
10
R2
R5
R4
R1
10
A
10
Rb
Ra
R3
Rb
A
B
Rc
10 R
R2
Ra
4
4
R5
R5
3.
E1
R2
1
24V
R1
E2 =
2VR3
4
VR3
R3 = 3
R2
R3
R4
C
2
R5
R4
8
Rb
Ra
R3
4
R2
2
2
Rc
R5
B
RANGKAIAN JEMBATAN
WHEATSTONE
B
i1
- G+
i2
R4
R3
C
4
V =V
i . R1 = i . R4
AB
V =V
i .R = i .R
BD
AC
i= i .R
R1
2
R .R =R .R
2
R .R =R .R
1
atau
CD
i .R .
R = i .R
R1
2
R .R
=R
R1
RX
0
- G+
R1 =
l1
A
R2 =
l1
l2
A
l2
R . l1 = R . l2
x
R = R . l2
l1
x