Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Untuk memenuhi latar belakang persyaratan uji praktek


kompetensi dan pelaksanaan UAN/UAS pada tahun ajaran 2014-
2015, setiap taruna taruni di wajibkan dan di haruskan untuk
membuat tugas akhir dengan penyelenggaraan ujian SMK
Pelayaran “JAKARTA”. Selain persyaratan uji kompetensi, karya
tulis ini bertujuan untuk menguasai bagaimana cara untuk
memahami tentang SIJIL AWAK KAPAL diatas kapal.

Maka dalam laporan tugas akhir ini saya tertarik untuk


memberikan judul “SIJIL AWAK KAPAL” Setiap orang yang
bekerja di kapal dalam jabatan apapun harus memiliki kompetensi,
dokumen pelaut, dan disijil oleh Syahbandar.
B. TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai


berikut:

1. Untuk melaksanakan persyaratan dalam pelaksanaan uji


kompetensi dan UAN/UAS tahun ajaran 2016-2017.
2. Sebagai tanda bukti , penulis melaksanakan kegiatan
penyusunan dan pembuatan proyek tugas akhir yang
telah di berikan oleh dosen/guru SMK Pelayaran
“JAKARTA”.
3. Agar taruna/i dapat lebih mengerti dan dapat memahami
tugas dari “NAKHODA”.
4. Untuk membantu mengembangkan materi yang telah di
dapat secara tertulis dan aman di bahas.
5. Meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk
menjadi tenaga kerja yang handal dan profesional.

1
BAB II

DESKRIPSI PEMBAHASAN MATERI

A. AWAK KAPAL

Awak Kapal adalah orang yang bekerja atau di pekerjakan di atas


kapal oleh pemilik atau operator kapal untuk melakukan tugas di atas
kapal sesuai dengan jabatan yang tercantum dalam buku sijil,termasuk
Nakhoda( UU No. 2/1992 )

Nakhoda adalah seorang dari awak kapal yang menjadi pimpinan


umum di atas kapal serta menjadi wewenang dan tanggung jawab
tertentu sesuai peraturan perundang – undangan yang berlaku ( UU No.
21 / 1992 )

Pemimpin kapal adalah seorang dari awak kapal yang menjadi


pimpinan umum di atas kapal untuk jenis dan ukuran tertentu serta
mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertentu bereda dengan
yang di miliki Nakhoda ( UU No. 21 )

Awak kapal adalah mereka yang tercantum dalam daftar anak kapal
( KUHD ) , sedangkan Anak buah kapal adalah anak kapal selain
Nakhoda ataupun pemimpin kapal
a. Pelayar adalah Semua orang yang ada di kapal ( UU No. 21 )
di kapal selain Nakhoda
b. Perwira adalah mereka yang dalam daftar anak kapal di
berikan pangkat sebagai perwira
c. Pelaut adalah setiap orang yang mempunyai kualifikasi
keahlian atau ketrampilan sebagai awak kapal ( PP 7/ 2000 )
d. Anak Buah Kapal adalah mereka- mereka yang disebutkan
sebagai anak buah kapal tetapi tidak menjabat sebagai
perwira kapal

2
1) Awal Kapal
Persyaratan seseorang menjadi Awak Kapal antara lain :
a) Memiliki sertifikat kepelautan
b) Sehat jasmani dan rohani
c) Memiliki sertifikat pengukuhan
d) Memliki PKL
e) Di Sijil
f) Memiliki buku pelaut
Keterangan :
a. Memiliki sertifikat kepelautan :
 Sertifikat keahlian pelaut
 Sertifikat keterampilan
b. Sehat jasmani dan rohani :
 Dibuktikan dari hasil pemeriksaan yang khusu dilakukan,
untuk itu oleh rumah sakit yang ditetapkan
c. Memiliki sertifikat pengukuhan
 Bagi pelaut yang akan memegang jabatan OOW diwajibkan
memiliki sertifikat pengukuhan. Persyaratan Pengukuhan,
antara lain :
1) Photo copy sertifikat keahlian pelaut
2) Photo copy buku pelaut
3) Photo copy sertifikat keterampilan pelaut
4) Pas photo 3 x 4 sebanyak 1 lembar

2) Syarat Awak Kapal


Persyaratan seseorang untuk bekerja di kapal antara lain:
a) Berumur seurang – kurangnya 18 tahun
b) Sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan
rumah sakit yang di tunjuk pemerintah
c) Memiliki sertifikat keahlian pelaut dan / atau sertifikat
Kepelautan Pelaut
d) Di sijil

3
3. Memiliki buku pelaut
a. Merupakan dokumen yang harus dimiliki oleh WNI yang berkerja
sebagai awak kapal niaga dan perikanan, yang juga merupakan
buku identitas pelaut
b. Buku tidak diwajibkan bagi yang tidak membuat PKL
c. Buku pelaut diberikan kepada :
- Pelaut yang memiliki PKL yang masih berlaku
- Memegang sertifikat kepelautan
- Taruna prola
4. Persyaratan mendapatkan buku pelaut baru mengajukan permohonan
dengan melampirkan :
a. Surat pernyataan belum pernah memiliki buku pelaut
b. PKL yang masih berlaku / copy ijazah kepelautan atau surat
keterangan prola
c. Surat keterangan masa berlayar
d. Surat keterangan sehat jasmani dan rohani
5. Hak - Hak Awak Kapal

a. Hak atas upah/Gaji


Upah atau gaji diberikan kepada awak kapal sendiri.orang lain
yang berhak juga menerima sebagian dari upahnya sabagai uang
delegasi.
Orang –orang yang dapat atas delegasinya :
- Istri atau anggota keluarganya sampai derajat keempat
(mendapat ⅓ bagian upah )
- Anak kandung dan orang tua kandung ( mendapat ½
bagian upah)
- Pedagang cicilan untuk menjamin hutangnya
- Yang memberikan piutang
- Wali dari anak buah kapal yang masih di bawah umur
Besar gaji upah itu selamanya harus sama dengan apa yang
tercantum dalam perjanjian kerja laut.

4
Upah tersebut dapat bertambah , apabila :
- Kerja lembur
- Bonus dari kerja lebih / mendapat tugas lain
- Bonus karena kerja luar biasa

Upah tersebut dapat berkurang , apabila :


- Didenda oleh Nahkoda karena pelangaraanya
- Mengganti kerugian
- Sakit / mendapat kecelakaan sebab unsur kesengajaan

b. Hak atas makanan dan tempat tinggal yang layak di kapal


Yang dimaksud dengan makanan dan tempat tinggal yang layak
adalah :
- Untuk makanan harus memenuhi 4 sehat dan 5 sempurna
- Bergizi dan cukup bervitamin
- Memenuhi kalori seperti disebutkan dalam ketentuan yang
ada
- Untuk tempat tinggal yang layak harus bersih dan terjamin
pergantian udara
- Terjamin kesehatannya

c. Hak atas cuti


Hak cuti diberikan setelah awak kapal :
- Dinas awak kapal dilaksanakan selama 1 tahun atau akhir
ikatan kerja
- Hak cuti tidak berlaku yang membuat perjanjian kerja laut
menurut perjanjian
- Besarnya cuti paling sedikit 7 hari atau 2x5 hari berturut-
turut dengan upah penuh

5
d. Hak atas parawatan dan pengobatan pada waktu sakit atau
kecelakaan di kapal
Ketentuannya :
- Diwaktu sakit selama tinggal dikapal ,mendapat upah penuh,
dan apabila tidak berada di kapal mendapat upah 80% selama 26
minggu ( setengah tahun )

e. Hak atas ganti rugi apabila kapalnya mendapat musibah /


tenggelam
Ketentuannya :
- Ganti rugi di atur oleh peraturan perundang-undangan yang
berlaku
- Ganti tugi hanya di berikan apabila barang miliknya hilang
( hilang total)

6. Kewajiban Awak Kapal


a. Mentaati perintah perusahaan
b. Bekerja sesuai dengan jangka waktu perjanjian
c. Melaksanakan tugas sesuai jam kerja yang telah di tetapkan
d. Bekerja sekuat tenaga dan wajib mengerjakan segalah sesuatu yang
di perintahkan oleh Nakhoda
e. Anak kapal di jelaskan di dalam :
1) Perjanjian Kerja laut
2) Sijil awak kapal
3) Peraturan dinas di kapal yang di buat oleh Nakhoda
4) Taat kepada atasan teristimewah menjalankan perintah –
perintah Nakhoda
5) Tidak boleh membawa atau menmiliki minuman keras, tidak
membawa barang – barang terlarang, senjata dan sebagainya di
kapal tanpa seizin Nakhoda
6) Keluar dri kapal denga izin Nakhoda dan pulang kembali tidak
terlambat

6
7) Wajib membantu memberikan pertolongan dalam penyelamatan
kapal dengan muatan ddengan menerima upah tambahan
8) Menyediakan diri untuk Nakhoda selama 3 hari setelah habis
kontrak nya untuk kepentingan membuat kisah kapal

7
B. DAFTAR/STRUKTUR AWAK KAPAL

8
C. DISIJILKAN
1. Syarat Penyijilan :
a. Disijilkan pada buku Sijil bagi kapal Niaga dan perikanan
b. Dengan disijilkan sesesorang syah menjadi awak kapal
c. Untuk disijilkan seseorang harus mempunyai PKL
d. Buku sijil tidak diwajibkan bagi kapal :
 Kapal motor kurang dari GT 35
 Kapal layar kurang dari GT 105
 Kapal untuk pelayaran percobaan
e. Penyijilan dan buku sijil ditanda tangani oleh Nakhoda dan
pejabat yang berwenang
f. Permohonan diajukan oleh perusahaan pelayaran dengan
melampirkan :
 PKL
 Daftar awak kapal
2. Yang tidak boleh disijilkan ( oleh syahbandar )
a. Tidak mempunyai PKL
b. Tersangkut dalam kejahatan politik
c. Anggota ABRI / PNS yang melarikan diri
d. Masih dalam ikatan kerja dengan pemerintah perusahaan
e. Usia kurang dari 16 tahun

9
3. Hal penting lain mengenai sijil awak kapal :
a. Sijil awak kapal bebas dari materai
b. Dalam sijil awak kapal juga berisi :

- mereka yang mengadakan perjanjian dengan


pengusaha kapal/majikan lain, apakah mereka sebagai
anak kapal atau sebagai buruh bukan anak kapal
- mereka yang dengan ijin pengusaha kapal menjalankan
usahanya sendiri dfiatas kapal, seperti : pemangkas
rambut, binatu, dan lain-lain .

c. Kepada setiap anak kapal diperbolehkan melihat Sijil


Awak Kapal dan perjanjian-perjanjian mengenai dirinya
d. Apabila dalam perjalanan ada penggantian Nakhoda atau
anak kapal, maka Sijil Awak Kapal harus diubah di
pelabuhan pertama yang disinggahi, disyahkan oelh
Nakhoda baru dan Pegawai Pendaftar awak kapal

Dinas anak kapal hanya dapat dijalankan oleh mereka yang namanya
tercantum dalam Sijil Awak Kapal

D. PENGERTIAN SIJIL AWAK KAPAL


Setiap orang yang bekerja di kapal dalam jabatan apapun harus
memiliki kompetensi, dokumen pelaut, dan disijil oleh Syahbandar
(Pasal 224, UURI No. 17 Tahun 2008)
Sijil awak kapal atau Daftar Awak Kapal (disebut juga Monsterol)
adalah daftar yang berisi nama-nama perwira kapal dan anak buah
kapal. Yang dimaksud anak buah kapal (ABK) adalah semua awak
kapal dibawah Perwira kapal. Sijil awak kapal dibuat rangkap 2 (dua)
dan dibuat dimuka Pegawai pendaftar awak kapal (pegawai
Kesyahbandaran). Lembar pertama untuk Pegawai Pendaftar dan
lembar kedua untuk Nakhoda Kapal.

10
E. ISI SIJIL AWAK KAPAL
Penyijilan ini dibuat dihadapan pegawai pendaftaran awak kapal.
Formatnya, sudah ditentukan, merupakan akta otentik, disusun
rangkap dua. ( pasal.341 KUHD ), ditanda tangani oleh Nakhoda
dan pegawai tesebut. Isi dari sijil tersebut antara lain adalah sebagai
berikut : Nama kapal, jenis pelayaran, nama pengusaha atau ship
owner, nama Nakhoda, nama awak kapal, dan kedudukan awak
kapal sesuai dengan statusnya .

Yang dinyatakan pada sijil awak kapal adalah

1. Nama Awak kapal


2. Nama kapal yang bersangkutan
3. Nama pengusaha kapal dan Nakhoda
4. Kedudukan setiap anak kapal dalam menjalankan dinas anak
kapal
5. Penunjukan siapakah diantara anak kapal itu adalah perwira
kapal.
a) Penyijilan dapat dilakukan untuk sejumlah perjalanan, atau waktu
tertentu. Pada waktu pembuatannya, Pengusaha harus
menyerahkan:

 Perjanjian Kerja Laut yang telah dibuat antara buruh


dengan pengusaha kapal.

 Perjanjian kerja kolektif yang masih berlaku

b) Nakhoda juga harus menyerahkan :

 Bukti pengangkatan sebagai Nakhoda.

 Ijazah yang diperlukan.

 Surat keterangan kesehatan.

c) Sedangkan awak kapal menyerahkan :

 Buku pelaut yang masih berlaku.

 Surat keterangan kesehatan.

11
 Surat permohonan dari pengusaha, bila dibuat dikantor

 Syahbandar atau diluar negeri

d) Sijil Awak Kapal ialah daftar nama perwira dan anak buah kapal
(ABK) yang menjalankan dinas dalam kapal yang bersangkutan,
yang dapat dirinci sebagai berikut :
- Setiap Perwira dasn ABK yang telah membuat Perjanjian
Kerja Laut (PKL) ; serta yang diwajibkan menjalankan
dinas anak kapal ;
- Orang-orang lain, yang dengan persetujuan pengusaha
kapal atas tanggungan sendiri melakukan suatu
perusahaan di kapal, misalnya : tukang cukur, pemilik
toko yang menjual barang-barang keperluan sehari-hari
bagi pelayar ;
- Orang-orang lain yang telah membuat perjanjian kerja
dengan majikan selain pengusaha kapal, yang mewajibkan
mereka untuk bekerja pada majikan lain tersebut
e) Pembagian Empat Golongan Sijil Awak Kapal

Sijil Awak Kapal juga terbagi kedalam menjadi empat


golongan, yaitu :

1. Golongan pertama : anak kapal yang mengadakan


perjanjian kerja laut (PKL) dengan pengusaha kapal.
Anak kapal tersebut adalah perwira dan ABK, namanya
tertulis dalam monsterol dan menjalankan dinas anak
kapal
2. Golongan kedua : anak kapal yang mengadakan perjanjian
perburuhan umum dengan majikan bukan pengusaha
kapal. Mereka tertulis dalam monsterol, dan menjalankan
dinas anak kapal
3. Golongan ketiga : buruh bongkar muat, dan pekerja-
pekerja yang untuk sementara waktu melakukan
pekerjaan di kapal, misalnya : tukang cat, tukang kayu,
dan lain-lain. Mereka tidak masuk dalam monsterol.,
tetapi tercatat dalam daftar tersendiri yang ditanda tangani
Nakhoda dan Pegawai Pendaftar awak kapal. Mereka juga
tidak menjalankan dinas anak kapal.
4. Golongan keempat : adalah pekerja perseorangan, yaitu :

12
 penumpang gelap, penumpang tidak bertiket dan
tidak mampu membayar uang angkutan. Nakhoda
berwenang mepekerjakan orang ini menurut
kemampuannya dalam dinas anak kapal, hingga
pelabuhan pertama untuk menurunkannya dari
kapal
 buruh tenaga pengganti yang diterima ditengah
perjalanan dapat dipekerjakan dalam dinas anak
kapal hingga pelabuhan pertama yang disinggahi,
dimana dia harus membuat Perjanjian Kerja Laut
(PKL) di muka Syahbandar / Pegawai Penmdaftar
awak kapal, lalu dimasukkan dalam sijil awak kapal
 penumpang, yang dalam keadaan darurat
mengerjakan pekerjaan kapal. Mereka tidak masuk
dalam sijil awak kapal, dan akibatnya pekerjaan
yang dilakukan tidak termasuk dalam dinas anak
kapal.

Ketentuan Sijil

a. Setiap pelaut yang bekerja dikapal dengan ukuran dari GT 35 untuk


kapal jenis tertentu (kapal mooring ,kapal yang meleyani pemboran
lepas pantai),ukuran GT 35 atau lebih untuk yang digerakkan
dengan tenaga penggerak mesin,dan ukuran GT 105 atau lebih
untuk kapal tanpa tenaga penggerak mesin,harus disijil oleh pejabat
Pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri.

b. Yang dimaksud dengan disijil adalah memasukkan kedalam Buku


Sijil yang merupakan buku yang berisi daftar awak kapal yang
bekerja diatas kapal. Sesuai dengan jabatannya setelah memenuhi
persyaratan tertentu..

c. Sijil awak kapal diatur dalam pasal 341,375 dan 376 KUHD dan
mempunyai sifat deklaratif saja.

d. Menurut KUHD sijil kapal adalah daftar dari semua orang yang
harus melakukan dinas sebagai anak kapal.Dinas anak kapal adalah

13
pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang diterima untuk bekerja
dikapal kecuali pekerjaan Nakhoda.

Adapun cara untuk mengakhir ikatan kerja laut yang dilakukan secara
sah dan tidak sah. Adapun cara untuk mengakhiri ikatan kerja laut ini
secara sah, yaitu :

Pengakhiran secara sah,adalah :

1. Kedua belah pihak menyetujui.

2. PKL sudah berakhir.

3. Salah satu pihak membayar kompensasi

4. Pelaut meninggal dunia

5. Alasan mendesak

6. Alasan penting.

Alasan mendesak bagi majikan ialah tindakan ,sifat atau prilaku pihak
buruh yang mengakibatkan bahwa dari pihak majikan secara wajar
tidak dapat dibenarkan (tolerir) untuk melanjutkan hubungan
kerja,adalah :

1. Pelaut menipu waktu pembuatan PKL

2. Tidak cakap untuk melakukan tugasnya.

3. Suka mabuk,madat dan perbuatan buruk lainnya

4. Mencuri atau melakukan penggelapan

5. Menganiaya,menghina majikan atau teman sekerja.

6. Menolak perintah majikan /atasan.

7. Dicabut kewenangan untuk bekerja dikapal

8. Membawa barang selundupan

14
F. NAKHODA

Nakhoda adalah seorang pemimpin kapal. Istilah kapten pula


digunakan bagi seorang nakhoda yang pernah mengawal
sebuah kapal. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Nakhoda adalah perwira laut yg memegang komando
tertinggi di atas kapal niaga/ kapten kapal.

UU. No.21 Th. 1992 dan juga pasal 341.b KUHD dengan tegas
menyatakan bahwa nahkoda adalah pemimpin kapal, kemudian
dengan menelaah pasal 341 KUHD dan pasal 1 ayat 12 UU. No.21
Th.1992, maka definisi dari nahkoda adalah sebagai berikut :

“ Nahkoda kapal ialah seseorang yang sudah menanda tangani


Perjanjian Kerja Laut (PKL) dengan Pengusaha Kapal dimana
dinyatakan sebagai nahkoda, serta memenuhi syarat sebagai
nahkoda dalam arti untuk memimpin kapal sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku “

Pasal 342 KUHD secara ekplisit menyatakan bahwa tanggung


jawab atas kapal hanya berada pada tangan nahkoda, tidak ada yang
lain. Jadi apapun yang terjadi diatas kapal menjadi tanggung jawab
nahkoda, kecuali perbuatan kriminal.

“ Misalkan seorang Mualim sedang bertugas dianjungan sewaktu


kapal mengalami kekandasan. Meskipun pada saat itu nahkoda
tidak berada di anjungan kapal, akibat kekandasan itu tetap menjadi
tanggung jawab nahkoda kapal.”

“ Contoh yang lain seorang Masinis sedang bertugas di Kamar


Mesin ketika tiba-tiba terjadi kebakaran dari kamar mesin. Maka
akibat yang terjadi karena kebakaran kapal itu tetap menjadi
tanggung jawab nahkoda. “

Jika dilihat dari tugasnya maka secara garis besar dan kesimpulan
tanggung jawab dari seorang nahkoda ialah:

1. Mempersiapkan kapal dengan baik baik dokumen kapal maupun


kelengkapan untuk keselamatan kapal.

15
2. Menjaga dan bertanggung jawab terhadap awak kapal sesuai
prosedur.

3. Membuat kapalnya layak laut (seaworthy)

4. Bertanggung jawab atas keselamatan perjalanan pelayaran


kapal laut.

5. Mematuhi perintah dari pemilik atau pengusaha kapal selama


masih sesuai dengan peraturan undang - undang yang berlaku.
lihat peraturan pemerintah disini.

Dalam perundang undangan juga sudah tertera dan dicantumkan tugas


serta tanggung jawab yang harus dijalankan perintahnya seperti:

a. Sebagai Pemegang Kewibawaan Umum di atas kapal. (pasal 384,


385 KUHD serta pasal 55 UU. No. 21 Th. 1992).

b. Sebagai Pemimpin Kapal. (pasal 341 KUHD, pasal 55 UU. No. 21


Th. 1992 serta pasal 1/1 (c) STCW 1978).

c. Sebagai Penegak Hukum. (pasal 387, 388, 390, 394 (a) KUHD,
serta pasal 55 No. 21 Th. 1992).

d. Sebagai Pegawai Pencatatan Sipil. (Reglemen Pencatatan Sipil bagi


Kelahiran dan Kematian, serta pasal 55 UU. No. 21. Th. 1992).

e. Sebagai Notaris. (pasal 947 dan 952 KUHPerdata, serta pasal 55


UU. No. 21, Th. 1992).

16
a) Tugas seorang Nahkoda Kapal sebagai pemegang kewibawaan
umum

Maksudnya adalah bahwa semua orang yang berada di atas kapal,


siapapun dia tanpa kecuali seharusnya taat dan patuh kepada perintah-
perintah yang di berikan oleh seorang nahkoda, hal ini demi terciptanya
keamanan serta ketertiban di atas kapal.
Sehingga tidak ada satu alasan apapun yang dibuat oleh orang-orang yang
ada di atas kapal untuk menentang dari perintah yang diberikan oleh
seorang nahkoda kapal selama perintah itu masih sesuai dengan aturan
serta tidak menyimpang dari peraturan perundang-undangan.

Jika terdapat penentangan terhadap perintah dari nahkoda, hal ini


merupakan pelanggaran hukum, dan ini sesuai dengan pasal 459 dam 460
KUH. Pidana, serta pasal 118 UU. No.21, Th. 1992. Jadi jika menentang
perintah dari atasan bagi awak kapal dianggap menentang perintah
nahkoda karena atasan itu bertindak untuk dan atas nama nahkoda.

b) Tugas Seorang Nahkoda Kapal Sebagai Pemimpin Kapal

Tugas Nahkoda adalah bertanggung jawab pada saat sedang membawa


kapal untuk berlayar dari pelabuhan yang satu menuju ke pelabuhan yang
lain, atau dari tempat yang satu menuju ke tempat lain dengan selamat
aman sampai tujuan terhadap semua penumpang dan semua barang
muatannya.

c) Tugas Seorang Nahkoda Kapal Sebagai Penegak Hukum

Nahkoda kapal juga mengemban tugas yaitu sebagai penegak atau abdi
hukum yang ada di atas kapal sehingga apabila terjadi peristiwa atau
kejadian yang ada diatas kapal, maka nahkoda memiliki wewenang untuk
bertindak selaku Polisi atau Jaksa. Dalam kaitannya selaku penegak
hukum,

Nahkoda dapat mengambil tindakan antara lain :

1. Menahan /mengurung tersangka di atas kapal

17
2. Membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP)

3. Mengumpulkan bukti-bukti

4. Menyerahkan tersangka dan bukti-bukti serta. Berita Acara


Pemeriksaan (BAP) pada pihak Polisi atau Jaksa di pelabuhan pertama
yang disinggahi.

d) Tugas Seorang Nahkoda Kapal sebagai Pegawai Catatan Sipil

Jika pada sebuah kapal terjadi suatu peristiwa misalnya terdapat kelahiran
dan kematian maka seorang nahkoda kapal berwenang untuk bertindak
selaku Pegawai Catatan Sipil. Tindakan-tindakan apa saja yang harus
dilakukan oleh seorang nahkoda jika di dalam pelayaran terjadi kelahiran
antara lain :

1. Membuat Berita Acara Kelahiran dengan 2 orang saksi (biasanya


Perwira kapal)

2. Mencatat terjadinya kelahiran tersebut dalam Buku Harian Kapal

3. Menyerahkan Berita Acara Kelahiran tersebut pada Kantor Catatan


Sipil di pelabuhan pertama yang disinggahi.

Jika kalau terjadi kematian :

1. Membuat Berita Acara Kematian dengan 2 orang saksi (biasanya


Perwira kapal)

18
2. Mencatat terjadinya kematian tersebut dalam Buku Harian Kapal

3. Menyerahkan Berita Acara Kematian tersebut pada Kantor Catatan


Sipil di pelabuhan pertama yang disinggahi

4. Sebab-sebab kematian tidak boleh ditulis dalam Berita Acara Kematian


maupun Buku Harian Kapal, karena wewenang membuat visum ada
pada tangan dokter
Apabila kelahiran maupun kematian terjadi di luar negeri, Berita
Acaranya diserahkan pada Kantor Kedutaan Besar R.I. yang berada di
negara yang bersangkutan.

e) Tugas Seorang Nahkoda Kapal Sebagai Notaris

- Membuat akte wasiat seseorang yang ada diatas kapal dengan


disaksikan oleh dua orang saksi
- Membuat akte perjanjian antara pelayar yang berada dalam
kapalnya, juga harus ada dua orang saksi.

Surat wasiat tersebut diatas ,hanya berlaku untuk sementara


waktu ,adapun batas waktunya sampai 6 bulan.

G. PERJANJIAN KERJA LAUT ( PKL )

 Perjanjian Kerja Laut (PKL) adalah perjanjian yang dibuat


antara seorang pengusaha kapal disatu pihak dengan seorang
buruh dipihak lain,dengan mana pihak tersebut terakhir
menyanggupi untuk dibawah perintah pengusaha itu melakukan
pekerjaan dengan mendapat upah baik sebagai nakhoda atau
anak kapal.(KUHD ps 395)
 Perjanjian Kerja Laut (PKL) adalah perjanjian kerja perorangan
yang ditanda tangani oleh pelaut Indonesia dengan pengusaha
angkutan di perairan (PP 7 thn.2000).

Menurut KUHD PKL antara pengusaha kapal harus dibuat tertulis


tetapi tidak harus dihadapan pejabat Pemerintah ,tetapi PKL untuk
anak kapal harus tertulis dan dibuat dihadapan pejabat
Pemerintah.Tetapi sesuai Peraturan Pemerintah No.7 tahun 2000
semua PKL harus diketahui oleh Pejabat Pemerintah yang ditunjuk
oleh Menteri.

19
Bila PKL ingin diputuskan dengan alasan mendesak maka harus
disampaikan secepat mungkin kepada pihak lain.Apabila tidak
disampaikan secepat mungkin maka alasan mendesak berubah
menjadi alasan penting.Untuk pemutusan denga alasan penting
harus diajukan melalui Pengadilan Negeri atau kalau diluar Negeri
melalui Perwakilan R.I

Selain dari PKL kita mengenal Perjanjian Kerja Kolektif (PKK)


atau disebut juga Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) yaitu
perjanjian antara satu atau beberapa pengusaha kapal dengan satu
atau beberapa organisasi perburuhan.

a. Alasan mendesak dari pihak buruh adalah keadaan yang


mengakibatkan pihak buruh secara wajar tidak dapat ditolerir
untuk melenjutkan hubungan kerja,misalnya:

1. Majikan menganiaya,mengancam atau menghina secara


kasar.
2. Membujuk untuk berbuat hal-hal yang bertentangan dengan
undang-undang.
3. Tidak membayar upah pada waktunya.
4. Melalaikan kewajiban yang dibebankan dalam PKL
5. Bila kapal dioperasikan untuk penyelundupan
6. Bila makanan tidak layak.
7. Bila tempat tinggal dikapal jelek sehingga mempengaruhi
kesehatan
b. Keuntungan dari KKB adalah :
1. Persyaratan kerja sudah ditentukan.
2. Berlaku secara luas dan dalam waktu tertentu.
3. Pelaut tidak harus bernegosiasi setiap pembuatan PKL karena
PKL tidak boleh bertentangan dengan KKB.

Isi Dari Perjanjian Kerja Laut


a. Nama dari Pengusaha dan pelaut.
b. Tanggal pembuatan

20
c. Jenis PKL
d. Hak-hak pelaut termasuk upah.
e. Kewajiban Pelaut
f. Hak pengusaha
g. Kewajiban pengusaha
h. Jabatan dikapal
i. Pelayaran yang akan ditempuh (untuk PKL berdasarkan
perjalanan)
j. Lamanya perjanjian (PKL waktu tertentu)
k. Pernyataan yang berisi : Undang-undang atau peraturan yang
berlaku dalam penentuan hari libur atau cuti
l. Hak dan kewajiban pelaut
m. Hak dan kewajiban pengusaha.
n. Tanda tangan tenaga kerja, pengusaha pelayaran dan syahbandar.
o. Tanggal ditandatanganinya atau disahkannya perjanjian kerja
laut tersebut.
p. Perihal pengakhiran hubungan kerja.
q. Penyelesaian perselisihan (PP No. 7 tahun 2000)
r. Jabatan pelaut di kapal
s. Tanda tangan buruh, majikan dan syahbandar
t. Tanggal di tanda tanganinya atau disyahkannya perjanjian kerja
laut. Berlakunya Perjanjian Kerja Laut adalah seperti yang telah
ditetapkan dalam perjanjian atau setelah pelaut terdaftar dalam
sijil anak buah kapal. Jika tidak ada keterangan apa-apa, maka
Perjanjian Kerja Laut berlaku mulai tanggal penanda tanganan
(pasal 408 dan 413 KUHD)

Ada 2 macam pengakhiran untuk pensijilan secara umum, yaitu :

a. Pengakhiran secara sah :

1. Kedua belah pihak menyetujui.

21
2. PKL sudah berakhir.

3. Salah satu pihak membayar kompensasi

4. Pelaut meninggal dunia

5. Alasan mendesak

6. Alasan penting.

b. Pengakhiran secara tidak sah :

a. Kedua belah pihak tidak menyetujui

b. Pihak yang mengikuti PKL meninggalkan kapal tanpa


sepengetahuan nakhoda atau muali

c. Mencuri barang – barang yang ada dikapal

d. Mabuk

e. Dan lain – lain

Jenis Jenis Perjanjian Kerja Laut ( PKL )


a. Perjanjian Kerja laut secara Periode
b. Perjanjian Kerja laut secara tak tertentu
c. Perjanjian Kerja laut secara trip

22
a) PKL yang diselenggarakan untuk waktu tertentu atau perjanjian
kerja laut periode, misal: untuk 2 (dua)tahun, 5(lima) tahun atau
10(sepuluh) tahun, dan lain-lain. Dalam perjanjian ini para pihak telah
menentukan secara tegas mengenai lamanya waktu untuk saling
mengikatkan diri, dimana masing-masing pihak mempunyai
hak dan kewajiban. Pada Perjanjian Kerja Laut ini biasanya
disebutkan atau ditentukan juga kapal dan trayeknya.
b) PKL yang diselenggarakan untuk waktu tidak tertentu..
Dalam perjanjian ini hubungan kerja berlaku terus sampai ada
pengakhiran oleh para pihak atau sebaliknya hubungan kerja
berakhir dalam waktu dekat (besok), besok lusa dan sebagainya
jika memang salah satu pihak ataupun para pihak menghendakinya.
Perjanjian Kerja Laut yang tidak ditetapkan masa berlakunya. Dalam
perjanjian kerja laut jenis ini berakhirnya sesuai dengan persetujuan
kedua belah pihak
c) PKL yang diselenggarakan untuk satu atau beberapa
perjalanan atau trip adalah perjanjian kerja laut yang
diselenggarakan berdasarkan pelayaran yang diadakan perusahaan
pelayaran dari suatu pelabuhan ke pelabuhan lain.PKL jika ditinjau
dari sudut perbedaan perjanjian kerja laut dalam Undang-undang,
yaitu menyangkut persoalan alasan-alasan yang sah untuk melakukan
pemutusan hubungan kerja,maka perjanjian kerja laut dapat
dikelompokkan menjadi 2 :
 Perjanjian kerja laut untuk nahkoda.
 Perjanjian kerja laut untuk anak buah kapal.

Perbedaan antara kedua jenis ini menyangkut persoalan alasan-alasan


yang sah untuk pemutusan hubungan kerja.
PKL dilihat dari pihak yang mengikatkan diri, perjanjian kerja laut
terbagi menjadi 2 (dua) yaitu :
a. Perjanjian kerja laut pribadi atau perseorangan, yaitu perjanjian
kerja laut yang dibuat antara seorang tenaga kerja dengan perusahaan
pelayaran.
b. Perjanjian kerja laut kolektif atau Kesepakatan Kerja Bersama (KKB)
yaitu perjanjian kerja laut yang
dibuat antara perusahaan pelayaran atau gabungan perusahaan
pelayaran dengan gabungan tenaga kerja

Faktor yang penting diperhatikan saat penandatanganan PKL antara


lain

23
1. Kebijaksanaan dan administrasi perusahaan (terkait financial dan
aturan yang mengikatnya).
2. Pengawasan (penilaian kerja).
3. Gaji (gaji pokok, uang lembur, fee, bonus, tunjangan dll).
4. Hubungan antar pribadi (struktur organisasi di kapal dan perusahaan).
5. Kondisi pekerja (jaminan penempatan sesuai keahlian dan
keterampilannya).
6. Keamanan kerja (jaminan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan di
atas kapal)

Cara Mengakhiri PKL

a. Secara Biasa atau alasan wajar :

1. Perjanjian berakhir sesuai waktunya

2. Pelaut meninggal

3. Atas persetujuan kedua belah pihak

4. Perjanjian tidak syah

5. Salah satu pihak tidak setuju selama masa percobaan

6. Perusaahaan bangkrut atau likwidasi

b. Secara Luar biasa atau alasan mendesak Dilihat dari sisi Pengusaha :

1. Penghinaan atau penganiayaan secara kasar oleh awak kapal

2. Tidak datang kekapal setelah menandatangani PKL

3. Tidak cakap untuk bekerja dikapal sesuai dengan apa yang telah
ditetapkan

4. Melakukan tindakan kriminal diatas kapal atau tersangkut perkara


pidana

c. Dilihat dari sisi Pelaut :

24
1. Tempat tinggal dan makanan dikapal tidak layak

2. Pengusaha menggunakan kapalnya untuk tindakan kriminal

3. Perintah berlayar kepelabuhan musuh

4. Kapal berlayar menyimpang dari apa yang dicantumkan dalam PKL

BAB III

TEMUAN

25
A. Keterlaksanaan dan faktor pendukung

Puji syukur kehadirat Allah SWT, di karenakan penulis dapat


melaksanakan tepat waktu dalam melaksanakan pengerjaan proyek
tugas akhir ini, dan dapat berjalan lancar dikarenakan oleh beberapa
faktor pendukung yaitu :

1. Lingkungan yang kondusif.


2. Waktu yang diberi cukup.
3. Pembimbing yang dapat bekerja sama dengan baik.
4. Serta orang tua yang telah mensuport penulis selama penulisan
tugas akhir ini.

Disaamping adanya faktor pendukung di atas, ada pula beberapa


faktor penghambat yang mengurangi keefektifan dalam proses
pengerjaan, antara lain :

1. Sarana dan prasarana yang kurang memadai.


2. Terbatasnya dana.
3. Alat yang tersedia jumblahnya terbatas.
4. Banyaknya kegiatan dari penulis itu sendiri.

B. Manfaat yang dirasakan

Hasil dari mengerjakan proyek tugas akhir ini memiliki manfaat


yang luar biasa bagi penulis, manfaat tersebut antara lain :

1. Menambah ilmu pengetahuan .


2. Meningkatkan kedisiplinan.
3. Meningkatkan kreatifitas.
4. Serta menjadi pengalaman baru bagi para penulis.

C. Pengembangan / Tidak lanjut

Tugas akhir ini adalah suatu mode atau metode pembelajaran


yang mengembangkan peserta didik untuk membuat suatu produk yang
sebenarnya mencakup pada pernyataan di atas, maka setelah tugas
akhir ini selesai, akan mengembangkan dan menindak lanjuti dengan
lebih meningkatkan kompetensi yang di kuasai, yaitu untuk

26
menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomis, dan kelak
menjadi tenaga kerja yang kompeten, handal dan profesional.

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

27
Dengan mengacu pada hasil pelaksanaan kegiatan proses
tugas akhir yang merupakan suatu tuntutan kurikulum bagi
siswa/i atau taruna/i SMK. Puji syukur penyusun dapat
menyelesaikan Laporan Hasil Proyek Tugas Akhir. Isi dari
laporan ini adalah mengenai langkah – langkah pembuatan
laporan yang berjudul SIJIL AWAK KAPAL. Selain dari itu,
perhitungan anggaran biaya yang diperlukan dalam pembuatan
Tugas Akhir. Ini tercantum didalamnya beserta tentang
perhitungan biaya bahan yang dipakai.

Setelah melalui berbagai macam proses pengerjaan,


hambatan – hambatan dan pengalaman lainnya yang dialami
peserta uji dalam pelaksanaan Proyek Tugas Akhir ini. Semoga
dapat dijadikan acuan untuk kopetensi siswa/i dan dapat berguna
dimasa yang akan datang. Selain dari pada itu, setelah
melaksanakan kegiatan Proyek Tugas Akhir ini, siswa/i dituntut
untuk dapat :

1. Membuat proposal sebagai acuan untuk membuat


produk/jasa

2. Membuat produk atau jasa sesuai dengan proposal yang


dibuat

3. Membuat laporan sebagai hasil dalam proses


pengerjaanya

4. Mempersentasikan produk atau jasa kepada tim penilai


atau juri

Dari kesimpulan diatas, kita dapat mengetahui behwa kaitan


antar dunia industri dengan dunia pendidikan khususnya SMK
tidak dapat dipisahkan karena dunia industri sangat

28
membutuhkan tenaga kerja yang sudah terdidik, terlatih, dan
siap dipakai antara pihak sekolah dan industri haruslah menjadi
suatu hubungan yang baik

B. SARAN

Setelah melaksanakan Proyek Tugas Akhir ini, saya sebagai


penyusun menyarankan :

1. Peserta ujian diharapkan dapat bekerja dengan sungguh –


sungguh dengan memanfaatkan waktu seefektif mungkin

2. Guru – guru program keahlian lebih bersikap tegas dalam


membimbing peserta ujian

3. Buku – buku untuk produktif dilengkapi

29

Anda mungkin juga menyukai