PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
BAB II
A. AWAK KAPAL
Awak kapal adalah mereka yang tercantum dalam daftar anak kapal
( KUHD ) , sedangkan Anak buah kapal adalah anak kapal selain
Nakhoda ataupun pemimpin kapal
a. Pelayar adalah Semua orang yang ada di kapal ( UU No. 21 )
di kapal selain Nakhoda
b. Perwira adalah mereka yang dalam daftar anak kapal di
berikan pangkat sebagai perwira
c. Pelaut adalah setiap orang yang mempunyai kualifikasi
keahlian atau ketrampilan sebagai awak kapal ( PP 7/ 2000 )
d. Anak Buah Kapal adalah mereka- mereka yang disebutkan
sebagai anak buah kapal tetapi tidak menjabat sebagai
perwira kapal
2
1) Awal Kapal
Persyaratan seseorang menjadi Awak Kapal antara lain :
a) Memiliki sertifikat kepelautan
b) Sehat jasmani dan rohani
c) Memiliki sertifikat pengukuhan
d) Memliki PKL
e) Di Sijil
f) Memiliki buku pelaut
Keterangan :
a. Memiliki sertifikat kepelautan :
Sertifikat keahlian pelaut
Sertifikat keterampilan
b. Sehat jasmani dan rohani :
Dibuktikan dari hasil pemeriksaan yang khusu dilakukan,
untuk itu oleh rumah sakit yang ditetapkan
c. Memiliki sertifikat pengukuhan
Bagi pelaut yang akan memegang jabatan OOW diwajibkan
memiliki sertifikat pengukuhan. Persyaratan Pengukuhan,
antara lain :
1) Photo copy sertifikat keahlian pelaut
2) Photo copy buku pelaut
3) Photo copy sertifikat keterampilan pelaut
4) Pas photo 3 x 4 sebanyak 1 lembar
3
3. Memiliki buku pelaut
a. Merupakan dokumen yang harus dimiliki oleh WNI yang berkerja
sebagai awak kapal niaga dan perikanan, yang juga merupakan
buku identitas pelaut
b. Buku tidak diwajibkan bagi yang tidak membuat PKL
c. Buku pelaut diberikan kepada :
- Pelaut yang memiliki PKL yang masih berlaku
- Memegang sertifikat kepelautan
- Taruna prola
4. Persyaratan mendapatkan buku pelaut baru mengajukan permohonan
dengan melampirkan :
a. Surat pernyataan belum pernah memiliki buku pelaut
b. PKL yang masih berlaku / copy ijazah kepelautan atau surat
keterangan prola
c. Surat keterangan masa berlayar
d. Surat keterangan sehat jasmani dan rohani
5. Hak - Hak Awak Kapal
4
Upah tersebut dapat bertambah , apabila :
- Kerja lembur
- Bonus dari kerja lebih / mendapat tugas lain
- Bonus karena kerja luar biasa
5
d. Hak atas parawatan dan pengobatan pada waktu sakit atau
kecelakaan di kapal
Ketentuannya :
- Diwaktu sakit selama tinggal dikapal ,mendapat upah penuh,
dan apabila tidak berada di kapal mendapat upah 80% selama 26
minggu ( setengah tahun )
6
7) Wajib membantu memberikan pertolongan dalam penyelamatan
kapal dengan muatan ddengan menerima upah tambahan
8) Menyediakan diri untuk Nakhoda selama 3 hari setelah habis
kontrak nya untuk kepentingan membuat kisah kapal
7
B. DAFTAR/STRUKTUR AWAK KAPAL
8
C. DISIJILKAN
1. Syarat Penyijilan :
a. Disijilkan pada buku Sijil bagi kapal Niaga dan perikanan
b. Dengan disijilkan sesesorang syah menjadi awak kapal
c. Untuk disijilkan seseorang harus mempunyai PKL
d. Buku sijil tidak diwajibkan bagi kapal :
Kapal motor kurang dari GT 35
Kapal layar kurang dari GT 105
Kapal untuk pelayaran percobaan
e. Penyijilan dan buku sijil ditanda tangani oleh Nakhoda dan
pejabat yang berwenang
f. Permohonan diajukan oleh perusahaan pelayaran dengan
melampirkan :
PKL
Daftar awak kapal
2. Yang tidak boleh disijilkan ( oleh syahbandar )
a. Tidak mempunyai PKL
b. Tersangkut dalam kejahatan politik
c. Anggota ABRI / PNS yang melarikan diri
d. Masih dalam ikatan kerja dengan pemerintah perusahaan
e. Usia kurang dari 16 tahun
9
3. Hal penting lain mengenai sijil awak kapal :
a. Sijil awak kapal bebas dari materai
b. Dalam sijil awak kapal juga berisi :
Dinas anak kapal hanya dapat dijalankan oleh mereka yang namanya
tercantum dalam Sijil Awak Kapal
10
E. ISI SIJIL AWAK KAPAL
Penyijilan ini dibuat dihadapan pegawai pendaftaran awak kapal.
Formatnya, sudah ditentukan, merupakan akta otentik, disusun
rangkap dua. ( pasal.341 KUHD ), ditanda tangani oleh Nakhoda
dan pegawai tesebut. Isi dari sijil tersebut antara lain adalah sebagai
berikut : Nama kapal, jenis pelayaran, nama pengusaha atau ship
owner, nama Nakhoda, nama awak kapal, dan kedudukan awak
kapal sesuai dengan statusnya .
11
Surat permohonan dari pengusaha, bila dibuat dikantor
d) Sijil Awak Kapal ialah daftar nama perwira dan anak buah kapal
(ABK) yang menjalankan dinas dalam kapal yang bersangkutan,
yang dapat dirinci sebagai berikut :
- Setiap Perwira dasn ABK yang telah membuat Perjanjian
Kerja Laut (PKL) ; serta yang diwajibkan menjalankan
dinas anak kapal ;
- Orang-orang lain, yang dengan persetujuan pengusaha
kapal atas tanggungan sendiri melakukan suatu
perusahaan di kapal, misalnya : tukang cukur, pemilik
toko yang menjual barang-barang keperluan sehari-hari
bagi pelayar ;
- Orang-orang lain yang telah membuat perjanjian kerja
dengan majikan selain pengusaha kapal, yang mewajibkan
mereka untuk bekerja pada majikan lain tersebut
e) Pembagian Empat Golongan Sijil Awak Kapal
12
penumpang gelap, penumpang tidak bertiket dan
tidak mampu membayar uang angkutan. Nakhoda
berwenang mepekerjakan orang ini menurut
kemampuannya dalam dinas anak kapal, hingga
pelabuhan pertama untuk menurunkannya dari
kapal
buruh tenaga pengganti yang diterima ditengah
perjalanan dapat dipekerjakan dalam dinas anak
kapal hingga pelabuhan pertama yang disinggahi,
dimana dia harus membuat Perjanjian Kerja Laut
(PKL) di muka Syahbandar / Pegawai Penmdaftar
awak kapal, lalu dimasukkan dalam sijil awak kapal
penumpang, yang dalam keadaan darurat
mengerjakan pekerjaan kapal. Mereka tidak masuk
dalam sijil awak kapal, dan akibatnya pekerjaan
yang dilakukan tidak termasuk dalam dinas anak
kapal.
Ketentuan Sijil
c. Sijil awak kapal diatur dalam pasal 341,375 dan 376 KUHD dan
mempunyai sifat deklaratif saja.
d. Menurut KUHD sijil kapal adalah daftar dari semua orang yang
harus melakukan dinas sebagai anak kapal.Dinas anak kapal adalah
13
pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang diterima untuk bekerja
dikapal kecuali pekerjaan Nakhoda.
Adapun cara untuk mengakhir ikatan kerja laut yang dilakukan secara
sah dan tidak sah. Adapun cara untuk mengakhiri ikatan kerja laut ini
secara sah, yaitu :
5. Alasan mendesak
6. Alasan penting.
Alasan mendesak bagi majikan ialah tindakan ,sifat atau prilaku pihak
buruh yang mengakibatkan bahwa dari pihak majikan secara wajar
tidak dapat dibenarkan (tolerir) untuk melanjutkan hubungan
kerja,adalah :
14
F. NAKHODA
UU. No.21 Th. 1992 dan juga pasal 341.b KUHD dengan tegas
menyatakan bahwa nahkoda adalah pemimpin kapal, kemudian
dengan menelaah pasal 341 KUHD dan pasal 1 ayat 12 UU. No.21
Th.1992, maka definisi dari nahkoda adalah sebagai berikut :
Jika dilihat dari tugasnya maka secara garis besar dan kesimpulan
tanggung jawab dari seorang nahkoda ialah:
15
2. Menjaga dan bertanggung jawab terhadap awak kapal sesuai
prosedur.
c. Sebagai Penegak Hukum. (pasal 387, 388, 390, 394 (a) KUHD,
serta pasal 55 No. 21 Th. 1992).
16
a) Tugas seorang Nahkoda Kapal sebagai pemegang kewibawaan
umum
Nahkoda kapal juga mengemban tugas yaitu sebagai penegak atau abdi
hukum yang ada di atas kapal sehingga apabila terjadi peristiwa atau
kejadian yang ada diatas kapal, maka nahkoda memiliki wewenang untuk
bertindak selaku Polisi atau Jaksa. Dalam kaitannya selaku penegak
hukum,
17
2. Membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP)
3. Mengumpulkan bukti-bukti
Jika pada sebuah kapal terjadi suatu peristiwa misalnya terdapat kelahiran
dan kematian maka seorang nahkoda kapal berwenang untuk bertindak
selaku Pegawai Catatan Sipil. Tindakan-tindakan apa saja yang harus
dilakukan oleh seorang nahkoda jika di dalam pelayaran terjadi kelahiran
antara lain :
18
2. Mencatat terjadinya kematian tersebut dalam Buku Harian Kapal
19
Bila PKL ingin diputuskan dengan alasan mendesak maka harus
disampaikan secepat mungkin kepada pihak lain.Apabila tidak
disampaikan secepat mungkin maka alasan mendesak berubah
menjadi alasan penting.Untuk pemutusan denga alasan penting
harus diajukan melalui Pengadilan Negeri atau kalau diluar Negeri
melalui Perwakilan R.I
20
c. Jenis PKL
d. Hak-hak pelaut termasuk upah.
e. Kewajiban Pelaut
f. Hak pengusaha
g. Kewajiban pengusaha
h. Jabatan dikapal
i. Pelayaran yang akan ditempuh (untuk PKL berdasarkan
perjalanan)
j. Lamanya perjanjian (PKL waktu tertentu)
k. Pernyataan yang berisi : Undang-undang atau peraturan yang
berlaku dalam penentuan hari libur atau cuti
l. Hak dan kewajiban pelaut
m. Hak dan kewajiban pengusaha.
n. Tanda tangan tenaga kerja, pengusaha pelayaran dan syahbandar.
o. Tanggal ditandatanganinya atau disahkannya perjanjian kerja
laut tersebut.
p. Perihal pengakhiran hubungan kerja.
q. Penyelesaian perselisihan (PP No. 7 tahun 2000)
r. Jabatan pelaut di kapal
s. Tanda tangan buruh, majikan dan syahbandar
t. Tanggal di tanda tanganinya atau disyahkannya perjanjian kerja
laut. Berlakunya Perjanjian Kerja Laut adalah seperti yang telah
ditetapkan dalam perjanjian atau setelah pelaut terdaftar dalam
sijil anak buah kapal. Jika tidak ada keterangan apa-apa, maka
Perjanjian Kerja Laut berlaku mulai tanggal penanda tanganan
(pasal 408 dan 413 KUHD)
21
2. PKL sudah berakhir.
5. Alasan mendesak
6. Alasan penting.
d. Mabuk
22
a) PKL yang diselenggarakan untuk waktu tertentu atau perjanjian
kerja laut periode, misal: untuk 2 (dua)tahun, 5(lima) tahun atau
10(sepuluh) tahun, dan lain-lain. Dalam perjanjian ini para pihak telah
menentukan secara tegas mengenai lamanya waktu untuk saling
mengikatkan diri, dimana masing-masing pihak mempunyai
hak dan kewajiban. Pada Perjanjian Kerja Laut ini biasanya
disebutkan atau ditentukan juga kapal dan trayeknya.
b) PKL yang diselenggarakan untuk waktu tidak tertentu..
Dalam perjanjian ini hubungan kerja berlaku terus sampai ada
pengakhiran oleh para pihak atau sebaliknya hubungan kerja
berakhir dalam waktu dekat (besok), besok lusa dan sebagainya
jika memang salah satu pihak ataupun para pihak menghendakinya.
Perjanjian Kerja Laut yang tidak ditetapkan masa berlakunya. Dalam
perjanjian kerja laut jenis ini berakhirnya sesuai dengan persetujuan
kedua belah pihak
c) PKL yang diselenggarakan untuk satu atau beberapa
perjalanan atau trip adalah perjanjian kerja laut yang
diselenggarakan berdasarkan pelayaran yang diadakan perusahaan
pelayaran dari suatu pelabuhan ke pelabuhan lain.PKL jika ditinjau
dari sudut perbedaan perjanjian kerja laut dalam Undang-undang,
yaitu menyangkut persoalan alasan-alasan yang sah untuk melakukan
pemutusan hubungan kerja,maka perjanjian kerja laut dapat
dikelompokkan menjadi 2 :
Perjanjian kerja laut untuk nahkoda.
Perjanjian kerja laut untuk anak buah kapal.
23
1. Kebijaksanaan dan administrasi perusahaan (terkait financial dan
aturan yang mengikatnya).
2. Pengawasan (penilaian kerja).
3. Gaji (gaji pokok, uang lembur, fee, bonus, tunjangan dll).
4. Hubungan antar pribadi (struktur organisasi di kapal dan perusahaan).
5. Kondisi pekerja (jaminan penempatan sesuai keahlian dan
keterampilannya).
6. Keamanan kerja (jaminan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan di
atas kapal)
2. Pelaut meninggal
b. Secara Luar biasa atau alasan mendesak Dilihat dari sisi Pengusaha :
3. Tidak cakap untuk bekerja dikapal sesuai dengan apa yang telah
ditetapkan
24
1. Tempat tinggal dan makanan dikapal tidak layak
BAB III
TEMUAN
25
A. Keterlaksanaan dan faktor pendukung
26
menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomis, dan kelak
menjadi tenaga kerja yang kompeten, handal dan profesional.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
27
Dengan mengacu pada hasil pelaksanaan kegiatan proses
tugas akhir yang merupakan suatu tuntutan kurikulum bagi
siswa/i atau taruna/i SMK. Puji syukur penyusun dapat
menyelesaikan Laporan Hasil Proyek Tugas Akhir. Isi dari
laporan ini adalah mengenai langkah – langkah pembuatan
laporan yang berjudul SIJIL AWAK KAPAL. Selain dari itu,
perhitungan anggaran biaya yang diperlukan dalam pembuatan
Tugas Akhir. Ini tercantum didalamnya beserta tentang
perhitungan biaya bahan yang dipakai.
28
membutuhkan tenaga kerja yang sudah terdidik, terlatih, dan
siap dipakai antara pihak sekolah dan industri haruslah menjadi
suatu hubungan yang baik
B. SARAN
29