Jika lo naik pesawat dengan jenis pelayanan full service – awak kabin dari maskapai
tersebut akan menyediakan makanan dan minuman tanpa biaya tambahan. Namun, jika
ditelisik lebih dalam, di aturan ini terdapat beberapa ketentuan:
Nah, kalau jenis pelayanan yang kedua atau medium service – berdasarkan SOP yang ada
di jenis pelayanan maskapai yang satu ini – para awak kabin hanya akan menyediakan
makanan ringan dan minuman mineral tanpa biaya tambahan.
Berdasarkan pengalaman Tim Super Adventure yang sempat beberapa kali melakukan
penerbangan dengan layanan penerbangan medium service – biasanya akan diberikan
air mineral dan roti untuk sarapan. Mungkin hal ini terkait dengan waktu penerbangan
pada saat itu yang pagi-pagi sekali.
Jumlah makanan dan minuman yang diberikan pun tidak banyak. Masing-masing jenis
hanya satu saja. Tidak lama setelah diberikan, para awak kabin juga akan berjalan lagi
di lorong kabin pesawat untuk meminta sampah dari makanan dan minuman yang
sebelumnya sudah dibagikan.
Asumsinya – daripada dibuang sembarang, lebih baik mereka sendiri lagi yang
mengumpulkan sampah – biasanya sampah plastik – karena roti dan air mineralnya
berkemas bahan plastik. Wah semoga kedepannya para maskapai memerhatikan
penggunaan plastik di bagian ini ya. Semoga bisa menggunakan bahan yang lebih ramah
lingkungan.
Biasanya jenis pelayanan no frills ini akan diberlakukan di jenis pelayanan maskapai low
cost carrier. Para awak kabin yang berada di pelayanan ini biasanya menyediakan
makanan dan minuman dengan biaya tambahan.
Biasanya – di tengah penerbangan, para awak kabin dengan trolinya akan menyusuri
lorong kabin sembari menawarkan makanan dan minuman yang mereka jajakan. Eits,
ini tidak gratis bro – ada harganya! Jadi jika lo sudah memesan, jangan lupa bayar sesuai
harga yang ada ya.
A. PENGERTIAN BILL OF LANDING
Pengertian Bill of Lading (B/L) atau biasa disebut BoL atau juga Konosemen
adalah surat tanda terima barang yang telah dimuat di dalam kapal laut yang
juga merupakan tanda bukti kepemilikan barang serta bukti adanya kontrak atau
perjanjian pengangkutan barang melalui laut.
Bill of Lading (B/L) merupakan dokumen pengkapalan yang paling penting karena
mempunyai sifat jaminan atau pengamanan. Asli B/L menunjukkan hak pemilikan atas
barang-barang dan tanpa B/L seseorang atau pihak lain yang ditunjuk tidak dapat
menerima barang-barang yang disebutkan di dalam B/L.
Selain itu B/L juga digunakan sebagai salah satu dokumen pelengkap kepabeanan
dalam proses importasi barang.
Penggunaan Bill of Lading (B/L) sebagai bagian dari dokumen yang dibutuhkan dalam
perdagangan internasional melibatkan berbagai pihak, antara lain:
Dalam pelaksanaannya saat ini, proses pengiriman barang melibatkan pihak ketiga
sebagai Intermediary. Pihak ketiga sangat membantu dalam proses pengiriman barang
lintas kota/negara, walaupun sebenarnya pihak ketiga seperti freight forwarder,
custom broker dan stevedore tidak terlibat dalam kontrak pengiriman barang (contract
of carriage).
Keberadaan forwader dalam pengiriman barang tersebut yang pada akhirnya dikenal
dua dokumen diantaranya House Bill of Lading dan Master Bill of Lading.
Pengirim barang menyerahkan barangnya kepada forwarder dan pengirim barang akan
menerima dokumen yang dinamakan House Bill of Lading.
kirim barang via laut ada banyak banget dokumen yang harus ada salah satunya adalah
Bill of Lading atau B/L. Kira-kira apa itu Bill of Lading? Bill of Lading atau B/L adalah
salah satu dokumen paling penting yang berlaku dalam kegiatan pengiriman barang
domestik maupun ekspor dan impor, jika dalam bahasa Indonesia adalah konosemen.
Bill of Lading adalah surat tanda terima barang yang telah muat dalam kapal, dan juga
menjadi bukti kepemilikan barang dan sebagai bukti adanya kontrak atau perjanjian
pengangkutan barang melalui laut. Pihak pelayaran membuat dan mengesahkan
dokumen ini. Bill of Lading adalah dokumen pengangkutan barang yang berisikan
informasi lengkap mengenai:
nama pengirim
nama kapal
data muatan
pelabuhan muat
pelabuhan bongkar
rincian freight
cara pembayarannya
nama consignee (Penerima Barang)
Fungsi B/L :
1. Tanda terima barang atau muatan yang menyatakan bahwa barang telah muat ke
atas kapal.
2. Dokumen kepemilikan yang berguna untuk pengambilan barang pada pelabuhan
pembongkaran.
3. Kontrak pengangkutan bahwa barang atau muatan akan muat ke atas kapal
hingga tempat tujuan.
Shipper: Nama pengirim barang. Bila pemilik asli dari barang memaki jasa forwarding,
biasanya nama yang tercantum pada B/L ini adalah nama forwarding dan dari pihak
forwarding sendiri yang akan mengeluarkan house B/L. Pihak forwarding
mengeluarkan dokumen ini agar pihak pelayaran tidak mengetahui siapa pemilik
barang asli untuk menghindari pembajakan dan alasan keamanan yang lainnya.
Consignee: Nama penerima barang. Sering terjadi nama consignee tertulis “To Order”
dimana B/L yang tercantum nama ini bisa untuk jual beli.
Notify party: Pihak yang harus dihubungi bila barang telah sampai di POD (Port of
Discharge).
Data Transport:
Data Barang:
1. Pada setiap bagian belakang B/L terdapat peraturan dari B/L. Pelayaran Indonesia
mengacu kepada Hague Rules. Nah sekarang anda tahu jenis B/L, cara mengisi B/L
beserta fungsinya.
Kirim barang anda sekarang bersama Prahu-Hub! dengan Prahu-Hub anda tidak harus
repot bersama dengan dokumen-dokumen yang berlimpah, Dokumen pengiriman akan
seluruhnya terdigitalisasi yang akan mempermudah memperlancar proses pengiriman
barang anda!
B. JENIS – JENIS BILL OF LANDING
Jenis-jenis Bill Of Lading (B/L)
Suatu B/L dapat dibedakan berdasarkan pernyataan yang terdapat pada B/L. Karena itu
B/L dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
Pada setiap bagian belakang B/L terdapat peraturan dari B/L. Di Indonesia sendiri
kebanyakan dari pelayaran mengacu pada Hague Rules, demikian lah data-data yang
harus di isi di B/L.
D. CHARTER PARTY
Charter party atau penyewaan kapal merupakan dokumen perjanjian antara pemilik
kapal yang menyetujui menyewakan kapalnya dengan penyewa yang menyetujui untuk
menyewa kapal tersebut. Penyewaan dapat berupa seluruh kapal atau seluruh ruang
kargo, dapat juga sebagian ruang kargo, sesuai dengan syarat dan ketentuan yang
disepakati dalam charter party.
Bagi mereka yang kapalnya disewa perlu membaca seksama dan memahami betul
setiap klausa yang tercantum di dalam perjanjian. Khususnya, pada klausa-klausa
tambahan hingga benar-benar memahaminya.
Berdasarkan Pasal 453 Ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dimana
disebutkan bahwa :“Yang diartikan dengan mencarterkan (vervrachten) dan mencarter
(bevrachten) ialah pencarteran menurut waktu (carter waktu) dan pencarteran
menurut perjalanan (carter perjalanan)”.
Charter Party terdiri dari tiga jenis utama, yaitu Bareboat Charter Party (disebut juga
demise charter), Voyage Charter Party, dan Time Charter Party.
Jenis charter party ini pada dasarnya didasarkan pada waktu, namun pemilik kapal
tidak menyediakan nakhoda maupun anak buah kapal. Penyewa kapal diberi kekuasaan
sementara waktu, seolah kapal tersebut miliknya. Penyewa bertanggung jawab atas
pengangkatan nakhoda, anak buah kapal, biaya bahan bakar, dan lainnya.
Namun, mungkin ada klausa yang menyebutkan kepala teknisi harus disetujui oleh
pemilik kapal. Penyewa kapal bertanggung jawab terhadap keselamatan kapal. Kapal
diperiksa terlebih dahulu oleh kedua pihak sebelum keberangkatan maupun setelahnya.
Charter party perlu menetapkan bahwa kondisi kapal tetap dalam kondisi baik setelah
digunakan.
Biaya sewa dalam voyage charter party didasarkan pada perjalanan tertentu. Pemilik
kapal menyetujui pengangkutan untuk satu atau sejumlah perjalanan tertentu. Penyewa
menyampaikan barang serta membayar biaya sewa. Biasanya perhitungan biaya
dihitung dari jumlah muatan atau dihitung secara borongan. Bila dikehendaki oleh
pemilik barang atau penyewa, pemilik kapal atau pengangkut perlu mengeluarkan bill of
lading atau konosemen di setiap pelayaran.
Dalam carter kapal berdasarkan waktu terdapat pada Pasal 453 KUHD yang
berbunyi :“Carter menurut waktu adalah persetujuan dengan mana pihak yang satu (si
mencarterkan) mengikatkan diri untuk selama waktu tertentu, menyediakan sebuah
kapal tertentu, kepada pihak lawannya (si pencarter) dengan maksud untuk memakai
kapal tersebut dalam pelayaran di lautan guna keperluan pihak yang terakhir ini,
dengan pembayaran suatu harga, yang dihitung menurut lamanya waktu
Dalam charter party untuk angkutan penumpang ataupun komoditi tertentu berlaku
bisa berlaku standar-standar berikut ini
1. Standard Cruise Voyage Charter Party, kode “CRUISEVOY”, yang diterbitkan oleh
BIMCO, khusus digunakan untuk angkutan penumpang
2. Continent Grain Charter Party, kode “SYNACOMEX 90”, dikhususkan untuk
pengangkutan bahan makanan berupa padi-padian.
3. Australian Wheat Charter 1990, kode “AUSWHEAT 1990”, khusus angkutan
gandum yang berasal dari Australia.
4. Standard Ore Charter Party, kode “OREVOY”, untuk pengangkutan biji besi
5. North American Grain Charter Party 1973, kode “NORGRAIN 89”, untuk
angkutan bahan makanan berupa padi-padian.
6. United Nations World Food Programmed Voyage Charter Party, kode
“WORLDFOOD 99”, khusus untuk bantuan makan dari PBB.
7. The BIMCO Baltic Wood Charter Party 1973, kode “NUBALTWOOD” khusus
untuk angkutan kayu dari wilayah Baltik dan Laut Utara dengan pengecualian
bagi pelabuhan-pelabuhan Irlandia, Inggris, dan Rusia
8. Gas Voyage Charter Party, kode “GASVOY”, untuk angkutan gas cair selain LNG
9. The Baltic and International Maritime Conference Uniform Time Charter Party
for Vessels Carrying Chemicals in Bulk, kode “BIMCHEMTIME 1984”, untuk
angkutan bahan kimia curah
10. North American Fertilizer Charter Party 1978/88, untuk angkutan pupuk
11. The Documentary Committee of the Japan Shipping Exchange,Inc. Coal Charter
Party, kode “NIPPONCOAL”, angkutan batubara
12. The Baltic and International Maritime Council Coal Voyage Charter 1971, kode
“POLCOALVOY”, khusus untuk angkutan batubara
13. Americanized Welsh Coal Charter, kode“AMWELSH 93”, khusus untuk angkutan
batubara
14. The Baltic and International Maritime Council (BIMCO) Uniform Time Charter
Party for Container Vessels, kode “BOXTIME” , khusus untuk penyewaan bagi
kapal petikemas
1. Petugas check in counter adalah orang yang pertama menyambut penumpang dan
memberikan pelayanan kepada penumpang dengan meproses dan memeriksa
tiket,kartu identitas untuk penerbangan domestik serta passport dan visa untuk
penerbangan International,bagasi penumpang,mengkonfirmasikan mengenai makanan
khusus selama penerbangan untuk penumpang yang telah memesan sesuai
dengan reservasi,serta memberikan pelayanan kepada penumpang yang memerlukan
pelayanan khusus seperti penumpang yang memmerlukan kursi roda ,anak kecil yang
bepergian sendirian penumpang yang baru melakukan perjalanan keluar negri
sendirian dan pertama kali serta tidak paham bahasa asing,dan masih banyak
lainnya.semua data penumpang dan bagasi yang tercatat didalam sistem atau manual
akan dilaporkan kepada petugas pembuat data muatan untuk keamanan dan
keseimbangan pesawat ,sementara data penumpang yang memerlukan pelayanan
khusus akan dilaporkan dan disampaikan kepada cabin crew atau pramugari untuk
pelayanan selama penerbangan.petugas check in juga mengirim telex atau email ke
bandara transit atau tujuan para penumpang yang membutuhkan pelayanan khusus .
2. Petugas greeting services adalalah petugas yang menyambut dan memandu
penumpang ketika turun dari pesawat menuju terminal kedatangan ,membawa dan
membantu penumpang yang memmerlukan pelayanan khusus untuk keberangkatan
maupun kedatangan dan transtit.
3. Petugas boarding gate adalah petugas yang bertanggung jawab memeriksa
boarding pass sebelum penumpang naik ke pesawat dan mencocokannya dengan data
dan laporan dari check in counter setelah flight ditutup.
4. Petugas bagasi adalah orang yang bertanggung jawab merapikan dan menyusun
bagasi sampai siap untuk dimuat di pesawat.untuk kedatangan petugas ini yang
bertugas membongkar bagasi untuk disapaikan kepada penupang.
5. Loading master adalah petugas yang bertanggung jawab dalam proses bongkar
muat bagasi dan kargo dan memuat di dalam pesawat sesuai loading instruction yang
diberikan oleh load control/load sheeter
6. Flight coordinator atau Ramp supervisor adalah petugas yang berkoordinasi
dengan pilot dan pramugari serta unit lainnya dalam proses naiknya penumpang ke
pesawat ,bongkar muat bagasi dan kargo, catering, refuelling, dan cabin cleaning.
7. Load sheeter /Load Control adalah orang yang bertugas dan bertanggung jawab
dalam pembuatan data dan keselamatan pesawat berdasarkan data jumlah
penumpang,bagasi,cargo,berat pesawat beserta bahan bakar secara aman.
10. Ground Engineer adalah petugas yang bertanggung jawab untuk memberangkatkan
11. Reservasi dan tiketing adalah petugas yang bertanggung jawab dalam hal
reservasi seperti issuing tiket ,merubah jadwal keberangkatan,mencatat makanan
khusus dan pelayanan khusus yang diperlukan penumpang selama di airport dan dalam
penerbangan juga di transit area dan di kedatangan.