Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN INTERNASIONAL

NAMA : WISNU AGUNG PRASETYO


NMP : 191110013443030
MASKAPAI PELAYANAN

Jenis Pelayanan Full Service

Jika lo naik pesawat dengan jenis pelayanan full service – awak kabin dari maskapai
tersebut akan menyediakan makanan dan minuman tanpa biaya tambahan. Namun, jika
ditelisik lebih dalam, di aturan ini terdapat beberapa ketentuan:

 Pertama, pernyataan untuk jenis waktu penerbangan sampai dengan 90 menit,


jenis pelayanan full service hanya akan memberikan minuman serta makanan
ringan seperti snack saja.
 Kedua, Jika waktu penerbangan tersebut melebihi dari 90 menit, maka pihak
maskapai akan memberikan makanan dan minuman berat atau heavy meal.
Berbagai ketentuan tersebut sudah menjadi SOP dari maskapai yang mempunyai
jenis pelayanan full service. Jadi, jika dalam penerbangan lo diberi makanan oleh
para awak kabin, tenang saja – tidak ada biaya tambahan kok!
Jenis Pelayanan Medium Service

Nah, kalau jenis pelayanan yang kedua atau medium service – berdasarkan SOP yang ada
di jenis pelayanan maskapai yang satu ini – para awak kabin hanya akan menyediakan
makanan ringan dan minuman mineral tanpa biaya tambahan.

Berdasarkan pengalaman Tim Super Adventure yang sempat beberapa kali melakukan
penerbangan dengan layanan penerbangan medium service – biasanya akan diberikan
air mineral dan roti untuk sarapan. Mungkin hal ini terkait dengan waktu penerbangan
pada saat itu yang pagi-pagi sekali.
 

Jumlah makanan dan minuman yang diberikan pun tidak banyak. Masing-masing jenis
hanya satu saja. Tidak lama setelah diberikan, para awak kabin juga akan berjalan lagi
di lorong kabin pesawat untuk meminta sampah dari makanan dan minuman yang
sebelumnya sudah dibagikan.

Asumsinya – daripada dibuang sembarang, lebih baik mereka sendiri lagi yang
mengumpulkan sampah – biasanya sampah plastik – karena roti dan air mineralnya
berkemas bahan plastik. Wah semoga kedepannya para maskapai memerhatikan
penggunaan plastik di bagian ini ya. Semoga bisa menggunakan bahan yang lebih ramah
lingkungan.

Jenis Pelayanan No Frills

Biasanya jenis pelayanan no frills ini akan diberlakukan di jenis pelayanan maskapai low
cost carrier. Para awak kabin yang berada di pelayanan ini biasanya menyediakan
makanan dan minuman dengan biaya tambahan.

Biasanya – di tengah penerbangan, para awak kabin dengan trolinya akan menyusuri
lorong kabin sembari menawarkan makanan dan minuman yang mereka jajakan. Eits,
ini tidak gratis bro – ada harganya! Jadi jika lo sudah memesan, jangan lupa bayar sesuai
harga yang ada ya.
A. PENGERTIAN BILL OF LANDING

Pengertian Bill of Lading (B/L) atau biasa disebut BoL atau juga Konosemen
adalah surat tanda terima barang yang telah dimuat di dalam kapal laut yang
juga merupakan tanda bukti kepemilikan barang serta bukti adanya kontrak atau
perjanjian pengangkutan barang melalui laut.

Bill of Lading (B/L) merupakan dokumen pengkapalan yang paling penting karena
mempunyai sifat jaminan atau pengamanan. Asli B/L menunjukkan hak pemilikan atas
barang-barang dan tanpa B/L seseorang atau pihak lain yang ditunjuk tidak dapat
menerima barang-barang yang disebutkan di dalam B/L.

Selain itu B/L juga digunakan sebagai salah satu dokumen pelengkap kepabeanan
dalam proses importasi barang.

Penggunaan Bill of Lading (B/L) sebagai bagian dari dokumen yang dibutuhkan dalam
perdagangan internasional melibatkan berbagai pihak, antara lain:

1. Shipper atau pihak yang bertindak sebagai beneficiary.


2. Consignee atau pihak yang diberitahukan tentang tibanya barang-barang.
3. Notify party atau pihak yang ditetapkan dalam Letter of Credit (L/C) yang
merupakan salah satu cara pembayaran dalam perdagangan internasional.
4. Carrier atau pihak pengangkutan atau perusahaan pelayaran.

Dalam pelaksanaannya saat ini, proses pengiriman barang melibatkan pihak ketiga
sebagai Intermediary. Pihak ketiga sangat membantu dalam proses pengiriman barang
lintas kota/negara, walaupun sebenarnya pihak ketiga seperti freight forwarder,
custom broker dan stevedore tidak terlibat dalam kontrak pengiriman barang (contract
of carriage).

Keberadaan forwader dalam pengiriman barang tersebut yang pada akhirnya dikenal
dua dokumen diantaranya House Bill of Lading dan Master Bill of Lading.

Pengirim barang menyerahkan barangnya kepada forwarder dan pengirim barang akan
menerima dokumen yang dinamakan House Bill of Lading.

kirim barang via laut ada banyak banget dokumen yang harus ada salah satunya adalah
Bill of Lading atau B/L. Kira-kira apa itu Bill of Lading? Bill of Lading atau B/L adalah
salah satu dokumen paling penting yang berlaku dalam kegiatan pengiriman barang
domestik maupun ekspor dan impor, jika dalam bahasa Indonesia adalah konosemen.
Bill of Lading adalah surat tanda terima barang yang telah muat dalam kapal, dan juga
menjadi bukti kepemilikan barang dan sebagai bukti adanya kontrak atau perjanjian
pengangkutan barang melalui laut. Pihak pelayaran membuat dan mengesahkan
dokumen ini. Bill of Lading adalah dokumen pengangkutan barang yang berisikan
informasi lengkap mengenai:
 nama pengirim 
 nama kapal 
 data muatan
  pelabuhan muat
  pelabuhan bongkar
  rincian freight 
 cara pembayarannya
 nama consignee (Penerima Barang)

Singkatnya B/L adalah surat perjanjian pengangkutan antara shipper (pengirim),


Consignee (Penerima) dengan Carrier (Pengangkut). Data yang tercantum pada B/L
adalah sesuai data yang telah ada dari shipper berdasarkan barang yang telah masuk
dalam kontainer. Pihak pelayaran tidak akan terlibat dalam proses stuffing (proses
muat dalam kontainer). Shipper load and count said to contain atau STC juga tercantum
dalam B/L. 

Fungsi B/L :

1. Tanda terima barang atau muatan yang menyatakan bahwa barang telah muat ke
atas kapal.
2. Dokumen kepemilikan yang berguna untuk pengambilan barang pada pelabuhan
pembongkaran. 
3. Kontrak pengangkutan bahwa barang atau muatan akan muat ke atas kapal
hingga tempat tujuan. 

B/L memiliki beberapa jenis antara lain

1. House B/L: Pihak Freight Forwarding yang mengeluarkan House B/L.


2. Through B/L: Pelayaran mengeluarkan B/L ini dari POL (Port of Loading) hingga
sampai pada POD (Port of Discharges).
3. Combined Transport B/L: B/L ini meliputi pengangkutan barang dengan
menggunakan lebih dari satu jenis alat transportasi. Dokumen ini menyebutkan
berbagai operator transportasi (pengangkut) yang akan mengambil barang pada
tempat muat pengapalan dan membawanya hingga sampai pada tempat tujuan.
4. Received for Shipment: Dokumen yang menunjukan bahwa barang kiriman telah
sampai pada pelayaran. 
5. Short Form: Dokumen ini merupakan bagian atau seperti catatan pelengkap
untuk B/L itu sendiri. 
6. Long Form: Dokumen ini terdapat catatan dalam dokumen B/L. Perbedaannya
dengan short form adalah dalam longform mencantumkan detil syarat
pengangkutan sedangkan Short Form tidak. 
7. Charter Party: Jika pengirim barang atau penerima barang menggunakan
pengangkutan secara borongan misal menyewa sebagian atau seluruh kapal.
Maka menggunakan Charter Party B/L
8. B/L Liner: Jika menggunakan kapal pengiriman yang sudah memiliki jadwal
pengiriman dan jalur perjalanan yang sudah terorganisir dengan baik, maka
menggunakan B/L liner.
BACA JUGA: PENTING! DOKUMEN WAJIB YANG ANDA SIAPKAN UNTUK SHIPPING
Data B/L 

Data Customer atau Pihak yang terlibat:

Shipper: Nama pengirim barang. Bila pemilik asli dari barang memaki jasa forwarding,
biasanya nama yang tercantum pada B/L ini adalah nama forwarding dan dari pihak
forwarding sendiri yang akan mengeluarkan house B/L. Pihak forwarding
mengeluarkan dokumen ini agar pihak pelayaran tidak mengetahui siapa pemilik
barang asli untuk menghindari pembajakan dan alasan keamanan yang lainnya. 

Consignee: Nama penerima barang. Sering terjadi nama consignee tertulis “To Order”
dimana B/L yang tercantum nama ini bisa untuk jual beli.

Notify party: Pihak yang harus dihubungi bila barang telah sampai di POD (Port of
Discharge).

Data Transport: 

 Vessel: Nama Kapal yang mengangkut barang. 


 Voy : Voyage dari kapal. 
 POL: Port of Loading, Pelabuhan asal muat.
 POD: Port of Discharges, pelabuhan tujuan barang.
 Port of Receipt: Pelabuhan penerimaan barang pertama.
 Port of Delivery: tempat tujuan barang. 
 Data Kontainer hanya terdiri dari seal kontainer

Data Barang:

 Marks & Number: Mark dari barangnya


 Description of Goods: Jumlah kemasan, jenis barang, nama barang.
 Gross Weight: Berat kotor barang.
 Measurement: berat measurement. 
 Nomor B/L yang telah ditentukan oleh pihak pelayaran
 Term of Shipment: adalah sebuah metode pengangkutan barang seperti Door to
Door, CY/CY, CY/FO, CY/Door.
 Term of Payment: Cara pembayaran terbagi 2 yaitu bisa prepaid (dibayar melalui
pelabuhan muat)
 Onboard Date, Issued Date, Place of Issued, Signature

1. Pada setiap bagian belakang B/L terdapat peraturan dari B/L. Pelayaran Indonesia
mengacu kepada Hague Rules. Nah sekarang anda tahu jenis B/L, cara mengisi B/L
beserta fungsinya. 

Kirim barang anda sekarang bersama Prahu-Hub! dengan Prahu-Hub anda tidak harus
repot bersama dengan dokumen-dokumen yang berlimpah, Dokumen pengiriman akan
seluruhnya terdigitalisasi yang akan mempermudah memperlancar proses pengiriman
barang anda!
B. JENIS – JENIS BILL OF LANDING
Jenis-jenis Bill Of Lading (B/L)

Suatu B/L dapat dibedakan berdasarkan pernyataan yang terdapat pada B/L. Karena itu
B/L dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

1. Charter Party B/L 


Yaitu B/L yang digunakan apabila pengangkutan barang
menggunakan “charter” (sewa borongan sebagian kapal atau seluruh kapal)
2. Combined Transport B/L
Yaitu B/l yang digunakan pada saat terjadi transhipment yang kemudian
dilanjutkan dengan pengangkutan darat
3. Liner B/L 
Yaitu B/L yang digunakan untuk pengangkutan barang dengan kapal yang telah
memiliki jalur perjalanan serta persinggahan yang telah terjadwal
4. Long Form B/L 
Yaitu B/L yang memuat seluruh syarat-syarat pengangkutan secara terperinci
5. Received for Shipment B/L 
Yaitu B/L yang menunjukan bahwa barang-barang untuk dikapalkan telah
diterima oleh perusahaan pelayaran tetapi belum benar-benar dimuat atau
dikapalkan sampai batas waktu yang ditetapkan dalam L/C. Resiko yang
mungkin terjadi pada B/L jenis ini, yaitu :
1. Kemungkinan barang akan dimuat dengan kapal lain
2. Apabila terjadi pemogokan, barang-barang tersebut kemungkinan
terbengkalai atau rusak
3. Adanya kemungkinan penambahan ongkos atau biaya lain seperti sewa
gudang dan yang lainnya
6. Shipped on Bord B/L
Yaitu B/L yang dikeluarkan apabila perusahaan perkapalan yang bersangkutan
mengakui bahwa barang-barang yang akan dikirim benar-benar telah berada
atau dimuat di atas kapal
7. Short Form B/L
Yaitu B/L yang hanya mencantumkan catatan singkat tentang barang yang
dikapalkan (dan tidak termasuk syarat-syarat pengangkutan)
8. Throught B/L 
Yaitu B/L yang dikeluarkan apabila terjadi transhipment akibat dari tidak
tersedianya jasa langsung ke pelabuhan tujuan

C. CARA PENGISIAN BILL OF LANDING


1. Data customer. Terdiri dari:

 Shipper : nama pengirim barang.


Bila pemilik asli dari barang memakai jasa forwarding, biasannya nama yang
tercantum pada B/L ini adalah nama forwarding dan dari pihak forwarding
sendiri akan mengeluarkan house B/L. Hal ini dilakukan oleh pihak forwarding
agar pihak pelayaran tidak mengetahui siapa pemilik barang sebenarnya untuk
menghindari pembajakan pemilik barang.
 Cosignee : Nama penerima barang
Sering juga nama consignee diisi “To Order” dimana B/L yang tercantum nama
ini bisa untuk diperjual belikan.
 Notifiy Party : Pihak yang harus dihubungi bila barang telah sampai di POD.

2. Data transport. Terdiri dari:

 – Vessel : Nama kapal pertama yang mengangkut barang


 – Voy : voyage dari kapal
 – POL : port of loading adalah pelabuhan asal muat barang
 – POD: port of discharges  adalah pelabuhan tujuan barang
 – Port of receipt adalah pelabuhan penerimaan barang kali pertama
 – Port of delivery adalah tempat tujuan barang

3. Data Kontainer terdiri nama kontainer dan nomor seal kontainer.


4. Data Barang. Terdiri dari :

 Marks & Number : mark dari barangnya


 Description of goods: jumlah kemasan dan nama barangnya
 Gross weight: berat kotor barang
 Measurement: berat measurement

5. Nomor B/L yang ditentukan oleh pihak pelayaran


6. Term of Shipment : seperti CY/CY, CY/FO, CY/Door. Apa itu term of shipmentada
baiknya dibahas lebih detail pada bahasan selanjutnya.
7. Term of Payment : cara pembayaran bisa Prepaid (bila ocean freight  dibayar di
pelabuhan muat) atau Collect (bila ocean freight dibayar di pelabuhan bongkar)
8. On board date, issued date, place of issued, signature

Pada setiap bagian belakang B/L terdapat peraturan dari B/L. Di Indonesia sendiri
kebanyakan dari pelayaran mengacu pada Hague Rules, demikian lah data-data yang
harus di isi di B/L.

D. CHARTER PARTY

Standar Charter Party atau Sistem Penyewaan Kapal

Charter party atau penyewaan kapal merupakan dokumen perjanjian antara pemilik
kapal yang menyetujui menyewakan kapalnya dengan penyewa yang menyetujui untuk
menyewa kapal tersebut. Penyewaan dapat berupa seluruh kapal atau seluruh ruang
kargo, dapat juga sebagian ruang kargo, sesuai dengan syarat dan ketentuan yang
disepakati dalam charter party.

Bagi mereka yang kapalnya disewa perlu membaca seksama dan memahami betul
setiap klausa yang tercantum di dalam perjanjian. Khususnya, pada klausa-klausa
tambahan hingga benar-benar memahaminya.
Berdasarkan Pasal 453 Ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dimana
disebutkan bahwa :“Yang diartikan dengan mencarterkan (vervrachten) dan mencarter
(bevrachten) ialah pencarteran menurut waktu (carter waktu) dan pencarteran
menurut perjalanan (carter perjalanan)”.

Charter Party terdiri dari tiga jenis utama, yaitu Bareboat Charter Party (disebut juga
demise charter), Voyage Charter Party, dan Time Charter Party.

1. Bareboat charter party (demise)

Jenis charter party ini pada dasarnya didasarkan pada waktu, namun pemilik kapal
tidak menyediakan nakhoda maupun anak buah kapal. Penyewa kapal diberi kekuasaan
sementara waktu, seolah kapal tersebut miliknya. Penyewa bertanggung jawab atas
pengangkatan nakhoda, anak buah kapal, biaya bahan bakar, dan lainnya.

Namun, mungkin ada klausa yang menyebutkan kepala teknisi harus disetujui oleh
pemilik kapal. Penyewa kapal bertanggung jawab terhadap keselamatan kapal. Kapal
diperiksa terlebih dahulu oleh kedua pihak sebelum keberangkatan maupun setelahnya.
Charter party perlu menetapkan bahwa kondisi kapal tetap dalam kondisi baik setelah
digunakan.

2. Voyage charter party

Biaya sewa dalam voyage charter party didasarkan pada perjalanan tertentu. Pemilik
kapal menyetujui pengangkutan untuk satu atau sejumlah perjalanan tertentu. Penyewa
menyampaikan barang serta membayar biaya sewa. Biasanya perhitungan biaya
dihitung dari jumlah muatan atau dihitung secara borongan. Bila dikehendaki oleh
pemilik barang atau penyewa, pemilik kapal atau pengangkut perlu mengeluarkan bill of
lading atau konosemen di setiap pelayaran.

3. Time charter party

Dalam carter kapal berdasarkan waktu terdapat pada Pasal 453 KUHD yang
berbunyi :“Carter menurut waktu adalah persetujuan dengan mana pihak yang satu (si
mencarterkan) mengikatkan diri untuk selama waktu tertentu, menyediakan sebuah
kapal tertentu, kepada pihak lawannya (si pencarter) dengan maksud untuk memakai
kapal tersebut dalam pelayaran di lautan guna keperluan pihak yang terakhir ini,
dengan pembayaran suatu harga, yang dihitung menurut lamanya waktu

Layanan pengangkutan yang diberikan oleh penyewa kapal untuk kepentingan


penyewa dilaksanakan selama jangka waktu dan kapal tertentu. Perjalanan kapal
dilakukan oleh nakhoda serta anak buah kapal yang disediakan oleh pemilik kapal.
Biaya sewa ditentukan sesuai waktu tertentu secara proporsional.

Standar charter party atau perjanjian penyewaan kapal

Charter party mengikuti sejumlah standar yang telah ditetapkan:


1. New York Produce Exchange (NYPE 93), standar ini dikeluarkan oleh Association
of Ship Brokers and Agents (USA),Inc. Terakhir kali direvisi tahun 1993;
2. Fontime, standar ini dipersiapkan oleh Federation of Associations of Ship
Brokers and Agents (FONASBA);
3. Deep Sea Time Charter 1974, kode “Linertime”, diterbitkan oleh BIMCO;
4. BIMCO Standard Bareboat Charter, kode “BARECON 2001”;
5. Baltime 1039, terakhir direvisi tahun 2001.

Dalam charter party untuk angkutan penumpang ataupun komoditi tertentu berlaku
bisa berlaku standar-standar berikut ini

1. Standard Cruise Voyage Charter Party, kode “CRUISEVOY”, yang diterbitkan oleh
BIMCO, khusus digunakan untuk angkutan penumpang
2. Continent Grain Charter Party, kode “SYNACOMEX 90”, dikhususkan untuk
pengangkutan bahan makanan berupa padi-padian.
3. Australian Wheat Charter 1990, kode “AUSWHEAT 1990”, khusus angkutan
gandum yang berasal dari Australia.
4. Standard Ore Charter Party, kode “OREVOY”, untuk pengangkutan biji besi
5. North American Grain Charter Party 1973, kode “NORGRAIN 89”, untuk
angkutan bahan makanan berupa padi-padian.
6. United Nations World Food Programmed Voyage Charter Party, kode
“WORLDFOOD 99”, khusus untuk bantuan makan dari PBB.
7. The BIMCO Baltic Wood Charter Party 1973, kode “NUBALTWOOD” khusus
untuk angkutan kayu dari wilayah Baltik dan Laut Utara dengan pengecualian
bagi pelabuhan-pelabuhan Irlandia, Inggris, dan Rusia
8. Gas Voyage Charter Party, kode “GASVOY”, untuk angkutan gas cair selain LNG
9. The Baltic and International Maritime Conference Uniform Time Charter Party
for Vessels Carrying Chemicals in Bulk, kode “BIMCHEMTIME 1984”, untuk
angkutan bahan kimia curah
10. North American Fertilizer Charter Party 1978/88, untuk angkutan pupuk
11. The Documentary Committee of the Japan Shipping Exchange,Inc. Coal Charter
Party, kode “NIPPONCOAL”, angkutan batubara
12. The Baltic and International Maritime Council Coal Voyage Charter 1971, kode
“POLCOALVOY”, khusus untuk angkutan batubara
13. Americanized Welsh Coal Charter, kode“AMWELSH 93”, khusus untuk angkutan
batubara
14. The Baltic and International Maritime Council (BIMCO) Uniform Time Charter
Party for Container Vessels, kode “BOXTIME” , khusus untuk penyewaan bagi
kapal petikemas

E. Sekilas Tugas dan Tanggung jawab Ground Crew Maskapai Penerbangan

Secara umum pandangan kebanyakan orang bahwa maskapai penerbangan hanya


terdiri dari pilot dan pramugari saja untuk memberi pelayanan kepada
penumpang ,padahal sebelum penumpang masuk pesawat ground crew atau petugas
darat maskapai penerbangan terlebih dahulu menyambut penumpang dan memberi
pelayanan ,bantuan dan panduan kepada penumpang .Adapun pembagian tugas petugas
darat maskapai penerbangan yang secara langsung menangani atau yang dilaksanakan
oleh perusahaan ground handling mitra perusahaan penerbangan adalah sebagai
berikut :

1.   Petugas check in counter adalah orang yang pertama menyambut penumpang dan
memberikan pelayanan kepada penumpang dengan meproses dan memeriksa
tiket,kartu identitas untuk penerbangan domestik serta passport dan visa untuk
penerbangan International,bagasi penumpang,mengkonfirmasikan mengenai makanan
khusus selama penerbangan   untuk   penumpang   yang   telah   memesan   sesuai   
dengan   reservasi,serta memberikan pelayanan kepada penumpang yang memerlukan
pelayanan khusus seperti penumpang yang memmerlukan kursi roda ,anak kecil yang
bepergian sendirian penumpang yang baru melakukan perjalanan keluar negri
sendirian dan pertama kali serta tidak paham bahasa asing,dan masih banyak
lainnya.semua data penumpang dan bagasi  yang tercatat didalam sistem atau manual
akan dilaporkan  kepada petugas  pembuat data muatan untuk keamanan dan
keseimbangan pesawat ,sementara data penumpang yang memerlukan pelayanan
khusus akan dilaporkan dan disampaikan kepada cabin crew atau pramugari untuk
pelayanan selama penerbangan.petugas check in juga mengirim telex atau email ke
bandara transit atau tujuan  para penumpang yang membutuhkan pelayanan khusus .

2.   Petugas   greeting   services   adalalah  petugas   yang  menyambut   dan   memandu
penumpang ketika turun dari pesawat menuju terminal kedatangan ,membawa dan
membantu penumpang yang memmerlukan pelayanan khusus untuk keberangkatan
maupun kedatangan dan transtit.

3.   Petugas boarding gate adalah petugas yang bertanggung jawab memeriksa
boarding pass  sebelum penumpang naik ke pesawat dan mencocokannya dengan data
dan laporan dari check in counter setelah flight ditutup.

4.   Petugas bagasi adalah orang yang  bertanggung jawab merapikan dan menyusun
bagasi sampai siap untuk dimuat di pesawat.untuk kedatangan petugas ini yang
bertugas membongkar bagasi untuk disapaikan kepada penupang.

5.   Loading master adalah petugas yang bertanggung jawab dalam proses bongkar
muat bagasi dan kargo dan memuat di dalam pesawat sesuai loading instruction yang
diberikan oleh load control/load sheeter

6.   Flight coordinator atau Ramp supervisor adalah petugas yang berkoordinasi
dengan pilot dan pramugari serta unit lainnya dalam proses naiknya penumpang ke
pesawat ,bongkar muat bagasi dan kargo, catering, refuelling, dan cabin cleaning.

7.   Load sheeter /Load Control  adalah orang  yang bertugas  dan  bertanggung jawab
dalam pembuatan data dan keselamatan  pesawat berdasarkan data jumlah
penumpang,bagasi,cargo,berat pesawat beserta bahan bakar secara aman.

8. Flight Dispatcher/FOO adalah petugas mempersiapkan keberangkatan suatu


penerbangan dengan memberangkatkan dan memantau penerbangan sampai tujuan
dengan aman.
9.   Petugas Ground support Equipment petugas yang bertugas memberi pelayanan
penunjang dalam keberangkatan dan kedatangan pesawat seperti pushback traktor
untuk mendorong pesawat,lavatory service dan potable water service,palet container
loader untuk bongkar muat bagasi serta taktor untuk tranportasi bagasi dan cargo,dan
juga bus untuk tranportasi penumpang apabila pesawat parkir di apron yang tidak
dilenkapi garbarata.

10. Ground Engineer adalah petugas yang bertanggung jawab untuk memberangkatkan

,menangguhkan atau membatalakan keberangkatan pesawat  berdasarkan laik atau


tidaknya pesawat secara teknis.

11. Reservasi dan tiketing adalah petugas yang bertanggung jawab dalam hal
reservasi seperti issuing tiket ,merubah jadwal keberangkatan,mencatat makanan
khusus dan pelayanan khusus yang diperlukan penumpang selama di airport dan dalam
penerbangan juga di transit area dan di kedatangan.

12. Operation  control  center/OCC  atau  pusat  pengendalian  operasi  ,dimana


petugas operation control memantau dan mengkoordinasikan dan mengatur antar unit
yang terkait dalam menangani operasional penerbangan.

13. Security   bertugas   memonitor   dan   mengawasi   proses   penanganan   


operasional penerbangan selama di darat untuk keamanan dan keselamatan.

Anda mungkin juga menyukai