BAB V
BILL OF LADING (B/L)
Dalam perdagangan internasional, yaitu ekspor dan impor, istilah Bill of Lading (B/L) bukan
merupakan suatu hal yang asing lagi, terlebih lagi di Indonesia, dimana pengiriman barang (ekspor
& impor) masih sering menggungankan jasa perusahaan angkutan laut (shipping company)
dibandingkan dengan perusahaan angkutan udara. Disamping dari segi harga yg relatif lebih murah,
disamping itu juga kapal laut lebih bisa memuat barang banyak dibandingkan dg pesawat terbang.
Bill of Lading (B/L) atau konosemen adalah dokumen pengangkutan barang yang di dalamnya
memuat informasi lengkap mengenai nama pengirim, nama kapal, data muatan, pelabuhan muat
dan pelabuhan bongkar, rincian freight dan cara pembayarannya, nama consignee (penerima) atau
pemesan, jumlah B/L yang harus ditandatangani dan tanggal penandatanganan.
Pengeluaran B/L
Pemilikan atas suatu B/L ditentukan oleh kepada siapa B/L itu dikeluarkan. Dalam hal ini ada tiga
macam B/L yang membedakan pemilikan serta hak dan cara-cara pemindahan hak atas B/L
tersebut.
36
BAB V
Bill of Lading (B/L)
3. Atas nama
Bila suatu B/L dikeluarkan atas nama, maka pemilik B/L adalah semata-mata orang atau badan
usaha yang disebutkan di dalam B/L itu sama, sedangkan pengoperan hak atas B/L semacam
ini tidak berlaku seperti pemindahan hak yang berlaku pada dua B/L di atas.
Pada umumnya suatu B/L dikeluarkan atas nama shipper dan kepada order sebagaimana
disebutkan bahwa B/L merupakan document of title, maka sampai disitu pemilikan atas B/L masih
berada pada shipper. Oleh karena itu supaya shipper dapat menerima pembayaran ataupun juga
untuk memungkinkan penerima barang (consignee) menerima barangnya di pelabuhan tujuan.
1. Shipper : adalah pengirim barang, dimana dia berkewajiban untuk memberikan keterangan
yang jelas mengenai barang yg dikirimnya.
2. Consignee : adalah Penerima. Keterangan mengenai pihak penerima bukan urusan kapal,
namun persoalan antara penjual barang (biasanya shipper) dan calon pembeli barang. Dlm B/L,
consignee bisa ditulis; bearer, holder, to order, atau disebutkan nama dari consignee nya.
Namun biasanya pada B/L lebih sering digunakan “to order of …… (bank name)” . Hal ini
menunjukkan transaksinya menggunakan L/C.
3. Notify address : berisikan nama dan alamat dari pihak yang shipper minta kepada pemilik
kapal (carrier) untuk dipunteberi tahu apabila kapal sampai di tempat pembongkaran
barangnya. Notify address ini biasanya consignee atau agen yang diminta untuk menerima
barang bila kapal tiba.
4. Vessel : Nama dari kapal yang mengangkut barang. Ini wajib ditulis, hal ini perlu dalam B/L
untuk memberitahu bahwa barang telah diangkut secara fisik dari seller kepada buyer.
Disamping itu juga kadangkala vessel tidak bisa langsung mengirimkan dari Tg. Priok ke port
of discharge sehingga biasanya singgah/transit dulu ke singapore lalu melanjutkan lagi dg
ganti kapal dg Connecting Vessle atau biasa juga sering disebut Mother Vessel
Place of Receipt : Tempat B/L diterima oleh perusahaan pelayaran
Port of Loading : Tempat pemuatan barang. Fungsinya adl unt mengetahui tempat asal barang
yg dikapalkan
Port of Discharge : Tempat pelabuhan bongkar. Perlu disebutkan & biasanya hanya satu
pelabuhan bongkar. Dimana pelabuhan bongkar sudah ditunjuk dalam B/L, pemilik kapal harus
melayarkan kapalnya kesana kecuali terhalang oleh keadaan yang membahayakan kapalnya.
5. Shipper’s description of goods : Memuat tentang mark & number, container no, seal no, no of
package, gross weight, measurement.
6. No of Original B/L : Jumlah satu set B/L adalah 3 original B/L dan biasanya 6 (enam) copy
(tergantung dari kebutuhannya).
7. Shipped on Board : Tempat barang tsb dimuat ke atas kapal & tanggalnya.
8. Freight & charges : Jml freight yg hrs dibayarkan bisa tertera dlm B/L bisa juga tidak.
Biasanya ditulis Freight Payable at Destination atau bisa juga ditulis Freight Prepaid.
9. B/L No……
10. For the Carrier, PT. Djakarta Lloyd
37
BAB V
Bill of Lading (B/L)
Bilamana barang telah dimuat di atas kapal, dan shipper telah melaksanakan kewajiban
pembayaran biaya dari barangnya, seperti freight, biaya terminal, bongkar/muat dan lainnya
maka agen sebagai perwakilan dari perusahaan pelayaran akan membubuhkan tanda tangannya.
Pada dasarnya B/L merupakan dokumen yang dapat dikoreksi. Data yang ada pada B/L digunakan
oleh agen pelayaran di negara tujuan barang untuk membuat manifest yang akan diserahkan kepada
Bea Cukai. Penyerahan manifest biasanya dilakukan dua hari sebelum kapal tiba di pelabuhan
tujuan. Koreksi B/L dapat bermasalah apabila waktu pelaksanaannya setelah manifest sudah
diserahkan kepada Bea Cukai.
2. Bill of Lading
3. Sertifikat Pelayaran
Berisikan: umur kapal dan rute kapal
4. Manifest
Berisikan: Kapal tersebut menyangkut apa, legal atau tidak. Manifest tidak bisa dikoreksi, jika
dikoreksi maka masuk jalur merah. Manifest dikeluarkan oleh pelayaran, bukan shipper tetapi
untuk Bea Cukai.
Yang dimaksudkan dengan ongkos angkut adalah balas jasa yang harus dibayarkan kepada
maskapai pelayaran yang mengangkut muatan dengan selamat sampai ke pelabuhan tujuan.
Ocean Freight Rates diproleh langsung dari Shipping Company atau Freight Forwarder. Di
beberapa negara shipper menghadapi suatu permasalahan apakah menggunakan carrier yang
merupakan anggota dari conference atau bukan (independent). Shipper dapat melakukan kontrak
dalam waktu tertentu yaitu selama satu tahun dengan perusahaan pelayaran. Dengan melakukan
kontrak rate, shipper akan mendapatkan rate lebih rendah daripada shipper yang tidak melakukan
contract. Bagi independent shipper, carrier bisa memberikan diskon terhadap shipper bila
melakukan contract dan biasanya lebih murah dibandingkan rate conference. Uang tambang
(freight) merupakan biaya yang harus dibayar oleh pengirim barang atau penerima barang atas jasa
angkutan.
38
BAB V
Bill of Lading (B/L)
Kesatuan hitung dalam penetapan ongkos angkut dipakai ton, sedangkan kesamaan mata uang
biasanya dipakai USD.
Dasar perhitungan tarif uang tambang adalah Per Weight Ton = 2.240 lbs (pounds), Per
Measurement Ton = 40 cubic feet (cu ft). Uang tambang untuk barang ditentukan atas dasar per ton
weight dan untuk barang ringan ditentukan atas dasar per measurement/volume ton.
1 Feet = 30.5 cm
1 Pound (lb) = 0.454 kg
1 Ton = 1.000 kg
Container Charge
Container Charge dikenakan pada :
FCL container, seumpama 20’ Surabaya – Singapore = US$ 260
LCL container, dalam satu container terdiri atas bermacam-macam muatan dari berbagai
shipper, maka pengenaan container charge-nya didasarkan freight ton, misalnya US$ 40
per ton/m3
Free time, yaitu pembebasan pemakaian container tanpa pungutan biaya. Lamanya free
time masing-masing pemilik container berbeda misalnya pemilik container memberikan
freetime 3 hari, yang lain 5 hari. Adapula pemilik container menetapkan bahwa jumlah
container yang diekspor/diimpor juga menentukan banyaknya hari yang dibebaskan.
Hari sabtu, minggu dan hari libur tidak termasuk periode free time
Demurrage, yaitu kelebihan batas waktu yang telah ditentukan dalam pemakaian container.
39
BAB V
Bill of Lading (B/L)
BIAYA DEMURRAGE
REEFER CONTAINER DRY CONTAINER
Kelebihan Hari
R20’ R40’ D20’ D40’
1 – 5 hari US$ 11 US$ 22 US$ 22 US$ 32
6 – 10 hari US$ 22 US$ 44 US$ 44 US$ 64
11 – 15 hari US$ 33 US$ 48 US$ 66 US$ 96
16 – 21 hari US$ 33 US$ 64 US$ 88 US$ 128
21 hari lebih US$ 55 US$ 80 US$ 110 US$ 160
DAFTAR PUSTAKA:
EVALUASI:
1. Apa yang dimaksud dengan Bill of Lading (B/L) dan apakah fungsinya ?
3. Sebutkan dan jelaskanlah bagian-bagian yang terdapat dalam Bill of Lading (B/L) ?
40