DOKUMEN EKSPOR
A. PENDAHULUAN
a. Surat Keterangan Asal dalam rangka Preferensi misalnya SKA Form A, Form D,
Certificate in Regard to Traditional Handicraft Batik Fabrics of Cotton, Certificate
Relating to Silk or Cotton Handloom Products, Industrial Craft Cerrtification dan
lain-lain.
b. Surat Keterangan Asal sebagai Lisensi Ekspor dan / atau Pengawasan Ekspor
misalnya SKA Form O, SKA Form X, Commercial Invoice dan lain-lain.
c. Surat Keterangan Asal yang berfungsi sebagai Pernyataan Asal Barang misalnya
SKA Form B, Certificate of Authenticity, Certificate of Origin for Impor of
agricultural Product into the European Economic Community dan Surat
Keterangan Asal From Textile Product.
Prosedur memperoleh SKA
c) Ekspor dapat memperoleh SKA sesuai dengan jumlah PEB yang telah
didaftarkan pada bea dan cukai.
d) Instansi penerbit akan mencatat form SKA yang dikeluarkan
meliputi :
Nama dan alamat eksportir atau pihak lain yang memerlukan SKA.
Tanggal permohonan dan pengambilan.
Jenis formulir SKA.
Nomor Seri Formulir SKA.
e) Untuk barang-barang yang diatur tata niaga ekspornya karena
kuota berdasarkan perjanjian internasional yaitu kopi, maniok
( khusus MEE ), tekstil dan produk tekstil ( TPT ) tujuan negara-
negara kuota yang berwenang menerbitkan SKA-nya adalah
Kantor Dinas Departemen Perdagangan, PT. ( Persero ) KBN atau
BPOPDI Pulau Batam, dimana kuota yang bersangkutan
dialokasikan atau dimutasikan.
f) Pengisian setiap formulir SKA dinyatakan sah apabila :
Diisi dengan lengkap, jelas dan benar ( diketik ) dalam bahasa
Inggris oleh Eksportir yang bersangkutan.
Setiap yang menunjukkan jumlah harus disebutkan dengan huruf
didalam tanda kurung.
Setiap pengisian tidak dibenarkan adanya tanda penghapusan
atau coretan dalam bentuk apapun.
Apabila dalam kolom uraian barang pada SKA tidak seluruhnya
dipakai, maka ruangan yang masih tersisa harus ditutup dengan
garis penutup berbentuk huruf ”z”.
5. Insurance Document
Asuransi adalah persetujuan dimana pihak penanggung berjanji akan
mengganti kerugian sehubungan dengan kerusakan-kerusakan,
kerugian atau kehilangan laba yang diharapkan oleh pihak tertanggung.
Dokumen asuransi mencantumkan pihak yang meminta asuransi dan
kepada siapa klaim (permintaan kerugian) dibayarkan. Pihak yang
bersangkutan mungkin sama tetapi tidaklah merupakan keharusan. Di
dalam ekspor-impor transaksi kerugian dijuluki marine insurance.
Dimana importir menghendaki agar barang-barang yang diimpor
diasuransikan terhadap kehilangan atau kerusakan pada waktu barang
tersebut sedang dalam gudang penyimpanan, atau saat pengapalan dan
saat pemindahan barang-barang
Dalam kontrak FOB dan CFR importir bertanggung jawab atas
asuransi barang-barang. Sedang dalam kontrak CIF
eksportirlah yang berhak untuk menutup asuransi atas barang
yang diekspornya. Asuransi dibayar dalam valuta yang sama
dengan L/C. Penggantian kerugian apabila kerusakan /
kehilangan akan dibayar sebesar nilai yang dinyatakan dalam
dokumen asuransi. Dokumen asuransi dapat dibuat atas :
a. Nama pengasuransi
b. Atas order bank ( banker’s clause ).
c. Atas nama pembawa.
Dalam hal yang umum kerugian sering dibayarkan kepada
beneficiary. Hal ini apabila kerugian itu dapat dibayarkan
kepada order yang bersangkutan ( to his order ) maka
dokumen asuransi itu haruslah diendorse olehnya. Akan
tetapi bila dinyatakan kepada order pihak lain, maka di
perlukan endorsement. Bank sering meminta dicantumkan
”banker’s clause” pada L/C dalam kaitan asuransi ini berarti
klause yang menyatakan bahwa Pihak Asuransi akan
menyerahkan ganti rugi kepada yang disebut dalam klausa
L/C yang bersangkutan.
Bentuk – bentuk asuransi :
3) Cover Note
Merupakan sebuah pemberitahuan dari perusahaan asuransi
yang menyatakan bahwa sebuah asuransi telah ditutup
sementara menunggu polis atau sertifikat asuransi
dikeluarkan. Dokumen ini tidak diperlukan oleh Bank karena
bukti asuransinya belum cukup.
Bentuk – bentuk asuransi :
4) Shipment Advise
Yaitu surat pemberitahuan kepada Pihak Asuransi mengenai
barang yang harus ditutup asuransinya oleh pihak asuransi.
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam dokumen
asuransi :
a) Dokumen asuransi harus berbentuk kontrak yang dinyatakan dalam L/C.
b) Dokumen asuransi harus menutup resiko seperti dalam L/C.
c) Dokumen harus ditandatangani oleh perusahaan asuransi dan oleh si penanggung apabila
diisyaratkan harus ada pengesahan tanda tangan ( countersign ).
d) Dokumen harus menyatakan tanggal pada atau sebelum tanggal pengapalan atau
menyatakan bahwa cover atas asuransi itu paling akhir berlaku pada tanggal pengapalan
tersebut.
e) Jumlah asuransi haruslah sama dengan nilai CIF atau sama dengan invoice atau wesel
ditambah dengan 10% laba.
f) Uraian pada dokumen asuransi itu harus sesuai dengan B/L dan L/C.
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam dokumen
asuransi :
g) Dokumen harus menyatakan dengan jelas dimana / kepada siapa claim
dilakukan.
h) Dokumen harus menyatakan berlakunya asuransi.
i) Bila pengapalan dilakukan di atas dek atau dalam sebuah container maka
asuransi harus menutup resiko “Jettison” atau “Washing Overboard”.
j) Bila hak asuransi harus dipindahkan kepada pembeli dan atau pada Bank,
haruslah ada endorsement.
k) Jumlah lembar dokumen harus sesuai dengan L/C.
l) Nomor, Tanggal L/C serta Bank Pembuka harus tercantum dalam L/C.
6. Shipping Agent Certificate
Sertifikat yang dikeluarkan oleh Shipping Agent atas perintah beneficiary
berdasarkan perintah L/C, isi sertifikat ini antara lain mengenai jenis kapal beserta
jalur pelayarannya misalnya kapal pengangkut barang ekspor tidak boleh kapal dari
Israel, kapal pengangkut harus kapal conference yang sudah berpengalaman
bertahun-tahun dan sebagainya.
7. Exporter’s Certificate
Exporter Certificate merupakan surat keterangan dari eksportir yang menyatakan
bahwa barang-barang yang dikapalkan merupakan hasil produksinya sendiri atau
produksi dari pihak lain.
8. Manufacturer Certificate
Manufacturer Certificate merupakan surat keterangan dari pembuat
barang yang dinyatakan bahwa barang itu merupakan benar-benar hasil
sendiri.
9. Beneficiary’s Certificate
Yang dimaksud dengan Beneficiary Certificate adalah surat
keterangan yang menyatakan tentang telah dikirimnya dokumen asli /
copy kepada importir yang dibuat oleh eksportir.
10. Surveyor’s Certificate / Inspection Certificate
Surveyor’s Certificate merupakan keterangan tentang keadaan barang
yang dibuat oleh Independent surveyor, juru pemeriksa barang dan
badan resmi yang disahkan oleh pemerintah dan dikenal oleh dunia
perdagangan internasional. Sertifikat ini memberi jaminan antara lain :
a) Mutu dan jumlah barang.
b) Ukuran dan berat barang.
c) Keadaan barang.
d) Pembungkusan dan pengepakan.
e) Banyaknya satuan isi masing-masing pengepakan.
Pemeriksaan yang dilakukan oleh Surveyor itu antara lain :
1) Jenis barang.
2) Mutu barang.
3) Jumlah barang.
4) Harga satuan dan Harga total barang.
5) Biaya tambang.
6) Nomor pos tarif.
7) Tarif Bea Masuk.
Pemberian LPS ekspor atas barang ekspor yang memperoleh
sertifikat ekspor didasarkan pada penelitian kebenaran :
a. Jenis barang.
b. Mutu barang.
c. Jumlah barang.
11. Drafts
Yang dimaksud dengan Weight Note adalah surat keterangan tentang berat
barang yang dibuat oleh eksportir diketahui oleh surveyor atau pelayaran. Sedangkan
Measurement List adalah surat keterangan yang menerangkan tentang ukuran
panjang, lebar, tebal, tipis, garis tengah dan isi barang yang diekspor dibuat oleh
eksportir.
CONTOH COMMERCIAL INVOICE