Anda di halaman 1dari 52

MENGAPLIKASIKAN PENGISIAN

DOKUMEN EKSPOR
A. PENDAHULUAN

Sales contract dan L/C merupakan dokumen yang sangat


penting guna pelaksanaan ekspor yang akan dilakukannya.
Jika pelaksanaan ekspor tanpa L/C maka sales contractlah
yang menjadi dasar pelaksanaan ekspor dan bila dengan L/C
maka L/C lah yang menjadi pedomannya.
Hal-hal yang harus dipelajari dengan seksama oleh eksportir adalah antara lain :
 Nama, Alamat, Telpon, Fax, Atas Nama ( kalau ada ) Bank Pembuka L/C
( Opening Bank ).
 Nama, Alamat, Telpon, Fax, Atas Nama Importir ( Applicant ).
 Nomor L/C dan tanggal pembukaan L/C ( Number and Date of L/C ).
 Jenis L/C ( Revocable, Irrevocable, Red Clause, Usance etc. ).
 Tanggal Berakhir L/C ( Expire Date ).
 Nama Komoditi ( Merchandises ).
 Pengapalan ( Shipment by, transhipment allowed/prohibited, etc. ).
 Tanggal berakhir pengapalan ( Latest shipment ).
 Dokumen-dokumen yang diminta ( Documents Required ).
 Syarat-syarat khusus ( Special Conditions ).
Apabila ke sepuluh poin diatas sudah dipelajari dengan baik
dan ternyata tidak ada hal-hal yang meragukan maka
eksportir segera mengerjakan proses dokumen. Yang harus
diperhatikan dalam proses dokumen ini, eksportir harus
benar-benar mengingat bahwa kesalahan sedikit saja dalam
penulisan dokumen yang diminta L/C, maka pihak
Negotiating Bank akan mengenakan denda sebesar lebih
kurang 25% dari sejumlah invoice (discrepancies).
B. JENIS – JENIS DOKUMEN EKSPOR
Dalam hal transaksi L/C selalu harus dikaitkan dengan
dokumen. Karena hanya dengan kelengkapan dokumen yang
diisyaratkan dalam L/C sajalah eksportir itu dapat menarik
wesel / draft guna mencairkan uang yang tertera dalam L/C
tersebut.
Dokumen-dokumen yang diisyaratkan oleh L/C
antara lain :
1. Invoice 9. Beneficiary’s Certificate
2. Full set on board Ocean Bill of Loading / 10. Surveyor’s Certificate / Inspection’s
Airwaybill Certificate
3. Packing / Weight List 11. Drafts
4. Certificate of Origin 12. Certificate of Quality
5. Insurance Policy 13. Manufacturer’s Quality Certificate
6. Shipping Agent Certificate 14. Sanitasi Health and Veterinary Certificate
7. Exporter’s Certificate 15. Weight Note and Measurement List
8. Manufacturer’s Certificate
1. Invoice
Invoice adalah sangat esensial dalam perdagangan, sebab
didalam invoice itu tercantum data-data tentang nota
perincian barang-barang yang dijual, harga barang, nama dan
alamat pembeli, cara pengapalan, Nomor Post Tariff dan
sebagainya. Invoice itu sendiri dibagi menjadi 3 jenis yakni :
a. Proforma Invoice
b. Commercial Invoice
c. Consular Invoice
a. Proforma Invoice
Proforma Invoice adalah merupakan penawaran dalam
bentuk invoice biasa dari penjual kepada pembeli. Invoice
itu disebut Proforma ditentukan oleh namanya saja yang
tercantum pada bagian atas pada invoice itu.
b. Commercial Invoice
Commercial Invoice Disebut juga sebagai invoice saja
merupakan nota perincian yang berisi tentang :
1) Nama dan alamat pembeli 9) Nomor, tanggal L/C dan Bank
2) Nomor dan Tanggal Invoice Pembuka.
Proforma kalau ada 10) Nama Pelabuhan Muat dan Tanggal
3) Nomor dan Tanggal Order dari Keberangkatan Kapal.
Pembeli ( sales contract ). 11) Nama Pelabuhan Bongkar.
4) Perincian yang lengkap tentang 12) Cap dan Tandatangan Penjual.
barang-barang sesuai L/C dan syarat
13) Keterangan asal barang.
harga jumlah.
14) Ongkos laut.
5) Harga satuan barang.
15) Premi Asuransi.
6) Merk dan Nomor Pengepakan
Barang. 16) Komisi Agen.
7) Perincian berat dan ukuran barang. 17) Keterangan lain yang diminta L/C.
8) Nama kapal.
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh eksportir
mengenai penanganan invoice ini adalah :
a) Nama Pembeli harus sesuai dengan L/C.
b) Tandatangan oleh yang berhak.
c) Nomor, tanggal dan nama Bank Pembuka harus persis sama dengan L/C, tidak
boleh, meskipun cuma menambah atau mengurangi spasi, koma dan titik.
d) Jumlah dan harga barang harus sesuai dengan jumlah L/C kalau lebih atau kurang
tidak boleh sampai 0,2% dari jumlah L/C.
e) Perhitungan harus benar.
f) Jumlah invoice ditentukan oleh permintaan L/C, kalau dalam L/C partial shipment
as allowed maka jumlah otomatis kurang dari jumlah keseluruhan L/C, tapi kalau
pengiriman seluruhnya maka jumlah harus sesuai dengan L/C.
g) Syarat pengapalan dan nama kapal harus sesuai dengan L/C.
c. Consular Invoice
Consular Invoice. Yakni invoice yang dikeluarkan oleh
kedutaan ( konsulat ). Yang berhak menandatangani adalah
Konsul Perdagangan Negeri Pembeli atau dibuat dan
ditandatangani oleh negara sahabat dari negara pembeli.
Tujuan dari adanya Consular Invoice adalah untuk melihat
dengan pasti harga jual dan untuk memastikan bahwa tidak
terjadi dumping di suatu negara.
2. Full set on board Ocean Bill of Loading / Airwaybill

Bill of Loading atau konosemen adalah dokumen pengapalan yakni suatu


surat yang membuktikan bahwa barang yang tercantum didalamnya sudah
termuat didalam kapal dan berfungsi sebagai :
a. Bukti tanda penerimaan barang oleh carrier dari shipper.
b. Bukti kontrak pengangkutan dan penyerahan barang antara pihak
pengangkut dan pengirim.
c. Bukti pemilikan ( document of Title ) yang menyatakan bahwa orang yang
memegang B/L adalah merupakan pemilik syah dari barang yang tercantum
dalam B/L.
Jenis-jenis B/L :

1. Short Form B/L


B/L yang tidak mencantumkan syarat-syarat pengangkutan.
2. Long Form B/L
B/L yang mencantumkan syarat-syarat pengangkutan secara terperinci.
3. Through B/L
B/L yang tidak digunakan terus meskipun terdapat transhipment.
4. Combined Transpor B/L
B/L yang dapat digunakan terus baik transhipment maupun pengangkutan dari dermaga ke suatu tempat
di daratan.
5. Liner B/L
B/L yang dikeluarkan oleh pelayaran yang telah mempunyai jalur khusus.
Jenis-jenis B/L :
6. Charter B/L
B/L yang digunakan untuk penyewaan sebagian atau sebuah kapal.
7. Container B/L
B/L yang digunakan untuk satu container yang biasanya nama barang tidak diketahui.
8. Groupage B/L
B/L yang digunakan untuk pengiriman jumlah besar yang biasanya dilakukan oleh EMKL untuk pengiriman ke
pelabuhan.
9. House B/L
B/L yang digunakan untuk pengiriman barang dari beberapa shipper terutama yang menggunakan Less Container Load
( LCL ) dengan tujuan agar barang tersebut tidak campur aduk sehingga memudahkan importir menerima barangnya
dipelabuhan bongkar / tujuan. House B/L biasanya juga dipergunakan oleh beberapa kapal antar pulau di Indonesia
yang pengirimannya tidak sampai satu container penuh.
10. Ocean B/L
B/L yang melindungi semua muatan dalam satu container
Kondisi B/L :
a. Clean B/L
 Apabila B/L tersebut tidak terdapat catatan / coretan tentang kekurangan barang oleh Bea dan Cukai dengan
dinyatakan “Shipped in apparent good order and condition on board …”
b. Unclean, dirty, claused B/L
 Apabila terjadi kekurangan, pengepakan yang tidak bagus, rusak dan sebagainya yang dinyatakan seperti
“Old Gunny Bags”, “Stained Case”, “Straw Wrapped Only”, “Unprotected” dan sebagainya.
c. Stale B/L
 Yakni B/L yang belum sampai kepada cosignee atau agennya ketika kapal sudah sampai dipelabuhan tujuan.
Oleh karena itu stale B/L dapat dihindarkan dengan cara mengeluarkan.
d. Surrendered B/L
 B/L yang ditahan oleh pelayaran / agennya. Sedangkan untuk pengeluaran barang dari pelabuhan pihak
pelayaran / agennya mengirim telex copy B/L yang menyatakan bahwa B/L tersebut ditahan dan sebagai
gantinya importir dapat mengeluarkan barang dengan menggunakan telex copy tersebut.
Isi B/L :
1)Pengirim ( shipper )
2)Nomor B/L
3)Importir atau penerimaan barang ( consignee ) kalau tidak disebut syarat ”to order of”.
4)Pihak yang diberitahu ( Notify Party )
5)Jumlah asli B/L
6)Nama Kapal Pengangkut yang pertama ( Pre Carriage )
7)Nama Kapal Pengangkut yang kedua ( Ocean / Overseas Vessel )
8)Tempat penerimaan barang ( Place of Receive )
9)Pelabuhan Pemuatan Barang ( Port of Loading )
10)Pelabuhan Pembongkaran ( Port of Discharge )
Isi B/L :

11)Tempat Pengantaran ( Place of Delivery )


Tujuan
12) akhir pengapalan ( Final Destination )
Merk
13) dan Nomor Kemasan ( Shipping Mark ) dan nomor container.
Nama,
14) jumlah, berat bersih, berat kotor dan ukuran barang yang dikirim.
Ongkos
15) muat, cara dan tempat pembayarannya ( Freight Charges Prepaid / Collect,
Freight payable )
Nama,
16) alamat, telepon, nomor fax agen pelayaran di negeri tujuan
Cap
17) atau keterangan bahwa barang telah termuat dalam kapal ( Shipped On Board / Laden
On Board )
Cap
18) dan tanda tangan agen pelayaran.
Yang Harus Diperhatikan oleh Eksportir adalah :

a) B/L harus sesuai L/C dan invoice


b) Tanggal B/L tidak boleh melewati tanggal
pengapalan terakhir.
c) B/L harus cocok dengan persyaratan L/C.
3. Packing / Weight List

Dokumen ini menerangkan uraian barang-barang yang dipak, dibungkus, atau


diikat dalam peti, kaleng, kardus dan sebagainya yang fungsinya untuk
memudahkan pemeriksaan oleh Bea dan Cukai atau pada waktu pembongkaran
dinegara tujuan. Isi Packing / Weight List yang pokok antara lain uraian barang
yang meliputi jenis barang, jenis bahan pembungkus, cara pengepakan, jumlah
dan berat barang, serta isi pada masing-masing pembungkusnya. Dengan
adanya packing / weight list ini importir tidak keliru dalam memastikan isinya.
Nama dan uraian barang tersebut harus sesuai dengan invoice.
4. Certificate of Origin ( Surat Keterangan Asal )

Surat keterangan asal adalah pernyataan yang ditanda tangani untuk


membuktikan asal dari barang-barang yang diekspor dan bahwa barang-barang
tersebut benar-benar hasil produksi dari negara eksportir. Biasanya surat ini
dikeluarkan oleh instansi yang ditunjuk oleh pemerintah misalnya Departemen
Perindustrian dan Perdagangan, Kamar Dagang, Bea dan Cukai Jawatan
Kehutanan dan sebagainya. Untuk jenis-jenis SKA di Indonesia sendiri ini
tergantung jenis barang dan negara mana yang menjadi tujuan ekspornya.
SKA yang diterbitkan oleh Departemen Perdagangan sendiri terbagi
menjadi 3 macam yakni :

a. Surat Keterangan Asal dalam rangka Preferensi misalnya SKA Form A, Form D,
Certificate in Regard to Traditional Handicraft Batik Fabrics of Cotton, Certificate
Relating to Silk or Cotton Handloom Products, Industrial Craft Cerrtification dan
lain-lain.
b. Surat Keterangan Asal sebagai Lisensi Ekspor dan / atau Pengawasan Ekspor
misalnya SKA Form O, SKA Form X, Commercial Invoice dan lain-lain.
c. Surat Keterangan Asal yang berfungsi sebagai Pernyataan Asal Barang misalnya
SKA Form B, Certificate of Authenticity, Certificate of Origin for Impor of
agricultural Product into the European Economic Community dan Surat
Keterangan Asal From Textile Product.
Prosedur memperoleh SKA

a) Eksportir mengajukan permohonan kepada instansi penerbit.


b) Permohonan yang dimaksud harus dilampiri dengan :
 Foto copy L/C dan atau Surat Kontrak ( Purchase Order ).
 Foto copy PEB atau lembar PEB yang ke empat yang telah
didaftarkan pada BankDevisa dan telah difiat oleh Bea dan Cukai.
 Foto copy B/L
 Foto copy Invoice dan Packing List.
Prosedur memperoleh SKA

c) Ekspor dapat memperoleh SKA sesuai dengan jumlah PEB yang telah
didaftarkan pada bea dan cukai.
d) Instansi penerbit akan mencatat form SKA yang dikeluarkan
meliputi :
 Nama dan alamat eksportir atau pihak lain yang memerlukan SKA.
 Tanggal permohonan dan pengambilan.
 Jenis formulir SKA.
 Nomor Seri Formulir SKA.
e) Untuk barang-barang yang diatur tata niaga ekspornya karena
kuota berdasarkan perjanjian internasional yaitu kopi, maniok
( khusus MEE ), tekstil dan produk tekstil ( TPT ) tujuan negara-
negara kuota yang berwenang menerbitkan SKA-nya adalah
Kantor Dinas Departemen Perdagangan, PT. ( Persero ) KBN atau
BPOPDI Pulau Batam, dimana kuota yang bersangkutan
dialokasikan atau dimutasikan.
f) Pengisian setiap formulir SKA dinyatakan sah apabila :
 Diisi dengan lengkap, jelas dan benar ( diketik ) dalam bahasa
Inggris oleh Eksportir yang bersangkutan.
 Setiap yang menunjukkan jumlah harus disebutkan dengan huruf
didalam tanda kurung.
 Setiap pengisian tidak dibenarkan adanya tanda penghapusan
atau coretan dalam bentuk apapun.
 Apabila dalam kolom uraian barang pada SKA tidak seluruhnya
dipakai, maka ruangan yang masih tersisa harus ditutup dengan
garis penutup berbentuk huruf ”z”.
5. Insurance Document
Asuransi adalah persetujuan dimana pihak penanggung berjanji akan
mengganti kerugian sehubungan dengan kerusakan-kerusakan,
kerugian atau kehilangan laba yang diharapkan oleh pihak tertanggung.
Dokumen asuransi mencantumkan pihak yang meminta asuransi dan
kepada siapa klaim (permintaan kerugian) dibayarkan. Pihak yang
bersangkutan mungkin sama tetapi tidaklah merupakan keharusan. Di
dalam ekspor-impor transaksi kerugian dijuluki marine insurance.
Dimana importir menghendaki agar barang-barang yang diimpor
diasuransikan terhadap kehilangan atau kerusakan pada waktu barang
tersebut sedang dalam gudang penyimpanan, atau saat pengapalan dan
saat pemindahan barang-barang
Dalam kontrak FOB dan CFR importir bertanggung jawab atas
asuransi barang-barang. Sedang dalam kontrak CIF
eksportirlah yang berhak untuk menutup asuransi atas barang
yang diekspornya. Asuransi dibayar dalam valuta yang sama
dengan L/C. Penggantian kerugian apabila kerusakan /
kehilangan akan dibayar sebesar nilai yang dinyatakan dalam
dokumen asuransi. Dokumen asuransi dapat dibuat atas :
a. Nama pengasuransi
b. Atas order bank ( banker’s clause ).
c. Atas nama pembawa.
Dalam hal yang umum kerugian sering dibayarkan kepada
beneficiary. Hal ini apabila kerugian itu dapat dibayarkan
kepada order yang bersangkutan ( to his order ) maka
dokumen asuransi itu haruslah diendorse olehnya. Akan
tetapi bila dinyatakan kepada order pihak lain, maka di
perlukan endorsement. Bank sering meminta dicantumkan
”banker’s clause” pada L/C dalam kaitan asuransi ini berarti
klause yang menyatakan bahwa Pihak Asuransi akan
menyerahkan ganti rugi kepada yang disebut dalam klausa
L/C yang bersangkutan.
Bentuk – bentuk asuransi :

1) Insurance Policy ( Polis Asuransi )


Yang menyatakan bukti kontrak asuransi barang-barang yang
diangkut dengan kapal atas nama si tertanggung membayar
premi. Berdasarkan polis Asuransi ini dapat dilakukan
langkah-langkah hukum bila terjadi permasalahan.
Bentuk – bentuk asuransi :

2) Insurance Certificate ( Sertifikat Asuransi )


Merupakan surat keterangan yang menjelaskan bahwa
terhadap barang-barang tertentu telah dilakukan penutupan
asuransinya dalam bentuk open policy. Open policy tidak
dapat diberikan oleh si tertanggung sebagai bukti penutupan
asuransi barang tertentu oleh karena open policy tersebut
diperlukan untuk pengapalan barang berikutnya. Sertifikat
Asuransi ini tidak dapat dilakukan dengan jalur hukum jika
terjadi permasalahan. Untuk itu perlu dilampiri dengan polis.
Bentuk – bentuk asuransi :

3) Cover Note
Merupakan sebuah pemberitahuan dari perusahaan asuransi
yang menyatakan bahwa sebuah asuransi telah ditutup
sementara menunggu polis atau sertifikat asuransi
dikeluarkan. Dokumen ini tidak diperlukan oleh Bank karena
bukti asuransinya belum cukup.
Bentuk – bentuk asuransi :

4) Shipment Advise
Yaitu surat pemberitahuan kepada Pihak Asuransi mengenai
barang yang harus ditutup asuransinya oleh pihak asuransi.
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam dokumen
asuransi :
a) Dokumen asuransi harus berbentuk kontrak yang dinyatakan dalam L/C.
b) Dokumen asuransi harus menutup resiko seperti dalam L/C.
c) Dokumen harus ditandatangani oleh perusahaan asuransi dan oleh si penanggung apabila
diisyaratkan harus ada pengesahan tanda tangan ( countersign ).
d) Dokumen harus menyatakan tanggal pada atau sebelum tanggal pengapalan atau
menyatakan bahwa cover atas asuransi itu paling akhir berlaku pada tanggal pengapalan
tersebut.
e) Jumlah asuransi haruslah sama dengan nilai CIF atau sama dengan invoice atau wesel
ditambah dengan 10% laba.
f) Uraian pada dokumen asuransi itu harus sesuai dengan B/L dan L/C.
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam dokumen
asuransi :
g) Dokumen harus menyatakan dengan jelas dimana / kepada siapa claim
dilakukan.
h) Dokumen harus menyatakan berlakunya asuransi.
i) Bila pengapalan dilakukan di atas dek atau dalam sebuah container maka
asuransi harus menutup resiko “Jettison” atau “Washing Overboard”.
j) Bila hak asuransi harus dipindahkan kepada pembeli dan atau pada Bank,
haruslah ada endorsement.
k) Jumlah lembar dokumen harus sesuai dengan L/C.
l) Nomor, Tanggal L/C serta Bank Pembuka harus tercantum dalam L/C.
6. Shipping Agent Certificate
Sertifikat yang dikeluarkan oleh Shipping Agent atas perintah beneficiary
berdasarkan perintah L/C, isi sertifikat ini antara lain mengenai jenis kapal beserta
jalur pelayarannya misalnya kapal pengangkut barang ekspor tidak boleh kapal dari
Israel, kapal pengangkut harus kapal conference yang sudah berpengalaman
bertahun-tahun dan sebagainya.

7. Exporter’s Certificate
Exporter Certificate merupakan surat keterangan dari eksportir yang menyatakan
bahwa barang-barang yang dikapalkan merupakan hasil produksinya sendiri atau
produksi dari pihak lain.
8. Manufacturer Certificate
Manufacturer Certificate merupakan surat keterangan dari pembuat
barang yang dinyatakan bahwa barang itu merupakan benar-benar hasil
sendiri.

9. Beneficiary’s Certificate
Yang dimaksud dengan Beneficiary Certificate adalah surat
keterangan yang menyatakan tentang telah dikirimnya dokumen asli /
copy kepada importir yang dibuat oleh eksportir.
10. Surveyor’s Certificate / Inspection Certificate
Surveyor’s Certificate merupakan keterangan tentang keadaan barang
yang dibuat oleh Independent surveyor, juru pemeriksa barang dan
badan resmi yang disahkan oleh pemerintah dan dikenal oleh dunia
perdagangan internasional. Sertifikat ini memberi jaminan antara lain :
a) Mutu dan jumlah barang.
b) Ukuran dan berat barang.
c) Keadaan barang.
d) Pembungkusan dan pengepakan.
e) Banyaknya satuan isi masing-masing pengepakan.
Pemeriksaan yang dilakukan oleh Surveyor itu antara lain :
1) Jenis barang.
2) Mutu barang.
3) Jumlah barang.
4) Harga satuan dan Harga total barang.
5) Biaya tambang.
6) Nomor pos tarif.
7) Tarif Bea Masuk.
Pemberian LPS ekspor atas barang ekspor yang memperoleh
sertifikat ekspor didasarkan pada penelitian kebenaran :
a. Jenis barang.
b. Mutu barang.
c. Jumlah barang.
11. Drafts

Draft atau Bill of Exchange ( wesel ) adalah sebuah pembayaran yang


merupakan perintah yang tidak bersyarat dalam bentuk tertulis yang
ditujukan oleh seseorang kepada orang lain ditandatangani oleh orang
yang menariknya ( drawer ) dan mengharuskan orang yang
dialamatkan atau si tertarik ( drawee ) untuk membayar pada saat
diminta atau pada suatu waktu tertentu. Sejumlah uang kepada tertentu
atau yang ditunjuk oleh orang tertentu tersebut ( order ) atau kepada
pemegang wesel tersebut. Dalam hubungan dengan L/C maka wesel
tersebut disebut juga sebagai documentary draft yakni wesel yang
disertai dengan dokumen.
11. Jenis-Jenis Wesel :
a. Sight Draft
Wesel yang dibayar pada saat diperhatikan atau saat dimintakan pembayarannya.
b. Time ( Usance / Tenor / Term ) Draft
Wesel berjangka yang dibayarkan setelah beberapa waktu kemudian. Wesel ini
dibagi menjadi dua yakni :
1) Time Sight Draft.
Wesel yang pembayarannya harus dilakukan pada waktu tertentu setelah wesel
diajukan atau diaksep, misalnya : 25 days after presentation, 25 days after
acceptance dan sebagainya.
2) Time Date Draft.
Wesel yang harus dibayar pada tanggal tertentu yang telah ditetapkan,
misalnya : 25 days after shipping date.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penanganan
wesel adalah :
 Wesel harus mencantumkan nomor, tanggal dan bank pembuka L/C.
 Weselharus menggunakan tenor at sight kecuali Usance L/C yang
mengandung syarat pembayaran berjangka untuk pembayaran tertentu.
 Wesel ditarik seperti dalam valuta L/C dan tidak melebihi L/C kecuali ada
ketentuan lain.
 Weselharus bermaterai cukup ( Rp. 6.000,- ) dan ditanda tangani yang
berwenang.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penanganan
wesel adalah :

Tanggal Wesel masih dalam batas waktu berlakunya L/C.


Nama Drawee sesuai dengan yang tercantum dalam L/C.
Nama dan tanda tangan drawer harus jelas.
Besar uang dengan angka dan terbilang harus sama.
Ketentuan lain yang diisyaratkan dalam L/C harus ditulis
dalam wesel misal : without recourse to drawer.
Istilah-Istilah Dalam Wesel :
 Drawer : yang menandatangani wesel ( penarik ).
 Drawee : yang membayar ( tertarik ).
 Payee : yang menerima pembayaran.
 Endorse : pihak kepada siapa wesel dipindahkan (endor = yang memindahkan,
endorsement = pemindahan ).
 Tenor : jangka waktu pada saat dimana sebuah wesel dapat dibayarkan.
 With recourse to drawe : drawer / endorser bertanggung jawab untuk membayar kembali
apabila tidak terjadi pembayaran atau wesel tidak diserahkan.
 With recourse to drawe : drawer / endorser tidak bertanggung jawab untuk membayar
kembali apabila tidak terjadi pembayaran atau wesel tidak diserahkan.
12. Certificate of Quality

Certificate of Quality atau sertifikat mutu merupakan surat keterangan


yang menyatakan tentang mutu barang ekspor. Sertifikat ini
dikeluarkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Industri yang
disyahkan oleh pemerintah suatu negara. Sertifikat mutu di Indonesia
dibedakan menjadi dua yakni Surat Pernyataan Mutu ( SPM ) dan
Sertifikat Mutu ( SM ). Adapun SPM diterbitkan oleh eksportir biasa
sedangkan SM diterbitkan oleh laboratorium yang telah ditunjuk.
Hal-hal yang harus diperhatikan SPM :
1. SPM hanya untuk mata dagangan yang telah ditetapkan
pengawasan mutunya.
2. SPM dilampirkan pada lembar asli PEB dan disampaikan kepada
Bank Devisa.
3. Dokumen SPM yang dilampirkan pada PEB adalah yang aslinya.
4. PEB akan ditolak oleh Bank Devisa apabila :
 Lembar asli PEB tidak dilampirkan dengan lembar asli SPM.
 SPM tidak diisi lengkap.
 Pernyataan pada PEB lain dengan SPM.
Hal-hal yang harus diperhatikan SM :
 SM wajib dimiliki, oleh setiap eksportir untuk keperluan
perdagangan.
 Dari mata dagangan ekspor yang telah mendapat SPM
dapat diambil contoh untuk dilakukan pengujian guna
memperoleh SM.
 SM dapat diterbitkan sendiri oleh eksportir yang telah
mendapat persetujuan dari instansi yang bersangkutan.
13. Manufacturer’s Quality Certificate
Manufacturer’s Quality Certificate atau sertifikat mutu pembuatan
barang termasuk penjelasan tentang baru tidaknya barang dan apakah
sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan. Sertifikat ini dibuat oleh
pabrik pembuat barang ekspor.
 

14. Sanitary Health and Veterinary Certificate


Sanitary Certificate diperlukan untuk menyatakan bahwa bahan baku
ekspor, tanaman atau bahan hasil tanaman telah diperiksa dari hama
penyakit. Dalam dokumen ini dijelaskan juga tingkat daya tahan barang,
kebersihan serta aspek kesehatan lainnya. Dokumen ini dikeluarkan oleh
jawatan resmi yang telah ditunjuk oleh pemerintah.
15. Weight Note and Measurement List.

Yang dimaksud dengan Weight Note adalah surat keterangan tentang berat
barang yang dibuat oleh eksportir diketahui oleh surveyor atau pelayaran. Sedangkan
Measurement List adalah surat keterangan yang menerangkan tentang ukuran
panjang, lebar, tebal, tipis, garis tengah dan isi barang yang diekspor dibuat oleh
eksportir.
CONTOH COMMERCIAL INVOICE

Anda mungkin juga menyukai