Anda di halaman 1dari 13

1

Fungsi Dan Jenis-jenis Bill of Lading


Bill of lading atau biasa disebut konosemen:
adalah surat tanda terima barang yang telah
dimuat di dalam kapal laut. Juga termasuk tanda
bukti kepemilikan barang serta bukti perjanjian
pengangkutan barang melalui laut. Bisa disebut
dokumen ini merupakan dokumen pengapalan
yang paling penting. Karena, memiliki jaminan
atau pengamanan.

Konosemen sendiri berupa formulir:


yang berisi informasi yang menjelaskan identitas
barang, pengirim, muatan, jumlah, nama pemesan,
maupun metode pembayaran. Dokumen ini akan
menjadi identitas dari barang yang diterima.
Banyak perusahaan yang melakukan eksportir atau
importir barang.
Dimana bill of lading menjadi dokumen penting
yang tidak bisa tinggalkan. Lantas, apa fungsi dan
jenis-jenis dari bill of lading ?

A. DEFINISI
Bill of Lading (B/L) atau biasa disebut juga Konosemen :
adalah surat tanda terima barang yang telah dimuat di dalam
kapal laut yang juga merupakan tanda bukti kepemilikan
barang dan juga sebagai bukti adanya kontrak atau
perjanjian pengangkutan barang melalui laut.
Banyak istilah yang pengertian dan maksudnya sama
dengan B/L seperti Air Waybill untuk pengangkutan dengan
pesawat udara, Railway Consignmnet Note untuk
pengangkutan menggunakan kereta api dan sebagainya.
Untuk lebih memudahkan pemahaman disini kita
menggunakan istilah B/L.
Dalam bahasa Indonesia B/L sering disebut dengan
konosemen, merupakan dokumen pengapalan yang paling
2

penting karena mempunyai sifat jaminan atau pengamanan.


Asli B/L menunjukkan hak pemilikan atas barang-barang
dan tanpa B/L seseorang atau pihak lain yang ditunjuk tidak
dapat menerima barang-barang yang disebutkan di dalam
B/L.

B. PIHAK-PIHAK YANG TERCANTUM DALAM B/L

Penggunaan B/L sebagai bagian dari dokumen yang


dibutuhkan dalam perdagangan ekspor impor melibatkan
berbagai pihak, antara lain:
1. Shipper yaitu pihak yang bertindak sebagai
beneficiary.
2. Consignee yaitu pihak yang diberitahukan tentang
tibanya barang-barang
3. Notify party yaitu pihak yang ditetapkan dalam
L/C
4. Carrier yaitu pihak pengangkutan atau
perusahaan pelayaran

C. FUNGSI POKOK B/L

B/L memiliki fungsi antara lain:


1) Bukti tanda penerimaan barang,
yaitu barang-barang yang diterima oleh pengangkut
(carrier) dari shipper (pengirim barang atau eksportir) ke
suatu tempat tujuan dan selanjutnya menyerahkan
barang-barang tersebut kepada pihak penerima
(consignee atau importir)

2) Bukti pemilikan atas barang (document of title) ,


yang menyatakan bahwa orang yang memegang B/L
merupakan pemilik dari barang-barang yang tercantum
pada B/L/

3) Bukti perjanjian pengangkutan dan penyerahan barang


antara pihak pengangkut dengan pengiriman.
3

D. PEMILIKAN BILL OF LADING

Kepemilikan suatu B/L dapat didasarkan kepada beberapa hal


antaralain:

1) B/L atas pemegang (Bearer B/L)


Jenis B/L ini jarang digunakan. Yang dimaksud dengan
“bearer” adalah pemegang B/L dan karena itu setiap orang
yang memegang atau memiliki B/L tersebut dapat menagih
barang-barang yang tersebut pada B/L. Jenis ini
mencantumkan kata “bearer” di bawah alamat consignee
.
2) Atas nama dan kepada order (B/L made out to order)
Pada B/L ini akan tercantum kalimat “consigned to order of”
di depan atau di belakang nama consignee atau kepada
notify address. Biasanya syarat B/L demikian ini ditandai
dengan mencantumkan kata order pada kotak consignee
pada B/L yang bersangkutan.
Pemilikan B/L ini dapat dipindahkan oleh consignee kepada
orang lain dengan endorsement yaitu menandatangani
bagian belakang B/L tersebut.

3) B/L atas Nama (straight B/L)


Bila sebuah B/L diterbitkan dengan mencantumkan nama si
penerima barang (consignee) maka B/L tersebut disebut B/L
atas nama (straight B/L). Pada straight B/L menggunakan kata-
kata “consigned to” atau “to” yang diletakkan diatas alamat
dari consignee tersebut.
Apabila diinginkan pemindahan hak milik barang-barang
tersebut maka haruslah dengan cara membuat pernyataan
pemindahan hak milik yang disebut declaration of assignment,
dan bilamana dilakukan endorsement maka pemindahan
pemilikan tersebut tidak dianggap berlaku
4

FUNGSI BILL OF LADING


Sebagai salah satu dokumen penting, bill of lading tentu mempunyai
fungsi atau manfaat yang begitu penting, yaitu :

1. Sebagai bukti dan tanda terima


Fungsi yang pertama dari bill of lading yaitu sebagai surat yang
membuktikan bawasanya barang yang akan dikirimkan sudah
dibuat dalam kapal. Artinya barang yang dikirimkan tersebut
telah terangkut di atas kapal dan meninggalkan Pelabuhan. Bill
of lading akan memberikan informasi kepada pengirim bahwa
barangnya sudah dimuat dalam kapal dan menuju
keberangkatan.

2. Untuk kontrak pengangkutan barang


Bill of lading juga sebagai kontrak atau perjanjian yang
menyatakan barang telah dikirimkan melalui Pelabuhan. Di sini
Bill of lading memiliki fungsi menjadi dokumen perjanjian
pengangkutan dan penyerahan barang dari pihak ekspedisi
kepada penerima

3. Sebagai dokumen kepemilikan


Fungsi yang selanjutnya adalah sebagai dokumen kepemilikan.
Untuk pemilik barang yang menerima di Pelabuhan, bill of
landing dapat menjadi bukti kepemilikan. Dengan begitu,
penerima barang bisa mengklaim barang sesuai dengan data dan
identitas yang sudah tertulis dalam bill of landing.

Jenis-jenis bill of lading berdasarkan proses


pengiriman
Melalui proses pengiriman akan memudahkan proses dari satu pos
pengiriman ke pos selanjutnya. Berikut adalah jens-jenis bill of
lading berdasarkan dari proses pengiriman.

1) Received for shipment


Merupakan dokumen bill of lading yang menunjukkan bahwa
barang yang akan dikirimkan sudah diterima oleh perusahaan
5

pelayaran. Namun, tahap ini barang belum dikirim atau belum


dimuat ke kapal.

2) Shipped on board
Jenis ini adalah proses selanjutnya dari received for shipment
yaitu barang sudah dimuat di dalam kapal dan akan dikirimkan

3) Short form
Bisa disebut jenis ini merupakan catatan pelengkap. Namun,
dokumen ini tidak mencantumkan syarat-syarat pengangkutan
yang sudah ditetapkan sebelumnya

4) Long form
Bedanya dari short form syarat-syarat pengangkutan sudah
dicantumkan secara rinci dan masih termasuk catatan dalam
dokumen

5) Through
Jenis ini adalah salah satu bill of lading yang dikeluarkan dalam
kondisi khusus. Yang mana, ketika tidak adanya jasa pengiriman
langsung menuju Pelabuhan tujuan. Maka dokumen ini perlu
dikeluarkan

6) Combined transport
Sesuai dengan Namanya dimana akan menggunakan kombinasi
jasa pengangkutan, biasanya transportasi yang digunakan
berupa pengangkutan darat.

7) Charter party
Jenis bill of lading charter party akan digunakan jika pengirim
atau penerima menggunakan pengangkutan secara Borongan.
Seperti menyewa Sebagian atau seluruh kapal.

8) Liner
Bill of lading liner bisa anda gunakan jika kapal pengiriman sudah
mempunyai jadwal pengiriman dan jalur yang terorganisir dengan
baik.
6

B/L diterbitkan oleh perusahaan pelayaran. Mereka memberikan jasa


meminjamkan container kepada eksportir untuk mengirimkan barang
yang sudah dibeli oleh importir.

Tugas B/L untuk membuktikan bahwa barang yang ada dalam


container adalah benar milik importir yang tercantum namanya di
lembaran depan. Jadi, B/L merupakan sebuah kontrak perjanjian
antara tiga pihak: Importir, Eksportir dan Perusahaan Pelayaran.
7

Selain nama importir, hal lainnya yang tertulis di B/L yakni:


(Note: Contoh B/L berikut akan dipecah menjadi tiga bagian, supaya
lebih mudah dalam penjabaran)
8

Contoh B/L dipecah menjadi tiga bagian

A. B/L (PART 1)

VARIABLE yang diisi di B/L KETERANGANNYA


(2) Shipper/Exporter pengirim barang dari negara asal 
penerima barang atau importir yang sudah
(3) Consignee
memiliki import license di negara tujuan 
pihak lain yang juga harus diinfo jika kapal
(4) Notify Party
sudah tiba di pelabuhan 
nomor dokumen, bukan berarti nomor B/L
(5) Document No.
ya…
alat angkut pertama menuju pelabuhan
(12) Pre-Carriage by
utama
(13) Place of Receipt Date lokasi pertama penerimaan barang
nama kapal pengangkut dan nomor voyage
(14) Ocean
>>> dari pelabuhan utama ke pelabuhan
Vessel/Voy.No. tujuan
9

pelabuhan utama pemberangkatan


(15) Port of Loading
container menuju negara tujuan

sama dengan Place of Delivery, tapi bisa


(16) Port of Discharge juga diisi nama pelabuhan transit, jika kapal
mampir dulu ke negara tetangga
pelabuhan negara tujuan, misal di
(17) Place of Delivery Indonesia: TG. Priok, Jakarta; TG. Perak,
Surabaya; dll

B. B/L (Part 2)

VARIABLE yang diisi di B/L KETERANGANNYA


(18) Container No./Seal No. nomor container dan nomor seal
shipping mark yang terdapat di
(18) Marks & Nos kemasan, jika tidak ada, maka cukup
ditulis keterangan N/M (No Mark)
jumlah kemasan dan satuannya misal:
(19) Quantity & Kind of
carton/ roll/ package/ wooden case/
Packages dll.
(20) Description of Goods nama barang yang diangkut
10

(21) Measurement & Gross total volume kubikasi dan berat kotor
Weight seluruh barang
(22) Total Numbers of
jumlah container yang digunakan
Containers
biaya pelayaran & jenisnya, misal
(24) Freight & Charges
Freight Prepaid atau Freight Collect

C. B/L (Part 3)

VARIABLE yang diisi di


KETERANGANNYA
B/L
(25) B/L No. nomor Bill of Lading (B/L)
jenis jasa yang dipakai, misal FCL atau
(26) Service Type/Mode LCL
(27) Number of Original jumlah original B/L yang dikirim, biasanya
B/L sebanyak tiga rangkap
(28) Place of B/L
lokasi B/L diterbitkan dan tanggalnya
Issue/Date
(29) Prepaid at lokasi pembayaran freight oleh shipper
(30) Collect at lokasi pembayaran freight oleh consignee
(33) Laden on Board tanggal kapal berangkat
11

Jenis-jenis Bill of Lading Berdasarkan


Kondisi Barang
Jenis bill of lading tidak hanya dilihat berdasarkan proses
pengirimnya saja. Jenis bill of lading juga dilihat dari kondisi
barang. Di bawah ini merupakan jenis-jenis bill of lading
berdasarkan kondisi barang.

a. Clean bill of lading


Jenis yang pertama adalah clean bill of
lading dimana akan memberikan keterangan
bahwa kondisi barang yang akan dikirimkan dalam
kondisi yang baik. Biasanya informasi yang
diberikan berupa keterangan kondisi barang dalam
keadaan bagus dan siap untuk dikirim

b. Stale still of lading


Jenis ini merupakan kebalikan dari clean. Karena
stale menunjukkan barang yang dikirimkan
terdapat masalah. Seperti kerusakan barang itu
sendiri, pencurian, biaya penalty dari pengusaha
Pelabuhan maupun terdapat penjualan
menggunakan lelang umum

c. Unclean bill of lading


Jenis ini memperlihatkan kondisi barang yang
muncul terdapat kerusakan atau tidak adanya
perlindungan kepada barang.
12

PENEMPATAN KAPAL DI PELABUHAN

Dalam penempatan kapal di tambatan konvensional agak


berbeda dengan di terminal petikemas
A. Pelabuhan Indonesia dalam pelayan kapal untuk tambat di pelabuhan
sebagai berikut:

1. Waktu kapal tiba di pelabuhan pertama di lakukan pelayan pandu


pertama naik untuk memandu sampai kolam pelabuhan.
2. Kapal lego jangkar di kolam pelabuhan untuk menunggu antrian
sandar. setelah medapat tempat pelayanan tambatan, pandu ke II
untuk memandu sampai tambatan.
3. Untuk menuju tambatan telah mendapat pelayanan kapal: kapal
tunda dan kepil untuk menarik pada waktu sandar di tambatan
4. Kapal melakukan kegiatan bongkar muat maka tersedia dermaga
dan tempat penumpukan (gudang dan lapangab) selanjutkan
barang di keluarkan oleh penerima/pemilik setalah semua
dokumen dan administrasi lengkap.

B.Dokumen yang harus disampaikan ke PT. Pelabuhan Indonesia pada


waktu minta akan mengajukan pelayan tambat:

1. SAL : Ship Areval List merupakan daftar kapal2 yang akan


sandar di pelabuhan yang oleh pelayaran. ( H-1 dan H-7)
2. Manifest ( H-1)
3. Stowage Plan (H-1)
4. PPKB (Permintaan Pelayanan Kapal dan Barang H-1)
5. Dokumen lainnya.

Pendapatan yang di peroleh dari pelayanan kapal dan barang;

a. Pendapat dari uang pelayanan kapal:


1. Uang pelayan pandu laut dan pandu Bandar
2. Uang tambat labuh
3. Uang pelayanan tunda dan kepil
4. Uang pelayanan air kapal
13

b. Pendapatan dari kegiatan bongkar muat barangnya:


1. Uang dermaga
2. Uang sewa penumpukan gudang lapangan

c. Apabila kegiatan bongkar muat ditangani oleh PBM Pelindo:


1. Pendapatan dari Ongkos Bongkar Muat (OPP/OPT)
2. Uang dermaga
3. Uang sewa penumpukan

Anda mungkin juga menyukai