Anda di halaman 1dari 9

FCL/FCL dan LCL/LCL 10/10/2019

Soal:

Tulis prosedur berikut

1. PT Maju Pesat di Banyudono Boyolali mengekspor


meubel rotan 30 CBM ke NV Van Hotten di Den Haag
Netherland.
2. CV Danarhadi di Surakarta ekspor batik 10 CBM ke NV
Van Basch di Suriname.

Jawaban :

1. Alur:
Payment dan Incoterms dimisalkan:
Payment : FOB (when goods are on board the vessel).
Tradeterms : FOB Semarang
Menyiapkan barang yang akan dipacking.
Eksportir menyiapkan barang dan dokumen.
Eksportir menyiapkan invoice, packing list (uraian
barang, jumlah, berat kotor, berat bersih, volume).
Perlu bekerjasama dengan pihak ketiga (ppjk : yang
mencari container).
Kerjsama dengan freight forwarder yang memiliki divisi
ppjk dan mengurus kepabeanan (disini dipilih PT
Samudera Indah Perkasa ppjk)  caranya sebagai
eksportir membuat surat kuasa bermaterai 6000 untuk
diuruskan agar barang bisa dimuat.
Setelah surat kuasa ditandatangani oleh PT Maju Pesat
lalu diberikan kepada PT Samudera Indah Perkasa.
Container kosong dibawa ke gudang barang yang akan
diekspor di Boyolali.
Setelah sesampainya container, maka akan diadakan
stuffing barang ke container dan disegel.
Shipping instruction sudah diurus oleh PT Samudera
Indah Perkasa.
Barang dalam perjalanan ke tanjung mas.
Sesampainya di TPS (Tempat Penimbunan Sementara)
kemudian di CY (Container Yard) –tempat dimana
container-container diletakkan sebelum dinaikkan ke
kapal atau sesudah diturunkan dari kapal – karena FCL.
Tugas selanjutnya berurusan dengan bea cukai,
membuat PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) atas
nama PT Maju Pesat.
Setelah PEB beres, terbit surat persetujuan ekspor lalu
container siap dimuat diatas kapal.
Freight Forwarder menyewa shipping agent Happag
Lloyd ( agen PT Samudera Indonesia).
Mencari feeder vessel yang disewa dari Semarang oleh
agen Happag Lloys, PT Samudera Indonesia (contoh
feeder vessel : YM Glory).
PT Samudera Indonesia atas nama Happag Lloyd
menerbitkan B/L rangkap 3. Posisi container sudah di
atas kapal.
B/L diberikan ke eksportir sebagai tanda terima (sama
halnya dengan resi).
Selanjutnya mengirim email ke Van Houtten (importir)
bahwa barang sudah diatas kapal silahkan menagih
pembayaran barang ekspor karena FOB –when goods
on board – memakai TT (Telegraphic Transfer) ke
rekening maju pesat di bank tertentu.
PT Maju Pesat sudah menerima pembayaran dengan
cek SMS Banking.
PT Maju Pesat mengirim dokumen asli lewat DHL
(invoice, packing list, B/L).
Barang berjalan menuju pelabuhan tujuan yaitu
pelabuhan Rotterdam (port of discharge).
Importir sudah menerima dokumen, lalu Happag Lloyd
yang berada di Rotterdam menagih freight ke PT Van
Houtten. Kemudian PT Van Houtten membayar biaya
pengapalan karena FOB.
Maskapai pelayaran (shipping agent) PT Samudera
Indonesia yang berada di Rotterdam menerbitkan D/O
(Delivery Order) yang kemudian diberikan kepada PT
Van Houtten.
Eksportir menerima pembayaran dan importir
mengambil barang dengan B/L. importir menerima
barang.

beberapa pengertian dan istilah mengenai export


– import
Shipper : Shipper adalah Exportir atau si Pengirim barang.
Nama dan alamat lengkap Shipper harus tertulis jelas didalam
dokumen2 seperti : Bill Of Lading, Packing List, Commercial
Invoice, COO, PEB (Pemberitahuan Export Barang), PIB
(Pemberitahuan Import Barang ketika Importir mengurus
proses pengeluaran barang dari Pelabuhan).

Consignee : Consignee adalah Importeer atau si Penerima


barang. Nama dan alamat lengkap Consignee harus tertulis jelas
didalam dokumen2 seperti : Bill Of Lading, Packing List,
Commercial Invoice, COO, PEB (Pemberitahuan Export Barang),
PIB (Pemberitahuan Import Barang ketika Importir mengurus
proses pengeluaran barang dari Pelabuhan).

Notify Party : Notify Party adalah pihak kedua setelah


Consignee yang berhak untuk di beritahu tentang adanya suatu
pengiriman dan penerimaan barang export / import. Dalam
prakteknya, Nama dan Alamat Notify Party ini sama dengan
nama dan Alamat Consignee. Tetapi ini semua tergantung dari
perjanjian awal antara pihak Shipper dan Importeer. Nama dan
alamat lengkap Notify Party harus tertulis jelas didalam
dokumen2 seperti : Bill Of Lading, Packing List, Commercial
Invoice, COO. Atau jika Notify Part sama dengan Consignee
maka cukup ditulis SAME AS CONSIGNEE.

Shipping Mark & Number : Shipping Marks & Number adalah


jumlah carton dan tanda pengiriman yang tercantum di
kemasan barang. Data Shipping Marks & Number ini tercantum
didalam Packing List dan Bill Of Lading.

Description of Goods : Adalah perincian barang. Description of


Goods ini terdapat didalam Packing List (Lengkap) dan Bill Of
Lading. Hanya saja penulisan data Description of Goods pada
Bill Of Lading lebih sederhana atau hanya garis besarnya saja.
Misalnya, didalam Packing List tertulis 2 drum minyak tanah, 5
jerigen bensin, 10 kalen g oli bekas. Maka pada Bill Of Lading
cukup ditulis 17 Packages (total kemasan) of minyak tanah,
bensin and oli bekas.

G.W. : G.W. adalah singkatan dari Gross Weight. Yaitu berat


kotor dari berat kemasan dan berat barang itu sendiri. Contoh
berat barang itu 2 Kgs dan berat kemasannya 0.5 Kgs maka G.W.
: 2.5 Kgs

N.W. : N.W. adalah singkatan dari Net Weight / berat bersih


yaitu berat barang sebelum di kemas.

LCL : Less than Container Loaded yaitu jenis pengiriman barang


tanpa menggunakan container dengan kata lain parsial. Jika kita
menggunakan jenis pengiriman LCL, maka barang yang kita
kirim itu ditujukan ke Gudang penumpukan dari shipping agent.
Lalu dari pihak Gudang tersebut akan mengumpulkan barang2
kiriman LCL lain hingga memenuhi quota untuk di loading / di
muat ke dalam container.

FCL : Full Container Loaded yaitu jenis pengiriman barang


dengan menggunakan container. Walaupun quantity barang
tersebut lebih pantas dengan mode LCL, tetapi jika shipper
mengirimkan barangnya dengan menggunakan container maka
jenis pengiriman ini disebut dengan FCL. Pengiriman barang
dengan mode FCL maka kita harus mendatangkan container ke
Gudang kita untuk process stuffing (proses pemuatan barang).
Setelah stuffing selesai, container itu kita segel dan kita
kirimkan ke Tempat Penumpukan Peti Kemas di pelabuhan.
Proses bagaimana cara mendatangkan container ke gudang kita
akan di jelaskan pada bab yang lain.

CFS : Container Freight Station yaitu mode pengiriman dari


Gudang LCL Negara asal sampai ke Gudang LCL Negara tujuan.
CFS-CFS menandakan bahwa mode pengiriman barang tersebut
dengan cara LCL.

CY : Container Yard yaitu mode pengiriman dari Tempat


Penumpukan Peti Kemas Negara asal sampai ke Tempat
Penumpukan Peti Kemas Negara tujuan. CY-CY menandakan
mode pengiriman barang tersebut secara FCL.

Vessel : Kapal

Feeder Vessel : Kapal pengangkut container dengan kapasitas


kecil yang mengangkut container dari pelabuhan muat menuju
pelabuhan transit untuk di pindah ke Mother Vessel. Contoh :
dari Tg. Priok menuju ke Singapore atau Hongkong….dsb

Mother Vessel : Kapal pengangkut dengan kapasitas besar yang


mengangkut container dari pelabuhan transit menuju
pelabuhan tujuan. Catatan : Jika pengiriman barang dari
pelabuhan muat (misalnya : Tg. Priok, Jakarta ) menuju
pelabuhan bongkar (misalnya : Busan, Korea) dengan
menggunakan 1 Kapal saja maka tidak ada istilah Feeder Vessel
dan Mother Vessel. Istilah Feeder Vessel dan Mother Vessel jika
pengiriman barang dari pelabuhan muat ke pelabuhan bongkar
tersebut menggalami pergantian kapal. Misalnya : Pelabuhan
muat Tg. Priok dan Pelabuhan bongkarnya Los Angeles,
California. Sementara route pengiriman itu melalui Jakarta –
Singapore menggunakan Kapal YM Glory dan Singapore – Los
Angeles, CA mengunakan Kapal Hanjin Sao Paulo. Maka Feeder
Vessel nya adalah YM Glory dan Mother Vesselnya adalah
Hanjin Sao Paulo.

Voyage : Nomor Keberangkatan Kapal yang biasa disingkat


dengan V. atau Voy.. Nomor keberangkatan harus selalu ada
dibelakang nama Kapal. Contoh : YM Glory V. 23 artinya Nama
Kapal YM Glory dengan nomor keberangkatan kapal (Voyage)
23.
ETD : Estimation Time of Departure adalah perkiraan waktu
keberangkatan Kapal.

ETA : Estimation Time of Arrival adalah perkiraan waktu


kedatangan Kapal.

Bill Of Lading : atau biasa di singkat dengan B/L, arti


sederhananya adalah Konosemen atau bukti pengiriman
barang dan pengambilan barang. Form Bill Of Lading itu sendiri
harus sudah mendapatkan legalitas dari dunia International
sebagai alat / bukti pengiriman dan pengambilan barang export
/ import. Didalam Bill of Lading memuat data2 Shipper,
Consignee, Notify Party, Vessel & Voy. No., Shipping Marks &
Numbers, Description of Goods, GW, NW, Measurement, POD,
POL, Destination.

P.O.L : Port Of Loading = Pelabuhan Muat

P.O.D : Port Of Discharge = Pelabuhan Bongkar

Packing List : Daftar Rincian barang secara mendetail yang


berisikan nama Shipper, Consignee, Notify Party, Nama Vessel
& Voy, Dimensi Barang, Gross Weight dan Net Weight per Item
barang maupun total keseluruhan, Jumlah barang.

Commercial Invoice : Daftar rincian barang mendetail yang


berisikan nama Shipper, Consignee, Notify Party, Nama Vessel
& Voy, Nilai Invoice per Item barang maupun total keseluruhan,
Jumlah barang.
F.O.B : Free On Board. Metode Pembayaran di pelabuhan
bongkar baik itu Harga Barang (Nilai Commercial Invoice),
Asuransi (Insurrance) dan Biaya Pengiriman (Freight).

C.I.F : Cost Insurrance & Freight. Metode Pembayaran di


Pelabuhan Muat. Artinya, sebelum melakukan pengiriman
barang tersebut sudah di lunasi oleh Consignee. Dan biaya
asuransi maupun ongkos kirim sudah di bayar oleh Shipper di
Pelabuhan Muat.

C.&.F : Cost & Freight. Metode Pembayaran yg tidak jauh


berbeda dengan C.I.F, tetapi dalam kasus C & F, pihak Shipper
tidak membayar asuransi / tidak mengasuransi kan barang
tersebut.

Shipping Schedule : Jadwal Pengapalan. Jadwal ini diterbitkan


oleh pihak Shipping Agent. Berisi mengenai ETD Vessel, ETA
Vessel di pelabuhan bongkar, mode pengiriman (Cepat atau
Lambat), Rute Kapal dan Pelabuhan Transit dan Nama Kapal
Pengganti (Jika memang service pengiriman-nya harus
menggunakan lebih dari 1 kapal).

Closing Time : Tenggat waktu normal yang di perbolehkan bagi


cargo / barang yang masuk ke tempat penimbunan sementara
seperti gudang CFS atau UTPK (Unit Tempat Penumpukan Peti
Kemas).
Catatan : Tiap-tiap Shipping Schedule selalu mencantumkan
tanggal dan waktu closing time. Dan jika cargo masuk ke tempat
penimbunan sementara itu melewati dari waktu Closing Time
yang telah ditetapkan maka pihak shipper akan dikenakan
sanksi / denda.
P.E. : Persetujuan Export. Lembar Persetujuan Export ini bisa
diperoleh dan di print sendiri oleh pihak Shipper / EMKL yang
memiliki system online (E.D.I = Electronic Data Interchange)
setelah pengajuan dokumen2 Export seperti Packing List,
Commercial Invoice & PEB di setujui oleh pihak Bea dan Cukai.

P.E.B : Pemberitahuan Export Barang. Pengisian form


Pemberitahuan Export Barang di ajukan dengan system online
melalui system EDI. Jika pemeriksaan PEB di setujui, maka akan
keluar P.E. Adapun data-data yang diisikan saat pengajuan
pengisian form PEB adalah semua data-data yang ada di Packing
List & Commercial Invoice

Anda mungkin juga menyukai