Anda di halaman 1dari 21

 PENGERTIAN

Pengertian Shipping
Shipping atau pelayaran adalah proses secara fisik dari pengiriman barang atau muatan via
darat, laut atau udara. Tapi bisa juga berarti pergerakan suatu objek dengan sebuah kapal.
 Ada beberapa jenis shipping/pengiriman barang :
1. Melalui darat dengan menggunakan truck, kereta api.
2. Melalui laut dengan menggunakan kapal.
3. Melalui udara dengan menggunakan pesawat. Atau gabungan dari semua moda
transportasi tersebut ( combine shipment )
 Shipping Type

BY AIR

BY LAND
BY SEA
 Type Services Shipping
1. Liner Services : merupakan pola perjalanan kapal kapal yang melalui rute yang tetap dengan
waktu yang terjadwal.
2. Tramper : merupakan pola perjalanan kapal yang melalui rute yang cenderung tidak tetap
atau berdasarkan spot tertentu menuju spot lain yang memiliki prospek barang atau kargo
untuk diangkut.
3. Semi Liner : merupakan pola perjalanan kapal gabungan antara liner dan tramper yang
memiliki rute yang tetap sama seperti liner tetapi pada pelaksanaanya dimungkinkan untuk
melakukan pola tramping yang tidaktetap bila menguntungkan dan bila perjalanan tersebut
sudah selesai akan kembali lagi ke pola liner yang semula.
 +/- Liner & Tramper Services
System Tramper
• Keuntungan :
– Akan mendapatkan penghasilan yang lebih besar dengan banyaknya jadwal
pelayaran
– Tarif angkutan dapat disesuaikan dengan harga yang sedang berlaku
– Tidak memerlukan biaya perawatan yang terlalu besar karena dapat memilih
pelabuahn perawatan yang murah
– Dapat refreshing dengan situasi dan kondisi pelabuhan yang berbeda-beda
– Tunjangan intensive berlayar lebih besar
• Kerugian :
– Muatan yang dikirim tidak selalu tepat waktu
– Rencana bongkar muat selalu berubah-ubah
– Ganti rugi/klem memerlukan waktu yang agak lama
– Lebih sulit dalam hal pengawasan dan pengoperasian kapal.
– Lebih sulit pengaturan sign on / off
– Pembayaran gaji terkadang tidak tepat waktu
 +/- Liner & Tramper dalam Shipping
System Liner
• Keuntungan :
– Muatan terkirim terjadwal dengan tepat waktu dan teratur
– Waktu muat bongkar dapat direncanakan dengan baik
– Tarif angkutan tidak berubah
– Klaim terhadap barang yang rusak lebih cepat dilaksanakan
– Pengawasan dalam pengoperasian kapal lebih mudah
– Dari segi perawatan, bila ada kerusakan dengan mudah diatasi
– Mudah mengatur sign on, sign off crew
– Untuk pembayaran gaji lebih mudah
• Kerugian :
– Bila perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal yang ditetapkan karena kerusakan
kapal, perusahaan menyediakan kapal pengganti
– Bila terjadi pembatalan pengapalan barang, perusahaan pelayaran berhak minta
ganti rugi
– Perawatan kapal yang terlalu singkat karena jadwal yang tetap
– Adanya rutinitas menyebabkan kejenuhan
– Apabila kapal di pelabuhan home base, crew diatas kapal lebih sedikit
 Pihak terkait dalam kegiatan Shipping
 Shipper adalah nama lain dari exporter atau pengirim barang. Istilah shipper ini akan
selalu di pakai sebagai pengganti kata exporter / pengirim barang / penjual.
 Consignee adalah nama lain dari importer atau penerima barang. Istilah ini akan selalu
dipakai sebagai pengganti kata importer / penerima barang / pembeli.
 Notify Party adalah pihak ketiga selain Consignee yang mengetahui adanya sebuah
pengiriman barang.
 Carrier adalah pengangkut dalam hal ini adalah perusahaan penyedia moda
transportasi seperti truck, kereta api, pesawat terbang dan kapal laut. Carrier dalam
hal ini adalah Shipping Line, Air Line & Freight Forwarders.
 Warehouse adalah Gudang tempat penumpukan barang yang dikirim dengan tidak
menggunakan container
 Trader/mediator adalah pihak ke 3 yang turut serta dalam kegiatan
shipping/pengiriman barang tersebut
 PPJK adalah perusahaan yang bertindak menyediakan jasa pengurusan formalitas
kepabeanan dan hal-hal yang terkait di dalam proses kegaiatan shipping.
 PBM adalah perusahaan bongkar muat, perusahaan ini menyediakan jasa kegiatan
bongkar dan muat barang di pelabuhan muat dan pelabuhan bongkar. Perusahaan ini
menyedia peralatan bongkar muat dan TKBM dalam kegiatannya.
 TKBM / tenaga kerja bongkar muat adalah perusahaan (koperasi) penyedia jasa
tenaga kerja bongkar muat yang berada di pelabuhan.
 Freight Forwarding adalah perrusahaan Jasa pengurusan transportasi yang bertugas
mengurus semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan
penerimaan barang melalui transportasi darat, laut atau udara yang dapat mencakup
kegiatan penerimaan, penyimpanan, sortasi, pengepakan, pengukuran, penimbangan,
pengurusan, penyelesaian dokumen, penerbitan dokumen angkutan, perhitungan
biaya angkutan, klaim asuransi atas pengiriman barang serta penyelesaian tagihan
dan biaya-biaya lainnya berkenaan dengan pengiriman barang- barang tersebut
sampai dengan diterimanya oleh yang berhak menerimanya (door to door service).
 Lighterage adalah usaha jasa dalam bidang angkutan barang, yang mengangkut
muatan dari darat ke kapal-kapal yang berlabuh atau sebaliknya dari kapal ke darat.
 Type of Vessel

LNG SPOB

CAR CARRIER
 Type of Vessel

 Type of Vessel

LCT TUG &


BARGE

LIVE STOCK VSSL SUPPLY BOAT


 Hague Rules
 Hague Rules adalah Konvensi Internasional tentang pengangkutan di laut, yang dihasilkan
oleh International Law Association yang ditanda tangani secara resmi oleh negara-negara
maritime di kota Den Haag Belanda pada tanggal 25 Agustus 1924.
 Menurut The Hague Rules 1924, pertanggung jawaban pengangkut seperti yang terdapat
pada article 1 (2) yang berbunyi

“ Carriage of the goods covers the period from the time goods are loaded on

to the time they are discharge from the ship “

 Jadi pertanggung jawaban pengangkut, menurut The Hague Rules 1924 adalah, sejak saat
barang dimuat sampai barang dibongkar. Dengan demikian maka pertanggung jawaban
pengangkut itu berakhir sejak barang dibongkar dan diserahkan dekat kapal (delivery of
goods alongside the ship)seperti yang terlihat dalam kalimat

“.... from the time when the goods are loaded on to the time when they are

discharge from the ship “

A. Sejarah The Hague Rules

1. Tahun 1921, di Brussel-Belgia ditanda tangani oleh para sponsornya


2. Tahun 1924, penanda tanganan secara resmi oleh negara-negara maritim dikota Den
Haag-Belanda yg dikenal dengan nama “The Hague Rules 1924”
3. Tahun 1963, di Brussel di adakan perubahan amandement pasal X mengenai pembatasan
tanggung jawab pengangkut pada Bill of Lading
4. Tahun 1978, “The Hamburg Rules” atau United Nation Convention on carriage of Goods
by Sea

Pokok-pokok The Hague Rules :

1. DUE DILIGENCE CLAUSE


2. PRIMA FACIE EVIDENSE
3. NEGLIGENCE CLAUSE
4. DEVITION CLAUSE
5. UN-ACQUAINTANCE CLUSE
6. PARAMOUNT CLAUSE

 Penggolongan Muatan
1. Muatan ditinjau dari jenis nya :
a. Bulk Cargo
b. Break Bulk / General Cargo
c. Homogeneous Cargo
d. Project Cargo
2. Muatan ditinjau dari sifat alamiahnya :
 Muatan padat
 Muatan Cair
 Muatan Gas
3. Muatan ditinjau dari segi Penanganannya :
a. Muatan berbahaya
b. Muatan yg memerlukan pendinginan (beku)
c. Muatan Over Dimensi
 Bulk Cargo
Bulk dapat diartikan sebagai barang atau kargo yang diangkut tanpa menggunakan bungkus
(unpackaged) dengan jumlah banyak dan dengan jenis yang sama. Bulk ini sering disebut sebagai
barang curah. Ada dua jenis bulk cargo, yaitu dry bulk atau bulk dalam bentuk kering seperti
batu bara, semen curah, palm kernel expeler (PKE), grain (seperti beras curah, tapioka, dll.) dan
lain-lain. Untuk liquid atau cair itu bisa berupa minyak dan bahan-bahan kimia lainnya.

 Break Bulk Cargo/General Cargo


Pengertian breakbulk adalah istilah untuk barang yang meliputi berbagai jenis barang yang harus
dimuat ke atas kapal satu per satu dan bukan dalam bentuk container atau bulk seperti minyak
dan butiran. Atau bisa saja dalam bentuk bulk tetapi disatukan dalam satu unit yang dibungkus
(packaged) dalam karung, kotak, crate, drum dan lain-lain.

 Containerize Cargo
Containers atau Kontainer adalah kategori kargo yang tumbuh paling besar dan paling cepat di
seluruh pelabuhan yang ada di dunia. Cargo yang diangkut dengan menggunakan kontainer bisa
bermacam-macam, mulai dari auto parts (spare parts kendaraan bermotor), mesin, komponen
industri, pakaian, mainan, makanan, daging beku, dan hasil laut adalah beberapa contoh barang
cargo yang biasanya dimuat ke dalam container.
 Homogeneous Cargo
Homogeneus Cargo adalah muatan yang terdiri dari satu macam barang yang di kapalkan
sekaligus dalm jumlah besar dan dalam keadaan di kemas.

 Project Cargo
Project Cargo adalah angkutan barang dalam sekala besar dan satu paket, seperti peralatan
militer, material bulding dan lain lain.

 Muatan Padat, Cair & Gas

 Dangerous Cargo

 Freezer Cargo
 Over Dimension Cargo

 Marine Cargo

 Type of Packing

Carton Gunny bag Drums Bulk

Wood box Pallet

Containerized
General cargo
 Cargo Declaration

 Stowage Plan

 Broken Space

 Stripping

 Stuffing
 Depo Container

 Container Freight Station

 Container Yard

 Type of Container

 Stacker Container

 Spreader Bar Container


 Consolidation

 PENGERTIAN
Pencharteran kapal pada Pasal 453 KUHD dibagi menjadi dua, yaitu :
Time Charter (charter menurut waktu), adalah persetujuan dengan mana pihak yang satu (si
yang mencharterkan), mengikatkan diri untuk, selama waktu-waktu tertentu, kepada pihak
lawannya (si pencharter), dengan maksud untuk memakai kapal tersebut dalam pelayaran
dilautan guna keperluan pihak yang terakhir ini, dengan pembayaran suatu harga yang dihitung
menurut lamanya waktu.
Voyage Charter (charter menurut perjalanan), adalah persetujuan dengan mana pihak yang
satu (si yang mencharterkan) mengikatkan diri untuk menyediakan sebuah kapal tertentu,
seluruhnya atau sebagian, kepada pihak lawannya (si pencharter) dengan maksud untuk baginya
mengangkut orang-orang atau barang-barang melalui lautan, dalam satu perjalanan atau lebih,
dengan pembayaran suatu harga pasti untuk pengangkutan ini.
 Jenis-jenis charter :
1. Bare Boat Charter (Demise Charter)
Yaitu charter kapal dalam keadaan kosong tanpa awak kapal. Charter ini khusus hanya antar
perusahaan pelayaran, dan termasuk time charter serta penggunannya terserah si pencharter.
2. Time Charter
Tanggung jawab Shipp Owner meliputi navigasi, pengangkutan aman, perbekalan, gaji/bonus,
dan asuransi (tergantung perjanjian). Sedangkan tanggung jawab pencharter meliputi :
kecepatan, bahan bakar, dan batas daya muat (dead weight capacity).
3. Trip Time Charter
Yaitu charter kapal untuk satu trayek tetapi hanya charter/sewa dihitung berdasarkan lamanya
waktu. Misalkan dari Port A ke Port B yang harusnya ditempuh 1 hari tetapi ditempuh dalam
waktu 1 minggu, maka pembayarannya dihitung selama 1 minggu.
4. Berth Charter (termasuk Voyage Charter)
Bersifat heterogen (belum tahu apa yang diangkut), dan akan tahu yang akan
diangkut setelah kapal dilayani didermaga (On the Berth). Apabila hari yang
ditentukan tidak ada barang yang diangkut maka si pencharter hanya dikenai
biaya cuma-Cuma yang disebut Dead Freight.
5. Lumpsun Charter (Uang Pas)
Dasar perhitungannya adalah sejumlah uang charter tertentu yang merupakan
uang tetap dan dipergunakan charter untuk menyewa seluruh atau sebagian
ruangan kapal sesuai dengan perjanjian semula.
6. Dead Weight Charter
Yaitu charter kapal dimana harga sewa ruangan kapal dihitung berdasarkan harga
charter per ton daya muat untuk seluruh dead weight kapal. Contoh : DWT =
20.000 ton, barang= 10.000 ton, harga= 50 USD/ton, maka perhitungannya adalah
: DWT x Harga // Maka, 20.000 x 50 = 1.000.000 USD.
7. Hire Purchase (sewa beli)
Charter kapal untuk selama waktu tertentu dan apabila jangka waktu
Telah habis maka Kapal menjadi milik si penyewa.
8. Clean Charter
Dalam Clean Charter, pemilik kapal hanya memikul komisi untuk
Chartering Brokers (Brokerage) Dan tidak dibebani komisi-komisi yang
lain, misalnya Address-Commission yang merupakan suatu Return
Commission yang diberikan oleh pemilik kapal kepada Pencharter atas
uang tambang yang dibayarnya. Jadi merupakan potongan yang
besarnya sekitar 2,5% dari uang tambang bersih.
9. Net Charter
Yaitu semua biaya dipelabuhan yang dibebankan dulu oleh charterer.
Apabila kapal sudah dikembalikan maka pemilik kapal akan melakukan
perhitungan.
10. Gross Charter
Yaitu semua biaya dipelabuhan dibebankan kepada pemilik kapal.
Biaya yang dikeluarkan oleh pemilik kapal akan diperhitungkan dalam
menentukan harga charter.
 ISTILAH PENTING DALAM CHARTERING
1. DESPATCH
Adalah kecepatan bongkar/muat muatan dimana waktunya lebih cepat dari
waktu yang ditentukan dalam Charter party
Pemilik/Owner memberikan uang premi kepada pemilik barang/Pencharter.
* D ½ D = Despatch Rate to half Demmurage
Premi Despatch = ½ dari Demmurag
* DDO = Despatch Discharge Only
Despatch hanya dikenakan waktu bongkar
* DLO = Despatch Loading Only
Despatch hanya dilakukan waktu pemuatan
* FD = Free of Despatch
Bebas dari pembayaran PREMI DESPATCH
2. LAY DAYS / LAY TIM
Adalah kelonggaran atau tenggang waktu yang diberikan kepada kapal untuk
memulai pemuatan/pembongkaran, dimana pencharter dapat melakukan
bongkar/muat membayar biaya extra.
Lay Time akan dihitung bila memenuhi 3 syarat :
• Kapal telah tiba di tempat yang dituju
• NOR sudah diberikan kepada pencharter
• Kapal telah siap muat/bongkar muatan.
3. NOTICE OF READINESS (NOR)
Keterangan dari nakhoda bahwa kapal telah tiba dan siap untuk muat bongkar
barang.
• SHINC (Sunday & Holiday Included) // Hari Minggu & hari libur termasuk didalamnya
• SHEX ((Sunday & Holiday Excluded) // Hari Minggu & hari libur tidak dihitung sebagai
hari-hari kerja
• WWD (Weather Working Days) // Hari kerja dengan cuaca baik
• FAC (Fast As Can) // Kapal dikerjakan secepat mungkin.
4. STATEMENT OF FACT
 Mencatat semua kejadian, sejak kapal tiba sampai dengan berangkat, NOR
 mulai muat/bongkar, berhenti muat/bongkar, karena hujan, kerusakan dan
 sebagainya, perselisihan, survey, perbaikan dan sebagainya.
5. DEMMURAGE
 Bila pencharter gagal memenuhi waktu yang telah disetujui maka PEMILIK
 KAPAL berhak :
 Menuntut uang sebagai DEMMURAGE (sebagai denda)
 Waktu/lama Demmurage dinyatakan dalam Hari/Jam sampai selesai
 Rata-rata pemuatan / pembongkaran sesuai kontrak sampai selesai
 Hari Minggu /Libur baca kontrak baik-baik (ada kalanya tidak diperhitungkan)
6. FREIGHT (UANG TAMBANG)
 Ini merupakan uang yang harus dibayar kepada pemilik kapal karena telah
 mengangkut muatan dari pelabuhan ke pelabuhan tujuan sesuai perjanjian.
7. DEAD FREIGHT
 Ialah istilah untuk kerugian bagi si penyewa kapal/ruangan, dimana pemilik
 kapal berhak menarik seluruh uang tambang, meskipun pencharter gagal
 Mencari muatan untuk memenuhi kontrak.
8. Lay Time yang diperhitungkan untuk pemuatan dan pembongkaran sekaligus dapat
“REVERSIBLE”, yakni dimana waktu yang diperhitungkan bagi tiap kegiatan (yang memuat dan
membongkar) harus dijumlahkan; dapat juga “AVERAGED”, dimana waktu yang dipergunakan
untuk memuat dan membongkar diperhitungkan sendiri-sendiri. Nanti hasil akhirnya baru
digabungkan. Hasil akhir ini yang diperhitungkan, apakah Demmurage atau Despatch.
 Beberapa Istilah Ekspor Impor
 Shipper adalah nama lain dari exporter atau pengirim barang. Istilah shipper ini akan selalu
di pakai sebagai pengganti kata exporter / pengirim barang./ penjual.
 Consignee adalah nama lain dari importer atau penerima barang. Istilah ini akan selalu
dipakai sebagai pengganti kata importer / penerima barang / pembeli.
 Notify Party adalah pihak ketiga selain Consignee yang mengetahui adanya sebuah
pengiriman barang.
 Voyage Number adalah nomor pengapalan
 Shipping Marks & Numbers adalah keterangan yang tertera atau tertulis dalam kemasan
barang
 Descriptions of Goods adalah deskripsi barang
 Gross Weight / G.W. adalah berat kotor barang
 Net Weight / N.W. adalah berat bersih barang tanpa kemasan
 Shipping Schedule adalah Schedule Keberangkatan Kapal / Pesawat
 Warehouse adalah Gudang tempat penumpukan barang yang dikirim dengan tidak
menggunakan container
 Feeder Vessel adalah Kapal pengangkut dari pelabuhan muat ke pelabuhan transit. Jenis
kapal ini kecil hanya muat untuk mengangkut 3000an kontainer
 Mother Vessel adalah Kapal pengangkut / kapal besar yang mengangkut muatan dari
pelabuhan transit ke pelabuhan tujuan diseluruh penjuru dunia
 Dead freight adalah denda yang dikenakan oleh pemilik kapal karena pihak
shipper/pengirim barang tidak bisa menepati janji untuk memuati /mengisi kapal dengan
muatan penuh
 Surcharge adalah uang tambahan dari freight yang di kenakan oleh pengangkut dikarenakan
ukuran/berat muatan melebih dari ketentuan yang berlaku
 ETD adalah Estimated Time of Departure yaitu Waktu Perkiraan Keberangkatan Kapal /
Pesawat dari pelabuhan muat
 ETA adalah Estimated Time of Arrival yaitu Waktu Perkiraan Kedatangan Kapal / Pesawat
 Booking Space adalah istilah untuk pemesanan tempat/ruang dalam kapal
 Shipping Instructions adalah surat pengajuan pengiriman barang yang diterbitkan oleh
shipper
 Ocean Freigh ( O/F ) adalah biaya pengiriman barang dengan menggunakan kapal laut
 Air Freight ( A/F ) adalah biaya pengiriman barang dengan menggunakan pesawat
 Freight Prepaid adalah Sistem pembayaran biaya pengiriman barang di pelabuhan muat
 Freight Collect adalah Sistem pembayaran biaya pengiriman barang di pelabuhan bongkar
 Bill Of Lading atau B/L adalah Surat / Dokumen yang diterbitkan oleh Shipping Line / Freight
Forwarder untuk setiap pengiriman barang Export. Bill Of Lading ini di terbitkan pada
tanggal keberangkatan Kapal. Bill Of Lading ini nantinya akan diberikan kepada consignee
untuk mengambil barang di tempat tujuan (pengambilan import). Fungsi dari Bill Of Lading
ini sangat banyak. Selain sebagai bukti pengambilan barang di tujuan, juga dilampirkan
dalam proses pembuatan COO.
 Air Way Bill / AWB fungsi dan kegunaannya adalah sama dengan Bill Of Lading. Namun AWB
ini khusus untuk pengiriman barang via Udara.
 Certificate of Origin adalah Sertifikat Asal Barang. Diterbitkan oleh DISPERINDAG kepada
exporter. Kegunaannya adalah sebagai bukti keaslian barang dari Negara Asal yang
tertera pada Bill Of Lading
 Packing List adalah Daftar Sistem Pengepakan. Packing List ini diterbitkan oleh setiap
exporter setiap kali akan export. Data2 Packing List inilah yang akan di muat pada Bill of
Lading maupun AirWayBill. Packing List berisikan data2 Nama dan alamat Shipper, Nama
dan Alamat Consignee, Nama dan Alamat Notify Party (jika ada), Nama Barang, Jumlah dan
Jenis Kemasan, Jumlah barang, Berat Bersih / Net Weight, Berat Kotor / Gross Weight,
Kubikasi, Shipping Marks & Numbers / Keterangan yang tertulis pada kemasan, Nama
Vessel, Pelabuhan Muat, Pelabuhan Bongkar.
 Commercial Invoice adalah Daftar Nilai / Harga Barang yang tercantum dalam Packing List.
Commercial Invoice ini berisikan nilai barang per item dan total nilai barang. Bill Of Lading,
Packing List dan Commercial Invoice adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam proses
Export dan Import atau bisa dikatakan ketiga dokumen ini adalah 1 set dokumen Export /
Import.
 Notify party: pihak yang ditunjuk shippers dalam B/L sebagai pihak yang harus
diberitahukan oleh carrier setelah barang tiba di pelabuhan tujuan, lazimnya atas
permintaan importir
 Performa invoice: Invoice yang sifatnya adalah sementara, yang digunakan untuk
mendapatkan kesepakatan terakhir dari pihak pembeli
 Sales of contract: kontrak perjanjian jual-beli antara pembeli dan penjual antar negara
 Shipping instruction: merupakan dokumen perintah kerja kepada pihak pengangkut untuk
mengangkut barang ekspor milik eksportir hingga sampai di tempat tujuan importir
 Stowage plan: merupakan suatu diagram yang menggambarkan penempatan cargo atau
kontainer di ruang muatan (palka-palka kapal) agar di pelabuhan tujuan kegiatan bongkar
muat barang dapat berjalan dengan baik
 Consular Invoice adalah invoice yang di keluarkan oleh Kedutaan/Konsulat Jenderal
 HS Code adalah istilah dari harmonized system code . Adalah cara untuk mengidentifikasi
suatu barang . HS Code ini berupa angka-angka yang memudahkan kita untuk mengenaili
produk secara detail juga memberi data-data akurat mengenai bea masuk, ppn, pph, dan
perhitungan bea lainnya
 INCOTERMS 2010
 SHIPPING INSTRUCTION

 INVOICE

 PACKING LIST
 BILL OF LADING

 Pengertian
Beneficiary adalah pihak yang akan menerima keuntungan atau pembayaran atas pembukaan
kontrak L/C. Kedudukan beneficiary dalam sales contract adalah sebagai penjual atau eksportir.
Beneficiary certificate adalah surat peryataan yang di buat oleh produsen/exportir yang
menyatakan bahwa asli/copy dan dokumen-dokumen ekspor yang terlah dikirim kepada
buyer/importir sesuai dengan syarat di dalam L/C.
Konsolidasi muatan adalah gabungan dari beberapa eksportir yang akan melakukan ekspor
barang di lakukan oleh konsolidator yang telah mendapatkan persetujuan sebagai konsolidator
barang ekspor dari kantor Bea &Cukai, bisa bersetatus sebagai PPJK ( Pengusahan Pengurus Jasa
Kepabeanan ) atau bukan.
 Dokumen
 Konsolidasi

 Shipment Advice
 Impor
 Pengertian

 Bagan
 Pengertian

 Skema Tarif Preferensi

Anda mungkin juga menyukai