Akumulasi risiko dapat terjadi apabila didalam suatu lokasi tertentu, misal
pelabuhan atau gudang transit terjadi penumpukan barang/cargo yang akan
dikirimkan. Pada saat menunggu kapal di pelabuhan, beberapa truck/container
milik tertanggung yang sama bisa berkumpul pada pelabuhan yang sama.
Sehingga resiko menjadi bertambah. Untuk menanggulangi hal ini, biasanya
penanggung menerapkan Limit dalam suatu lokasi tertentu yang dituangkan
didalam klausula Institute Location Clause atau Accumulation Clause dengan
batasan limit 100% atau 200% of TSI.
Fakta Material adalah fakta-fakta yang dapat mempengaruhi penilaian baik atau
buruknya suatu resiko.
Contohnya:
c) KERUGIAN UMUM
Pertanggungan ini menjamin Kerugian Umum dan biaya penyelamatan
yang dihitung dan ditetapkan berdasarkan perjanjian pengangkutan
dan atau ketentuan hukum yang berlaku, yang timbul untuk
menghindari atau yang berhubungan dengan upaya menghindari
kerugian oleh sebab apapun kecuali yang diatur dalam Pasal 4, 5, 6
dan 7 atau ketentuan lain pada polis ini.
b. 4 risiko yang tidak dijamin oleh ICC (B) tetapi dijamin oleh ICC (A)
1.Pencurian
2. Shortage
3. Perbuatan Jahat orang lain
4.Hijack
c. 5 risiko yang tidak dijamin oleh ICC (C) tetapi dijamin oleh ICC (B)
1. Barang tersapu ombak ke laut;
2. Gempa Bumi
3. Letusan gungung Berapi
4. masuknya air laut, air danau atau air sungai ke dalam alat angkut, kapal,
palka kapal, kontainer, mobil box atau tempat penyimpanan di luar kapal
atau alat angkut darat;
5. kerugian total per koli, karena terlempar atau jatuh ke laut selama
pemuatan atau pembongkaran barang ke atau dari kapal.
13. Uraikan 3 jenis kerugian sebagian (partial loss) dan 2 jenis kerugian
seluruhnya (total loss)
3 jenis kerugian sebagian (partial loss)
- Particular Average
Yaitu suatu loss dimana akibat loss itu hanya berpengaruh pada salah
satu pemilik cargo saja, missal barang dicuri sebagian, shortage, wet
damage, kebakaran
- General Average
Yaitu suatu loss dimana loss itu berpengaruh pada pemilik cargo yang
lain atau pemilik kapal, sehingga pemilik cargo yang barangnya tidak
mengalami kerusakan harus berkontribusi atas loss yang terjadi. Misal
saat terjadi kerugian akibat jettison pada kapal general cargo, dimana hal
tersebut dilakukan untuk menyelamatkan kapal dan muatan lain.
- Both to Blame Collision
Kontribusi dari pemilik cargo terhadap loss akibat terjadinya kecelakaan
tabrakan kapal dimana kedua kapal itu dinyatakan bersalah.
2 jenis kerugian seluruhnya (total loss)
- Actual Total Loss
Yaitu kerugian secara total dari suatu cargo, misal kapal tenggelam,
terbakar sehingga musnahsama sekali
- Constructive Total Loss
Kerugian Total dimana cargo tersebut rusak sedemikian rupa sehingga
tidak dapat digunakan sesuai fungsi dan manfaatnya. Misal Beras
kemasukan air laut, sehingga beras menjadi rusak dan tidak dapat
dikonsumsi lagi.