NRP : 5021211004
2. Jelaskan secara singkat fungsi dan perbandingan scope of cover dari H&M, P&I, Marine
Cargo Insurance dan Builder Risk Insurance!
• H&M
- Fungsi : Untuk memberikan perlindungan terhadap resiko laut
yang menyebabkan kerugian atau kerusakan kapal dalam masa operasional
- Scope of Cover :
1. Bahaya laut, seperti cuaca buruk, tenggelam, tabrakan, dsb.
2. Kebakaran dan ledakan
3. Pencurian dengan kekerasan dari orang luar kapal
4. Pembuangan ke laut
5. Perompakan
6. Breakdown atau kecelakaan instalasi nuklir atau reactor
7. Tabrakan dengan pesawat udara atau benda angkasa lainnya, serta
transportasi darat, dock, peralatan pelabuhan, dll.
8. Bencana alam
9. Kecelakaan akibat bongkar muat
10. Brusting of Boilers pada kapal
11. Kelalaian nahkoda
12. Kelalaian repairers atau charterers
13. Pemberontakan atau pengambilan paksa oleh nahkoda atau crew
14. Tindakan pihak berwenang dalam mencegah atau mengurangi dampak
polusi
15. Tanggung jawab hukum akibat tabrakan kapal
16. Kontribusi General Average
17. Kontribusi Salvage & Salvage Charges
18. Biaya penyelamatan
• P& I
- Fungsi : Untuk menanggung kerugian dalam pengoperasian
kapal, khususnya yang berkaitan dengan tanggungjawab hukum kepada
pihak ketiga
- Scope of Cover :
1. Personal Injuries (Penumpang, Kru, Pihak Ketiga).
Tanggung jawab yang timbul atas kematian atau kecelakaan kerja
penumpang, crew, atau pihak ketiga lain yang terjadi diatas kapal akibat
kesalahan kapal
2. Collision Liability (Kewajiban hukum akibat tabrakan).
Biasanya terdapat jaminan ¼ ths untuk menutup kerugian yang tidak
dijamin ada ITC-Hulls (H & M)
3. Pollution Liability (Kewajiban hukum akibat polusi)
Pembersihan akibat tumpahnya minyak di laut dan penyelesaian klaim
pencemaran yang timbul disebabkan oleh resiko pencemaran
4. Cargo Liability (Kewajiban hukum akibat kerusakan/kerugian muatan)
Perlindungan dan ganti rugi yang timbul atas kerusakan atau kerugian
muatan sebagai kontrak sebelumnya
5. Wreck Removal Liability (Kewajiban hukum akibat bangkai kapal)
Kewajiban pengangkatan atau penyingkiran bangkai kapal di alur
pelayaran. Biasanya biaya ini sangat besar. Pelaksanaan pengangkatan
pada umumnya diserahkan pada perusahaan salvor melalui tender.
• Marine Cargo Insurance
- Fungsi : Untuk memberikan jaminan atas kerugian yang
ditimbulkan karena bahaya laut (Perils of The Sea) dan bahaya kecelakaan
yang mungkin terjadi selama pengangkutan barang, selama barang dalam
pengangkutan dari tempat asal (origin) ke tempat tujuan (destination)
- Scope of Cover : Terbagi dalam Clause Ab, B, dan C 1/1/82 serta
Institute Bulk Oil & Coal Clauses, serta Land & Air Transit Cover A & B
1. Kebakaran atau peledakan
2. Kapal atau alat angkut kandas dan terdampar
3. Tenggelam atau terbalik
4. Alat angkut darat terbalik atau tergelincir
5. Kapal atau alat angkut tabrakan
6. Pembongkaran cargo di pelabuhan darurat
7. Pengorbanan kerugian umum (General Average Sacrifice)
8. Pembuangan cargo ke laut (Jettison)
9. Gempa bumi, letusan gunung berapi, sambaran petir
10. Terhempasnya cargo karena badai
11. Masuknya air laut atau danau atau Sungai atau ke dalam palka dan peti
kemas atau tempat penyimpanan
12. Pencurian, perampokan, dan bajing loncat
13. Resiko bongkar muat
14. Both to blame collision
15. Slingloss
16. Accidental damage yang tidak disebutkan diatas
• Builder Risk Insurance
- Fungsi : Untuk menjamin segala resiko (all risks) yang
mungkin terjadi sehubungan dengan pembangunan atau pembuatan kapal
(laying of keel to completion)
- Scope of Cover :
1. Pollution Hazard
Biaya-biaya yang harus dikeluarkan atas perintah pihak yang berwenang
untuk mencegah atau mengurangi bahaya polusi yang disebabkan oleg
kerusakan atau kerugian pada kapal
2. Faulty Design
Menjamin kerusakan atau kerugian yang disebabkan oleh kesalahan
design (Faulty Design) dari suku cadang yang dipergunakan dalam
pembangunan kapal tersebut
3. General Average and Salvage
Builder Risky Insurance, seperti halnya asuransi kapal, asuransi
Builder’s Risks juga menjamin kontribusi Salvage, Salvage Charges dan
General Average
4. Collision Liability
Menjamin kerusakan atau kerugian akibat tabrakan (Collision Liability)
dengan kapal atau benda lainnya serta biaya-biaya hukum, pengacara
atau pengadilan sehubungan dengan klaim tersebut
5. Protection and Indemnity
Kerusakan property, cidera badan, sakit, atau kematian juga menjamin
biaya-biaya hukum, pengacara, dan pengadilan
6. Sue and Labour
Kewajiban pihak tertanggung, perwakilan atau agen nya untuk
melakukan segala upaya untuk mencegah atau memperkecil kerugian
dalam hal terjadi misfortune
3. Jelaskan konsep dan perhitungan ganti rugi dan kewajiban masing-masing pihak dengan
memperhatikan jenis ruang lingkup asuransi yang digunakan (H&M dan P&I) pada
kondisi berikut :
• Kapal A : 54% to blame
Kerugian atas kerusakan kapal 50.000 USD dan 10.000 USD
atas kerusakan muatan
• Kapal B : 46% to blame
Kerugian atas kerusakan kapal 25.000 USD dan 1.000 USD atas
kerusakan muatan
A) Cross Liability : Dimana kedua belah pihak membayar kerugian kepada satu sama
lain. Berikut ini merupakan perhitungan cross liabilitu berdasarkan studi kasus
tersebut.
• Identifikasi data yang diketahui terlebih dahulu. Berikut ini merupakan data yang
diketahui sesuai dengan studi kasus diatas.
• Dari data yang diketahui tersebut, kemudian menghitung kerugian untuk tiap
kapal dan pada tiap jenis kerugian, yaitu kapal dan muatan (cargo). Dalam hal
ini, jenis asuransi yang digunakan adalah H & M untuk kapal dan P & I Insurance
untuk barang.
4. Sebuah perusahaan mengoperasikan LNG Carrier 64.000 DWT dengan rute Singapore-
Belawan. Kapal tersebut dibangun pada tahun 2010. Pemilik kapal bermaksud untuk
melakukan pengajuan asuransi kepada sebuah perusahaan asuransi. Jika anda seorang
Underwriter, jelaskan beberapa pertanyaan berikut :
A) Berapa Total Sum Insured (TSI) yang akan anda gunakan? ((Market Price (y)
mengikuti persamaan y = 2000*DWT+10^6) dalam USD)
B) Berapa premi yang akan anda bebankan pada tertanggung? Jelaskan perhitungan dan
asumsi-asumsi yang anda gunakan!
Berikut merupakan perhitungan premi yang dibayarkan berdasarkan data yang
diketahui & asumsi. Data yang diketahui adalah jenis kapal, tahun pembangunan,
rute, dan DWT. Melalui DWT tersebut, dapat diketahui payload kapal, dimana
besarnya adalah 85% dari DWT kapal. Sehingga didapatkan nilai sebagai berikut.
Adapun asumsi yang digunakan adalah harga kapal, harga per ton muatan, jenis
asuransi, rate asuransi, dan biaya administrasi. Asumsi harga kapal didasarkan pada
harga pasar kapal LNG Carrier dengan DWT 64.000 ( https://marineshipsale.com/ ).
Asumsi harga per ton berdasarkan harga muatan di pasaran. Asumsi jenis asuransi
yang digunakan berdasarkan tinjauan kapal studi kasus, sehingga diputuskan untuk
menggunakan asuransi H&M untuk kapal dan P&I untuk muatan yang diangkutnya.
Sehingga didapatkan hasil sebagai berikut.
Kemudian, melakukan perhitungan premi yaitu dengan mengalikan harga
pertanggungan dengan rate asuransi kemudia ditambahkan dengan biaya admin.
Sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :
C) Apakah penutupan asuransi akan anda tangani sendiri, dengan skema Co-Insurance
atau Reinsurance? Jelaskan perbedaan masing-masing dan alasan dari jawaban anda!
Co-Insurance adalah Ketika perusahaan asuransi tidak berbagi resiko dengan
perusahaan asuransi lainnya. Namun hanya membagi kepada nasabah atau pemegang
polis asuransi. Reinsurance adalah cara perusahaan asuransi dalam membagi resiko
yang dimiliki dengan perusahaan asuransi lainnya. Sehingga jenis yang dipilih adalah
Kerjasama Reinsurance, hal tersebut dikarenakan dapat memperkecil kerugian yang
ditanggung akibat dari pembagian atau menyebarkan resiko kepada perusahaan
Reinsurance. Alasan lainnya, karena usia kapal yang sudah 13 tahun dan muatan yang
diangkut juga beresiko, yaitu muatan curah cair (LNG) yang rawan dapat
menimbulkan ledakan dan pencemaran. Sehingga akan ada kemungkinan untuk
terjadi Total Loss.
D) Jelaskan jaminan (warranty) yang akan anda masukkan dalam polis asuransi!
Sebagai seorang Underwriter dalam lingkup asuransi, tugas utamanya adalah
mengevaluasi resiko dan menentukan syarat-syarat polis asuransi yang sesuai. Salah
satu hal penting dalam polis asuransi adalah jaminan (warranty), yang merupakan
pernyataan dan ketentuan yang harus dipatuhi oleh pemegang polis agar polis tetap
berlaku dan klaim dapat diproses. Berikut jaminan (warranty) yang akan saya
masukkan dalam polis asuransi :
1. Jaminan Premi : Pemegang polis harus membayar premi
asuransi tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Ini adalah
jaminan bahwa polis akan tetap berlaku asalkan premi dibayarkan secara
teratur.
2. Jaminan Perlindungan Aset : Dalam polis asuransi, pemegang polis
mungkin diminta untuk mengambil tindakan pencegahan tertentu, untuk
mempertahankan jaminan polisnya.
3. Jaminan Pelaporan Klaim : Pemegang polis diharuskan untuk segera
melaporkan klaim kepada perusahaan asuransi dan memberikan informasi
yang diperlukan untuk mengevaluasi dan memproses klaim dengan benar.
E) Jelaskan prosedur dalam melakukan pengajuan asuransi!
Prosedur dalam melakukan pengajuan asuransi adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi Kebutuhan Asuransi
Memahami jenis resiko yang ingin dilindungi dan seberapa besar perlindungan
yang dibutuhkan. Dapat mencakup asuransi Kesehatan, asuransi jiwa, asuransi
kendaraan, asuransi property, dsb.
2. Memilih Jenis Asuransi yang Sesuai
Pilih jenis asuransi yang sesuai dengan kebutuhan.
3. Mencari Perusahaan Asuransi
Mencari perusahaan asuransi yang menawarkan jenis asuransi yang sesuai
dengan kebutuhan.
4. Mengisi Aplikasi Asuransi
Isi aplikasi asuransi sesuai dengan informasi pribadi dan informasi yang relevan
dengan resiko yang akan diasuransikan.
5. Evaluasi oleh Perusahaan Asuransi
Perusahaan asuransi akan mengevaluasi resiko dan memutuskan apakah
pengajuan asuransi diterima atau ditolak. Perusahaan juga akan menentukan
premi yang sesuai.
6. Bayar Premi
Membayar premi sesuai dengan jadwal pembayaran yang ditentukan oleh
perusahaan asuransi.
7. Kelola dan Pemelihara Polis
Memantau dan memelihara polis , termasuk membayar premi secara tepat waktu
dan melaporkan klaim jika terjadi kerugian.
Namun, ada juga beberapa kekurangan dari konsep self insurance, yaitu :
- Risiko keuangan yang besar : Jika terjadi kerugian besar pada kapal, maka
pemilik kapal harus menanggung semua biaya perbaikan dan ganti rugi yang
diperlukan. Hal ini dapat menimbulkan risiko keuangan yang besar dan
berpotensi merugikan perusahaan.
- Tidak ada jaminan keamanan finansial : Dalam konsep self-insurance, tidak
ada jaminan keamanan finansial dari pihak luar jika terjadi kerugian.
Sebaliknya, jika menggunakan jasa perusahaan asuransi, pemilik kapal akan
mendapatkan jaminan finansial dari perusahaan asuransi.