Anda di halaman 1dari 13

Evaluasi Tengah Semester

Pembiayaan dan Asuransi Kapal

Nama : Agam Ariansyah

NRP : 5021211004

1. Jelaskan keterkaitan antara resiko, manajemen resiko, dan asuransi!


Resiko, manajemen resiko, dan asuransi memiliki keterkaitan yang erat dalam
konteks keuangan dan perlindungan finansial. Berikut penjelasan dari ke-3 hal tersebut :
• Resiko : Sebuah peluang terjadinya suatu hal di masa yang akan
datang, dimana hal tersebut merupakan hal yang tidak diharapkan. Resiko sendiri
muncul akibat ketidakmampuan untuk mengetahui secara pasti apa yang akan
terjadi mendatang, ketika berhadapan dengan ketidakpastian, maka disitu akan
muncul potensi resiko. Resiko merupakan sesuatu yang tidak dapat diprediksi
dan memiliki kecenderungan membawa hasil yang bisa berbeda dengan hasil
yang diperkirakan sebelumnya.
• Manajemen Resiko : Kegiatan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan
mengontrol atau mengendalikan sebuah resiko yang terdiri atas pengendalian
finansial atau keuangan dan pengendalian fisik terhadap hal-hal negative yang
kemungkinan akan menimpa usaha di masa yang akan datang.
• Asuransi : Menurut UU No. 2 Tahun 1992, asuransi merupakan
perjanjian antara dua pihak atau lebih yang terdiri atas penanggung dan
tertanggung yang bersifat mengikat dengan tujuan untuk memberikan
penggantian kerugian keuangan atas nama tertanggung yang diakibatkan karena
terjadinya kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan
atas suatu peristiwa atau kejadian yang tidak disengaja atau tidak pasti.

Sehingga berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara


resiko, manajemen resiko dan asuransi adalah pada dasarnya resiko merupakan peluang
kejadian yang tidak diharapkan dan biasanya menimbulkan kerugian, dimana manajemen
resiko merupakan suatu kegiatan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengontrol
terjadinya resiko atau sesuatu yang tidak diharapkan tersebut. Sedangkan peran asuransi
disini adalah sebagai salah satu alat atau tools dalam mengurangi terjadinya resiko
ataupun meminimalkan dampak yang disebabkan oleh terjadinya resiko tersebut secara
finansial.

2. Jelaskan secara singkat fungsi dan perbandingan scope of cover dari H&M, P&I, Marine
Cargo Insurance dan Builder Risk Insurance!
• H&M
- Fungsi : Untuk memberikan perlindungan terhadap resiko laut
yang menyebabkan kerugian atau kerusakan kapal dalam masa operasional
- Scope of Cover :
1. Bahaya laut, seperti cuaca buruk, tenggelam, tabrakan, dsb.
2. Kebakaran dan ledakan
3. Pencurian dengan kekerasan dari orang luar kapal
4. Pembuangan ke laut
5. Perompakan
6. Breakdown atau kecelakaan instalasi nuklir atau reactor
7. Tabrakan dengan pesawat udara atau benda angkasa lainnya, serta
transportasi darat, dock, peralatan pelabuhan, dll.
8. Bencana alam
9. Kecelakaan akibat bongkar muat
10. Brusting of Boilers pada kapal
11. Kelalaian nahkoda
12. Kelalaian repairers atau charterers
13. Pemberontakan atau pengambilan paksa oleh nahkoda atau crew
14. Tindakan pihak berwenang dalam mencegah atau mengurangi dampak
polusi
15. Tanggung jawab hukum akibat tabrakan kapal
16. Kontribusi General Average
17. Kontribusi Salvage & Salvage Charges
18. Biaya penyelamatan
• P& I
- Fungsi : Untuk menanggung kerugian dalam pengoperasian
kapal, khususnya yang berkaitan dengan tanggungjawab hukum kepada
pihak ketiga
- Scope of Cover :
1. Personal Injuries (Penumpang, Kru, Pihak Ketiga).
Tanggung jawab yang timbul atas kematian atau kecelakaan kerja
penumpang, crew, atau pihak ketiga lain yang terjadi diatas kapal akibat
kesalahan kapal
2. Collision Liability (Kewajiban hukum akibat tabrakan).
Biasanya terdapat jaminan ¼ ths untuk menutup kerugian yang tidak
dijamin ada ITC-Hulls (H & M)
3. Pollution Liability (Kewajiban hukum akibat polusi)
Pembersihan akibat tumpahnya minyak di laut dan penyelesaian klaim
pencemaran yang timbul disebabkan oleh resiko pencemaran
4. Cargo Liability (Kewajiban hukum akibat kerusakan/kerugian muatan)
Perlindungan dan ganti rugi yang timbul atas kerusakan atau kerugian
muatan sebagai kontrak sebelumnya
5. Wreck Removal Liability (Kewajiban hukum akibat bangkai kapal)
Kewajiban pengangkatan atau penyingkiran bangkai kapal di alur
pelayaran. Biasanya biaya ini sangat besar. Pelaksanaan pengangkatan
pada umumnya diserahkan pada perusahaan salvor melalui tender.
• Marine Cargo Insurance
- Fungsi : Untuk memberikan jaminan atas kerugian yang
ditimbulkan karena bahaya laut (Perils of The Sea) dan bahaya kecelakaan
yang mungkin terjadi selama pengangkutan barang, selama barang dalam
pengangkutan dari tempat asal (origin) ke tempat tujuan (destination)
- Scope of Cover : Terbagi dalam Clause Ab, B, dan C 1/1/82 serta
Institute Bulk Oil & Coal Clauses, serta Land & Air Transit Cover A & B
1. Kebakaran atau peledakan
2. Kapal atau alat angkut kandas dan terdampar
3. Tenggelam atau terbalik
4. Alat angkut darat terbalik atau tergelincir
5. Kapal atau alat angkut tabrakan
6. Pembongkaran cargo di pelabuhan darurat
7. Pengorbanan kerugian umum (General Average Sacrifice)
8. Pembuangan cargo ke laut (Jettison)
9. Gempa bumi, letusan gunung berapi, sambaran petir
10. Terhempasnya cargo karena badai
11. Masuknya air laut atau danau atau Sungai atau ke dalam palka dan peti
kemas atau tempat penyimpanan
12. Pencurian, perampokan, dan bajing loncat
13. Resiko bongkar muat
14. Both to blame collision
15. Slingloss
16. Accidental damage yang tidak disebutkan diatas
• Builder Risk Insurance
- Fungsi : Untuk menjamin segala resiko (all risks) yang
mungkin terjadi sehubungan dengan pembangunan atau pembuatan kapal
(laying of keel to completion)
- Scope of Cover :
1. Pollution Hazard
Biaya-biaya yang harus dikeluarkan atas perintah pihak yang berwenang
untuk mencegah atau mengurangi bahaya polusi yang disebabkan oleg
kerusakan atau kerugian pada kapal
2. Faulty Design
Menjamin kerusakan atau kerugian yang disebabkan oleh kesalahan
design (Faulty Design) dari suku cadang yang dipergunakan dalam
pembangunan kapal tersebut
3. General Average and Salvage
Builder Risky Insurance, seperti halnya asuransi kapal, asuransi
Builder’s Risks juga menjamin kontribusi Salvage, Salvage Charges dan
General Average
4. Collision Liability
Menjamin kerusakan atau kerugian akibat tabrakan (Collision Liability)
dengan kapal atau benda lainnya serta biaya-biaya hukum, pengacara
atau pengadilan sehubungan dengan klaim tersebut
5. Protection and Indemnity
Kerusakan property, cidera badan, sakit, atau kematian juga menjamin
biaya-biaya hukum, pengacara, dan pengadilan
6. Sue and Labour
Kewajiban pihak tertanggung, perwakilan atau agen nya untuk
melakukan segala upaya untuk mencegah atau memperkecil kerugian
dalam hal terjadi misfortune

3. Jelaskan konsep dan perhitungan ganti rugi dan kewajiban masing-masing pihak dengan
memperhatikan jenis ruang lingkup asuransi yang digunakan (H&M dan P&I) pada
kondisi berikut :
• Kapal A : 54% to blame
Kerugian atas kerusakan kapal 50.000 USD dan 10.000 USD
atas kerusakan muatan
• Kapal B : 46% to blame
Kerugian atas kerusakan kapal 25.000 USD dan 1.000 USD atas
kerusakan muatan
A) Cross Liability : Dimana kedua belah pihak membayar kerugian kepada satu sama
lain. Berikut ini merupakan perhitungan cross liabilitu berdasarkan studi kasus
tersebut.
• Identifikasi data yang diketahui terlebih dahulu. Berikut ini merupakan data yang
diketahui sesuai dengan studi kasus diatas.

• Dari data yang diketahui tersebut, kemudian menghitung kerugian untuk tiap
kapal dan pada tiap jenis kerugian, yaitu kapal dan muatan (cargo). Dalam hal
ini, jenis asuransi yang digunakan adalah H & M untuk kapal dan P & I Insurance
untuk barang.

Berdasarkan studi kasus tersebut, terdapat proporsi pembagian ganti rugi


antara H&M dan P&I Insurance berdasarkan liabilities to the other ship & other
parties.

Setelah mengetahui proporsi dari tiap jenis asuransi, kemudian


menghitung total ganti rugi yang harus dibayarkan oleh masing-masing pihak,
sehingga menghasilkan perhitungan sebagai berikut.

Berdasarkan perhitungan tersebut, pihak kapal A membayar ganti rugi ke


pihak kapal B sebesar Rp 287.005.040, sedangkan pihak kapal B membayar ganti
rugi ke pihak kapal A sebesar Rp 160.036.506
B) Single Liability : Dimana salah satu pihak yang membayar dengan tetap
memperhitungkan kerugian pihak lain. Berikut ini merupakan perhitungan single
liability berdasarkan studi kasus tersebut.
Dalam hal ini, pihak kapal A menanggung kerugian sebesar Rp 126.968.534 yang
dibayarkan kepada pihak kapal B, dikarenakan kapal A memiliki persentase
kesalahan yang lebih besar daripada kapal B, yaitu 54%

4. Sebuah perusahaan mengoperasikan LNG Carrier 64.000 DWT dengan rute Singapore-
Belawan. Kapal tersebut dibangun pada tahun 2010. Pemilik kapal bermaksud untuk
melakukan pengajuan asuransi kepada sebuah perusahaan asuransi. Jika anda seorang
Underwriter, jelaskan beberapa pertanyaan berikut :
A) Berapa Total Sum Insured (TSI) yang akan anda gunakan? ((Market Price (y)
mengikuti persamaan y = 2000*DWT+10^6) dalam USD)

B) Berapa premi yang akan anda bebankan pada tertanggung? Jelaskan perhitungan dan
asumsi-asumsi yang anda gunakan!
Berikut merupakan perhitungan premi yang dibayarkan berdasarkan data yang
diketahui & asumsi. Data yang diketahui adalah jenis kapal, tahun pembangunan,
rute, dan DWT. Melalui DWT tersebut, dapat diketahui payload kapal, dimana
besarnya adalah 85% dari DWT kapal. Sehingga didapatkan nilai sebagai berikut.

Adapun asumsi yang digunakan adalah harga kapal, harga per ton muatan, jenis
asuransi, rate asuransi, dan biaya administrasi. Asumsi harga kapal didasarkan pada
harga pasar kapal LNG Carrier dengan DWT 64.000 ( https://marineshipsale.com/ ).
Asumsi harga per ton berdasarkan harga muatan di pasaran. Asumsi jenis asuransi
yang digunakan berdasarkan tinjauan kapal studi kasus, sehingga diputuskan untuk
menggunakan asuransi H&M untuk kapal dan P&I untuk muatan yang diangkutnya.
Sehingga didapatkan hasil sebagai berikut.
Kemudian, melakukan perhitungan premi yaitu dengan mengalikan harga
pertanggungan dengan rate asuransi kemudia ditambahkan dengan biaya admin.
Sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, didapatkan besar premi untuk H&M


Insurance adalah sebesar Rp 864.90.500, sedangkan untuk P&I Insurance adalah
sebesar Rp 561.277,6. Sehingga didapatkan total premi yang harus dibayarkan oleh
kapal tersebut adalahRp 864.651.777,6 .

C) Apakah penutupan asuransi akan anda tangani sendiri, dengan skema Co-Insurance
atau Reinsurance? Jelaskan perbedaan masing-masing dan alasan dari jawaban anda!
Co-Insurance adalah Ketika perusahaan asuransi tidak berbagi resiko dengan
perusahaan asuransi lainnya. Namun hanya membagi kepada nasabah atau pemegang
polis asuransi. Reinsurance adalah cara perusahaan asuransi dalam membagi resiko
yang dimiliki dengan perusahaan asuransi lainnya. Sehingga jenis yang dipilih adalah
Kerjasama Reinsurance, hal tersebut dikarenakan dapat memperkecil kerugian yang
ditanggung akibat dari pembagian atau menyebarkan resiko kepada perusahaan
Reinsurance. Alasan lainnya, karena usia kapal yang sudah 13 tahun dan muatan yang
diangkut juga beresiko, yaitu muatan curah cair (LNG) yang rawan dapat
menimbulkan ledakan dan pencemaran. Sehingga akan ada kemungkinan untuk
terjadi Total Loss.
D) Jelaskan jaminan (warranty) yang akan anda masukkan dalam polis asuransi!
Sebagai seorang Underwriter dalam lingkup asuransi, tugas utamanya adalah
mengevaluasi resiko dan menentukan syarat-syarat polis asuransi yang sesuai. Salah
satu hal penting dalam polis asuransi adalah jaminan (warranty), yang merupakan
pernyataan dan ketentuan yang harus dipatuhi oleh pemegang polis agar polis tetap
berlaku dan klaim dapat diproses. Berikut jaminan (warranty) yang akan saya
masukkan dalam polis asuransi :
1. Jaminan Premi : Pemegang polis harus membayar premi
asuransi tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Ini adalah
jaminan bahwa polis akan tetap berlaku asalkan premi dibayarkan secara
teratur.
2. Jaminan Perlindungan Aset : Dalam polis asuransi, pemegang polis
mungkin diminta untuk mengambil tindakan pencegahan tertentu, untuk
mempertahankan jaminan polisnya.
3. Jaminan Pelaporan Klaim : Pemegang polis diharuskan untuk segera
melaporkan klaim kepada perusahaan asuransi dan memberikan informasi
yang diperlukan untuk mengevaluasi dan memproses klaim dengan benar.
E) Jelaskan prosedur dalam melakukan pengajuan asuransi!
Prosedur dalam melakukan pengajuan asuransi adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi Kebutuhan Asuransi
Memahami jenis resiko yang ingin dilindungi dan seberapa besar perlindungan
yang dibutuhkan. Dapat mencakup asuransi Kesehatan, asuransi jiwa, asuransi
kendaraan, asuransi property, dsb.
2. Memilih Jenis Asuransi yang Sesuai
Pilih jenis asuransi yang sesuai dengan kebutuhan.
3. Mencari Perusahaan Asuransi
Mencari perusahaan asuransi yang menawarkan jenis asuransi yang sesuai
dengan kebutuhan.
4. Mengisi Aplikasi Asuransi
Isi aplikasi asuransi sesuai dengan informasi pribadi dan informasi yang relevan
dengan resiko yang akan diasuransikan.
5. Evaluasi oleh Perusahaan Asuransi
Perusahaan asuransi akan mengevaluasi resiko dan memutuskan apakah
pengajuan asuransi diterima atau ditolak. Perusahaan juga akan menentukan
premi yang sesuai.
6. Bayar Premi
Membayar premi sesuai dengan jadwal pembayaran yang ditentukan oleh
perusahaan asuransi.
7. Kelola dan Pemelihara Polis
Memantau dan memelihara polis , termasuk membayar premi secara tepat waktu
dan melaporkan klaim jika terjadi kerugian.

5. Sebuah perusahaan mengoperasikan kapal petikemas 14.000 TEUs dengan rute


Singapore-Jakarta. Kapal tersebut dibangun pada tahun 2000, pemilik kapal bermaksud
untuk melakukan pengajuan asuransi kepada sebuah perusahaan asuransi. Atas
persetujuan ship owner perusahaan asuransi akan bekerjasama dengan perusahaan
reasuransi. Jelaskan beberapa pertanyaan sebagai berikut!
A) Jika anda adalah pemilik kapal (ship owner), jenis marine insurance serta luas
jaminan apa yang akan anda gunakan comprehensive atau Total Loss Only (TLO)?
Jelaskan pertimbangan anda!
Berikut adalah beberapa pertimbangan umum :
1. Comprehensive Marine Insurance
Jika kapal memiliki nilai tinggi dan ingin melindungi investasi secara
menyeluruh, mungkin akan memilih asuransi maritim komprehensif. Asuransi ini
meliputi berbagai jenis resiko, termasuk kerusakan, kehilangan, tabrakan,
kebakaran, pencurian, dan resiko-resiko lainnya.
2. Total Loss Only
Jika kapal memiliki nilai yang lebih rendah atau hanya ingin melindungi dari
resiko kehilangan total, mungkin akan memilih TLO. Asuransi ini hanya akan
memberikan perlindungan dalam kasus kehilangan total atau kerusakan parah
yang memenuhi Batasan yang ditetapkan polis
B) Jelaskan kelebihan dan kekurangan konsep Self Insurance, serta berikan
pertimbangan anda dalam memilih perusahaan asuransi!
Konsep Self Insurance adalah strategi manajemen risiko dimana perusahaan
atau individu memutuskan untuk menanggung sendiri risiko kerugian tanpa
melalui perusahaan asuransi. Dalam hal ini, pemilik kapal harus menanggung
risiko kemungkinan kerugian atas kapal peti kemas berkapasitas 14.000 TEUs
yang beroperasi dengan rute Singapura – Jakarta tanpa melalui perusahaan
asuransi.

Kelebihan dari konsep self-insurance adalah :


- Penghematan biaya premi asuransi : Dengan memutuskan untuk
menanggung risiko kerugian sendiri, pemilik kapal dapat menghemat biaya
premi asuransi yang seharusnya dibayarkan kepada perusahaan asuransi.
- Fleksibilitas dalam menangani klaim : Dalam konsep self-insurance, pemilik
kapal memiliki kontrol penuh atas proses penyelesaian klaim. Hal ini dapat
membantu dalam mempercepat penyelesaian klaim dan meminimalkan biaya
administrasi yang terkait dengan klaim.

Namun, ada juga beberapa kekurangan dari konsep self insurance, yaitu :

- Risiko keuangan yang besar : Jika terjadi kerugian besar pada kapal, maka
pemilik kapal harus menanggung semua biaya perbaikan dan ganti rugi yang
diperlukan. Hal ini dapat menimbulkan risiko keuangan yang besar dan
berpotensi merugikan perusahaan.
- Tidak ada jaminan keamanan finansial : Dalam konsep self-insurance, tidak
ada jaminan keamanan finansial dari pihak luar jika terjadi kerugian.
Sebaliknya, jika menggunakan jasa perusahaan asuransi, pemilik kapal akan
mendapatkan jaminan finansial dari perusahaan asuransi.

Berdasarkan kelebihan dan kekurangan tersebut, pertimbangan dalam memilih


perusahaan asuransi yang tepat adalah :

- Reputasi perusahaan asuransi : Pilihlah perusahaan asuransi yang memiliki


reputasi baik dan terpercaya dalam menangani klaim.
- Kebijakan dan ketentuan asuransi : Pastikan memahami dengan baik
kebijakan dan ketentuan asuransi yang diberikan oleh perusahaan asuransi.
- Biaya premi asuransi : Bandingkan biaya premi asuransi dari beberapa
perusahaan asuransi sebelum memutuskan untuk memilih salah satunya.
- Jaminan keamanan finansial : Pastikan perusahaan asuransi yang dipilih
memberikan jaminan keamanan finansial yang memadai jika terjadi
kerugian.
C) Jelaskan konsep perjanjian reasuransi proporsional dan non proporsional!
o Reasuransi Proporsional adalah jenis reasuransi dimana perusahaan
asuransi dan perusahaan reasuransi sepakat untuk berbagi risiko
secara proporsional. Dalam hal ini, perusahaan asuransi akan
menentukan persentase tertentu dari risiko yang akan diberikan
kepada perusahaan reasuransi, dan perusahaan reasuransi akan
membayar klaim sesuai dengan persentase tersebut. Misalnya, jika
perusahaan asuransi menetapkan persentase risiko sebesar 50%,
maka perusahaan reasuransi akan membayar 50% dari total klaim
yang diajukan oleh perusahaan asuransi.
o Reasuransi Non Proporsional adalah jenis reasuransi di mana
perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi tidak sepakat untuk
berbagi risiko secara proporsional. Dalam hal ini, perusahaan
asuransi akan menetapkan batas maksimum tertentu untuk risiko
yang dapat ditanggung oleh perusahaan asuransi. Jika jumlah klaim
melebihi batas maksimum ini, maka perusahaan reasuransi akan
membayar klaim tersebut.
D) Jika harga kapal memiliki market price (y) = 1200*TEUs+10^6 dalam USD, dengan
perjanjian reasuransi non proporsional antara perusahaan asuransi dengan perusahaan
reasuransi sebesar 50%. Jelaskan tanggung jawab masing-masing pihak ketika terjadi
klaim!
Dalam skenario ini, harga kapal (market price) ditentukan oleh rumus y = 1.200
* 14.000 + 1.000.000 USD, yang menghasilkan harga kapal sebesar 17.800.000 USD.
Dengan perjanjian reasuransi non-proporsional sebesar 50%, perusahaan asuransi
akan bertanggung jawab atas kerugian hingga jumlah retensi (deductible), dan
perusahaan reasuransi akan mengambil sebagian dari kerugian yang melebihi retensi.
Dalam contoh ini, mari kita asumsikan terjadi klaim sebesar 15.000.000 USD. Pihak
yang akan bertanggung jawab ketika terjadi klaim adalah :
1. Perusahaan Asuransi (Ceding Company): Perusahaan asuransi akan
bertanggung jawab atas kerugian hingga jumlah retensi (deductible) yang
telah ditetapkan. Dalam kasus ini, retensi adalah 1.000.000 USD
(sebagaimana disebut dalam rumus y). Oleh karena itu, perusahaan asuransi
akan membayar 1.000.000 USD sebagai bagian dari klaim.
2. Perusahaan Reasuransi (Reinsurer): Setelah klaim melebihi jumlah retensi
(deductible), perusahaan reasuransi akan mulai bertanggung jawab atas
sebagian kerugian yang melebihi retensi. Jumlah kerugian yang melebihi
retensi adalah 15.000.000 USD - 1.000.000 USD = 14.000.000 USD. Dalam
perjanjian reasuransi non-proporsional sebesar 50%, perusahaan reasuransi
akan membayar 50% dari kerugian yang melebihi retensi. Oleh karena itu,
perusahaan reasuransi akan membayar 50% dari 14.000.000 USD, yaitu
7.000.000 USD. Jadi, total pembayaran klaim yang diterima oleh pemilik
kapal atau tertanggung adalah sebagai berikut: Perusahaan asuransi
membayar 1.000.000 USD. Perusahaan reasuransi membayar 7.000.000
USD. Jumlah keseluruhan yang dibayarkan kepada pemilik kapal atau
tertanggung adalah 8.000.000 USD. Hal ini memberikan perlindungan yang
signifikan terhadap kerugian besar yang melebihi retensi (deductible) yang
telah ditetapkan dalam perjanjian reasuransi.

Anda mungkin juga menyukai