Kelas : KALK 4 D
NIT : 572011337570
LAY/CAN
Dalam voyage dan time charter, keduanya harus disetujui kapan kapal harus siap muat di
Pelabuhan pertama saat penyerahannya kepada charterer. Biasanya tercantum lay/can
disetujui, contohnya Lay/Can April 1-15
LAY
Merupakan singkatan dari “Lay Time not to commence before”, Jadi, kalau dalam time
charter, kapal tiba di Pelabuhan atau tempat penyerahan sebelum layday, maka charter tidak
berkewajiban untuk menerima penyerahan, meskipun charterer setuju untuk menerima
penyerahan kapal lebih awal. Kapal harus menunggunya tanpa memperoleh apa-apa. Kadang-
kadang, charterer ingin memulai muat penyerahan kapalnya sehingga tidak membayarnya.
Pemilik kapal tidak berkewajiban untuk menerima cara demikian, dan jika charterer ingin
mulai muat sebelum layday pertama, pemilik kapal dan charterer harus menyetujui
pembayaran sewa, pembagian risiko, dst.
CAN
Apabila kapal tidak ada di Pelabuhan muat, atau Pelabuhan tempat penyerahan, pada
cancelling day umumnya, charter party memberikan hak mutlak kepada charterer untuk
membatalkan perjanjian charterer (Gencon dan Balatime).
GENCON
Cancelling Clause
Apabila kapal tidak siap untuk dimuat baik di Pelabuhan ataupun bukan, maka penyewa
kapal memiliki pilihan untuk membatalkan kontrak, dan hal tersebut wajib dituliskan minimal
48 jam sebelum kapal tiba di Pelabuhan muat. Apabila kapal ternyata terlambat tiba, penyewa
kapal harus diinformasikan secepatnya, dan jika kapal terlambat/delayed lebih dari sepuluh
hari dari waktu yang telah ditetapkan, maka pihak penyewa berhak membatalkan kontrak,
kecuali pembatalan telah disetujui
BALTIME
Cancelling
Penyelesaian dalam Baltic cancelling-clause lebih baik bagi owner karena menurut klausul
ini, charterer harus memberikan pernyataan apakah dia akan membatalkan atau tidak “selama
48 jam menerima notice” bahwa kapal tidak dapat diserahkan pada saat cancelling date.
Pernyataan mengenai posisi kapal harus benar dan hari kesiapan untuk muat (lay can) harus
realistis.
Atau dengan
RUMUS : Laytime = total muatan : kapasitas bongkar per hari = ....hari
2. Notice of Readiness (NOR)
Notice of Readiness (NOR) adalah dokumen muatan yang berisi pernyataan Nakhoda
bahwa kapal tiba dan siap untuk kegiatan muat atau bongkar. NOR dibuat dan
ditandatangani oleh Nakhoda, diterima dan ditandatangani oleh pencharter.
Contoh NOR
NOTICE OF READINESS
This is to notify that MV. KAMUSPELAUT has arrived at the free pratique of the port of
LHOKSEUMAWE at 1030 hours on 01/02/2019, and she is now ready in all respect to
commence LOADING the cargo of UREA IN BULK in accordance with the terms and conditons
of the governing Charter Party.
3. Demurrage
Istilah Demurrage bisa berarti sebagai Biaya (Denda) yang harus dibayar oleh
penerima barang atau pengirim barang, karena terlambat mengembalikan kontainer
milik pelayaran dan posisi container tersebut masih dalam pelabuhan. Atau Demurrage
merupakan pemberian hak kepada pemilik kapal untuk menerima kompensasi dari
penyewa kapal/pemilik muatan berkaitan dengan waktu bongkar-muat cargo yang
melebihi waktu yang telah tercantum dalam Charter Party
Ketika hendak mengirim barang dan terjadi ketidaksesuaian kontrak, pembebanan
denda menjadi hal yang umum terjadi. Pengenaan denda shipping line sebagai pihak
yang memiliki peti kemas wajar. Pengenaan denda sebagai pemilik maupun penyewa
peti kemas dari pihak importir atau eksportir biasanya terjadi karena keterlambatan
pengambilan peti kemas pada perusahaan pelayaraan. Tidak semua denda ini berasal
dari instansi pemerintah. Perusahaan swasta pun juga bisa mengeluarkan denda. Oleh
sebab itu pengertian demurrage harus sangat dipahami. Demurrage merupakan batas
waktu penggunaan peti kemas saat ada pada Pelabuhan. Tepatnya pada Container
Yard (CY). Pada benda-benda yang terimpor, waktu nantinya terhitung semenjak
proses discharges atau proses bongkar dari kapal sampai peti kemas tersebut keluar
dari pelabuhan (get out). Pada barang-barang yang diekspor penggunaan peti kemas
terhitung dari masuk ke pelabuhan.
4. Dispatch Money
Dispatch money adalah uang yang di bayar oleh pemilik kapal kepada charterer jika
charterer dapat menyelesaikan muat-bongkar barang sebelum lay time yang disepakati
sehingga kapal diserahkan kepada operator dan siap beroperasi lebih awal. Tarif
dispatch = 50% tarif demurrage yang dibayarkan jika dalam kontrak tertulis Full Term
(FT).
Latihan Soal
1. C. keterlambatan
2. B. kongesti
3. B. kapal telah tiba di Pelabuhan yang dituju
4. C. biaya bongkar muat barang selama di dermaga
5. A. uang yang di bayar oleh pemilik kapal kepada charterer jika charterer dapat
menyelesaikan muat-bongkar barang sebelum lay time yang di sepakati berakhir.
6. C. 50% biaya demurrage
7. D, pada saat barang diserahkan di Pelabuhan tujuan
8. B. untuk keselamatan kapal dan muatannya
9. A. pemilik kapal
10. C. general average
11. A. badan arbitasi
12. B. klausul indemnity
13. D. data ABK
14. D. konsumsi bahan bakar
15. A. Free alongside ship (FAS)
16. B. Free in and out (FIO)
17. C. Free on Board
18. A. dispatch
19. B. weather report
20. D. tanggal dan jam berakhirnya pekerjaan
21. A. pengaturan waktu kerja bongkar muat, Ketika kegiatan bongkar/muat dilakukan
selama 24 jam kecuali hari Minggu dan hari libur
22. B. Pengaturan waktu kerja bongkar muat, Ketika kegiatan bongkar/muat dilakukan
selama 24 jam kecuali hari minggu dan hari libur dan cuaca hujan
Tugas Minggu 1-2
Nama : Ahmad Rizqi Tisna Wijaya
Kelas : TALK 4 D
NIT : 572011337570
1. Hukum perdata adalah serangkaian peraturan hukum yang mengatur hubungan
subjek hukum (orang dan badan hukum) yang satu dengan subjek hukum yang lain
dengan menitikberatkan pada kepentingan pribadi dari subjek hukum tersebut.
2. Pasal 1313 KUHPerdata, pengertian perjanjian sendiri adalah suatu perbuatan dengan
mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.
3. -Pasal 20 ayat 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria menerangkan bahwa hak milik adalah hak turun-menurun,
terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah, dengan mengingat
ketentuan dalam pasal 6.
- Pasal 570 KUH Perdata menerangkan bahwa hak milik adalah hak untuk menikmati
kegunaan suatu kebendaan dengan leluasa, dan untuk berbuat bebas terhadap
kebendaan itu dengan kedaulatan sepenuhnya, sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tidak mengganggu hak-hak orang
lain, dengan tidak mengurangi kemungkinan akan adanya pencabutan hak tersebut
demi kepentingan umum berdasarkan atas ketentuan undang-undang dengan disertai
pembayaran ganti rugi.
4. perikatan adalah hubungan dua orang (antara dua belah pihak) atau lebih berdasarkan
dimana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak lain yang
berkewajiban memenuhi tuntutan.
=> Unsur-unsur perikatan:
1) adanya suatu hubungan hukum. antara dua pihak yaitu pihak yang memiliki
kewajiban dan pihak yang kedua yang memperoleh hak
2) berada di bidang hukum harta kekayaan
3) Prestasi.
5. Perikatan bersyarat
Perikatan berdasarkan ketetapan waktu
Perikatan alternatif
Perikatan tanggung renteng
Perikatan dapat dibagi-bagi dan tak dapat dibagi-bagi Perikatan dengan ancaman
Tugas Minggu 3
NIT : 572011337570
Berbeda dengan pemilik kapal, hal ini terlihat pada saat harga charter kapal cenderung naik,
maka pemilik muatan akan memilih time charter dan bila harga charter cenderung turun
maka pemilik muatan akan memilih voyage charter.