Anda di halaman 1dari 6

SURAT PERJANJIAN ANGKUTAN LAUT

(SPAL) PT. xxxxxxxxxxxxx


DAN
xxxxxxxxxxxx

SPAL ini dibuat dan ditandatangani tanggal 11 November 2020 oleh dan antara :

Nama : xxxxxx
Jabatan : xxxxx
Bertindak selaku pemilik dan operator kapal disebut PIHAK PERTAMA

Nama : xxxxxxxx
Jabatan : Direktur Utama
Perusahaan : PT.xxxxxxxxxxxx
Alamat
Bertindak selaku pemilik cargo disebut PIHAK KEDUA

Untuk selanjutnya secara bersama-sama PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA disebut dengan PARA
PIHAK.

PARA PIHAK telah sepakat untuk mengikat dalam suatu perjanjian angkutan laut dengan syarat-syarat
sebagai berikut :

Nama Kapal : xxxxxxxxxxx


Jenis Minyak : Minyak Solar (B30)
Muatan Kapal : 200.000 Liter
Pelabuhan Muat : TBBM xxxxxxxxxxxxx
Priok Pelabuhan Bongkar : xxxxxxxxxxxx
Ongkos Angkut Transport : Rp. (Include PPN 10%) dan termasuk PPh

Biaya Demurrage : Rp. 5.000.000 (Lima juta rupiah) (24 Jam) (pdpr; per day pro rata)

1
Pihak Pertama Pihak Kedua
Waktu Muat – Bongkar : Total 4 hari/ 96 Jam
(dihitung sejak kapal sandar & hose terhubung dan berakhir sejak hose dilepas)
Tanggal Muat (laycan) : 12 November 2020
Toleransi Susut : R4 (Bill of lading Vs Actual Received) 0.3% pada Liter observe berdasarkan
Flowmeter Kapal
Asuransi Kapal : PIHAK PERTAMA
Asuransi Cargo : PIHAK KEDUA
Pembayaran : 100% - 14 hari kerja setelah bongkar dan dokumen invoice diterima lengkap
Transfer ke : Sesuai dengan Invoice ke No. Rxxxxxxxxxx xxxxxx Negara Indonesia)
No.Rekening : 1xxxxxxxxxxxxxxx
Nama Pemilik Rekening xxxxxxxxxxxxx
Jangka waktu Perjanjian : 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal di tandatanganinya oleh Pihak Pertama
dan Pihak Kedua
Penyelesaian sengketa : Setiap perselisihan yang timbul antara PARA PIHAK akan diselesaikan
dengan musyawarah bersama, ketika perselisihan tidak diselesaikan maka
PARA PIHAK setuju untuk memilih kantor registrasi Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan.

Ketentuan- ketentuan dan syarat-syarat lainnya yang disepakati PARA PIHAK:

1. PIHAK PERTAMA wajib menjamin Perusahaannya telah memiliki legalitas untuk mengangkut
BBM & berlayar, menjamin legalitas kapal, memastikan bahwa kapalnya yang digunakan telah laik
laut atau laik beroperasional, mentaati Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, menjamin
keamanan dan keselamatan kerja, menjamin barang yang diangkut sampai tujuan dengan tepat waktu,
tepat jumlah, bertanggung jawab penuh & menjamin atas kualitas dan kuantitas cargo yang diangkut
dalam kondisi baik (tidak terkontaminasi dan dalam spesifikasi standar mutu), serta bertanggung
jawab terhadap pencemaran lingkungan, tumpahan produk dan efek terhadap insiden tersebut.

2. PIHAK KEDUA dengan ini menjamin bahwa bahan bakar yang diangkut oleh Kapal PIHAK
PERTAMA adalah bahan bakar yang bahan bakar yang legal.

3. PIHAK KEDUA berhak untuk mendapatkan informasi dokumen kapal dari PIHAK PERTAMA, antara lain;
3 (tiga) kargo muat terakhir, Ship Particular, Tabel ukur tera tangki kapal, Vessel Experience Factor, General
Arrangement (GA), hydraustatic table, data kapasitas tangki cargo dan non cargo, dan sebagainya yang
berkaitan dengan dokumen kapal.

4. PIHAK PERTAMA memastikan tangki kapal dalam keadaan bersih dan kering (clean & dry), serta siap untuk
menerima cargo muatan produk Pemilik Cargo yaitu Minyak Solar/ HSD, Apabila muatan yang diangkut 3
(tiga) kargo terakhir bukan Minyak Solar maka PIHAK PERTAMA diwajibkan melakukan
pembersihan /cleaning pada tangki penyimpanan di kapal dan melampirkan dokumen hasil inspeksi kebersihan
tangki “cleanliness certificate” yang diterbitkan oleh surveyor/ badan independen yang berwenang.

5. Apabila oleh karena sesuatu dan lain hal atau menyangkut nautis sehingga kapal yang akan
mengangkut mengalami keterlambatan atau hambatan, maka PIHAK PERTAMA diwajibkan untuk
menggantikan dengan Kapal lainnya yang sama ukurannya tanpa merubah dari isi dan bunyi
perjanjian ini dan harus memenuhi laycan atau tanggal muat yang telah disepakati.

6. Asuransi muatan (marine cargo insurance) adalah menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK
2
Pihak Pertama Pihak Kedua
KEDUA. Asuransi Kapal ditanggung PIHAK PERTAMA (termasuk asuransi hull & machinery,
Protection & Indemnity (P&I), tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga (Liability Insurance),
namun tidak terbatas pada risiko tumpahan minyak dan pencemaran lingkungan yang diperlukan
untuk mematuhi Peraturan Nasional dan Internasional.

7. Sebelum melakukan pemuatan dan pembongkaran, PARA PIHAK dan / atau surveyor harus melakukan
pemeriksaan kualitas, pengukuran volume bahan bakar, dan harus memastikan bahwa tutup segel dan saluran
pipa masih dalam kondisi baik dan tidak rusak. Hasilnya harus dicatat dalam Catatan Pengiriman dan Bill of
Lading yang ditandatangani oleh PARA PIHAK dan / atau Surveyor.

8. Marine surveyor untuk melakukan supervisi kegiatan pemuatan dan pembongkaran di lokasi tujuan
menjadi beban tanggung jawab PIHAK KEDUA.

9. PIHAK PERTAMA berkewajiban menginformasikan posisi kapal setiap hari nya secara periodik kepada
PIHAK KEDUA.

10. Crew kapal PIHAK PERTAMA baik itu Nahkoda, chief officer, Anak Buah Kapal (ABK), dan sebagainya,
wajib memenuhi standar keselamatan kerja dan bekerja memenuhi Standar Operasional Prosedur (SOP) baik
bekerja saat di Pelabuhan/lokasi muat, pengiriman dan di Pelabuhan Bongkar atau lokasi tujuan, serta
menerapkan tanggap darurat apabila terjadi kecelakaan kerja.

3
Pihak Pertama Pihak Kedua
11. Penyusutan produk yaitu terjadi dikarenakan faktor temperatur atau sifat kimia produk. Apabila
terjadi ketidak sesuaian segel dengan dokumen, kehilangan produk yang disebabkan kebocoran kapal,
tindak pencurian /kriminal, terjadinya kontaminasi produk dan terjadinya penyusutan produk dengan
volume lebih dari 0.3% dalam liter observe pada titik serah terima R4 yaitu selisih volume antara Bill
of lading (B/L) di terminal pemuatan dengan Actual received dilokasi bongkar, serta sebab lainnya,
maka PIHAK PERTAMA bertanggung jawab penuh untuk mengganti, dan maka atas hal tersebut
PIHAK PERTAMA bertanggung jawab dan mengganti kerugian dengan perhitungan; Volume dikali
dengan harga BBM yang diasuransikan oleh PIHAK KEDUA.

12. Apabila terjadi permasalahan di Pelabuhan/ lokasi muat dan bongkar, baik itu masalah kualitas
(kontaminasi, dsb), kuantitas, baik itu penyusutan lebih dari 0.3% liter observe, indikasi kecurangan
dan permasalahan lainnya, PIHAK PERTAMA berkewajiban menginformasikan ke PIHAK
KEDUA dan PARA PIHAK berkewajiban melakukan investigasi atas terjadinya insiden tersebut.
Selama proses investigasi, kapal tidak diperbolehkan meninggalkan lokasi tanpa seizin PIHAK
KEDUA dan tidak terikat oleh waktu, serta atas hal tersebut tidak ada biaya tambahan atau biaya
demurrage yang dapat di klaim ke PIHAK KEDUA . Terkait apabila adanya cargo yang tersisa di
tangki cargo kapal atau Remaining On Board (ROB), PIHAK KEDUA akan melakukan Klaim ke
PIHAK PERTAMA sesuai dengan ketentuan butir 11 (sebelas) pada perjanjian ini.

13. Pihak Kedua wajib menempatkan satu karyawannya atau surverior pada saat before loading di
Pertamina, kemudian pihak yang ditempatkan tersebut wajib melakukan sounding atau pengukuran di
atas kapal milik Pihak Pertama bersama sama dengan Pihak Pertama untuk memastikan jumlah
muatan yang dimuat oleh Pihak Pertama sesuai dengan PO dari Pihak Kedua.

14. Pihak Pertama dan Pihak Kedua bersepakat mengenyampingkan jumlah hasil ukuran loading
menggunakan flow meter milik pertamina dan Para Pihak bersepakat menggunakan hasil ukuran
loading sesuai PO menggunakan ukuran sounding di atas kapal Pihak Pertama dan ukuran pada flow
meter milik Pihak Pertama saat after loading di Kapal Milik Pihak Pertama.

15. Apabila selama Proses muat dan bongkar, kapal tidak dapat melakukan operasional dikarenakan
perizinan kapal, keagenan kapal, baik dokumen dan sebagainya dan kapal mengalami kerusakan
dan/atau yang disebabkan oleh teknis kapal, seperti kinerja pompa menurun saat bongkar, terindikasi
kebocoran kapal dan sebagainya, serta tidak beroperasional dengan baik/layak, maka PIHAK
PERTAMA berkewajiban melakukan perbaikan dengan usaha yang maksimal dan atas hal tersebut
maka waktu muat dan bongkar tidak terhitung sampai kapal dapat beroperasi dengan baik dan layak
operasi, dan apabila kerusakan kapal tidak dapat diperbaiki dengan waktu maksimum 2x24 Jam dan
mengakibatkan kapal tidak dapat beroperasi kembali dengan baik dan layak maka PIHAK
PERTAMA berkewajiban mencari solusi alternatif yaitu salah satunya mencari kapal Pengganti
dengan ukuran dan spesifikasi yang sama dengan kapal sebelumnya dan tanpa merubah isi
kesepakatan dan ketentuan umum dalam Perjanjian ini. Apabila atas permasalahan tersebut
mengakibatkan PIHAK KEDUA mengalami kerugian, baik itu timbul selisih harga yang sebabkan
faktor keterlambatan kapal dan biaya klaim atau penalty dari konsumen dan supplier, maka PIHAK
KEDUA akan membebankan kerugian tersebut kepada PIHAK PERTAMA.

16. Terjadinya kebocoran pada pipa dan kapal, baik itu lambung kapal, tangki cargo dan sebagainya, serta
kerusakan pada kapal atau hal lainnya yang mengakibatkan proses muat/bongkar dihentikan oleh
pihak terkait, dimana terindikasi dapat membahayakan kegiatan operasional, maka PIHAK
PERTAMA bertanggung jawab memberikan kapal pengganti dan/atau solusi atas hal tersebut dan
PIHAK KEDUA dibebaskan atas lamanya waktu muat dan bongkar dan biaya-biaya tambahan yang
terjadi, serta PIHAK PERTAMA diwajibkan membuat laporan secara periodik setiap hari nya atas
analisa masalah dan progress perbaikan, dan disampaikan ke PIHAK KEDUA.

17. Apabila terjadi permasalahan terkait dengan pengiriman cargo baik itu kendala teknis kapal, kapal tidak dapat

4
Pihak Pertama Pihak Kedua
melewati jembatan, dokumen perizinan, permasalahan koordinasi dan sebagainya, maka PIHAK PERTAMA
bertanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahaan tersebut dan menjamin pengiriman cargo datang tepat
waktu, dan terkait dengan adanya timbul biaya atas hal tersebut dan adanya kerugian dari PIHAK KEDUA,
maka menjadi beban PIHAK PERTAMA.

18. Atas pengiriman muatan pada Perjanjian SPAL ini tidak terselesaikan oleh PIHAK PERTAMA, maka
PIHAK KEDUA dibebaskan atau tidak dibebankan biaya jasa pengangkutan oleh PIHAK PERTAMA, serta
atas timbulnya kerugian PIHAK KEDUA menjadi tanggung jawab sepenuhnya PIHAK PERTAMA.

5
Pihak Pertama Pihak Kedua
19. Keagenan kapal, biaya koordinasi dan biaya operasional lainya selama di Pelabuhan/lokasi muat,
berlayar/pengiriman dan di pelabuhan/lokasi bongkar merupakan beban tanggung jawab sepenuhnya oleh
PIHAK PERTAMA. Dalam hal biaya angkutan/ Ongkos Angkut Transport (OAT) yang dibayarkan PIHAK
KEDUA sesuai dengan kesepakatan dalam perjanjian ini yaitu sudah termasuk semua biaya-biaya yang timbul
dalam pengiriman atau dengan kata lain PIHAK KEDUA tidak dibebankan lagi biaya diluar biaya Angkutan
dan semua biaya menjadi tanggung jawab sepenuhnya PIHAK PERTAMA.

20. Atas kelebihan waktu muat - bongkar yaitu lebih dari total 4 hari atau sama dengan 96 Jam (dihitung sejak
kapal sandar & hose terhubung dan berakhir sejak hose dilepas), Dan kelebihan waktu tunggu kapal untuk
sandar di Pelabuhan muat dan di pelabuhan bongkar yaitu masing-masing 2 hari (48 jam), serta dihitung
akumulasi, maka atas kelebihan waktu tersebut maka PIHAK KEDUA akan dibebankan biaya demurrage.

21. PIHAK PERTAMA bertanggung jawab penuh terhadap kerusakan pada kapal baik yang
disebabkan saat di Pelabuhan/lokasi muat, berlayar dan di Pelabuhan/lokasi bongkar.

22. SALAH SATU PIHAK tidak dapat mengakhiri perjanjian ini secara sepihak selama waktu yang
telah disepakati.

23. Force Majeur dalam perjanjian ini adalah : badai, pasang surut, gempa bumi, sengatan petir, blokade,
huru-hara, pernyataan darurat dari pemerintah serta hal lain yang bersifat di luar kemampuan alat dan
manusia (Act of God) dimana dapat dibuktikan oleh dokumen dari otoritas terkait, tetapi tidak
termasuk pemogokan tenaga kerja atau crew kapal yang disebabkan kesalahan PIHAK PERTAMA.

Demikian, PERJANJIAN ini dibuat dalam 2 (dua) rangkap asli, masing-masing bermaterai cukup dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama yang ditandatangani oleh PARA PIHAK pada hari dan tanggal
tersebut pada bagian awal PERJANJIAN.

“PIHAK PERTAMA” “PIHAK KEDUA”


PT xxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxx xxxxxxxxxx
Direktur Utama Direktur Utama

6
Pihak Pertama Pihak Kedua

Anda mungkin juga menyukai