Anda di halaman 1dari 12

Pihak-Pihak

yang terlibat
dalam L/C
Kelompok 2
Mellia Ananda Putri 190110013
Natasha 190110014
Ayu Nabila 190110017
Pengertian L/C
Menurut Bank Indonesia, Letter of Credit
adalah janji dari issuing bank untuk melakukan
pembayaran akan sejumlah uang kepada pihak
eksportir sepanjang mereka mampu untuk
memenuhi terms and conditions dari L/C
tersebut.

2
Pihak Langsung (1)
1. Pembeli 2. Penjual
● Disebut juga applicant/account ● Disebut juga beneficiary/party to be paid/
party/accountee/importir/buyer. exporter/seller/shiper
● Pihak yang memohon pembukaan L/C. ● Pihak kepada siapa L/C
● diterbitkan/diperuntukkan.
Kredibilitasnya harus memuaskan
dalam pertimbangan bank. ● Pihak yang memenuhi syarat L/C yang
diterima dan menyerahkan dokumen-
dokumen kepada bank pembayar.

3
Pihak Langsung (2)
3. Bank pembuka (penerbit) L/C 4. Bank penerus L/C
● Disebut juga opening bank/issuing bank/importer’s bank. ● Disebut juga advising bank/seller’s bank/
● Bank pembeli yang membuka atau menerbitkan L/C kepada foreign correspondent bank
beneficiary, biasanya melalui perantaraan bank di negara ● Bank yang memberitahukan atau
beneficiary. meneruskan L/C dan menegaskan
● Yang memeriksa dokumen-dokumen untuk memastikan kebenaran dari L/C tersebut kepada
kecocokannya dengan syarat-syarat L/C. eksportir tanpa disertai kewajiban lain.

● Yang mengatur pembiayaan transaksi bilamana diminta. ● Bank ini dapat juga dimungkinkan sebagai
paying bank atau confirming bank , bahkan
● Yang melepaskan dokumen L/C kepada pembeli dan
sebagai issuing bank dalam hal berbeda
meminta pembayaran dari rekening pembeli. dengan opening bank.

4
Pihak Langsung (3)
5. Bank yang menegaskan atau menjamin pembayaran L/C
● Disebut juga confirming bank/foreign coresspondent bank.
● Bank kedua, biasanya advising bank yang bertindak sebagai
confirming bank, yaitu menegaskan kepada beneficiary bahwa L/C
tersebut otentik dan bilamana importir atau opening bank tidak
melakukan pembayaran maka bank kedua ini akan membayarnya.
6. Bank pembayar
● Disebut juga paying bank.
● Bank yang namanya disebutkan dalam L/C sebgai pihak yang
melakukan pembayaran kepada beneficiary asalkan dokumen-
dokumen sesuai dengan syarat L/C.

5
Pihak Langsung (4)
7. Bank yang menegosiasi
● Disebut juga negotiating bank.
● Bank yang biasanya namanya tidak disebutkan dalam L/C,
yang menyetujui untuk membeli wesel dari beneficiary.
8. Bank yang diminta mengganti pembayaran (me-
reimburse)
● Disebut juga reimburse bank.
● Bilamana antar bank eksportir dan bank importir tidak ada
hubungan rekening maka untuk penyelesaiannya
pembayarannya biasanya ditunjuk bank ketiga.

6
Pihak Tidak Langsung (1)
1. Perusahaan pelayaran (pengapalan) 2. Bea dan Cukai (Pabean)
● Menerima barang-barang dagang dari ● Bagi importir, sebagai agen dan akan
shiper/eksportir/freight forwader dan memberikan izin untuk pelepasan barang
mengatur pengangkutan barang- bilamana dokumen B/L telah dilakukan
baranmg tersebut. pembayaran.
● Menerbitkan Bill of Lading (B/L) atau ● Bagi eksportir, pihak yang meneliti
surat bukti muat barang. dokumen serta pembayaran pajak dan
memberikan izin barang untuk dimuat di
kapal.

7
3. Perusahaan asuransi
● Pihak yang mengasuransikan barang-barang yang dikapalkan sesuai
nilai yang syaratkan.
● Pihak yang mengeluarkan sertifikat atau polis asuransi untuk


menutup resiko yang dikehendaki.
Pihak yang menyelesaikan tagihan atau klaim kerugian-kerugian. Pihak Tidak
Langsung (2)
4. Badan pemeriksa atau SGS/Perwakilan Sucofindo (khusus
Indonesia)
● Pihak yang ditunjuk pemerintah untuk memeriksa kebenaran
barang-barang impor di negara asal impor barang, dan barang-
barang ekspor tertentu di negara tempat tibanya barang.
● Pihak yang ditunjuk pemerintah atau yang berwenang dalam
pemeriksaan mutu, jenis, jumlah barang dan sebagainya.

8
Mekanisme Pembayaran dengan L/C

1. Applicant mengajukan permohonan kepada Issuing Bank untuk menerbitkan L/C dalam rangka transaksi pembelian barang dari
penjual/eksportir.
2. Issuing Bank menerbitkan L/C yang ditujukan kepada Beneficiary melalui Advising Bank di negara
dimana Beneficiary berlokasi.
3. Advising Bank akan melakukan otentikasi atas kebenaran penerbit L/C dan selanjutnya   memberitahukan Beneficiary mengenai
telah diterimanya L/C untuk kepentingan Beneficiary.
4. Beneficiary akan mempersiapkan barang dan dokumen(-dokumen) yang diperlukan sesuai dengan L/C yang diterima serta
menyerahkan dokumen tersebut kepada Nominated Bank.
5. Nominated Bank akan menerima dokumen dari Beneficiary dan meneruskannya kepada Issuing Bank.
6. Issuing Bank akan memeriksa dokumen yang diterima apakah telah memenuhi seluruh persyaratan dari L/C. Apabila telah
memenuhi seluruh persyaratan L/C, maka Issuing Bank melakukan pembayaran kepada Beneficiary.
7. Issuing Bank menagih pembayaran kepada Applicant dan setelah pembayaran diterima menyerahkan dokumen kepada Applicant
8. Applicant dengan menggunakan dokumen yang diterima dari Issuing Bank mengeluarkan barang dari pelabuhan.

9
Contoh Studi Kasus
Ketika BNI melakukan audit internal, Penjelasan mengenai L/C fiktif BNI tersebut adalah sebagai
diketahui terdapat euro yang sangat berikut:
besar, yaitu senilai 52 juta euro. 1. Waktu kejadian : Juli 2002 s/d Agustus 2003
Pergerakan posisi euro dalam jumlah 2. Opening Bank : Rosbank Switzerland, Dubai Bank
besar ini mencurigakan karena Kenya Ltd, The Wall Street Banking Corp, dan Middle
peredaran euro di Indonesia terbatas dan East Bank Kenya Ltd.
kinerja euro yang sedang baik pada saat 3. Total Nilai L/C : USD.166,79 juta & EUR 56,77 juta atau
itu. Dari audit akhirnya diketahui sekitar Rp. 1,7 trilyun
adanya pembukaan L/C yang amat besar 4. Beneficiary/Penerima L/C : 11 perusahaan dibawah
dan negara akan mengalami kerugian Gramarindo Group dan perusahaan dibawah Petindo
lebih satu triliun rupiah. Group :
5. Barang Ekspor : Pasir Kuarsa dan Minyak Residu
6. Tujuan Ekspor : Congo dan Kenya
7. Skim : Usance L/C

10
Lanjutan Studi Kasus
Bank BNI Cabang Kebayoran Baru menerima 156 buah L/C dengan Issuing Bank : Rosbank Switzerland, Dubai
Bank Kenya Ltd, The Wall Street Banking Corp, dan Middle East Bank Kenya Ltd. Oleh karena BNI belum
mempunyai hubungan koresponden langsung dengan sebagian bank tersebut di atas, mereka memakai bank mediator
yaitu American Express Bank dan Standard Chartered Bank. Beneficiary mengajukan permohonan diskonto wesel
ekspor berjangka (kredit ekspor) atas L/C-L/C tersebut di atas kepada BNI dan disetujui oleh pihak BNI.
Gramarindo Group menerima Rp 1,6 trilyun dan Petindo Group menerima Rp 105 milyar. Setelah beberapa tagihan
tersebut jatuh tempo, Opening Bank tidak bisa membayar kepada BNI dan nasabahpun tidak bisa mengembalikan
hasil ekspor yang sudah dicairkan sebelumnya. Setelah diusut pihak kepolisian, ternyata kegiatan ekspor tersebut
tidak pernah terjadi. Gramarindo Group telah mengembalikan sebesar Rp 542 milyar, sisanya (Rp 1.2 trilyun)
merupakan potensi kerugian BNI. Dalam menanggapi kasus ini manajemen Bank BNI mengatakan bahwa tidak ada
ekspor fiktif dan belum ada kerugian, tetapi yang ada hanya potensi kerugian (potential losses). Minimnya informasi
mengenai sistem pembayaran perdagangan internasional melalui letter of credit (L/C) menimbulkan semakin
banyaknya pertanyaan mengenai kasus pembobolan Bank BNI.

11
Terima Kasih 

12

Anda mungkin juga menyukai