Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

“RASIO PROFITABILITAS”

1. A.A.Sg Istri Kania Kosalia ( 1702021881 )


2. Ni Luh Ade Dwi Anggreni ( 1702021893 )
3. Ni Komang Suartini ( 1702021907 )
4. Ni Kadek Suarniti ( 1702021913 )
RASIO PROFITABILITAS

Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) adalah rasio atau


perbandingan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan laba (profit) dari pendapatan (earning) terkait penjualan,
aset, dan ekuitas berdasarkan dasar pengukuran tertentu.

Jenis-jenis rasio profitabilitas dipakai untuk memperlihatkan


seberapa besar laba atau keuntungan yang diperoleh dari kinerja suatu
perusahaan yang memengaruhi catatan atas laporan keuangan yang harus
sesuai dengan standar akuntansi keuangan.
TUJUAN RASIO PROFITABILITAS
Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas terbagi menjadi tujuh jenis yaitu:

1. gross margin (GPM),


2. profit margin ratio (PMR),
3. net profit margin (NPM),
4. operating ratio (OR),
5. earning power of total investment (EPTI),
6. return of investment (ROI),
7. rentabilitas modal sendiri (RMS).

Beberapa jenis rasio profitabilitas yang sering dipakai untuk


meninjau kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang dipakai
dalam jenis jenis akuntansi keuangan antara lain:
1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Margin laba kotor merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase laba
kotor terhadap pendapatan yang dihasilkan dari penjualan. Margin Laba Kotor ini sering
disebut juga dengan Gross Margin Ratio (Rasio Margin Kotor).

Gross Profit Margin = (laba kotor/ total pendapatan) x 100%

Contoh soal:
Laba kotor perusahaan PT Megah Sejahtera: Rp48.000.000
Total pendapatan perusahaan: Rp55.000.000
Maka Gross Profit Margin perusahaan PT Megah Sejahtera adalah :

=(Laba Kotor : Total Pendapatan) x 100%


= (48.000.000 : 55.000.000) x 100%
= 87%
2. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Net profit margin atau margin laba bersih merupakan rasio profitabilitas untuk menilai
persentase laba bersih yang didapat setelah dikurangi pajak terhadap pendapatan yang diperoleh dari
penjualan. Margin laba bersih ini disebut juga profit margin ratio. Rasio ini mengukur laba bersih setelah
pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan.

Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak / Penjualan


Contoh:
Pendapatan Penjualan Bersih (Net Sales) = Rp27.063.310.000.000.
Laba Bersih setelah Pajak (Net Profit after Tax) = Rp2.064.650.000.000.
Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin) : ??

Margin Laba Bersih = Laba Bersih setelah Pajak : Pendapatan Penjualan bersih
Margin Laba Bersih = Rp2.064.650.000.000 : Rp27.063.310.000.000
Margin Laba Bersih = 7,63%
3. Rasio Pengembalian Aset (Return on Assets Ratio)
Tingkat pengembalian aset merupakan rasio profitabilitas untuk menilai
persentase keuntungan (laba) yang diperoleh perusahaan terkait sumber daya atau total aset
sehingga efisiensi suatu perusahaan dalam mengelola asetnya bisa terlihat dari persentase
rasio ini. Rumus Rasio Pengembalian Aset sebagai berikut:

ROA = Laba Bersih / Total Aset

Contoh perhitungan ROA dengan memakai data laporan keuangan sebuah perusahaan.
Diketahui:
laba bersih perusahaan sebesar Rp180.000.000 dan total aset Rp20.000.000, maka
hitunglah ROA perusahaan!
ROA = Laba Bersih : Total Aset
ROA = 180.000.000 : 20.0000.000
= 9%
4. Rasio Pengembalian Ekuitas (Return on Equity Ratio)

Return on Equity Ratio (ROE) merupakan rasio profitabilitas untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi pemegang saham perusahaan tersebut yang
dinyatakan dalam persentase. ROE dihitung dari penghasilan (income) perusahaan terhadap
modal yang diinvestasikan oleh para pemilik perusahaan (pemegang saham biasa dan pemegang
saham preferen).
ROE = Laba Bersih Setelah Pajak : Ekuitas Pemegang saham

Contoh:
Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan per tanggal 31 Desember 2017, PT Megah
Sejahtera yang bergerak di sektor konstruksi memiliki laba bersih setelah pajak sebesar Rp500
juta, total ekuitas para pemegang saham adalah sebanyak Rp800 juta. Berapakah rasio
pengembalian ekuitas atau Return of Equity (ROE) PT Megah Sejahtera?

ROE = Laba bersih setelah Pajak : Ekuitas Pemegang Saham


ROE = Rp500.000.000 : Rp800.000.000
ROE = 62,5%
5 . Rasio Pengembalian Penjualan (Return on Sales Ratio)

Return on Sales merupakan rasio profitabilitas yang menampilkan tingkat


keuntungan perusahaan setelah pembayaran biaya-biaya variabel produksi seperti upah
pekerja, bahan baku, dan lain-lain sebelum dikurangi pajak dan bunga.

ROS = (Laba sebelum Pajak dan Bunga / Penjualan) x 100%

Contoh:
PT Megah Sejahtera menghasilkan Laba sebelum Pajak dan Bunga sebesar Rp100 juta
sedangkan Penjualan adalah sebesar Rp1,5 miliar. Berapakah Return on Sales atau tingkat
pengembalian Penjualan PT Megah Sejahtera?
Jawaban:

ROS = (Laba sebelum Pajak dan Bunga : Penjualan) x 100%


ROS = (Rp. 100.000.000 : Rp. 1.500.000.000) x 100%
ROS = 6,7%
6. Pengembalian Modal yang digunakan (Return on Capital Employed)

Return on Capital Employed (ROCE) merupakan rasio profitabilitas yang


mengukur keuntungan perusahaan dari modal yang dipakai dalam bentuk persentase
(%). Modal yang dimaksud adalah rkuitas suatu perusahaan ditambah kewajiban tidak
lancar atau total aset dikurangi kewajiban lancar.

ROCE = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / Modal Kerja


atau
ROCE = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / (Total Aset – Kewajiban)
7. Return on Investment (ROI)
Return on investment merupakan rasio profitabilitas yang dihitung dari laba
bersih setelah dikurangi pajak terhadap total aktiva. Return on investment berguna
untuk mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan
keuntungan terhadap jumlah aktiva secara keseluruhan yang tersedia pada
perusahaan.

ROI= ( (Laba Atas Investasi – Investasi Awal) / Investasi )x 100 %


Contoh :
Perusahaan Maju Bersama melakukan investasi sebesar Rp500.000.000 kepada
sebuah usaha penjualan produk kendaraan. Perusahaan Maju Bersama ternyata
mendapatkan penjualan sebesar 1.000 unit kendaraan. Dan dari penjualan tersebut
perusahaan mendapat keuntungan sebesar Rp600.000.000.
Diketahui : keuntungan (laba) investasi sebesar Rp100.000.000
Dan modal (investasi) awal sebesar Rp500.000.000
Jadi diperoleh perhitungannya sebagai berikut.
ROI = (Rp600 juta – Rp500 juta) : Rp500 juta) x 100
= 20%
Jadi diperoleh ROI nya adalah sebesar 20%
h. Earning Per Share (EPS)
Earning per share merupakan rasio profitabilitas yang menilai tingkat kemampuan
per lembar saham dalam menghasilkan laba untuk perusahaan. Manajemen perusahaan,
pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat memperhatikan earning per
share karena menjadi indikator keberhasilan perusahaan.

EPS = Laba Bersih Setelah Pajak – Dividen Saham Preferen / Jumlah Saham Biasa
yang Beredar

Contoh:
Perusahaan Setia Merdeka mempunyai saham yang beredar sebanyak 1 juta lembar pada
tahun 2017, Laba bersih setelah pajak adalah Rp1 miliar. Perusahaan Setia Merdeka
kemudian memutuskan untuk membagikan 10% dividen atau sekitar Rp100 juta kepada
pemegang sahamnya. Berapakah Earning Per Share (EPS) atau Laba per lembar sahamnya ?

Laba per Saham (EPS) = (Laba Bersih setelah Pajak – Dividen) : Jumlah Saham yang Beredar
Laba per Saham (EPS) = (1.000.000.000 – Rp100.000.000) : 1.000.000
Laba per Saham (EPS) = 900.000.000 : 1.000.000
Laba per Saham (EPS) = 900,-

Anda mungkin juga menyukai