Anda di halaman 1dari 25

Analisa

Laporan
Keuangan
A L F I A N TA N I N U G R O H O
Profitability

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan aktiva, modal serta penjualan

perusahaan
Profitability Ratio

Perbandingan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan profit dari earning terkait penjualan, aset,

dan ekuitas berdasarkan dasar pengukuran tertentu.


Manfaat

1. Menilai aset jangka panjang/pendek perusahaan

2. Menilai keuntungan maksimal yang bisa diperoleh perusahaan

3. Kemampuan melunasi kewajiban

4. Laba yang akan diperoleh investor/bank

5. Menilai saham yang akan dibeli oleh trader

6. Evaluasi kinerja perusahaan


Type

1. Gros Profit Margin / Net Profit Margin

2. Return on Sales (ROS)

3. Return on Assets (ROA)

4. Return on Equity (ROE)

5. Return on Investment (ROI)

6. Earning per Share (EPS)


Gross Profit Margin

Menitikberatkan pada efisiensi audit operasional, semakin tinggi GPM yang di hasilkan, menandakan

HPP lebih rendah daripada penjualan. Jika sebaliknya, harus di lakukan audit secara detail pada

operasional perusahaan.

Gross Profit Margin = [(Revenue - COGS) / Revenue] x 100%


Gross Profit Margin

Dik: PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memiliki revenue Rp 21 juta dan COGS Rp 14 juta

[(21.000.000 – 14.000.000) / 21.000.000] x 100% -> GPM = 34,94%

Analisa -> PTBA menghasilkan 35% laba kotor dari total revenue. Semakin tinggi GPM, semakin kecil

biaya produksi yg dikeluarkan. (Efisiensi)


Gross Profit Margin

 Revenue dan sales adalah 2 hal yg sama. Jika perusahaan menggunakan revenue, maka biaya produksi

disebut dengan cost of revenue.

 Sedangkan Jika perusahaan menggunakan Sales, maka biaya produksi disebut dengan COGS (beban

pokok penjualan)
Net Profit Margin

Laba bersih yang di dapatkan setelah dikurangi dengan pajak.

Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak (net income) / Penjualan (revenue)
Net Profit Margin

Dik: PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memiliki revenue Rp 21 juta dan Net Income Rp 4 juta

(4.000.000 / 21.000.000) x 100% -> NPM = 18,54%

Analisa -> Setiap 1 rupiah yg diperoleh dari penjualan, akan menghasilkan laba bersih sebesar 19 sen atau

19%
Return on Assets

Return on Assets (ROA) merupakan rasio untuk menilai tingkat pengembalian suatu aset dilihat dari

persentase keuntungan (laba) yang diperoleh perusahaan terkait sumber daya atau total aset

ROA = Laba Bersih / Total Aset


Return on Assets

Dik: Terdapat 2 perusahaan dalam industri yang sama.

 Perusahaan ABC memiliki nilai aset secara keseluruhan sekitar Rp200 juta dan laba bersih sekitar Rp30

juta.

 Sedangkan perusahaan XYZ memiliki aset sekitar Rp150 juta dengan net income Rp25 juta.
Return on Assets

ROA Perusahaan ABC ROA Perusahaan XYZ

(30.000.000 : 200.000.000) x 100 = 15% (25.000.000 : 150.000.000) x 100 = 16,66%

Analisa -> Efisiensi terletak pada PT XYZ


Return on Equity

Return on Assets (ROE) merupakan rasio merupakan rasio profitabilitas untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi pemegang saham perusahaan.

ROE = Laba Bersih Setelah Pajak / Ekuitas Pemegang saham


Return on Equity

Dik: Terdapat 2 perusahaan dalam industri yang sama.

 Perusahaan ANTM memiliki laba bersih Rp193 juta dan total equity 18M

 Sedangkan perusahaan PTBA memiliki laba bersih Rp4 juta dan total equity 18 juta
Return on Equity

ROE Perusahaan ANTM ROE Perusahaan PTBA

(193.000.000 : 18.000.000.000) x 100 = 1,07% (4.000.000 : 18.000.000) x 100 = 21,93%

Analisa -> Semakin tinggi ROE semakin baik kondisi perusahaan


Return on Investment

Return on Investment (ROI) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan secara

keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan terhadap jumlah total aktiva yang tersedia pada

perusahaan. Semakin tinggi, berarti semakin baik kondisi suatu perusahaan.

ROI = (Total Penjualan – Nilai Investasi Awal) / Nilai Investasi ) x 100 %


Return on Investment

Sebuah perusahaan start up berinvestasi sebesar Rp100 juta dalam sebuah proyek peluncuran produk

baru. Setelah produk tersebut diluncurkan, perusahaan menerima jumlah dana dari penjualan baru yang

didapat perusahaan mencapai angka Rp300 juta.


Return on Investment

Laba investasi = Total penjualan – jumlah investasi awal

Laba investasi = Rp300.000.000 – Rp100.000.000

Laba investasi Rp 200.000.000


Return on Investment

ROI = (Rp300.000.000 – Rp100.000.000) ÷ (Rp100.000.000 x 100%)

ROI = 2%

Analisa -> ROI yang tinggi belum bisa dinilai efektif sebelum dibandingkan dengan biaya modalnya.
Return on Sales

Return on Sales (ROS) merupakan rasio profitabilitas yang menampilkan tingkat keuntungan

perusahaan setelah pembayaran biaya-biaya variabel produksi (upah pekerja, bahan baku, gudang, dll)

sebelum dikurangi tax dan interest rate.

ROS = (Laba sebelum Pajak dan Bunga / Penjualan) x 100%


Return on Sales

PT Bank Central Asia (BCA) menghasilkan Laba sebelum Pajak dan Bunga sebesar Rp100 juta sedangkan

Penjualan adalah sebesar Rp1,5 miliar.

ROS = (Rp. 100.000.000 : Rp. 1.500.000.000) x 100%

ROS =  6,7%
Earning per Share

Earning per Share (EPS) menilai tingkat kemampuan per lembar saham dalam menghasilkan laba

untuk perusahaan. Manajemen, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat

memperhatikan EPS karena menjadi indikator keberhasilan perusahaan.

EPS = (Laba After Tax – Dividen Saham Preferen) / Jumlah Common Stock yang Beredar
Earning per Share

Dik: PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM) memiliki laba tahun berjalan 20.804M dan saham beredar

(outstanding share) 99M

(20.804M / 99M) -> EPS = 210

Anda mungkin juga menyukai