Anda di halaman 1dari 3

NAMA : SASKIA NUR AZIZAH

NIM : 43219210033

1. Apa perbedaan antara Gross Profit Margin (GPM), ROI, ROE dan Operating Profit Margin (OPM), Net
Profit Margin (NPM) dalam penggunaannya.
a) Gross Profit Margin (GPM)/Margin Laba Kotor
 adalah rasio profitabilitas yang membandingkan antara laba kotor yang diperoleh
perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama.
b) Return Of Investment (ROI)
 adalah rasio profitabilitas yang melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan
mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan dan
investasi tersebut sebenarnya sama dengan aset perusahaan yang ditanamkan atau
ditempatkan
c) Return Of Equity (ROE)/Pengembalian Modal Sendiri
 lebih dipergunakan untuk menghitung kemampuan seluruh asset perusahaan dalam
pencapaian keuntungan, sekaligus mengukur kemampuan perusahaan dalam tingkat
keuntungan investasi.
d) Operating Profit Margin (OPM)/Margin Laba Operasional
 Rasio profitabilitas ini menampilkan keuntungan perusahaan setelah pembayaran biaya-
biaya produksi seperti upah pekerja, bahan baku, dan lain-lain sebelum dikurangi pajak dan
bunga.
Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan yang diperoleh dari setiap rupiah penjualan yang
juga disebut margin operasional (operating margin) atau Margin pendapatan operasional
(operating income margin).
e) Net Profit Margin (NPM)/Margin Laba Bersih
 adalah rasio profitabilitas yang mengukur keuntungan dengan membandingkan selisih
antara laba bersih setelah bunga dan pajak dengan penjualan atau pendapatan

2. Berikan dengan contoh suatu laporan keuangan dengan penggunaan GPM, ROI, ROE, OPM dan NPM
agar terlihat jelas pemakaiannya.
a) Gross Profit Margin (GPM)/Margin Laba Kotor
 cara menghitungnya adalah dengan adanya persentase dari penjualan dikurangi harga
pokok penjualan dikenal dengan istilah laba kotor dengan total penjualan.
 Semakin tinggi margin laba kotor, maka semakin baik dan secara relative semakin rendah
harga pokok barang yang dijual.

Gross Profit Margin = (Laba Kotor/ Total Penjualan) x 100%


Contoh :
PT J&K memiliki laporan per 31 Desember 2017 diketahui sebagai berikut :
Penjualan = Rp. 600.000.000,-
HPP = Rp. 450.000.000,-
Jawaban :
A. Menghitung Laba Kotor (Gross Profit)
Laba Kotor = Pendapatan Penjualan – Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor = Rp. 600.000.000 – Rp. 450.000.000
Laba Kotor = Rp. 150.000.000,-

B. Menghitung Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin)


Marjin Laba Kotor = Laba Kotor / Pendapatan Penjualan x 100%
Gross Profit Margin = Rp. 150.000.000,- / Rp. 600.000.000,- x 100%
Gross Profit Margin = 25%

b) Return Of Investment (ROI)


ROI = (Pendapatan yang dihasilkan / Modal yang ditanam) 100%
Contoh :
Tn. Jeka membeli sebuah rumah yang dilelang dengan harga Rp.500.000.000. Karena kondisi
rumah yang tidak begitu baik, ia memutuskan untuk melakukan renovasi. Ia mengeluarkan dana
sebesar Rp.100.000.000 untuk Renovasi.
Setelah rumah selesai direnovasi, ia menjual rumah tersebut dengan harga Rp.800.000.000.
Berapakah Rate of Investment dari rumah yang Tn. Jeka jual?
Jawaban :
Modal yang ditanam = Rp.500.000.000 + Rp.100.000.000 = Rp.600.000.000
Total Pendapatan yang didapat = Harga jual rumah – modal yang ditanam
= Rp.800.000.000 – Rp.600.000.000
= Rp.200.000.000

Jadi :

ROI = (Pendapatan yang dihasilkan / Modal yang ditanam) 100%

= (Rp.200 juta / Rp.600 juta ) x 100%

= 0,33 x 100%

= 33%

Dengan angka 33% menunjukkan bahwa Tn. Jeka memperoleh keuntungan dari investasinya
sebesar 33%.

c) Return Of Equity (ROE)/Pengembalian Modal Sendiri


 diukur dengan adanya persentase laba bersih setelah pajak dengan total modal baik
pemegang saham preferen dan saham biasa atas investasi di perusahaan.

ROE = (Laba Bersih setalah Pajak/ Total Equity) x 100%

Contoh:

Cara menghitung Return On Equity, jika diketahui :


Laba Bersih Setelah Pajak = Rp. 80.000.000,-

Total Equity (Modal) = Rp. 2.000.000.000,-

Jawaban :

Menghitung Return On Equity

ROE = (Laba Bersih setelah Pajak / Total Equity) x 100%

ROE = (Rp. 80.000.000 / 2.000.000.000) x 100 %

ROE = 4%

d) Operating Profit Margin (OPM)/Margin Laba Operasional


Contoh :
Perusahaan K&T mempunyai laba operasi sebesar Rp 7.000.000.000. Perusahaan K&T juga
memperoleh penjualan bersih sebesar Rp 36.000.000.000.
Dari contoh tersebut, dapat dihitung rasio operating profit margin yaitu :
OPM = (Laba Bersih sebelum Pajak/ Total Penjualan) x 100%
= Rp 7.000.000 / Rp 36.000.000.00 x 100%
= 19,44%
Jadi, Operating profit margin perusahaan tersebut adalah sebesar 19,44%.

e) Net Profit Margin (NPM)/Margin Laba Bersih


Net Profit Margin = (Laba Bersih setelah Pajak/ Total Penjualan) x 100%
Contoh :
Berdasarkan laporan per tanggal 31 Desember 2015, Pendapatan Penjualan bersih (Net Sales)
PT. Bighit adalah sebesar Rp. 500.000.000,-. dan Laba Bersih setelah Pajak (Net Profit)
perusahaan ini adalah sebesar Rp. 100.000.000,- .
Berapakah Margin Laba Bersih atau Net Profit Margin (NPM) PT. Bighit ini?
Diketahui :
Pendapatan Penjualan Bersih (Net Sales) = Rp. 500.000.000,-.
Laba Bersih setelah Pajak (Net Profit after Tax) = Rp. 100.000.000,-
Jawaban :
Marjin Laba Bersih = Laba Bersih setelah Pajak / Pendapatan Penjualan bersih
= Rp. 100.000.000,- / Rp. 500.000.000,-
= 20%

Anda mungkin juga menyukai