Anda di halaman 1dari 14

‘‘Prinsip Dasar dan Gambaran Umum

Akuntansi Pemerintahan’’

Oleh : KELOMPOK 5

1. Ni Luh Kadek Galuh Devijayani


(1702021939)
2. Ni Komang Suartini ( 1702021907)
3. Desak Agung Efa Dwi Laraswati ( 1702021941)
4. Ni Kadek Karina Puspayani ( 1702021940)
5. Anak Agung Raka Suteja (1702021887)

FAKULTAS EKONOMI PARIWISATA DAN BISNIS

UNIVERSITAS HINDU INDONESIA

2020

ISI

A. Standar Akuntansi Pemerintahan


Menurut Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah. “Standar Akuntansi Pemerintah adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan  keuangan pemerintah”. Dengan
demikian, SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya
meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia. SAP diterapkan dalam
lingkup pemerintahan yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan satuan organisasi
dilingkungan pemerintah pusat/daerah.

Kerangka Konseptual Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

menurut PP No. 71 (2010:1) kerangka konseptual merumuskan konsep yang  mendasari


penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi Pemerintah yang selanjutnya dapat
disebut standar. Tujuannya menjadi acuan bagi :

1. Penyusunan standar dalam melaksanakan tugasnya.


2. Penyusunan  laporan  keuangan  dalam  menanggulangi  masalah  akuntansi yang
belum diatur dalam standar.
3. Pemeriksa  dalam  memberikan  pendapat  mengenai  apakah  laporan keuangan
disusun sesuai dengan standar.
4. Para pengguna laporan keuangan dalam menafsir informasi yang disajikan
pada  laporan  keuangan  yang  disusun  sesuai  dengan  Standar  Akuntansi
Pemerintah.

Kerangka konseptual berfungsi sebagai acuan dalam hal terdapat masalah akuntansi yang
belum dinyatakan dalam standar akuntansi pemerintah. Terjadinya  pertentangan antara
kerangka konseptual dan standar, maka ketentuan standar  diunggulkan relative terhadap
kerangka konseptual ini. Dalam jangka panjang, konflik demikian diharapkan dapat
sejalan dengan pengembangan standar akuntansi pemerintahan dimasa depan.

Lingkungan Akuntansi Pemerintah

Menurut PP No. 71 (2010 : 2) lingkungan akuntansi pemerintahan sebagaimana yang


terungkap di dalam Standar Akuntansi Pemerintah :

1. Lingkungan operasional organisasi pemerintah berpengaruh terhadap karakteristik


tujuan akuntansi dan pelaporan keuangannya.
2. Ciri-ciri penting lingkungan pemerintah yang perlu dipertimbangkan dalam
menetapkan tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan adalah sebagai berikut :
a. Ciri utama struktur pemerintahan dan pelayanan yang diberikan :
1) Bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan
2) Sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan antar pemerintah
3) Adanya pengaruh proses politik
4) Hubungan antara pembayaran pajak dan pelayanan pemerintah

b. Ciri Keuangan pemerintahan yang penting bagi pengendalian:


1) Anggaran  sebagai  pernyataan  kebijakan  publik,  target-target  fiskal,
dan sebagai alat pengendaliannya
2) Investasi dalam asset yang tidak langsung menghasilkan pendapatan
3) Kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan pengendalian

Fungsi Kerangka Konseptual

Fungsi kerangka konseptual sebagai acuan dalam :

 Terdapat masalah akuntansi yang belum dinyatakan dalam Standar Akuntansi


Pemerintahan.
  Jika terjadi pertentangan antara kerangka konseptual dan standar akuntansi,   maka
ketentuan standar akuntansi diunggulkan relatif terhadap kerangka  konseptual ini. 
 Dalam jangka panjang, konflik demikian diharapkan dapat diselesaikan sejalan
dengan pengembangan standar akuntansi di masa depan.

Tahapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

SAP diterapkan dengan PP Nomor 24 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (PP SAP). Penyusunan SAP melalui tahapan-tahapan
seperti :

1. Identifikasi Topik untuk Dikembangkan Menjadi Standar


2. Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di dalam KSAP
3. Riset Terbatas oleh Kelompok Kerja
4. Penulisan draf SAP oleh Kelompok Kerja
5. Pembahasan Draf oleh Komite Kerja
6. Pengambilan Keputusan Draf untuk Dipublikasikan
7. Peluncuran Draf Publikasian SAP (Exposure Draft)
8. Dengar Pendapat Terbatas (Limited Hearing) dan Dengar Pendapat Publik (Public
Hearings)
9. Pembahasan Tanggapan dan Masukan Terhadap Draf Publikasian
10. Finalisasi Standar.

B. Siklus Akuntansi Pemerintahan Pusat

Akuntansi adalah suatu sistem. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas
subsistem-subsistem atau kesatuan yang lebih kecil, yang berhubungan satu sama lain
dan memiliki tujuan tertentu. Suatu sistem mengolah masukan (input) menjadi keluaran
(output).
Output-nya adalah laporan keuangan. Di dalam proses akuntansi, terdapat beberapa
catatan yang dibuat. Catatan-catatan tersebut adalah jurnal, buku besar, dan buku
pembantu.
Penjelasan tahan siklus akuntansi :
1. Analisis transaksi
Analisis transaksi bertujuan untuk pertama untuk mengidentifikasikan jenis-jenis akun
yang terkait, dan kemudian untuk menentukan debit atau kredit pada akun tersebut.
Urutan peristiwa didalam proses pencatatan dimulai dengan transaksi. Bukti transaksi
adalah berupa dokumen-dokumen sumber, misalnya surat ketetapan pajak/retribusi
daerah (SKPD/SKRD), tanda bukti penerimaan (TBP), dll. Bukti ini akan dianalisis
untuk menentukan pengaruh transaksi pada akun-akun tertentu.
2. Jurnal
Jurnal merupakan catatan kronologis dan sistematis atas seluruh transaksi keuangan
sebuah entitas. Dalam melakukan pencatatan transaksi ke dalam jurnal digunakan
metode double-entry dimana setiap transaksi akan dicatat di sisi debit dan sisi kredit.
Ada dua basis yang akan digunakan dalam pencatatan akuntansi di Pemerintah
Daerah yaitu basis akrual dan basis kas. Dengan demikian, akan terdapat 2 (dua) jenis
jurnal untuk melakukan pencatatan atas transaksi-transaksi dalam sistem akuntansi
pemerintah daerah.
 Pertama adalah jurnal yang akan mencatat transaksi-transaksi secara akrual
khususnya transaksi terkait akun neraca dan laporan operasional. Untuk
selanjutnya jurnal jenis ini akan disebut Jurnal LO dan Neraca.
 Kedua adalah jurnal yang akan mencatat transaksi-transaksi yang merupakan
realisasi anggaran berdasarkan basis kas. Jurnal ini melengkapi jurnal LO
ketika suatu transaksi yang dicatat merupakan transaksi realisasi anggaran
(LRA) dan terdapat aliran kas masuk (pendapatan dan penerimaan
pembiayaan) dan aliran kas keluar (belanja, transfer, dan pengeluaran
pembiayaan). Jenis ini akan disebut Jurnal LRA.
3. Buku besar
Buku besar adalah kumpulan catatan transaksi per akun. Setiap akun memiliki satu
buku besarnya masing-masing sehingga jumlah buku besar yang dimiliki sebuah
entitas sama banyaknya dengan jumlah akun yang dimilikinya.
Tiap buku besar memuat informasi nama SKPD, nama rekening, kode rekening, pagu
APBD dan pagu perubahan APBD sebagai kontrol, batas maksimal transaksi untuk
masing-masing akun tidak boleh melebihi pagu anggarannya terutama untuk pagu
anggaran belanja dan pengeluaran pembiayaan.
Sebelum melakukan posting, terlebih dahulu memasukkan semua saldo awal untuk
akun-akun Aset, Kewajiban dan Ekuitas yang diperoleh dari Neraca Awal Tahun ke
dalam buku besarnya masing-masing. Ketika transaksi periode berjalan telah dimulai,
tiap transaksi yang telah dicatat dalam jurnal kemudian diposting ke buku besar.

4. Neraca Saldo
Neraca saldo merupakan sebuah daftar yang memuat nama setiap buku besar
(kode rekening) dan saldonya pada tanggal tertentu. Setelah selesai melakukan proses
klasifikasi transaksi ke dalam buku besar, tahap selanjutnya adalah menyusun neraca
saldo. Neraca saldo merupakan ikhtisar buku besar. PPK-SKPD dan PPKPPKD
(dalam fungsi sebagai SKPD) melakukan rekapitulasi saldosaldo buku besar menjadi
neraca saldo.
5. Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian dibuat di akhir periode akuntansi agar pendapatan dapat dicatat
pada saat dihasilkan, dan beban diakui pada saat terjadinya. Jenis-jenis jurnal
penyesuaian. Ada 2 kelompok yaitu : beban dibayar dimuka (prepayment) dan akrual.
 Pembayaran dimuka (prepayment) terdiri atas :
1) beban dibayar dimuka (prepaid expenses). Beban yang dibayar dimuka
secara tunai dan dicatat sebagai aset sebelum digunakan atau dikonsumsi.
Contoh : perlengkapan kantor, asuransi, dan depresiasi.
2) Pendapatan diterima dimuka atau pendapatan yang belum dihasilkan
(unearned revenue). Uang tunai yang diterima dan dicatat sebagai
kewajiban sebelum pendapatannya dihasilkan. Contoh: pendapatan pajak
reklame, pendapatan sewa
 Akrual. Terdiri atas :
1) Akrual pendapatan (accrued revenues). Akrual pendapatan pada dasarnya
adalah piutang, yaitu pendapatan yang telah dihasilkan namun belum
diterima uangnya atau belum dicatat. Contoh: piutang pajak.
2) Akrual beban (accrued expenses). Akrual beban pada dasarnya adalah
utang, yaitu beban yang telah terjadi namun belum dibayarkan uangnya
atau belum dicatat. Contoh: bunga untuk utang, sewa, pajak, gaji atau
honorarium.
6. Menyusun Neraca Saldo Disesuaikan
Tujuan dari Neraca Saldo Setelah Penyesuaian (Adjusted Trial Balance) adalah
membuktikan kesamaan saldo total debit dan saldo total kredit di buku besar setelah
seluruh jurnal penyesuaian dibuat. Setelah semua jurnal penyesuaian dicatat dan
diposting, Neraca Saldo Setelah Penyesuaian (Adjusted Trial Balance) disusun
berdasarkan akun-akun buku besar.
7. Langkah Opsional Menyusun Neraca Lajur (WORKSHEET)
Langkah-langkah opsional jika neraca lajur (WORKSHEET) disusun, maka tahap d);
e); dan f) dimasukkan dalam worksheet. Neraca lajur (worksheet) merupakan alat
bantu yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan. Langkah-langkah dalam
penyusunan laporan keuangan sesuai dengan kertas kerja yang dibuat terdiri atas :
Neraca saldo, Jurnal Penyesuaian, Neraca Saldo setelah Penyesuaian.
8. Menyusun Laporan Keuangan
Laporan keuangan dapat disusun langsung dari Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
(Adjusted Trial Balance). LRA disusun dengan cara memasukkan nilai saldo akun-
akun Pendapatan-LRA, Belanja, Transfer, dan Pembiayaan. Total Pendapatan-LRA
dikurangi total Belanja dan Transfer akan menghasilkan Surplus/Defisit-LRA.
Kemudian Surplus/DefisitLRA ditambah dengan Penerimaan Pembiayaan dan
dikurangi dengan Pengeluaran Pembiayaan akan menghasilkan SiLPA atau SiKPA.
9. Menjurnal dan Memposting Ayat Jurnal Penutup
Setelah membuat LRA, langkah selanjutnya adalah membuat Jurnal Penutup LRA
untuk menutup akun-akun terkait anggaran (opsi bagi yang mencatat jurnal anggaran)
dan realisasinya.
Jurnal penutup ini berfungsi untuk membuat saldo dari akun-akun terkait anggaran
(opsional) dan realisasinya menjadi nol pada akhir periode setelah dilakukan
penutupan.
Cara menutup akunakun tersebut adalah dengan mencatatnya pada posisi lawannya
(kebalikan dari saldo normalnya).
10. Penyusunan LO
LO disusun dengan cara memasukkan nilai saldo kelompok akun Pendapatan-LO dan
Beban ke dalam format LO. Setelah membuat LO, langkah selanjutnya adalah
membuat Jurnal Penutup LO untuk menutup akun-akun terkait Pendapatan-LO dan
Beban.
11. Penyusunan Neraca
Neraca disusun dengan cara memasukkan nilai saldo kelompok akun Aset,
Kewajiban, dan Ekuitas ke dalam format Neraca. Saldo Ekuitas akan mencerminkan
total ekuitas yang dibentuk dari transaksi kas yang diakumulasikan pada saldo akhir
SAL dan dari transaksi akrual yang diakumulasi dari Surplus/Defisit LO.
12. Penyusunan LPE
LPE disusun dengan cara memasukkan nilai awal Ekuitas yang diperoleh dari Neraca
Awal Tahun ke dalam format LPE, diakumulasi dengan Surplus/Defisit-LO tahun
berjalan, Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan/Kesalahan Mendasar sehingga
menghasilkan Ekuitas Akhir. LPE disajikan dengan menyandingkan nilai perubahan
Ekuitas tahun berjalan dan tahun sebelumnya.
13. Penyusunan Laporan Perubahan SAL
Laporan Perubahan SAL disusun dengan cara memasukkan nilai SAL awal tahun
yang merupakan nilai SAL akhir tahun sebelumnya ke dalam format Laporan
Perubahan SAL dikurangi dengan Penggunaan SAL sebagai Penerimaan Pembiayaan
Tahun Berjalan.
Hasilnya kemudian diakumulasikan dengan SiLPA/SiKPA tahun berjalan yang
diperoleh dari LRA, diakumulasikan dengan Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun
Sebelumnya serta lain-lain yang mempengaruhi nilai SAL sehingga akan diperoleh
nilai SAL akhir
14. Penyusunan LAK
LAK disusun dengan mengklasifikasikan arus kas masuk dan arus kas keluar ke
dalam kategori aktivitas operasi, aktivitas investasi, aktivitas pendanaan, dan aktivitas
transitoris. Informasi terkait arus kas masuk dan arus kas keluar dapat diperoleh dari
LRA karena LRA disusun berdasarkan arus kas masuk dan keluar. Selain itu,
informasi kas masuk dan keluar bisa juga diambil dari catatan BKU bendahara.

C. Laporan Keuangan Pemerintahan Pusat


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (disingkat LKPP) adalah laporan pertanggung-
jawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang terdiri
dari Laporan realisasi anggaran, Neraca, Laporan arus kas dan Catatan atas laporan
keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah. LKPP Merupakan
konsolidasi laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang disusun dengan
berdasarkan praktik terbaik internasional (best practice) dalam pengelolaan keuangan
Negara. LKPP diterbitkan setiap tahun, dan pertama kali diterbitkan pada tahun 2004
sejak Indonesia merdeka sebagai bentuk pertanggungjawaban keuangan pemerintah.
LKPP disusun oleh Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kementerian
Keuangan Indonesia.

Komponen LKPP

Saat ini laporan keuangan pemerintah pusat disusun berdasarkan penerapan akuntansi
basis kas menuju akrual. Pada tahun 2015 penerapan basis akrual akan diberlakukan di
Indonesia sehingga laporan keuangan yang diberi opini oleh Badan Pemeriksa
Keuangan adalah yang berbasis akrual. Komponen laporan keuangan pemerintah
berbasis akrual terdiri dari:

1. Laporan Pelaksanaan Anggaran, yang terdiri dari Laporan Realisasi


Anggaran dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
 Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan salah satu komponen laporan
keuangan pemerintah yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian
sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang
menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam suatu
periode tertentu.
 Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL) menyajikan informasi kenaikan
atau penurunan SAL tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya
dan hanya disajikan oleh Bendahara Umum Negara dan entitas pelaporan yang
menyusun laporan keuangan konsolidasi.
2. Laporan Finansial, yang terdiri dari Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan
Ekuitas dan Laporan Arus Kas. Adapun Laporan Operasional (LO) disusun untuk
melengkapi pelaporan dan siklus akuntansi berbasis akrual sehingga penyusunan LO,
Laporan Perubahan Ekuitas dan Neraca mempunyai keterkaitan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
 Neraca
Neraca merupakan laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan
suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal
tertentu.
 Laporan Operasional
Laporan Operasional (LO) disusun untuk melengkapi pelaporan dari siklus
akuntansi berbasis akrual (full accrual accounting cycle) sehingga penyusunan
Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Neraca mempunyai
keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan. LO menyediakan informasi
mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang
tercerminkan dalam pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit operasional dari
suatu entitas pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode
sebelumnya.
 Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas (LAK) adalah bagian dari laporan finansial yang menyajikan
informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang
diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan
transitoris. Tujuan LAK untuk memberikan informasi mengenai sumber,
penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama suatu periode akuntansi serta
saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. LAK wajib disusun dan
disajikan hanya oleh unit organisasi yang mempunyai fungsi perbendaharaan
umum.
 Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. LPE
menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan,
apakah mengalami kenaikan atau penurunan sebagai akibat kegiatan yang
dilakukan selama periode pelaporan.
3. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
Laporan Keuangan dan oleh karenanya setiap entitas pelaporan diharuskan untuk
menyajikan Catatan atas Laporan Keuangan. CaLK meliputi penjelasan atau daftar
terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi
Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional,
Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam Catatan
atas Laporan Keuangan adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan
oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan
lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan, seperti
kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen lainnya. CaLK bertujuan untuk
meningkatkan transparansi laporan keuangan dan penyediaan pemahaman yang lebih
baik atas informasi keuangan pemerintah

D. Analisa terhadap Laporan Keuangan Pemerintahan Pusat

Pengguna Laporan Keuangan

Terdapat beberapa kelompok utama pengguna laporan keuangan pemerintah, namun


tidak terbatas pada:

1. Masyarakat;
2. Wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa;
3. Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman;
4. Pemerintah.

Entitas Akuntansi Dan Pelaporan

Entitas akuntansi merupakan unit pada pemerintahan yangmengelola anggaran,


kekayaan, dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan
keuangan atas dasar akuntansi yang diselenggarakannya. Entitas pelaporan merupakan
unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut
ketentuan peraturan perundang undangan wajib menyajikan laporan pertanggungjawaban,
berupa laporan keuangan yang bertujuan umum, yang terdiri dari:

1. Pemerintah pusat;
2. Pemerintah daerah;
3. Masing-masing kementerian negara atau lembaga di lingkungan pemerintahpusat;
4. Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasilainnya, jika
menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib
menyajikan laporan keuangan.

Peranan Pelaporan Keuangan

Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai


posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama
satu periode pelaporan.Laporan keuangan terutama digunakan untuk mengetahui nilai
sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional
pemerintahan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu
entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang
undangan. Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-
upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara
sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan:

1. Akuntabilitas

Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaankebijakan


yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan secara periodik.

2. Manajemen

Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatuentitas


pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan,
pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas pemerintah
untuk kepentingan masyarakat.

3. Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada
masyarakatberdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk
mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah
dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada
peraturan perundang-undangan.

4. Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)

Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaanpemerintah pada


periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaranyang dialokasikan dan
apakah generasi yang akan datang diasumsikanakan ikut menanggung beban
pengeluaran tersebut.

5. Evaluasi Kinerja

Mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama dalam penggunaansumber daya


ekonomi yang dikelola pemerintah untuk mencapai kinerja yang direncanakan.

Tujuan Pelaporan keuangan

            Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang


bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik
keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan:

1. menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumberdaya


keuangan;
2. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalanuntuk
membiayai seluruh pengeluaran;
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan
dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telahdicapai;
4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanaiseluruh
kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;
5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitaspelaporan
berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangkapendek maupun jangka
panjang, termasuk yang berasal dari pungutanpajak dan pinjaman;
6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitaspelaporan,
apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibatkegiatan yang dilakukan
selama periode pelaporan.

Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan informasi


mengenai sumber dan penggunaan sumber dayakeuangan/ekonomi, transfer, pembiayaan,
sisa lebih/kurang pelaksanaananggaran, saldo anggaran lebih, surplus/defisit-Laporan
Operasional (LO), aset,kewajiban, ekuitas, dan arus kas suatu entitas pelaporan.

Komponen Laporan Keuangan


Laporan keuangan pokok terdiri dari:

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA);


2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL);
3. Neraca;
4. Laporan Operasional (LO);
5. Laporan Arus Kas (LAK);
6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);
7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

Dasar Hukum Pelaporan Keuangan

Pelaporan keuangan pemerintah diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-


undangan yang mengatur keuangan pemerintah, antara lain:

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, khususnyabagian


yang mengatur keuangan negara;
2. Undang-Undang di bidang keuangan negara;
3. Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara danperaturan
daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
4. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemerintah daerah, khususnya
yang mengatur keuangan daerah;
5. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perimbangankeuangan pusat
dan daerah;
6. Peraturan perundang-undangan tentang pelaksanaan AnggaranPendapatan dan
Belanja Negara/Daerah; dan
7. Peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang keuangan pusat dan
daerah.

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu


diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat
karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan
keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki:

1. Relevan;
2. Andal;
3. Dapat dibandingkan;
4. Dapat dipahami.

Prinsip Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan

Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang


dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam menyusun standar, penyelenggara
akuntansi dan pelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya, serta pengguna laporan
keuangan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan. Berikut ini adalah delapan
prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah:

1. Basis akuntansi;
2. Prinsip nilai historis;
3. Prinsip realisasi;
4. Prinsip substansi mengungguli bentuk formal;
5. Prinsip periodisitas;
6. Prinsip konsistensi;
7. Prinsip pengungkapan lengkap; dan
8. Prinsip penyajian wajar.
KESIMPULAN

Standar Akuntansi Pemerintah adalah prinsip-prinsip akuntansi yang


diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan  keuangan pemerintah”. Dengan
demikian, SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam
upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia. SAP
diterapkan dalam lingkup pemerintahan yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah,
dan satuan organisasi dilingkungan pemerintah pusat/daerah.

Siklus Akuntansi Pemerintah Pusat

Akuntansi adalah suatu sistem. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas
subsistem-subsistem atau kesatuan yang lebih kecil, yang berhubungan satu sama lain
dan memiliki tujuan tertentu. Suatu sistem mengolah masukan (input) menjadi
keluaran (output).

Output-nya adalah laporan keuangan. Di dalam proses akuntansi, terdapat


beberapa catatan yang dibuat. Catatan-catatan tersebut adalah jurnal, buku besar, dan
buku pembantu. Berikut beberapa tahapan siklus akuntansi :

1. Analisis transaksi
2. Jurnal
3. Buku Besar
4. Neraca Saldo
5. Jurnal Penyesuaian
6. Menyusun Neraca Saldo Disesuaikan
7. Langkah Opsional Menyusun Neraca Lajur (WORKSHEET)
8. Menyusun Laporan Keuangan
9. Menjurnal dan Memposting Ayat Jurnal Penutup
10. Penyusunan LO
11. Penyusunan Neraca
DAFTAR PUSTAKA

https://www.e-akuntansi.com/standar-akuntansi-pemerintahan-sap/

https://www.e-akuntansi.com/laporan-keuangan-pemerintah-pusat/

Anda mungkin juga menyukai