Anda di halaman 1dari 2

RASIO PROFITABILITAS

Menurut Irham Fahmi (2012:135) “Rasio profitabilitas adalah rasio yang yang mengukur efektivitas
mananjemen secara keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh
dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi". Rasio Profitabilitas secara umum ada 4 adalah
sebagai berikut :
a. Gross Profit Margin = Untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk mengendalikan biaya persediaan
atau biaya operasi barang maupun untuk meneruskan kenaikan harga lewat penjualan kepada pelanggan.
b. Net Profit Margin = Untuk menunjukan kestabilan kesatuan untuk menghasilkan perolehan pada tingkat
penjualan khusus.
c. Return On Assets (ROE) = Untuk mengkaji sejauh mana perusahaan mempergunakan sumber daya yang
dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas.
d. Return On Investment = Untuk melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu
memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan.

Pengertian ROI (Return On Investment )


Menurut Kasmir (2008:202) “Return On Investment (ROI) atau return on total asset merupakan rasio
yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan perusahaan”. ROI juga merupakan
suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.
Sedangkan menurut S. Munawir (2014:89) pengertian Return On Investment adalah “salah satu
bentuk dari ratio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan”.
Berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa pengertian Return On Investment
(ROI) adalah suatu rasio yang digunakan untuk menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba dari investasi yang ditanamkan yang digunakan untuk operasi perusahaan.

Faktor – Faktor yang mempengaruhi besarnya ROI (Return on Investment )


Menurut Munawir (2014:89) besarnya ROI diperngaruhi oleh dua faktor yaitu :
a. Turnover dari operating assets (tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi)
b. Profit margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam prosentase dan jumlah
penjualan bersih. Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan
dihubungkan dengan penjualannya.
Besarnya ROI akan berubah kalau ada perubahan profit margin assets turnover, baik masing – masing atau
kedua – duanya.

Kegunaan dan kelemahan Analisa ROI (Return On Invesment)


a. Kegunaan Analisa ROI
Menurut S. Munawir (2014:91) kegunaan dari analisa ROI (Return On Investment) adalah sebagai berikut :
1) Sebagai salah satu kegunaanya yang prinsipil ialah sifatnya yang menyeluruh. Apabila perusahaan salah
menjalankan praktek akuntansi yang baik maka manajemen dengan menggunakan teknik analisa ROI
dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang bekerja, efisiensi produksi dan efisiensi bagian
penjualan.
2) Apabila perusahaan dapat mempunyai data industri sehingga dapat diperoleh rasio industri maka dengan
analisa ROI dapat dibandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaannya dengan perusahaan lain
yang sejenis, sehingga dapat diketahui apakah perusahaannya ada di bawah, sama atau di atas rata –
ratanya. Dengan demikian akan dapat diketahui di mana kelemahannya dan apa yang sudah kuat pada
perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.
3) Analisa ROI pun dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan – tindakan yang dilakukan oleh
divisi/bagian, yaitu dengan mengalokasikan semua biaya dan modal kedalam bagian yang bersangkutan.
Arti pentingnya mengukur rate of return pada tingkat bagian adalah untuk dapat membandingkan efisiensi
suatu bagian dengan bagian yang lain di dalam perusahaan yang bersangkutan.
4) Analisa ROI juga dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing – masing produk yang
dihasilkan oleh perusahaan. Dengan menggunakan “product cost system” yang baik, modal dan biaya
dapat dialokasikan kepada berbagai – bagai produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan,
sehingga dengan demikian akan dapat dihitung profitabilitas dari masing – masing produk. Dengan
demikian maka management akan dapat mengetahui produk mana yang mempunyai “profit potential” di
dalam longrun.
5) ROI selain berguna untuk keperluan kontrol, juga berguna untuk keperluan perencanaan. Misalnya ROI
dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan kalau perusahaan akan mengadakan
expansi. Misalnya perusahaan dapat menenukan bahwa ROI sebesar 30% sebagai target yang harus
dicapai oleh perlengkapan / mesin – mesin baru. Dengan memproyeksikan penjualan dan biaya
perusahaan akan dapat mengestimasikan besarnya ROI yang akan dapat dicapai dengan expansi yang
akan dijalankan.

Kelemahan Analisa ROI


Menurut S. Munawir (2014:92) kelamahan Analisa ROI adalah sebagai berikut :
1) Salah satu kelemahan yang prinsipil ialah kesukarannya dalam membandingkan rate of return suatu
perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis, mengingat bahwa kadang – kadang praktek akuntansi
yang digunakan oleh masing – masing perusahaan tersebut adalah berbeda – beda. Perbedaan metode
dalam penilaian berbagai aktiva antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain, perbandingan
tersebut akan dapat memberi gambaran yang salah.
2) Kelemahan lain dari teknik analisa ini adalah terletak pada adanya fluktuasi nilai dari uang (daya belinya).
Suatu mesin atau perlengkapan tertentu yang dibeli dalam keadaan inflasi nilainya berbeda dengan kalau
dibeli pada waktu tidak ada inflasi, dan hal ini akan berpengaruh dalam menghitung investment turnover
dan profit margin.
3) Dengan menggunakan analisa rate of return atau return of investment saja tidak akan dapat digunakan
untuk mengadakan perbandingan antara dua perusahaan atau lebih dengan mendapatkan kesimpulan
yang memuaskan.

Anda mungkin juga menyukai