id
1
Pengertian Analisis Komparatif
Analisis laporan posisi keuangan, laporan
laba rugi, atau laporan arus kas dari suatu
periode ke periode secara berurutan
Biaya untuk mengatasi perusahaan akan bangkrut Angka terlalu besar, tidak logis 7
PERHATIAN!
Pada saat melakukan komparatif analisis, harus diperhatikan
adanya item yang bersifat temporer dalam jumlah besar
Dalam contoh ini perhatikan item ‘beban restrukturisasi’.
Beban ini adalah biaya untuk memperbaiki struktur
permodalan perusahaan yang sedang mengalami masalah
keuangan
Biaya jenis ini jarang sekali muncul, sehingga perlu
dikeluarkan dalam analisis kinerja tahunan
Untuk itu perlu restatement laporan laba rugi (lihat tabel
berikut)
8
LABA RUGI - Restatement
Perkiraan 2019 2018 Perubahan Perubahan
(Rp) (%)
Penjualan 13,406 14,538 (1,132) (7.8)
HPP 7,293 7,976 (683) (8.6)
Laba Kotor 6,113 6,562 (449) (6.8)
* Beban Penj. Umum & Adm. 3,303 3,912 (609) (15.6)
* Beban Riset & Developmen 922 1,230 (308) (25.0)
* Beban Restrukturisasi
Laba Usaha 1,888 1,420 468 33.0
Biaya Bunga 110 98 12 12.2
Pend. Lain-lain 328 21 307 1,461.9
Laba Sblm. Pajak 2,106 1,343 763 56.8
Estimasi Pajak 716 48 668 1,391.7
Laba Bersih 1,390 1,295 95 7.33
9
Contoh Analisis Laba - Rugi
Secara keseluruhan kinerja perusahaan mengalami peningkatan
yang terlihat dari kenaikan laba bersih perusahaan
Laba bersih perusahaan naik (7,3%) sedangkan penjualan
mengalami penurunan (-7,8%). Hal ini menunjukkan bahwa secara
keseluruhan terjadi peningkatan efisiensi (kinerja) perusahaan, yang
dipengaruhi oleh faktor-2 beriikut:
Meningkatnya efisiensi produksi, yang terlihat dari penurunan HPP
sebesar (-8,6%) melebihi penurunan penjualan (-7,8%) atau juga bisa
dilihat dari penurunan Laba kotor yang lebih rendah dari penurunan
penjualan
Kinerja perusahaan dari kegiatan normal mengalami peningkatan, yang
dapat dilihat dari adanya peningkatan laba usaha, meskipun penjualan
mengalami penurunan. Hal ini karena adanya peningkatan efisiensi
dibidang Penjualan, Adm. Umum dan Riset & Pengembangan (yaitu
mengalami penurunan lebih besar dibanding penurunan penjualan).
10
ANALISIS (Lanjutan)
Pendapatan lain-lain mengalami peningkatan lebih besar
dibanding biaya lain-lain (bunga). Kegiatan non rutin
memberikan kontribusi positif terhadap kinerja perusahaan
Kesimpulan: peningkatan kinerja perusahaan dalam hal lebih
terutama didorong kegiatan diluar aktivitas rutin (lain-lain)
perusaan dan efisiensi biaya operasional (Penjualan, Adm
Umum serta Riset & Pengembangan). Sedang dari kegiatan
produksi terjadi sedikit peningkatan efisiensi. Kenaikan kinerja
yang sumber utamanya dari non rutin ini tidak baik karena
tidak akan berkelanjutan.
Efisiensi keseluruhan bersifat temporer
Saran: Perusahaan harus meningkatkan penjualan dan jika
diperlukan meningkatkan biaya promosi serta Riset &
Pengembangan untuk mendukung pengembangan produk
baru dan penjualan
11
CARA ANALISIS di POSISI KEU
Fokus analisis adalah pada komponen yang
proporsinya besar atau komponen yang mengalami
perubahan secara signifikan.
Analisis komparatif Posisi Keuangan dilakukan pada sisi
aset dan sisi liabilitas dan ekuitas.
Dari sisi aset, dapat diketahui komposisi investasi
perusahaan, yaitu apakah investasi terutama dalam aset
jangka pendek atau jangka panjang (aset tetap).
Perusahan-perusahaan dalam industri yang padat modal
(capital intensive) umumnya memiliki komposisi aset non
lancar yang lebih besar dibanding perusahaan yang padat
karya (labor internsive).
12
CARA ANALISIS di POSISI KEU
Analisis komparatif dari sisi liabilitas dan ekuitas dapat
mengetahui bagaimana perusahaan mendanai asetnya,
yaitu apakah dengan menggunakan utang atau modal
sendiri (ekuitas).
Jika menggunakan utang, apakah utang jangka pendek
ataukah utang jangka panjang.
Perusahaan yang padat modal umumnya mendanai
asetnya dari sumber dana jangka panjang, sedang
perusahaan yang padat karya dan yang berada pada
industri perdagangan umumnya mendanai asetnya
sebagian besar menggunakan sumber dana jangka
panjang
13
CARA ANALISIS di POSISI KEU
Berdasarkan prinsip kesesuaian (matching principles),
hubungan antara struktur aset dan sumber pendanaan
didasarkan pada kondisi berikut:
1. Aset lancar yang diharapkan dilikuidiasi atau dicairkan
dalam waktu maksimal satu tahun seharunsya didanai
dengan menggunakan sumber dana liabilitas lancar
dan/atau saldo laba
2. Asset non lancar yang memiliki umur ekonomis lebih dari
satu tahun seharusnya didanai dengan menggunakan
liabilitas jangka panjang, penerbitan saham, dan/atau
saldo laba
14
KOMPARATIF POSISI KEUANGAN
POSISI KEUANGAN
Aset 2019 2018 Perubahan Rp Perubahan %
Kas 806 685 121 17.66%
Investasi Jk Pendek 391 458 (67) -14.63%
Piutang Usaha 1,346 1,266 80 6.32%
Persediaan 893 780 113 14.49%
Biaya dibayar dimuka 331 221 110 49.77%
Aset Lancar 3,767 3,410 357 10.47%
Investasi Jk Panjang 1,012 737 275 37.31%
Aset Tetap Bersih 2,721 2,293 428 18.67%
Aset Lain-lain 530 317 213 67.19%
Total Aset 8,030 6,757 1,273 18.84%
15
KOMPARATIF POSISI KEUANGAN
Liabilitas dan Ekuitas 2019 2018 Perubahan Rp Perubahan %
Hutang Jk Pendek 793 327 466 142.51%
Hutang Usaha 1,138 937 201 21.45%
Hutang Dividen 217 178 39 21.91%
Hutang Pajak 679 465 214 46.02%
Jumlah Liabilitas Jk Pendek 2,827 1,907 920 48.24%
Hutang Jk Panjang 124 118 6 5.08%
Pajak Tertunda 695 701 (6) -0.86%
Kepentingan Minoritas 549 510 39 7.65%
Total Liabilitas 4,195 3,236 959 29.64%
Modal Ekuitas (Nominal) 167 153 14 9.15%
Laba Ditahan 6,387 5,394 993 18.41%
Treasury Stock (2,719) (2,026) (693) 34.21%
Total Ekuitas 3,835 3,521 314 8.92%
Total Liabilitas dan Ekuitas 8,030 6,757 1,273 18.84%
16
Treasury stock adalah saham yang sudah diterbitkan namun dibeli kembali
Analisis di Posisi Keuangan
Terjadi peningkatan kas (17,66%) yang kemungkinan besar dari hasil
penjualan surat berharga jangka pendek (-14,63%)
Perusahaan melakukan investasi dalam aset jangka panjang, berupa
investasi jangka panjang (37,41%) maupun aset tetap (18,67%)
Investasi ini sebagian besar didanai dari liabilitas jangka pendek (48,24%%)
serta sebagian dari Laba ditahan
Penggunaan hutang jangka pendek untuk mendanai investasi jangka panjang
dapat membahayakan likuiditas perusahaan karena ketika hutang harus
dibayar, aset tersebut belum cukup menghasilkan pendapatan
Perusahaan melakukan pembelian kembali saham (treasury stock) senilai
Rp.993 yang didanai dari Laba ditahan
Pengelolaan piutang (manajemen piutang) relatif menurun atau kurang
efektif, karena terjadi peningkatan piutang (6,32%) sedangkan penjualan
mengalami penurunan (7,8%). Demikian juga dengan pengelolaan/
manajemen Persediaan kurang efektif dimana penjualan menurun
(7,8%) sementara persediaan meningkat sebesar 14,49%
17
18