11
MENGEVALUASI HASIL KEGIATAN USAHA
Hery dalam bukunya berjudul Analisis Laporan Keuangan (2016) menjelaskan bahwa pengukuran kinerja adalah
salah satu komponen utama dalam sistem pengendalia manajemen untuk mengetahui tingkat keberhasilan usaha
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian kinerja harus dapat mengukur tingkat kontribusi yang
diberikan oleh suatu bagian (divisi) terhadap capaian tujuan usaha. Kontribusi tiap bagian dapat bersifat kualitatif
dan kuantitatif.
Kontribusi kualitatif contohnya adalah kinerja bagian akuntan dan personalia, sedangkan kotribusi kuantitatif
contohnya adalah kinerja bagian pemasaran dan produksi. Dengan mengukur kinerja tiap bagian, pihak manajemen
dapat mengetahui hal-hal yang perlu dieliminasi atau dipertahankan. Pihak manajemen dapat mengetahui aktivitas
yang memerlukan perbaikan dan tindak lanjut.
Varians dalam tabel tersebut hanya menunjukkan angka saja. Format laporan umum seperti ini tidak
mengungkapkan banyak informasi. Informasi yang berada dalam tabel tersebut tidak menunjukkan alasan
terjadinya varians dan juga pos-pos yang mengalami perubahan sehingga terjadi defisit. Berikut ini contoh
format laporan dengan informasi angka lebih detail di tiap bagian.
Tabel 2 Contoh Perbandingan Laporan Anggaran dan Aktual dan Laba Rugi
Bagian Penjualan dan Pemasaran
Pos Beban Aktual (Rp) Anggaran (Rp) Varians (Rp) Varians (Rp)
Upah 170.000 164.000 - 6.000 - 4%
Komisi 36.000 39.000 3.000 8%
Pameran dagang 50.000 56.000 6.000 11%
Perjalanan dinas/training 22.000 14.000 - 8.000 - 57%
Beban kantor 13.000 7.000 - 6.000 - 86%
Beban promosi 100.000 100.000 0 0%
Lain-lain 2.400 1.000 - 1.400 - 140%
total 393.400 381.000 - 12.400 - 3%
Pada tabel 2 diatas, pos-pos beban diurutkan dari yang paling tinggi biayanya. Upah dan komisi
merupakan bagian yang paling besar porsi bebannya. Tabel 2 juga dapat memberikan informasi beberapa pos
yang meningkat biaya aktualnya dibandingkan dengan yang sudah dianggarkan. Namun, varians yang
ditunjukkan masih belum dapat menjelaskan alasan terjadinya defisit. Oleh karena itu, solusinya adalah dengan
membuat keterangan khusus di luar tabel laporan tersebut. Simaklah tabel berikut ini.
Pada tabel 3 menjelaskan alasan-alasan dari varians yang terjadi. Pada tabel penjelasan ini, pos-pos
penjelasan varians yang dipilih sebaiknya adalah pos-pos yang penting bagi kegiatan perusahaan, misalnya
kegiatan produksi dan penjualan perusahan. Penjelasan yang tertera pada laporan penjelasan varians harus
detail, agar pihak manajemen dapat mengambil keputusan dengan tepat. Penjelasan yang tertera sebaiknya
menunjukkan angka varians, alasan perbedaan dan juga rekomendasi untuk mengatasinya.
4. Pelaporan Pendapatan
Untuk mengetahui varians pendapatan, kita perlu mengetahui varians harga penjualan dan varians
volume penjualan.
a. Varians Harga penjualan
Varians harga penjualan (sales price variance) adalah perbedaan antara harga yang diharapkan dengan
harga actual yang disebabkan oleh perubahan harga pokok produk atau jasa tertentu. Rumus untuk menghitung
varians harga penjualan sebagai berikut.
Varians harga penjualan = (Harga aktual – Harga yang dianggarkan) x Harga per unit aktual
Varians volume penjualan = (Unit terjual aktual – Unit terjual dianggarkan) x Harga per unit dianggarkan
Berdasarkan penentuan dua varians diatas, pelaku usaha dapat membuat dua standar perhitungan varians, yaitu
berdasarkan unit dan tarif. Berikut ini perbedaan penggunaan varians tarif dan varians volume.
Penggunaan Varians Tarif dan Varians Volume
5. Pelaporan Pengeluaran
Ada beberapa varians yang perlu dihitung pelaku usaha untuk melaporkan dan menganalisis hasil penggunaan
keuangan usaha. Perhatikan tabel berikut.
Varians Laporan Pengeluaran
1. Perspektif Pelanggan
Bisnis yang baik dan berumur Panjang adalah bisnis yang mampu menciptakan produk memiliki nilai di mata
pelanggannya. Semakin puas pelanggan terhadap produk dan jasa yang diberikan, maka semakin baik posisi
perusahaan di mata pelanggan. Untuk itu, alat ukur untuk menetukan tingkat kepuasan pelanggan terhadap
produk, jasa, atau perusahaan. Berikut ini beberapa ukuran yang dapat dijadikan patokan bagi pelaku usaha
terkait dengan perspektif pelanggan.
a. Marketshare (pangsa pasar), yaitu mengukur luas segmen pasar tertentu yang dikuasai perusahaan.
b. Customer retention (retensi pelanggan), yaitu mengukur kemampuan perusahaan dalam menjaga
hubungan baik dan mempertahankan pelanggan lama.
c. Customer acquitition (akuisisi pelanggan), yaitu mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
pelanggan baru.
d. Customer satisfaction (kepuasan pelanggan, yaitu mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap
pelayanan yang diberikan oleh perusahaan.
e. Customer profitability (profitabilitas pelanggan), yaitu mengukur tingkat keuntungan yang diperoleh
perusahaan dari satu segmen pasar tertentu.
Perspektif
Mitra
Perspektif
pembelajaran dan
pertumbuhan