“Hukum Asuransi”
Dosen Pengampu : Hajrah Hamzah, SE.,SS.,M.Si.,Ak.,CA.
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk melulusi mata kuliah Hukum Bisnis
S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karunia, taufiq dan hidayah-Nyalah sehingga makalah ini mampu kami
laksanakan sebagaimana mestinya.Tak lupa pula kami haturkan kepada semua
pihak yang telah mendukung dan memberikan bantuan baik materi maupun moril
selama penyusunaan makalah ini dilaksanakan.
Penyusunan makalah dengan judul “Hukum Asuransi” ini merupakan
tugas dari mata kuliah “Hukum Bisnis” pada Program Studi Akuntansi S1
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar. Penyusunan makalah ini
dilakukan melalui pengumpulan data dari buku-buku terkait dan hasil pencarian
dari beberapa artikel yang ada pada internet untuk dijadikan referensi dalam
menyusun makalah ini.
Sebagai manusia, tentunya kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki
berbagai kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami akan sangat
mengapresiasi bila ada kritik, saran dan masukan konstruktif dari pihak manapun.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 6
A. PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM ASURANSI.........................................6
B. MACAM-MACAM ASURANSI............................................................................. 7
C. TERJADINYA DAN BERAKHIRNYA ASURANSI..........................................7
D. PERBEDAAN ASURANSI KONVENSIONAL DAN SYARIAH.................12
BAB III PENUTUP.................................................................................................... 14
A. KESIMPULAN........................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 15
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asuransi atan pertanggungan merupakan sesuatu yang sudah tidak asing lagi bagi
untuk mengganti kerugian, dan atau membayar sejumlah uang (santunan) yang
ditetapkan pada waktu penutupan perjanjian, kepada penutup asuransi atau orang lain
Sementara itu, dalam KUHD Pasal 246 menyatakan bahwa: Asuransi atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena uatu
Manfaat asuransi sangat penting dan besar artinya pada masa sekarang ini,
diantaranya:
a. Asuransi dapat memberikan rasa terjamin atau rasa aman dalam menjalankan
usaha. Hal ini karena seseorang akan terlepas dari kekhawatiran akan tertimpa
1
b. Asuransi dapat menaikan efisiensi dan kegiatan perusahaan, sebab enggan
usahanya.
perusahaan.
harapan masa depan. Dalam hal ini fungsi menabung dari asuransi terutama
g. Asuransi merupakan alat pembangunan. Dalam hal ini premi yang terkumpul
seseorang atau suatu badan usaha itu secara pribadi selalu harus menanggung semua
2
kemungkinan kerugian yang dideritanya yang disebabkan karena peristiwa apapun
juga. Biasanya sifat dan jumlah kerugian itu tidak dapat dengan mudah diperkirakan
sebelumnya, apakah akan berakibat yang sangat fatal atau tidak. Apakah akan
menimbulkan kerugian yang kira-kira mampu ditanggulangi sendiri atau tidak. Guna
melimpahkan semua kemungkinan kerugian yang timbul kepada pihak lain yang
risiko dapat ditempuh dengan jalan mengadakan suatu perjanjian. Perjanjian mana
(lazim disebut tertanggung) itu melimpahkan kepada pihak lain yang bersedia
membayar ganti rugi (lazim disebut penanggung) apabila terjadi kerugian. Perjanjian
Dalam masyarakat yang sudah maju dan sadar akan nilai kegunaan lembaga
Hampir setiap gerak dan aktivitas baik pribadi atau badan-badan usaha itu selalu
dilindungi oleh suatu peganjian pertanggungan yang mereka adakan, atau dengan
perkataan lain setiap kemungkinan risiko itu selalu dipertanggungkan; jadi semakin
orang merasa makin tidak aman, semakin pula orang selalu berusaha
yang merasa tidak aman makin banyak yang mengalihkan risiko kepada pihak lain,
berarti makin banyak peganjian asuransi ditutup. Selanjutnya makin banyak pula dana
yang diserap oleh perusahaan sebagai pembayaran atas kesedianya mengambil alih
3
Polis merupakan bukti adanya perjanjian asuransi antara pihak penanggung dan
pihak tertanggung sebagai penutup asuransi. Karena polis adalah surat yang bernilai
uang, maka penggadaian sepucuk polis itu hanya bisa terjadi dalam hubungan hukum,
asuransi kepada penanggung. Polis yang akan digadaikan itu harus memenuhi syarat
yang telah ditentukan oleh pelaksanaan asuransi jiwa yang bersangkutan. Polis ini
harus polis perorangan yang telah memiliki harga tunai dan tidak menunggak
pembayaran preminya.
Perjanjian dengan jaminan gadai polis asuransi ini hanya dapat terjadi pada
pertanggungan jiwa. Jadi pemegang polis pada perusahaan asuransi jiwa mempunyai
hak untuk meminjam sejumlah uang pada perusahaan asuransi dengan cara
menggadaikan polis. Namun tidak semua polis dapat dijadikan sebagai jaminan untuk
persyaratan suatu polis dapat dijadikan sebagai jaminan. Polis yang dijadikan jaminan
itu harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh perusahaan asuransi,
yaitu polis yang telah memiliki harga tunai dan tidak ada tunggakan dalam
pembayaran preminya.
Pada hakekatnya perjanjian dengan jaminan gadai polis asuransi oleh perusahaan
asuransi kepada para pemegang polis dengan jaminan polis asuransi itu sendiri juga
dapat menimbulkan sedikit hambatan bagi para pemegang polis yang melakukan
kredit dengan cara gadai. Meskipun dengan prosedur yang mudah dan biaya yang
murah, pihak tertanggung juga harus membayar angsuraran pinjaman ditambah bunga
setiap bulan sebagai kewajibannya dan juga masih harus membayar premi
4
Menurut Hartono Hadisaputro, dengan demikian apabila benda bergerak dijadikan
jaminan dalam suatu perjanjian hutang (kredit), maka benda bergerak tersebut harus
dipindahkan atau diperalihkan dari tangan debito kepada pihak kreditur atau
pemegang gadai.6 Masalah yang sering timbul dalam pelaksanaan perjanjian gadai
polis adalah keadaan dimana debitur lalai untuk melakukan kewajibannya atau yang
biasanya disebut wanprestasi. Fakta yang sering kali terjadi dilapangan adalah debitur
terlambat dalam melakukan pembayaran baik cicilan maupun bunga dan meminta
B. RUMUSAN MASALAH
2. Macam-macam asuransi?
5
BAB II PEMBAHASAN
Perasuransian adalah istilah hukum (legal term) yang dipakai dalam perundang-
yang berarti pertanggungan atau perlindungan atas suatu objek dari ancaman bahaya
jenis kegiatan, yaitu usaha asuransi dan usaha penunjang usaha asuransi.Perusahaan
Usaha asuransi adalah jasa keuangan yang dengan menghimpum dana masyarakat
Pengertian asuransi bila ditinjau dari segi hukum merupakan asuransi atau
pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dimana pihak
Dalam Kitab Undang Hukum Dagang (KHUD) Pasal 246, “Asuransi adalah suatu
diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa tak tentu.”
6
Dalam Undang-Undang Asuransi No.2 Tahun 1992 Pasal 1 disebutkan asuransi
atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak
(fluktiatif).
B. MACAM-MACAM ASURANSI
Berdasarkan Pasal 247 KUHD menyebutkan tentang lima macam asuransi ialah :
laut, asuransi pengankutan darat, sungai, dan perairan pedalaman, asuransi jiwa,
7
usaha, asuransi tanggungjawab hukum, asuransi kredit, asuransi deposito,asuransi
asuransi social dan asuran si bkendaraan bermotor. Dalam penjelasan ini, Penulis
hanya akan membatasi hanya dua asuransi saja yaitu asuransi kebakaran dan asuransi
laut.
1. Asuransi Kebakaran
Pengaturan ini sangat sederhana sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan
4. Janji-janji khusus
KUHD. Untuk mengetahuu semua syarat ini serta syarat khusus yang
harus termuat dalam polis asuransi kebakaran berikut ini disajikan isi pasal
KUHD tersebut :
8
2. Nama tertanggung yang mengadakan asuransi kebakaran untuk diri
penanggung
2. Asuransi Laut
Asuransi laut merupakan salah satu asuransi kerugian yang diataur secara
pelayaran melalui laut yang penuh ancaman bahaya laut. Asuransi laut diatur dalam:
1. Buku I Bab IX Pasal 246-286 KUHD tentang asuransi pada umumnya sejauh
2. Buku II Bab IX Pasal 592-685 tentang asuransi bahaya laut, dan Bab X Pasal
4. Buku Bab XII Pasal 744 KUHD tentang berakhirnya perikatan dalam
perdagangan laut.
9
Asuransi laut pada dasarnya meliputi unsure-unsur berikut:
1. Objek asuransi yang diancam bahaya, selalu terdiri dari kapal dan barang muatan.
2. Jenis bahaya yang mengancam benda asuransi, yang bersumber dari alam (badai,
gelombang besar, hujan angin, kabut tebal, dsb) dan bersumber dari manusia,
3. Bermacam jenis asuransi, yaitu tubh kapal, muatan kapal, alat perlengkapan
Po;is asuransi laut merupakan akta yang harus ditandatangani oleh penanggung,
dengan demikian berfungsi sebagai bukti telah terjadi perjanjian asuransi laut
Menurut ketentuan Pasal 593 KUHD, yang dapat menjadi objek asuransi laut
1. Tubu kapal kosong bermuatan, dengan atau tanpa persejataan, berlayar sendirian
5. Barang-barang muatan.
10
Undang-undang tidak mengaur tentang asuransi keselamatan perjalanan kapal,
yang bukan mengenai kapal kosong (tanpa alat perlengkapan, tanpa muatan dan
Asuransi laut dapat juga diadakan atas barang muatan tetapi kapl yang
mengangkutnya tidak jelas, sedangkan penjelasan lebih lanjut mengenai kapal itu
tidak ada. Asuransi ini disebut asuransi in Quovis, diatur dalam Pasal 595 KUHD:
akan diterimanya itu dimuat, maka penyebutan nama kapal an nahkodanya tidak
diharuskan, asalkan dalam polisnya dinyatakan tentang tidak diketahuinya hal itu
oleh tertanggung disertai tanggal dan nama penanda tanganan surat pengantar yang
terakhir. Dengan cara ini kepentingan tertanggung dapat diasuransikan untuk suatu
waktu tertentu”.
secara In Quovis, apabila dipenuhi tiga syarat yang dicantumkan dalam polis, yaitu:
saja.
Dalam hal terjadi evenemen yang menimpa kapal yang mengangkut barang-
barangnya itu telah dimuat dalam kapal tersebut dalam waktu yang lebih ditentukan
1. Bahaya-bahaya laut yang bersumber dari alam, misalnya badai, gelombang besar,
11
2. Bahaya-bahaya laut yang bersumber dari manusia, baik dari awak kapal maupun
merupakan satu penerapan yang sama sekali tidak tepat. Peristiwa yang belum pasti
terjadi itu merupakan syarat baik dalam perjanjian untung-untungan maupun dalam
memperoleh suatu kepastian atas kembalinya keadaan atau ekonomi sesuai dengan
yang akan dapat diderita olehnya, karena suatu kejadian yang belum pasti. Perjanjian
dan yang diganti itu adalah seimbang dengan kerugian yang sungguh-
12
4. Kerugian yang diderita adalah sebagai akibat dari peristiwa yang tidak tertentu
dilihat dari batasan pasal 246 KUHD, lebih lanjut ditelaah unsur-unsur sebagai
berikut:
1. Pihak pertama ialah penanggung, yang dengan sadar menyediakan diri untuk
2. Pihak kedua adalah tertanggung, yang dapat menduduki posisi tersebut dalam
Untuk menyatakan kapan perjanjian asuransi yang dibuat oleh tertanggung dan
penanggung itu terjadi dan mengikat kedua pihak, dari sudut pandang ilmu hukum
hanya akan terjadi antara kedua belah pihak apabila penawaran (offer) dari pihak
yang satu dihadapkan dengan penerimaan (acceptance) oleh pihak yang lainnya
2. Teori penerimaan (acceptance theory). Dalam hukum Belanda, teori ini disebut
ontvangst theorie mengenai saat kapan perjanjian asuransi terjadi dan mengikat
13
1320 KUH Perdata). Menurut teori penerimaan, perjanjian asuransi terjadi dan
Perjanjian asuransi yang telah terjadi harus dibuat secara tertulis dalam bentuk akta
yang disebut polis (pasal 255 KUHD).Polis ini merupakan satu-satunya alat bukti
jika terjadi sesuatu setelah perjanjian namun belum sempat dibuatkan polisnya atau
walaupun sudah dibuatkan atau belum ditandatangi atau sudah di tandatangi tetapi
dibuatkan polis, asuransi sudah terjadi sejak tercapai kesepakatan antara tertanggung
sejak terjadi kesepakatan berdasarkan nota persetujuan.Bila bukti tertulis sudah ada
barulah dapat digunakan alat bukti biasa yang diatur dalam hukum acara
perdata.Ketentuan ini yang dimaksud oleh pasal 258 ayat (1) KUHD. Syarat-syarat
khusus yang dimaksud dalam pasal 258 KUHD adalah mengenai esensi inti isi
perjanjian yang telah dibuat itu, terutama mengenai realisasi hak dan kewajiban
kerugian yang menjadi beban penanggung; pembayaran premi oleh tertanggung; dan
klausula-klausula tertentu.
2. Berakhirnya Asuransi
Ada empat hal yang menyebabkan perjanjian asuransi berakhir, antara lain sebagai
berikut:
14
a. Karena Terjadi Evenemen
Apa sebabnya asuransi jiwa berakhir sejak pelunasan uang santunan, bukan sejak
pihak telah dipenuhi.Karena asuransi jiwa adalah perjanjian, maka asuransi jiwa
berakhir sejak penanggung melunasi uang santunan sebagai akibat dan meninggalnya
tertanggung. Dengan kata lain, asuransi jiwa berakhir sejak terjadi evenemen yang
Dalam asuransi jiwa tidak selalu evenemen yang menjadi beban penanggung itu
berlaku asuransi jiwa itu habis tanpa terjadi evenemen, maka beban risiko penanggung
asuransi habis tidak terjadi evenemen. Dengan kata lain, asuransi jiwa berakhir sejak
jangka waktu berlaku asuransi habis diikuti dengan pengembalan sejumlah uang
kepada tertanggung.
15
c. Karena Asuransi Gugur
sendiri.Pembatalan asuransi jiwa dapat terjadi sebelum premi mulai dibayar ataupun
dibayar, tidak ada masalah.Akan tetapi, apabila pembatalan setelah premi dibayar
sekali atau beberapa kali pembayaran (secara bulanan), karena asuransi jiwa
1. Secara garis besar, misi utama asuransi konvensional adalah misi ekonomi dan
misi social sedangkan dalam asuransi syariah misis yang di emban adalah misi
16
praktiknya tidak diawasi dan kemungkinan pelaksanaannya tidak sesuai
(taawun).
4. Investasi dana dalam asuransi konvensional bebas tetapi masih dalam batas-
system yang digunakan, beda halnya dengan investasi dana asuransi syariah,
bertentangan dengan prinsip syariah serta bebas dari riba dan tempat investasi
yang terlarang.
tersebut kemana saja, sedangkan dana yang terkumpul dari peserta asuransi
tersebut.
syariah ada pemisahan dana yaitu dana ta’barru, dema dan dana peserta
17
8. Sumber dana klaim dalam asuransi konvensional dari rekening perusahaan ,
perusahaan akan menanggung resiko dari peserta asuransi. Ini terjadi karena
dana klaim dalam asuransi syariah dari rekening ta’barru , yaitu peserta saling
menanggung, jika salah satu peserta mengalami musibah , maka peserta lain
milik perusahaan tetapi dibagi antara peserta dan perusahaan sesuai dengan
18
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang
tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas
Jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi adalah berupa proteksi akibat
berbagai resiko yang mungkin terjadi. Akan tetapi sekarang ini dengan semakin
perusahaan disektor lain seperti perbankan dan sekuritas, maka pengertian asuransi
menjadi lebih luas bukan hanya sebagai sarana proteksi, tetapi juga sebagai tempat
berinvestasi.
Pada dasarnya, asuransi dapat memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara
lain dapat memberikan rasa aman dan perlindungan, sebagai pendistribusian biaya
dan manfaat yang lebih adil, polis asuransi dapat dijadikan jaminan untuk
19
DAFTAR PUSTAKA
H.U. Adil, S. S. (2016). Dasar-Dasar Hukum Bisnis (Edisi 2 ed.). Jakarta, Indonesia:
Mitra Wacana Media.
20