ETHICAL GOVERNANCE
2. Nurhidayah 1792140008
3. Kartika 792140009
6. Hastitin 1792141009
AKUNTANSI S1
FAKULTAS EKONOMI
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun makalah
ini tepat pada waktunya. makalah ini membahas tentang ”Ethical Governance”
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap organisasi memiliki sebuah kode etik dimana setiap individu baik
pemimpin dan karyawan yang berada dalam organisasi tersebut harus patuh dan
mengikuti kode etik tersebut. Adanya kode etik tersebut dapat menjadi tolak ukur
setiap individu untuk berperilaku sesuai dengan peraturan. Kode etik juga dapat
Kolusi dan Nepotisme yang dilakukan oleh pihak-pihak yang ada dalam organisasi
menandakan bahwa adanya kode etik yang telah dilanggar. Hal ini tentu saja dapat
membawa pengaruh yang buruk bagi sebuah organisasi. Adanya pelanggaran etika
Selain itu, pelanggaran etika juga dapat merubah pandangan masyarakat terhadap
organisasi tersebut.
C. Tujuan Penelitian
PEMBAHASAN
dengan kepribadian perusahaan tersebut. Selain itu perlu adanya pengembangan serta
korporasi ini berguna dalam mencapai tujuan perusahaan yang lebih baik dan sesuai
Selain itu, membangun entitas korporasi dan menetapkan sasarannya. Pada saat
itulah perlu prinsip-prinsip moral etika ke dalam kegiatan bisnis secara keseluruhan
jaringan dengan para pihak yang berkepentingan (stakeholders) maupun dalam proses
pengembangan diri para pelaku bisnis sendiri. Penerapan ini diharapkan etika dapat
menjadi “hati nurani” dalam proses bisnis sehingga diperoleh suatu kegiatan bisnis
yang beretika dan mempunyai hati, tidak hanya mencari untung belaka, tetapi juga
peduli terhadap lingkungan hidup, masyarakat, dan para pihak yang berkepentingan
(Stakeholders).
organisasi yang memiliki tata kelola yang baik sudah di stimulasi oleh Pemerintah
sebagainya yang pada prinsipnya adalah membuat suatu aturan agar tujuan
perusahaan dapat dicapai melalui suatu mekanisme tata kelola secara baik oleh
audit, komite remunerasi, komite risiko, dan sekretaris perusahaan adalah langkah
direksi untuk bekerja sesuai dengan tujuan organisasi. Sementara itu, sekretaris
tuntutan atau harapan dari berbagai pihak eksternal perusahaan seperti investor
agar supaya pencapaian tujuan perusahaan tidak terganggu baik dalam perspektif
waktu pencapaian tujuan ataupun kualitas target yang ingin dicapai. Meskipun
belum maksimal, Uji Kelayakan dan Kemampuan (fit and proper test) yang
dilakukan oleh pemerintah untuk memilih top pimpinan suatu perusahaan BUMN
adalah bagian yang tak terpisahkan dari kebutuhan untuk membangun “Board
Governance” yang baik sehingga implementasi Good Corporate Governance akan
2006). Adapun beberapa definisi dari berbagai sumber adalah sebagai berikut :
dan kewajiban mereka; atau dengan kata lain suatu sistem yang
kelola perusahaan yang baik juga disebut sebagai suatu proses yang
kinerjanya.
lain.
mendefinisikan GCG sebagai suatu struktur yang terdiri atas para pemegang
dan alat-alat yang akan digunakan dalam mencapai tujuan dan memantau
kinerja.
yang diperlukan dalam sistem pengelolaan BUMN yang sehat. Berikut ini adalah
a. Transparansi
kepentingan dan pengaruh/ tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan
sehat. Misalnya pada perusahaan ini sedang membangun pabrik, tetapi limbahnya
c. Akuntabilitas
baik individu maupun kelompok tidak boleh bekerja asal jadi, setengah-setengah
atau asal cukup saja, tetapi harus selalu berupaya menyelesaikan tugas dan
d. Pertanggungjawaban
dalam hal ini Komisaris, Direksi, dan jajaran manajemennya dalam menjalankan
ditetapkan.
e. Kewajaran (fairness)
selalu harus diterima dalam pergaulan sosial, baik aturan hukum maupun aturan
moral atau etika. Code of Conduct merupakan pedoman bagi seluruh pelaku bisnis
berinteraksi dengan rekan sekerja, mitra usaha dan pihak-pihak lainnya yang
berkepentingan. Pembentukan citra yang baik terkait erat dengan perilaku perusahaan
secara nyata tercermin pada perilaku pelaku bisnisnya. Dalam mengatur perilaku
inilah, perusahaan perlu menyatakan secara tertulis nilai-nilai etika yang menjadi
kebijakan dan standar perilaku yang diharapkan atau bahkan diwajibkan bagi setiap
menciptakan nilai tambah tidak saja bagi perusahaan, tetapi juga bagi pelaku bisnis
Kode perilaku korporasi yang dimiliki oleh suatu perusahaan berbeda dengan
perusahan lainnya karena setiap perusahaan memiliki kebijakan yang berbeda dalam
menjalankan usahanya. Adapun prinsip-prinsip dasar yang harus dimiliki oleh
perusahaan harus memiliki rumusan etika bisnis yang disepakati oleh organ
dijabarkan lebih lanjut dalam pedoman perilaku agar dapat dipahami dan
diterapkan.
Kepatuhan pada Kode Etik ini merupakan hal yang sangat penting untuk
yang sesuai dengan prinsip-prinsip GCG, yaitu kejujuran, tanggung jawab, saling
percaya, keterbukaan dan kerjasama. Kode Etik yang efektif seharusnya bukan
sekedar buku atau dokumen yang tersimpan saja. Namun Kode Etik tersebut
hendaknya dapat dimengerti oleh seluruh karyawan & pimpinan perusahaan dan
bimbingan dari Tim BPKP dan telah diresmikan pada tanggal 30 Mei 2005.
1. Etika Personal dan etika bisnis merupakan kesatuan yang tidak dapat terpisahkan
budaya perusahaan.
2. Jika etika menjadi nilai dan keyakinan yang terinternalisasi dalam budaya
perusahaan maka hal tersebut berpotensi menjadi dasar kekuatan perusahaan yang
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengelolaan perusahaan tidak dapat dilepaskan dari aturan-aturan main yang selalu
harus diterima dalam pergaulan sosial, baik aturan hukum maupun aturan moral atau
etika. Code of Conduct merupakan pedoman bagi seluruh pelaku bisnis dalam
dengan rekan sekerja, mitra usaha dan pihak-pihak lainnya yang berkepentingan
Kode perilaku korporasi dievaluasi dengan diawali oleh evaluasi tahap awal
http://riskianthi.blogspot.co.id/2012/10/ethical-governance.html
http://adimo22.blogspot.co.id/2014/10/etika-governance.html
http://estupujianto.blogspot.co.id/2013/10/normal-0-false-false-false-in-x-none-
x.html