Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

FARMAKOEKONOMI
CBA (Cost Benefit Analysis)

Dosen pengempu : Oskar Skarayadi S.Si., M.M., Apt.


Disusun oleh kelompok I :
1. Dona Cantica (3351191177)
2. Fitria Agustin (3351191082)
3. Nur Isnaini (3351191050)
4. Rega Setiawati (3351191111)
5. Salmah Latuconsina (3351191187)
6. Septian fajarusubah (3351191096)
7. Siti Fatimah (3351191142)
8. Yunita Aryani (3351191131)
9. Yunita Putri Ardiawati (3351191070)
10. Yuyu yuliastriani (3351191086)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2019

1 Universitas Jenderal Achmad Yani


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang
diberikan-Nya sehingga tugas makalah kelompok I Farmakoekonomi dengan materi CBA
(Cost Benefit Analysis) dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini dibuat
sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Farmakoekonomi.
Makalah ini kami susun dengan harapan dapat menjadi sarana pembelajaran serta
dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca, rekan mahasiswa, serta dosen.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
terutama dari segi penulisan dan kata-kata. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.

Cimahi, Desember 2019

Kelompok I

ii Universitas Jenderal Achmad Yani


DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Hasil Identifikasi Unsur Manfaat (benefit) dan Unsur Biaya (Cost)
Pada Usulan Pembelian Alat CT-Scan di RSD Balung Jember ..................................
Tabel 3. 2 Hasil Identifikasi Unsur Manfaat (benefit) dan Unsur Biaya (Cost)
Pada Usulan Pembelian Alat Laser dioda photocoagulator di RSD Balung Jember ..
Tabel 3.3 Besaran Nominal Unsur Biaya (cost) dan Unsur Manfaat (benefit)
Pada Usulan Pembelian Alat CT-Scan Pada Tahun ke-0 ............................................
Tabel 3.4 Besaran Nominal Unsur Biaya (cost) dan Unsur Manfaat (benefit)
Pada Usulan Pembelian Alat Laser dioda photocoagulator Pada Tahun ke-0............
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Nilai Sekarang (Present value) dari Manfaat (benefit)
dan Biaya (cost) Pada Usulan Pembelian Alat CT-Scan RSD Balung Jember ...........
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Nilai Sekarang (Present value) dari
Manfaat (benefit) dan Biaya (cost) Pada Usulan Pembelian Alat Laser dioda
photocoagulator RSB Balung Jember .........................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................
1.3 Tujuan .....................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka ......................................................................................................
2.2 Definisi Cost benefit analysis...................................................................................
2.3 Konsep Dasar Analisis Cost Benefit Analysis .........................................................
2.4 Manfaat Cost Benefit Analysis-Ratio .......................................................................
2.5 Perhitungan Cost-Benefit Analysis (CBA) ................................................................
BAB III REVIEW JURNAL
3.1 Review Pendahuluan ............................................................................................................
3.2 Metode Penelitian.................................................................................................................
3.3 Hasil Penelitian ...................................................................................................................

ii Universitas Jenderal Achmad Yani


3.4 Pembahasan ..........................................................................................................
BAB IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................
Daftar pustaka...................................................................................................................

ii Universitas Jenderal Achmad Yani


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Upaya peningkatan kesehatan masyarakat meningkat secara signifikan selama
beberapa dekade terakhir, namun masih terdapat kendala dalam pemerataan kesehatan.
Terdapat tantangan yang cukup besar untuk membuat kemajuan dibidang kesehatan.
Dibutuhkan pengetahuan tentang bagaimana membuat suatu program atau intervensi,
informasi tentang banyaknya biaya yang dibutuhkan dengan benefit yang diterima.
Biaya (Cost) adalah semua program pengorbanan yang dikeluarkan untuk
memproduksi atau memperoleh suatu komoditif. Biaya merupakan nilai dari sejumlah input
(faktor produksi) yang dipakai untuk menghasilkan suatu produk (output). Dalam bidang
kesehatan produk yang dihasilkan adalah jasa pelayanan kesehatan, misal di rumah sakit
produk outputnya adalah pelayanan rawat jalan, rawat inap, laboratorium, radiologi, kamar
bedah dan lain-lain.
Penyedia pelayanan kesehatan akan membutuhkan adanya sumber daya kesehatan
yang digunakan pada setiap program kesehatan untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan. Pelayanan kesehatan yang di selenggarakan ini diharapkan dapat memberikan
manfaat kesehatan dan manfaat lain sehingga para pengguna jasa pelayanan yang
didapatkan.
Dalam menganalisi sumber daya kesehatan yang digunakan dan dibutuhkan, maka
harus dilakukan sebuah prose perhitungan untuk membantu pengambilan keputusan dalam
memilih suatu program dengan membandingkan keluaran yang diperoleh (manfaat =
benefit), dengan masukan (biaya = cost) yang dibutuhkan dari berbagai program yang
tersedia. Teknik untuk menilai hal tersebut disebut dengan analisis biaya/keuntungan
(cost/benefit analysis).
Berdasarkan alasan tersebut, makalah ini kami buat untuk memberikan penjelasan dan
pemahaman dalam mempelajari Cost Benefit Analysis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Cost Benefit Analysis ?
2. Apa konsep dasar Cost Benefit Analysis ?
3. Apa manfaat dari Cost Benefit Analysis ?
4. Bagaimana perhitungan Cost Benefit Analysis ?

1 Universitas Jenderal Achmad Yani


1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Cost Benefit Analysis.
2. Untuk mengetahui konsep Cost Benefit Analysis.
3. Untuk mengetahui manfaat dari Cost Benefit Analysis.
4. Untuk mengetahui perhitungan Cost Benefit Analysis.

Universitas Jenderal Achmad Yani


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Farmakoekomomi adalah proses mengidentifikasi, mengukur dan membandingkan


biaya terhadap konsekuensi dari terapi obat untuk sistem perawatan kesehatan dan
masyarakat (Sanchez, 2005). Farmakoekonomi penting untuk mempelajari terkait dengan
pembiayaan kesehatan yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun karena adanya
teknologi yang canggih pada bidang ilmu kesehatan. Penelitiaan farmakoekonomi
mengidentifikasi, mengukur dan membandingkan biaya dan konsekuensi dari suatu produk
dan pelayanan kefarmasian. Dalam farmakoekonomu perlu memperhatikan 2 variabel yaitu
input (biaya) yang digunakan untuk mendapatkan atau menggunakan obat untuk
mengasilkan outcome.
Prinsip farmakoekonomi yaitu menetapkan masalah, identifikasi alternatif intervensi,
menentukan hubungan anatara income dan outcome, menilai biaya dan efektifitas,
menginterpretasi dan mengambil kesimpulan. Data farmakaoekonomi menjadi alat yang
sangat berguna dalam membuat beberapa keputusan klinik, seperti pengelolaan formularium
yang efektif, pengobatan pasien secara individual, kebijakan pengobatan dan alokasi dana.

2.2 Definisi Cost benefit analysis

Cost Benefit Analysis adalah teknik analisis ekonomi yang menghitung dan
membandingkan biaya suatu intervensi kesehatan terhadap manfaat dalam satuaan moneter.
Nilai manfaat dari suatu intervensi adalah meningkatnya hasil pengobatan (kesembuhan,
pulihnya kemampuan fisik) bila dibanding dengan hasil serupa dari intervensi lain. CBA
merupakan teknik yang dapat digunakan untuk membandingkan internal satu intervensi,
apabila nilai manfaat bernilai positif maka intervensi tersebut harus dilakukan.
Cost Benefit Analysis (CBA) adalah proses sistematis untuk menghitung dan
membandingkan manfaat dan biaya dari proyek untuk dua tujuan:
1. Untuk menentukan apakah itu adalah investasi yang sehat (pembenaran / kelayakan).
2. Untuk melihat bagaimana membandingkan dengan proyek-proyek alternatif (peringkat /
prioritas tugas). Ini melibatkan membandingkan biaya total diharapkan setiap pilihan

Universitas Jenderal Achmad Yani


terhadap manfaat yang diharapkan total, untuk melihat apakah manfaatnya lebih besar
daripada biaya, dan seberapa banyak.

2.3 Konsep Dasar Analisis Cost Benefit Analysis

Keterbatasan anggaran pemerintah untuk melakukan alternatif program yang akan


dilaksanakan. Sehingga pemerintah harus jeli dalam menentukan program yang
diprioritaskan. Pemilihan prioritas suatu proyek tidak mudah. Dalam memutuskan kelayakan
suatu proyek yang berhubungan dengan sektor publik, pemerintah dihadapkan pada banyak
pertimbangan dan permasalahan. Dalam hal ini, prioritas yang dipilih harus
mempertimbangkan kepentingan publik atau masyarakat umum dengan menggunakan cost
benefit analysis-ratio.

2.4 Manfaat Cost Benefit Analysis-Ratio

Berdasarkan hasil analisis ini, pemerintah dapat menentukan pilihan yang tepat dan
anggaran dapat dialokasikan secara efektif. Pemilihan alternatif dan penentuan prioritas ini
berkontribusi pada pencapaian anggaran berbasis kinerja. Kapasitas pengembangan daerah
tidak mutlak hanya dilakukan berdasarkan variabel manfaat dan biaya.
Dalam pengembangan ekonomi suatu wilayah, analisis utama yang harus
dikedepankan oleh pemerintah daerah adalah sejauh mana kontribusi suatu proyek dalam
komunitas dan ekonomi lokal suatu wilayah. Secara umum, cost benefit analysis-ratio
(BCR) dapat membantu penggunanya untuk:
1. Membantu dalam proses pengambilan keputusan.
2. Menambah alternatif atau pilihan.
3. Mengurangi biaya alternatif yang tidak efektif.
Menurut Remenyi (2002), mendefinisikan Cost Benefit Analysis (CBA) adalah untuk
mengevaluasikan apakah efektivitas dari manfaat lebih besar dari pada biaya, atau masih
mencukupi bagi masyarakat, dalam Cost-Benefit Analysis melibatkan serangkaian langkah
atau tahapan, adapun 5 tahapannya yaitu :

Universitas Jenderal Achmad Yani


Analisis biaya manfaat adalah suatu alat analisis dengan prosedur yang sistematis
untuk membandingkan serangkaian biaya dan manfaat yang relevan dengan sebah aktivitas
atau proyek. Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah secara akurat membandingkan kedua
nilai, manakah yang lebih besar. Selanjutnya dari hasil perbandingan ini, mengambil
keputusan dapat mempertimbangkan untuk melanjutkan suatu rencana atau tidak dari sebuah
aktivitas, produk atau proyek, atau dalam konteks evaluasi atas sesuatu yang telah berjalan,
adalah menetukan keberlanjutannya.

2.5 Perhitungan Cost-Benefit Analysis (CBA)

Teknik analysis yang bisa digunakan dalam Cost Benefit Analysis ada 3 teknik
(Cambell dan Ricard B, 2003), yaitu :
1. Net Present Value (NPV)
NPV mempunyai banyak istilah lain yang digunakan, Present Worth Analysis (PWA)
ataupun Present Value Menthod (PWM) dalam bahasa Indonesia diartiakan sebagai analisis
nilai sekarang. Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai
sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang.
NPV memanfaatkan tiga konsep secara seklaigus, yani konsep ekilvalensi (equivalent
concept), cash flows, dan faktor bunga majemuk (compound interst factor). NPV merupakan
metode untuk menentukan nilai uang yang sekarang ada dari berbagai aliran kas keluar dan
aliran kas yang masuk pada waktu tertentu yang ada di depan.
Analisis NPV adalah analisis dapat mengkonversi manfaat dan nilai-nilai masa datang
menjadi sebanding dengan nilai masa sekarang dari manfaat masa dengan memotong
manfaat tersebut menjadi biaya organisasi. Dari nilai yang tersebut dapat dibandingkan nilai
masa sekarang dari manfaat masa datang dengan biaya-biaya yang dibutuhkan untuk
mencapai manfaat tersebut, untuk menentukn apakah manfaat yang didapat lebih besar dari
biaya yang dikeluarkan.
2. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate Return (IRR) sebagai laju pengembalian bunga pada pinjaman yang
dikembalikan saat jadwal pengembalian. Sehingga memberikan nilai present (jumlah
pengeluaran yang diekivalensi dengan nilai sekarang dan jumlah pengeluaran yang
diekivalensi waktu sekarang) sama dengan no. Nilai ekivalensi adalah nilai yang sama
dengan proyeksi waktu yang berbeda (Agus, 2011).

Universitas Jenderal Achmad Yani


Teknik IRR paling banyak digunakan dalam teknik analisis. Teknik juga dikenal
dalam kesulitan perhitungan dalam pengaplisian pada objek yang akan dianalisis. Teknik
IRR lebih rumit daalam perhitungan karena mengunakan trial & error, ekstraporasi, dan
lain-lain. Tetapi penggunaan IRR besar manfaatnya karena akan lebih mudah dipahami
artinya.
Teknik IRR mendapatkan tingkat dari suatu investasi dimana nilai sekarang (present
value/pv) dari pengeluaran kas. Pada intinya Metode ini mencari tingkat bunga yang
menjadikan jumlah sekarang dari tiap tiap proses yang di diskontokan dengan tingkat
bunga tersebut sama besarnya dengan nilai sekarang dari nilai proyek.
Keuntungan dari pengguaan Teknik IRR adalah jika analisis NPV diperlukan
penetapan suku bunga terlebih dahulu, pada analisis IRR mencari tingkat pengmbalian
bunganya, sehingga akan lebih mudah dipahami seberapa baik proyek jika dana
dialokasikan pada proyek tersebut.
3. Metode Cos Benefit Ratio (CBR)
Metode CBR adalah metode yang dilakukan dengan cara membandingkan total
manfaat yang telah diidentifikasi selama umur investasi direncanakan dengan total biaya
yang semuanya dianyatakan dalam tahun ke-0 (Present Value). Cost Benefit Ratio juga
dikenal dengan Analisis Biaya Manfaat. Analisis biaya manfaat dapat diikhtisarkan
bahwa analisis ini dapat digunakan untuk mengavaluasi proyek-proyek yang menganggu
lingkurngan hidup dan kepentingan umum (Suparmoko, 1989). Cost Benefit Ratio (CBR)
dibagi menjadi 3 yaitu (Zerbe dan Dively, 1994) :
1. Undiscount Benefit Cost Ratio (BCRu)
Undiscount Benefit Cost Ratio (BCRu) merupakan metode paling sedehana yang
digunakan dalam perhitungan BCR. Metode ini tidak memasukkan pertambahan nilai
uang setiap tahunnya, dan menggagap pembayaran di masa depan dengan nilai
pembayaran di tahun pertama pembayaran. Metode BCRn tidak layak dalam perhitungan
BCRn karena tidak bisa menghitung Benefit Cost sesuai dengan perubahan nilai uang.
2. Discount Benefit Cost Ratio (BCRd)
Discount Benefit Cost Ratio (BCRd) merupakan metode kedua dari metode BCR.
Metode ini hampir serupa dengan perhitungan NPV. Metode BCRd ini memasukkan nilai
uang yang masuk dalam perhitungan. Penentuan kelayakan suatu proyek dilihat dari nilai
BCRn. Jika nilai BCRn lebih dari 1 maka dapat disimpulkan bahwa manfaat yang didapat
lebih dari biaya yang dikeluarkan. Nilai BCRn merupakan nilai yang menunjukkan
kelayakan suatu proyek dari >1.

Universitas Jenderal Achmad Yani


3. Net Benefit Cost Ratio (BCRn)

Net Benefit Cost Ratio (BCRn) merupakan metode BCR yang paling sulit karena
formula yang dipakai memadukan formula NPV dan BCRn secara bersamaan. Nilai
kelayakan BCRn lebih dari maka proyek tersebut layak untuk dilaksanakan.

Universitas Jenderal Achmad Yani


BAB III
REVIEW JURNAL

3.1 Review Pendahuluan


Perkembangan rumah sakit masa sekarang sedang berada dalam suasana global dan
kompetitif sehingga dengan keadaan demikian maka pelayanan rumah sakit sebaiknya
dikelola dengan dasar konsep manajemen yang jelas, agar nilai kemanfaatan tiap aset yang
ada di rumah sakit pemerintah dapat diketahui dan dapat digunakan sebagai dasar untuk
alokasi sumber daya ekonomi. Analisis ekonomi yang lazim digunakan dalam pencapaian
efisiensi penggunaan sumber daya di rumah sakit adalah Cost benefit analysis (analisis
biaya-manfaat). Pada tahun 2014 RSD Balung tengah mengusulkan beberapa kegiatan
pengembangan fasilitas, ke pemerintah pusat. Usulan tersebut antara lain pembelian alat-alat
yang menunjang kegiatan salah satunya di Radiologi. Usulan-usulan tersebut diajukan ke
pihak manajemen RSD Balung Jember berdasarkan peningkatan kebutuhan konsumen (atau
dalam hal ini pasien) dari layanan layanan tersebut. Usulan-usulan tersebut kemudian
dikirim ke Dinas Kesehatan Provinsi yang nantinya akan diusulkan ke Kementrian
Kesehatan sebagai usulan provisi yang didanai melalui APBN. Ada juga usulan-usulan
tersebut diajukan ke Pemerintah Kabupaten setempat sebagai usulan daerah yang didanai
oleh APBD setempat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perhitungan Cost Benefit
Analysis antara pembelian alat CT-Scan dengan alat Laser dioda photocoagulator di RSD
Balung Jember, dimana variabel penelitian ini merujuk pada langkah-langkah perhitungan
Cost benefit analysis, yaitu antara lain 1) Identifikasi unsur manfaat (benefit) dan biaya
(cost) pada masingmasing usulan program; 2) Memberi nilai dari setiap unsur manfaat
(benefit) dan biaya (cost) pada masing-masing usulan program dengan besaran nominal; 3)
Menghitung nilai sekarang (present value) dari manfaat (benefit) dan biaya (cost) pada
masing-masing usulan program; 4) Menghitung rasio benefit-cost (BCR) dari masing-
masing usulan program; 5) Membandingkan hasil perhitungan rasio benefit-cost dari
masing-masing usulan program; 6) Identifikasi rasio terbesar dari perhitungan rasio benefit-
cost pada masing-masing usulan program.

3.2 Metode Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kuantitatif. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer, yang berisi mengenai data

Universitas Jenderal Achmad Yani


biaya-biaya yang tergolong unsur biaya (cost) dan unsur manfaat (benefit), dan data
sekunder yang berisi data-data nominal yang didaperoleh dari hasil studi dokumentasi.
Analisis data dilakukan dengan mengacu pada perhitungan Cost Benefit Analysis.

3.3 Hasil Penelitian


1. Identifikasi Unsur Manfaat (benefit) dan Biaya (cost) Pada Kedua Usulan
Program di RSD Balung Jember

Tabel 3.1 Hasil Identifikasi Unsur Manfaat (benefit) dan Unsur Biaya (Cost) Pada
Usulan Pembelian Alat CT-Scan di RSD Balung Jember

Tabel 3. 2 Hasil Identifikasi Unsur Manfaat (benefit) dan Unsur Biaya (Cost) Pada
Usulan Pembelian Alat Laser dioda photocoagulator di RSD Balung Jember

Universitas Jenderal Achmad Yani


2. Penentuan Nilai Setiap Unsur Manfaat (benefit) dan Biaya (cost) dari Kedua
Usulan Program di RSD Balung Jember Dengan Besarnya Nilai Nominal

Tabel 3.3 Besaran Nominal Unsur Biaya (cost) dan Unsur Manfaat (benefit) Pada
Usulan Pembelian Alat CT-Scan Pada Tahun ke-0

Tabel 3.4 Besaran Nominal Unsur Biaya (cost) dan Unsur Manfaat (benefit) Pada
Usulan Pembelian Alat Laser dioda photocoagulator Pada Tahun ke-0

3. Perhitungan Nilai Sekarang (Present value) dari Manfaat (benefit) dan Biaya
(cost) dari Kedua Usulan Program di RSD Balung Jember

Menggunakan tingkat inflasi sebesar 8,79% maka berikut hasil perhitungan


Present value, dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini:
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Nilai Sekarang (Present value) dari Manfaat (benefit)
dan Biaya (cost) Pada Usulan Pembelian Alat CT-Scan RSD Balung Jember

Universitas Jenderal Achmad Yani


Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Nilai Sekarang (Present value) dari Manfaat (benefit)
dan Biaya (cost) Pada Usulan Pembelian Alat Laser dioda photocoagulator RSB
Balung Jember

4. Perhitungan Rasio Benefit-Cost dari Masing-Masing Usulan Program di RSD


Balung Jember

Setelah didapat present value untuk unsur biaya dan manfaat pada masing-masing
usulan program, maka langkah selanjutnya adalah menghitung rasio benefit-cost. Rasio
benefit-cost didapat dengan membagi antara antara present value benefit dibagi dengan
present value cost. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh nilai rasio benefit-cost
untuk usulan pembelian alat CT-Scan sebesar 0,078 dan untuk usulan pembelian alat
Laser dioda photocoagulator adalah sebesar 0,858.

5. Perbandingan Hasil dari Perhitungan Rasio Benefit-Cost dari Masing-Masing


Usulan Program di RSD Balung Jember
Hasil perbandingan kedua usulan program yaitu usulan pembelian alat CT-Scan yang
memiliki rasio sebesar 0,078, dan usulan pembelian alat Laser dioda photocoagulator
yang memiliki rasio sebesar 0,858, diketahui bahwa besar rasio usulan pembelian alat
Laser dioda photocoagulator memiliki nilai rasio yang lebih besar dibandingkan nilai
rasio usulan pembelian alat CT-Scan. Berdasarkan kriteria rasio benefit-cost maka dapat
diambil kesimpulan bahwa usulan pembelian alat Laser dioda photocoagulator dipilih

Universitas Jenderal Achmad Yani


untuk diprioritaskan terlebih dahulu karena berdasarkan nilai rasionya, usulan
tersebutlah yang memiliki manfaat lebih besar.

3.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, hasil identifikasi unsur biaya
(cost) antara lain, biaya investasi yang terdiri dari biaya bangunan, tanah dan harga beli alat,
Biaya operasional tetap yang terdiri dari biaya pegawai, biaya ATK (Alat Tulis Kantor),
biaya BHP (Bahan Habis Pakai), biaya pemeliharaan bangunan, biaya pemeliharaan alat,
biaya umum (listrik, air, telepon) dan Biaya operasional tetap variabel. Untuk unsur manfaat
(benefit) terdiri dari pendapatan rumah sakit dari layanan CT-Scan dan layanan tindakan
fotokoagulasi laser.
Pada usulan pembelian alat Laser dioda photocoagulator, pada unsur biaya (cost)
tidak memasukkan Biaya operasional tetap variabel karena belum dilakukannya perhitungan
unit cost di RSD Balung sehingga pihak poli mata sendiri masih belum dapat memecah
biaya yang dibebankan ke pasien. Pada penelitian terdahulu mengenai Cost benefit analysis
rencana pengembangan alat diagnostic Panoramic X-ray di RSD Balung, unsur biaya (cost)
didalamnya terdiri dari biaya pengadaan yang dalam hal ini dapat digolongkan sebagai biaya
investasi, biaya tetap, dan Biaya operasional tetap. Terdapat sedikit perbedaan dalam
penggolongan biaya pada penelitian tersebut. Penelitian lain yang juga mengangkat
mengenai Cost benefit analysis, unsur biaya (cost) dalam rencana program yang diteliti juga
tidak memasukkan Biaya operasional tetap variabel dalam penelitiannya. Hal ini
menunjukkan adanya perbedaan dalam penamaan macam-macam biaya yang masuk ke
dalam unsur biaya (cost). Namun setelah dibandingkan masing-masing jenis biaya tersebut
ternyata pada dasarnya substansi yang ada di dalam macam-macam biaya tersebut adalah
sama sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan dalam penggolongan unsur-unsur
biaya dan manfaat antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu.
Pada penentuan nilai setiap unsur biaya dan unsur manfaat dengan besaran nilai
nominal, selisih antara total cost dengan total benefit adalah sebesar Rp 43.998.462.011
dimana total cost lebih besar dari total benefit. Kemudian pada usulan pembelian alat Laser
dioda photocoagulator didapat total cost sebesar Rp 4.107.638.126 dan total benefit sebesar
Rp 4.944.625.000. Selisih antara total cost dengan total benefit adalah sebesar Rp
836.986.874 dimana total benefit lebih besar dari total cost. Pada penelitian terdahulu yang
dilakukan, selisih biaya antara total cost dan total benefit adalah sebesar Rp 202.576.400,
lebih besar pada total benefit. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan selisih antara total

Universitas Jenderal Achmad Yani


cost dan total benefit makin besar dimana nilai total benefit lebih besar dari total cost maka
kemungkinan usulan tersebut dapat diambil sangat besar.
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan, hasil perhitungan present
value pada usulan pembelian alat CT-Scan, unsur biaya (cost) didapat sebesar Rp
36.185.989.149 dan unsur manfaat (benefit) sebesar Rp 2.858.641.181. Kemudian pada
usulan pembelian alat Laser dioda photocoagulator, nilai present value unsur biaya (cost)
didapat sebesar Rp 3.115.235.221 dan untuk unsur manfaat (benefit) sebesar Rp
3.034.003.845. Dalam penelitian ini menggunakan laju inflasi sebesar 8,79%, didapat selisih
antara PV(C) dan PV(B) pada usulan pembelian alat CT-Scan adalah sebesar Rp
33.327.347.960 dimana PV(C) lebih besar dibandingkan PV(B). Pada usulan pembelian alat
Laser dioda photocoagulator selisih antara PV(C) dengan PV(B) adalah sebesar Rp
503.448.359 dimana PV(C) lebih besar dibandingkan PV(B). Pada penelitian terdahulu yang
telah dilakukan, diketahui menggunakan laju inflasi sebesar 10% didapat besar PV(C) yaitu
2.350.254.866 dan PV(B) sebesar 2.326.013.218, sehingga selisih antara PV(C) dengan
PV(B) adalah sebesar 1,03% dimana nilai PV(C) lebih besar dari PV(B). Berdasarkan
perbandingan antara penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian terdahulu, maka
tidak ada perbedaan antara selisih PV(C) dengan PV(B). Keduanya sama-sama memiliki
nilai selisih dimana nilai PV(C) lebih besar dibandingkan dengan PV(B) sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan selisih antara penelitian ini dengan penelitian
terdahulu.
Hasil perhitungan rasio benefit-cost pada masing-masing usulan program antara lain,
untuk usulan pembelian alat CT-Scan meminiliki nilai BCR sebesar 0,078 dan pada usulan
pembelian alat Laser dioda photocoagulator memiliki nilai BCR sebesar 0,858. Rasio
benefit-cost didapat dari hasil pembagian antara total present value manfaat dengan present
value biaya. Pada penelitian terdahulu yang telah dilakukan, sama-sama menghitung rasio
benefit-cost nya. Namun dari penelitian-penelitian terdahulu tersebut selain menghitung
rasio benefit-cost juga menghitung NPV, IRR dan payback periode dari usulan program
yang diteliti. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan dalam perhitungan beberapa indikator
yang ada dalam Cost benefit analysis. RSD Balung tengah memilih prioritas program
manakah yang harus didahulukan, sehingga pada penelitian ini hanya berfokus pada
pengambilan keputusan dengan menggunakan pendekatan rasio benefit-cost (BCR).
Hasil perbandingan nilai BCR antara usulan pembelian alat CT-Scan sebesar 0,078
dan usulan pembelian alat Laser diodaphotocoagulator sebesar 0,858 menunjukkan bahwa
nilai BCR untuk usulan pembelian alat Laser dioda photocoagulator memiliki nilai yang

Universitas Jenderal Achmad Yani


paling besar. Sesuai dengan kriteria rasio benefit-cost, maka nilai BCR usulan pembelian
alat Laser dioda photocoagulator berada dalam posisi ≥ 1 artinya usulan tersebut memiliki
nilai kemanfaatan lebih besar dibandingkan dengan usulan yang lain, sehingga usulan inilah
yang harus diprioritaskan. dibandingkan usulan pembelian alat CT-Scan.

Universitas Jenderal Achmad Yani


BAB IV
KESIMPULAN

4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan rasio benefit-cost, didapat rasio yang paling besar
adalah pada usulan pembelian alat Laser dioda photocoagulator yaitu 0,858 sehingga
rekomendasi yang dapat diberikan adalah dengan memprioritaskan pembelian alat Laser
dioda photocoagulator terlebih dahulu daripada pembelian alat CT-Scan.

Universitas Jenderal Achmad Yani


DAFTAR PUSTAKA

Agus, P. & Puyani. 2011. Ekonomi Teknik.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Campbell, H. & Ricard B. 2003. Benefit-Cost Analysis Financial and Economics


Apraisal Using Spreadsheet. New York: Cambrige Press.

Jannah, N., Apriliani, I., Astuti, D. R dan Yuli. 2018. Cost Benefit Analysis. Jakarta :
Fakultas Farmasi Institut Sains dan Teknologi Nasional.

Kompas. Retinopati diabetik, Penyebab Utama Kebutaan Diabetes [Internet]. [Place


unknown]: Harian Kompas; 2008 [diakses 30 November 2019]. Available from:
http://nasional.kompas.com/read/2008/08/15/%2005344587/retinpati.diabetik.penyeba
b utama.kebutaan.diabetesi

Money, Arthur Remenyi, Dan, and Michael Sherwood-Smith. 2002. The Effective
Measurement and Management of IT Costs an Benefits, 2nd Edition.
Butterworth-Heinemann, Britain.

Nuryadi A. 2009. Cost Benefit Analysis (CBA) dalam Pengadaan Alat CT-Scan Antara
Pembelian Tunai Dibandingkan Sistem KSO di RS Siti Khodijah Sepanjang. Skripsi.
Surabaya: FKM Universitas Airlangga.

Prasetya F. 2012. Modul Ekonomi Publik Bagian VI: Analisis Biaya dan Manfaat. Malang:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Sabarguna B. 2004. Manajemen Keuangan Rumah Sakit. Yogyakarta: Konsorsium


Rumah Sakit Islam Jateng-DIY.

Sanchez RJ, et al. 2005. Exogenous Manganous Ion at Millimolar Levels Rescues All Known
Dioxygen-Sensitive Phenotypes of Yeast Lacking CuZnSOD. J Biol Inorg Chem
10(8):913-23.

Sanjaya. Retinopati Diabetika, P2KB Perdami Jawa Tengah [Internet]. 2010 [diakses 30
November 2019]. Available from : http://p2kb.wordpress.com/2010/05/10/referati-
retinopati-diabetika

Suparmoko, M. 1989. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Yogyakarta:


BPFE.

Tjiptoherihanto P, Soesetyo B. 1994. Ekonomi Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Trinantoro L. 2006. Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi Dalam Manajemen Rumah


Sakit. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Universitas Jenderal Achmad Yani


Vogenberg, R.F. 2001. Introduction to Applied Pharmacoeconomics. New York: McGraw –
Hill. Medical Publishing Division.

Wuryandari G. 2010. Cost-Benefit Rasio Rencana Pengembangan Alat Diagnostik


Panoramic X-Ray di RSD Balung Tahun 2010. Surabaya: FKM Universitas Airlangga.

Universitas Jenderal Achmad Yani

Anda mungkin juga menyukai