TUGAS CJR
Disusun oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala berkat dan karunia-Nya
penulisan CJR ini dapat terselesaikan dengan baik dan maksimal tepat pada waktunya.
Adapun penyusunan CJR ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Sosial
dan Budaya Dasar yang diampu oleh Bapak Drs. Nelson Tarigan, M.Si.
Penulis berharap makalah ini dapat digunakan seperlunya sebagaimana bagi pembaca
bila hendak menjadikan referensi untuk membandingkan isi dua jurnal atau lebih tentang
materi Urbanisasi.
Penulis selaku manusia biasa menyadari bahwa dalam penulisan Critical journal
review ini masih memiliki banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca supaya penulis
dapat memperbaikinya.
Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pembaca atas perhatian
dan partisipasinya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
CJR (Critical Journal Review) adalah sebuah kegiatan meriview dan mengkritisi sebuah
Jurnal. Hal ini dilakukan agar kita memiliki keinginan untuk berfikir kritis. Dalam
perkuliahan, kegiatan CJR diberikan agar mahasiswa mempunyai keinginan untuk membaca
dan berfikir sistematis dan kritis serta dapat memberikan pendapat mengenai tulisannya.
Adapun manfaat dari penulisan Critical Jurnal Riview adalah untuk menambah wawasan
mengenai pembuatan CJR, untuk memperbaiki isi jurnal dalam percetakan selanjutnya,
menumbuhkan pola kreatifitas dalm membandingkan atara jurnal yang satu dengan jurnal yag
lain.
a. Jurnal Utama
1
b. Jurnal Pembanding
2
BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL
Urbanisasi dan kemiskinan merupakan dua aspek penting yang berkaitan erat dengan
tujuan pembangunan berkelanjutan. Urbanisasi merupakan proses pembangunan yang
melibatkan berbagai factor multidimensional baik demografi, sosial, ekonomi, hingga
geografis wilayah dan fenomenanya ditandai dengan kejadian pemusatan penduduk pada
kawasan perkotaan, kemudian diikuti dengan modernisasi aspek-aspek kehidupan lainnya
sebagai akibat dari pengkotaan (Liu et al., 2014). Umumnya, fenomena urbanisasi terjadi
lebih intensif di negara-negara berkembang salah satunya seperti Indonesia (Chauvin et al.,
2017). World Bank (2018) menyatakan bahwa urbanisasi mampu menurunkan tingkat
kemiskinan melalui peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita.
Urbanisasi di Indonesia belum mampu menyejahterakan para pelakunya maupun daerah
yang menjadi tujuan urbanisasi. Setiap 1% pertumbuhan urbanisasi di Indonesia hanya
mampu meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita sebesar 4%. Rendahnya
manfaat ekonomi yang dihasilkan dari fenomena urbanisasi di Indonesia pada akhirnya hanya
mengubah penduduk miskin desa menjadi miskin kota.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh urbanisasi terhadap penurunan
kemiskinan di Indonesia, baik secara agregat wilayah maupun pada tingkat perdesaan dan
perkotaan sebagai daerah asal dan daerah tujuan urbanisasi.
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder hasil publikasi
Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Bentuk data berupa data panel (pooled data) yaitu
gabungan antara data time series selama 18 tahun (tahun 2000-2018) dan data cross section 34
provinsi di Indonesia. Dan analisis data dilakukan dengan teknik regionalisasi wilayah, Indeks
Primasi, Kurva Lorenz, Sistem Informasi Geografis (SIG), dan regresi linear sederhana.
Hasil pada penelitian ini menemukan adanya pengaruh positif urbanisasi terhadap
peningkatan pendapatan per kapita secara agregat wilayah di Indonesia selama periode tahun
2000-2018. Sebaliknya tingkat urbanisasi memiliki hubungan negatif terhadap jumlah
penduduk miskin perdesaan. Setiap terjadi pertambahan variabel persentase penduduk
perkotaan sebesar satu unit, maka rata-rata variabel PDB/kapita akan bertambah 0,466,
kemudian diikuti pula dengan pertambahan rata-rata variabel jumlah penduduk miskin
perkotaan sebesar 0,447 dan pengurangan rata-rata variabel jumlah penduduk miskin
perdesaan sebesar 0,705.
Terdapat beberapa hal yang penting untuk menjadi perhatian Pemerintah Indonesia dalam
upaya optimalisasi potensi urbanisasi dan perwujudan tujuan pembangunan berkelanjutan
khususnya “No Poverty”. Pertama, perbedaan tingkat urbanisasi di Indonesia disebabkan
adanya ketimpangan pembangunan yang dibentuk oleh kebijakan-kebijakan bias kota. Kedua,
pemerataan fasilitas pelayanan dasar menjadi penting agar perpindahan penduduk bukan lagi
disebabkan kurangnya fasilitas pelayanan di perdesaan melainkan karena peluang untuk
berkembang yang ditawarkan perkotaan. Ketiga, peningkatan konektivitas antarwilayah
melalui investasi sarana-prasarana transportasi untuk mendorong pemerataan pembangunan di
Indonesia (World Bank, 2019). Keempat, menjadikan pertumbuhan ekonomi bermanfaat bagi
3
penduduk miskin Indonesia sebagaimana tertuang dalam RPJMN Tahun 2015-2019. Kelima,
kemiskinan di Indonesia merupakan fenomena multidimensional yang dipengaruhi banyak
faktor. Upaya peningkatan pendapatan penduduk miskin belum tentu mampu menyelesaikan
kemiskinan di Indonesia. Pemerintah perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusia
melalui pendidikan, kesehatan, serta perlindungan sosial.
Urbanisasi adalah suatu fenomena yang paling berpengaruh dalam isu – isu demografi
di Negara – Negara dengan pendapatan rendah hingga menengah (Naylor & Falcon, 2000).
Suatu Negara yang berkembang akan mengalami restrukturisasi mulai dari meninggalkan
sektor pertanian dan memulai proses urbanisasi (Christiaensen & Todo, 2014). Secara
universal, urbanisasi dipandang sebagai indikasi langsung dari modernisasi, perkembangan
dan pertumbuhan ekonomi (Potter & Lloyd-Evans, 1998). Pada Negara – Negara berkembang
atau yang biasa disebut sebagai Negara dunia ketiga, urbanisasi merupakan wujud nyata dari
terjadinya pertumbuhan ekonomi dan modernisasi. Negara – Negara tersebut akan mulai
meninggalkan sektor pertanian kemudian bergerak menuju sektor industri karena masuknya
teknologi dan investasi.
Jalur transportasi juga membuat perbedaan dari tingkat urbanisasi yang terjadi di
Pulau Jawa. Keberadaan jalur pantura yang menjadi jalur utama transportasi di Pulau Jawa
membuat kawasan pesisir utara berkembang jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan pesisir
selatan. Urbanisasi yang membawa serta modernisasi dan investasi memberikan dampak yang
begitu besar. Terbukanya lapangan kerja baru, berkembangnya industri, bertambahnya
pendapatan, pertumbuhan ekonomi menjadi wujud nyata dari urbanisasi yang terus terjadi di
kawasan pantura, namun di sisi lain juga terdapat dampak negatif yang ditimbulkan,
diantaranya adalah kerusakan lingkungan karena limbah industri, munculnya permukiman
kumuh, dan terdapat konsentrasi sumber daya di kota – kota besar sehingga berujung pada
kemiskinan yang tidak menurun secara signifikan dan cenderung bertambah
Jumlah kemiskinan terbesar terletak di Kabupaten Brebes yang pada tahun 2013,
kemiskinannya mencapai 324.291 jiwa atau mencapai 23% dari keseluruhan penduduknya.
Disusul oleh kabupaten Pemalang yang proporsi penduduk miskinnya mencapai 20% dari
4
keseluruhan penduduknya. Dapat terlihat jelas bahwa terdapat perbedaan yang cukup
signifikan antara kemiskinan yang ada di kawasan pedesaan dan yang ada di kawasan
perkotaan.
Yang terakhir adalah Kuadran IV. Secara keseluruhan dapat terlihat bahwa kinerja
pengurangan kemiskinan di kedua kabupaten ini yaitu Kabupaten Batang dan Kabupaten
Brebes cukup baik walau belum ditopang oleh keberadaan urbanisasi dan pertumbuhan
ekonomi yang secara keseluruhan cenderung di bawah rata – rata.
Pada akhirnya dapat diambil kesimpulan bahwa, urbanisasi yang ada di Wilayah Eks
Karesidenan Pekalongan, memiliki keterkaitan yang cukup erat dengan pengurangan
kemiskinan. keterkaitan keduanya, berjalan dengan suatu hubungan dimana ketika kawasan
perkotaan di Wilayah Eks Karesidenan Pekalongan, khususnya pada Kota Pekalongan dan
Kota Tegal, memiliki tingkat urbanisasi yang begitu cepat namun belum mampu mengurangi
kemiskinan secara signifikan. Berbeda halnya dengan kabupaten lainnya yang memiliki
tingkat urbanisasi lebih rendah atau dapat dikatakan urbanisasi berjalan perlahan, malah
mampu mengurangi angka kemiskinan cukup signifikan seperti pada Kabupaten Tegal dan
Kabupaten Brebes.
5
BAB III
PEMBAHASAN
Jurnal Utama
- Informasi mengenai materi yang dibahas disajikan secara terperinci dan lengkap.
- Mencantumkan gambar kurva dan peta tingkat urbanisasi di wilayah indonesia yang menjadi
sumber analisis data sehingga sangat mendukung pembaca untuk memahami maksud setiap
isi jurnal.
- Bahasa yang digunakan pada jurnal mudah untuk dipahami.
Jurnal Pembanding
- Jurnal ini menggunakan kalimat yang efektif , menggunakan kata-kata yang mudah
dipahami sehingga pembaca tidak mudah bosan saat membaca.
- Jurnal tersebut juga memiliki banyak referensi baik dari buku maupun jurnal dan juga
memaparkan tabel hasil pengamatan.
Jurnal Utama
- Kekurangan pada jurnal ini adalah kurangnya penjelasan tentang cara atau metode dalam
menganalisis permasalahan tersebut sehingga yang disampaikan hanya hasil terakhirnya saja.
6
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah kami mereview jurnal tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa Urbanisasi ini
bertujuan untuk mengurangi kemiskinan bagi masyarakat pedesaan. Adapun jurnal yang kami
review sudah sangat baik untuk digunakan sebagai bahan bacaan meskipun masih banyak
kekurangan yang harus diperbaiki. Dalam pembuatannya dapat menambah pengetahuan kita
semua tentang materi urbanisasi.
4.2 Saran
Kedua jurnal tersebut dapat direkomendasikan kepada para pembaca sebagai bahan
bacaan atau literasi dalam pencarian materi mengenai urbanisasi
7
DAFTAR PUSTAKA