Anda di halaman 1dari 10

CRITICAL BOOK

REVIEW

ILMU UKUR TANAH


SKOR :

NAMA :Santo Petrus Perangin angin


NIM :5223250026
DOSEN PEMGUMPUL : Dody Sibuea
MATA KULIAH : ILMU UKUR TANAH

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS NEGRI MEDAN
MEDAN
Oktober 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadiran TUHAN yang telah memberikan rahmat serta
karuniaNya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan crtical book review ini
yang tepat pada waktunya yang berjudul “Dasar- dasar pengukuran ‘’.Tidak lupa Penulis juga
berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas ini.
Critical book review ini berisikan tentang informasi ilmu ukur tanah.Penulis sebagai
penyusun critical book review ini agar dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang apa itu ukur tanah.
Penulis menyadari bahwa crtical book review ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu Penulis
harapkan demi kesempurnaan critical book review ini.
Akhir kata, Penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan critical book review ini dari awal sampai akhir. Semonga
Tuhan senantiasa meyertai segala urusan kita.

Medan, 14 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii


BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1 LATAR BELAKANG .........................................................................................1


1.2 TUJUAN ........................................................................................................ 1
1.3 MANFAAT .................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 3
2.1 INDETITAS BUKU ......................................................................................... 3
2.2 RINGKASAN PERBAB ...................................................................................4
2.3 KEUNGGULAN, KELEMAHAN DAN PERBEDAAN ....................................... 24
BAB III PENUTUP ....................................................................................................26

3.1 KESIMPULAN.............................................................................................. 26
3.2 SARAN ......................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 27
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Ilmu ukur tanah merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan menganalisis bentuk
topografi permukaan bumi beserta obyek-obyek di atasnya untuk keperluan pekerjaan
pekerjaan konstruksi. Ilmu Ukur Tanah menjadi dasar bagi beberapa mata kuliah lainnya
seperti rekayasa jalan raya, irigasi, drainase dan sebagainya.
Dalam kegiatan hibah pengajaran ini. Misalnya semua pekerjaan teknik sipil tidak lepas
dari kegiatan pengukuran pekerjaan konstruksi seperti pembuatan jalan raya, saluran
drainase, jembatan, pelabuhan, jalur rel kereta api dan sebagainya memerlukan data hasil
pengukuran agar konstruksi yang dibagun dapat dipertanggung jawabkan dan terhindar dari
kesalahan konstruksi. Ilmu ukur tanah atau Geodesi bertujuan mengukur bagian-bagian dari
permukaan bumi, kalau panjang bagian tidak melebihi kira-kira 50 km, maka pekerjaan
tersebut disebut Geodesi rendah.
Pada Geodesi rendah yang dipentingkan hanya penentuan titik-titik dari tingkat rendah,
sehingga titik itu dapat dibayangkan dan digambarkan pada suatu bidang datar yaitu peta.
1.2 TUJUAN
Untuk mengetahui apa itu ilmu ukur tanah, bagaimana cara kerjannya, apa saja alat yang
digunakan, bagaimana cara kerja di lapangan dan bagaimana cara menggunakannya.

1.3MANFAAT
Kita jadi tahu apa dari pengertian ilmu ukur tanah, ilmu ukur tanah adalah sebuah
metode pengukuran titik-titik dengan memanfaatkan jarak dan sudut di antara setiap titik
tersebut pada suatu wilayah dengan cermat.
Berbagai titik tersebut biasanya adalah permukaan bumi dan digunakan untuk
membuat sebuah peta, batas wilayah suatu lahan, lokasi konstruksi, dan tujuan lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 INDENTITAS BUKU

Buku utama :
Judul buku : Ilmu dan Alat Ukur Tanah
Pengarang : Ir. Heinz Frick
Penerbit : Kanisius
Tahun terbit : 1979
Kota terbit : Jakarta
Tebal Buku : 178 halaman
Ukuran : 18x25 cm

ISBN : 979-413-230-6

Buku Kedua (Buku pendamping) :

Judul buku : Teori dan Praktek Ukur Tanah


Pengarang : Muchidin noon dan D.Hidayat
Penerbit : Depenbud

Tahun terbit : 1979


Kota terbit : Jakarta Tebal
Buku : 105 halaman
2.1 RINGKASAN BAB I
BAB I Pengukuran dengan alat penyipat datar.
1.1Pengetahuan dasar
Menyipat datar adalah menentukan atau mengukur beda tinggi antara dua titik atau
lebih. Ketelitian penentuan ukuran tergantung pada alat-alat yang digunakan serta pada
ketelitian pengukuran dan yang dapat dilaksanakan. Biasanya kayu sipat merupakan alat
pertolongan yang paling sederhana pada penentuan beda tinggi beberapa titik tertentu.
1.2. Alat penyipat datar
Jikalau kita ingin menentukan beda tinggi pada jarak jauh dengan teliti.Garis bidik harus
kita tentukan dengan suatu alat bidik yang teliti tanpa ada paralaks dan untuk membaca
mistar diperlukan sebuah teropong. Atas dasar dua ketentuan ini dikonstruksikan semua
alat penyipat datar.
Alat-alat penyipat datar yang sederhana terdiri dari sebuah teropong dengan garis
bidiknya (garis vizier) dapat dibuat horizontal dengan sebuah nivo tabung. Untuk mencari
sasaran sembarang feliling alat penyipat datar, maka teropong dan niveau tabung dapat di
sumbu pertama yang dapat diatur pada tiga sekrup pendatar. dengan sekrup penyetel fokus
bayangan rambu ukur dapat di setel. Dengan sekrup penggerak horisontal bayangan dapat
disetel tajam.
1.3 Memeriksa dan mengatur alat peyipat datar.
Statif (kaki tiga) dibuat dari kayu yang kering dan dicat kuning dihubungkan dengan alat-
alat sambungan besi. Karena oleh pengaruh iklim dan suhu sambungan - sambungan tsb,
mungkin sedikit longgar. Walaupun mungkin alat penyipat datar dalam keadaan baik, hasil
atau nilai sipatan menjadi buruk jika laustatif itu goyah.
Karena itu semua baut dan mur nemikian rupa, sehingga kaki yang di buat dari kayu
menjadi kaku pada sambungan kepala dan baut memungkinkan penyetelan kekerasan
penggerak engsel antara kaki tiga dan kepalanNYA.
Pada alat penyipat datar kita lakukan 'pengaturan nivo' hanya jikalau kesalahan yang terjadi
begitu besar, sehingga mengganggu bayangan. Kesalahan yang kecil dapat diabaikan atas
dasar peraturan yang masuk akal.
1.4. Teknik Penyipatan datar
Cara ini juga dapat dinamakan 'menyipat datar dari tengah-tengah dan dapat dilakukan
sebagai pengetahuan dasar pada menyipat datar memanjang. Bila kita ingin mengetahui
tinggi titik-titik yang diletakkan di sekitar titik yang ditempati oleh alat penyipat datar kita
menyipat datar pada bidang.
1.5. Menyipat datar memanjang
Cara menyipat datar ini sering dilakukan pada jarak yang jauh. Pada peristiwa ini kita
harus merakukan kontror yang mantap. Kontrol ini tidak hanya menemukan kekeliruan
dalam pembacaan melainkan juga membuktikan ketelitian penguku ran- pengukuran kita.
Jikalau kita tidak mengetahui tinggi dua titik yang berjauhan jaraknya.Maka kita
menyipat datar bolak-balik. Hasil pengurangan jumlah R dan jumlah V sebetulnya harus
menjadi nol. Tetapi pada prakteknya akan selalu terjadi perbedaan kecil. Kesalahan akhir ini
terdiri dari kesalahan yang sistematis dankesalahan yang kebetulan, kesalahan-kesalahan
yang tidak dapat dihindarkan.
1.6. Menyipat datar Pada bidang
Jikalau kita ingin mengetahui keadaan tinggi rendahnya suatu daerah dapat kita
menyipat sebanyak mungkin titik-antara sekeliling alat penyipat datar.
Pada nivo tabung yang horisontal garis bidik pada waktu teropong diputar pada sumbu
pertama membentuk suatu bidang yang horisontal pada tinggi garis bidik. Tinggi garis bidik
kita dapatkan dengan menjumlahkan tinggi titik P dengan tinggi alat penyipat datar J.Jikalau
kita kemudian mengurangi hasil ini dengan misalnya pembacaan rambu ukur V2, maka hasil
pengurangannya menjadi tinggi titik-titik dsb. Titik-titik dengan tinggi diatas bidang tinggi
garis bidik tidak dapat diukur. Garis potong bidang tinggi garis bidik atau suatu bidang
horisontal lain dengan lapangan yang miring kita namakan garis-garis kontur
2.3 KEUNGGULAN, KELEMAHAN DAN PERBEDAANKEUNGGULAN BUKU :
Materi yang disampaikan kedua buku cukup jelas, kedua buku cukup mendetail dalam isi
dan materi yang disampaikan. Buku Heinz frick covernya berwarna biru sehingga menarik
untuk dilihat,
KELEMAHAN BUKU :
Buku Muchidin berwarna coklat putih, bukunya kurang menarik dilihat,mungkin
karena sudah lama, isi dari buku Muchidin pun bayak bersalahan dalam kata-kata sehingga
pembaca kebanyakan sulit memahami isinya. Sedangkan buku Heinz tidak diberi tahu
definisi – definisi yang mendetail tentang ilmu ukur tanah.
PERBEDAAN KEDUA BUKU :
Buku Ilmu dan alat ukur tanah dari Heinz Freick dan Teori dan praktek ukur tanah dari
Muchidin, memiliki perbedaan yaitu buku Heinz kurang banyak memberi kanapa saja alat-
alat ukur tanah, sedangkan buku Muchidin banyak memberikan contoh alat tapi alatnya
tidak nyata maksud dari tidak nyata ialah cuman sketsa saja jadi para pembaca tidak paham
bagaimana bentuk asli dari alat tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menjelaskan tentang pemahaman apa definisi dari alat penyipat datar, kita juga dapat
mengetahui apa saja alat-alat penyipat datar, mengatur dan memeriksa alat penyipat datar,
teknik penyipat datar, menyipat datar memanjang dan meyipat datar pada bidang. Alat
penyipat datar ada beberapa yaitu : waterpass, rambu ukur, dll. Fungsi dari alat ini ialah
untuk membuat peta lokasi suatu bagunan.
3.2 Saran
Semoga dengan penulisan critical book review ini dapat bermanfaat dan dijadikan
sebagai modal dalam mempelajari ilmu ukur tanah sebagai cara umtuk membuat peta
situasi.
DAFTAR PUSTAKA

Frick,Heinz,1979. lmu dan Alat Ukur Tanah. Jakarta. Kanisius

Anda mungkin juga menyukai