Anda di halaman 1dari 8

CRITICAL BOOK REVIEW

DISUSUN OLEH :

NAMA : RONAL STEPAN HARIANJA

NIM : 5193550027

KELAS : REGULAR C

DOSEN PENGAMPU : Drs. Edim Sinuraya, S.T., M.Pd

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugrah-Nya
saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report {CBR} ini dalam waktu yang telah
ditentukan

Dan tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yang telah memberi tugas
CBR ini dalam mata kuliah DASAR- DASAR PENGUKURAN dengan arahan dalam membuat
sebuah CBR yang baik.

Saya sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan tentang DASAR-DASAR PENGUKURAN. Saya menyadari sepenuhnya bahwa
dalam tugas ini terdapat beberapa kekurangan dan jauh dari apa yang saya harapkan.Untuk itu,saya
berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan
datang,mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga tugas ini dapat dipahami dan berguna bagi para pembacanya. Sebelumnya mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan .

Terima kasih

MEDAN,23 SEPTEMBER 2019

RONAL STEPAN HARIANJA


NIM: 5193550027
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................................

DAFTAR ISI .....................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................

A.Latar Belakang...........................................................................................................................

B.Tujuan Penulisan CBR...............................................................................................................

C.Manfaat CBR..............................................................................................................................

BAB II ISI BUKU .........................................................................................................................

A. INDENTITAS BUKU...........................................................................................................
B. RINGKASAN BUKU............................................................................................................

BAB III PEMBAHASAN BUKU ...................................................................................................

Kelebihan dan kekurangan isi buku................................................................................................

BAB IV PENUTUP ..........................................................................................................................

A. Kesimpulan...........................................................................................................................
B. Saran.....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Ilmu ukur tanah merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan menganalisis bentuk topografi
permukaan bumi beserta obyek-obyek di atasnya untuk keperluan pekerjaan pekerjaan konstruksi.
Ilmu Ukur Tanah menjadi dasar bagi beberapa mata kuliah lainnya seperti rekayasa jalan raya,
irigasi, drainase dan sebagainya.
Dalam kegiatan hibah pengajaran ini. Misalnya semua pekerjaan teknik sipil tidak lepas dari kegiatan
pengukuran pekerjaan konstruksi seperti pembuatan jalan raya, saluran drainase, jembatan,
pelabuhan, jalur rel kereta api dan sebagainya memerlukan data hasil pengukuran agar konstruksi
yang dibagun dapat dipertanggungjawabkan dan terhindar dari kesalahan konstruksi. Ilmu ukur tanah
atau Geodesi bertujuan mengukur bagian-bagian dari permukaan bumi, kalau panjang bagian tidak
melebihi kira-kira 50 km, maka pekerjaan tersebut disebut Geodesi rendah.
Pada Geodesi rendah yang dipentingkan hanya penentuan titik-titik dari tingkat rendah, sehingga titik
itu dapat dibayangkan dan digambarkan pada suatu bidang datar yaitu peta.
1.2 TUJUAN

Untuk mengetahui apa itu ilmu ukur tanah, bagaimana cara kerjannya, apa saja alat yang digunakan,
bagaimana cara kerja di lapangan dan bagaimana cara menggunakannya.
1.3 MANFAAT
Kita jadi tahu apa dari pengertian ilmu ukur tanah, ilmu ukur tanah adalah sebuah metode
pengukuran titik-titik dengan memanfaatkan jarak dan sudut di antara setiap titik tersebut pada suatu
wilayah dengan cermat.
Berbagai titik tersebut biasanya adalah permukaan bumi dan digunakan untuk membuat sebuah peta,
batas wilayah suatu lahan, lokasi konstruksi, dan tujuan lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 INDENTITAS BUKU
Judul buku : Ilmu dan Alat Ukur Tanah
Pengarang :Ir. Heinz Frick
Penerbit : Kanisius
Tahun terbit :1979
Kota terbit : Jakarta
Tebal Buku :178 halaman
Ukuran : 18x25 cm
ISBN : 979-413-230-6

COVER :

2.2 RINGKASAN BAB I


Pengukuran dengan alat penyipat datar.
 Pengetahuan dasar

Menyipat datar adalah menentukan atau mengukur beda tinggi antara dua titik atau lebih. Ketelitian
penentuan ukuran tergantung pada alat-alat yang digunakan serta pada ketelitian pengukuran dan
yang dapat dilaksanakan. Biasanya kayu sipat merupakan alat pertolongan yang paling sederhana
pada penentuan beda tinggi beberapa titik tertentu.

 Alat penyipat datar


Jikalau kita ingin menentukan beda tinggi pada jarak jauh dengan teliti. Garis bidik harus kita
tentukan dengan suatu alat bidik yang teliti tanpa ada paralaks dan untuk membaca mistar diperlukan
sebuah teropong. Atas dasar dua ketentuan ini dikonstruksikan semua alat penyipat datar.
Alat-alat penyipat datar yang sederhana terdiri dari sebuah teropong dengan garis bidiknya (garis
vizier) dapat dibuat horizontal dengan sebuah nivo tabung. Untuk mencari sasaran sembarang feliling
alat perryipat datar, maka teropong dan niveau tabung dapat di sumbu pertama yang dapat diatur
pada tiga sekrup pendatar. dengan sekrup penyetel fokus bayangan rambu ukur dapat disetel. Dengan
sekrup penggerak horisontal bayangan dapat disetel tajam.
 Memeriksa dan mengatur alat peyipat datar.
Statif (kaki tiga) dibuat dari kayu yang kering dan dicat kuning dihubung kan dengan alat-alat
sambungan besi. Karena oleh pengaruh iklim dan suhu sambungan - sambungan tsb, mungkin sedikit
longgar. Walaupun mungkin alat penyipat datar dalam keadaan baik, hasil atau nilai sipatan menjadi
buruk jikalau statif itu goyah.
Karena itu semua baut dan mur nemikian rupa, sehingga kaki yang dibuat dari kayu menjadi kaku
pada sambungan kepala dan baut memungkinkan penyetelan kekerasan penggerak engsel antara kaki
tiga dan kepalanya. Pada alat penyipat datar kita lakukan 'pengaturan nivo' hanya jikalau kesalahan
yang terjadi begitu besar, sehingga mengganggu bayangan. Kesalahan yang kecil dapat diabaikan
atas dasar peraturan yang masuk akal.
 Teknik Penyipatan datar
Cara ini juga dapat dinamakan 'menyipat datar dari tengah-tengah dan dapat dilakukan sebagai
pengetahuan dasar pada menyipat datar memanjang. Bila kita ingin mengetahui tinggi titik-titik yang
diletakkan di sekitar titik yang ditempati oleh alat penyipat datar kita menyipat datar pada bidang.
 . Menyipat datar memanjang
Cara menyipat datar ini sering dilakukan pada jarak yang jauh. Pada peristiwa ini kita harus
merakukan kontror yang mantap. Kontrol ini tidak hanya menemukan kekeliruan dalam pembacaan
melainkan juga membuktikan ketelitian pengukuran pengukuran kita.
Jikalau kita tidak mengetahuitinggi dua titik yang berjauhan jaraknya. Maka kita menyipat datar
bolak-balik. Hasil pengurangan jumlah R dan jumlah V sebetulnya harus menjadi nol. Tetapi pada
prakteknya akan selalu terjadi perbedaan kecil. Kesalahan akhir ini terdiri dari kesalahan yang
sistematis dan kesalahan yang kebetulan, kesalahan-kesalahan yang tidak dapat dihindarkan.
 Menyipat datar Pada bidang
Jikalau kita ingin mengetahui keadaan tinggi rendahnya suatu daerah dapat kita menyipat sebanyak
mungkin titik-antara sekeliling alat penyipat datar.
Pada nivo tabung yang horisontal garis bidik pada waktu teropong diputar pada sumbu pertama
membentuk suatu bidang yang horisontal pada tinggi garis bidik. Tinggi garis bidik kita dapatkan
dengan menjumlahkan tinggi titik P dengan tinggi alat penyipat datar J.Jikalau kita kemudian
mengurangi hasil ini dengan misalnya pembacaan rambu ukur V2, maka hasil pengurangannya
menjadi tinggi titik-titik dsb. Titik-titik dengan tinggi diatas bidang tinggi garis bidik tidak dapat
diukur. Garis potong bidang tinggi garis bidik atau suatu bidang horisontal lain dengan lapangan
yang miring kita namakan garis-garis kontur.

BAB III
PEMBAHASAN BUKU
 KEUNGGULAN BUKU :
Materi yang disampaikan pada buku cukup jelas, buku cukup mendetail dalam isi dan materi yang
disampaikan. Buku Heinz frick covernya berwarna biru sehingga menarik untuk dilihat.

 KELEMAHAN BUKU :

Pada buku Heinz kurang banyak memberikan apa saja alat-alat ukur tanah

Pada buku Heinz tidak diberi tahu definisi – definisi yang mendetail tentang ilmu ukur tanah.
BAB IV
PENUTUP
 Kesimpulan
Menjelaskan tentang pemahaman apa definisi dari alat penyipat datar, kita juga dapat mengetahui apa
saja alat-alat penyipat datar, mengatur dan memeriksa alat penyipat datar, teknik penyipat datar,
menyipat datar memanjang dan meyipat datar pada bidang. Alat penyipat datar ada beberapa yaitu :
waterpass, rambu ukur, dll. Fungsi dari alat ini ialah untuk membuat peta lokasi suatu bagunan.
 Saran
Semoga dengan penulisan critical book review ini dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai modal
dalam mempelajari ilmu ukur tanah sebagai cara untuk membuat peta situasi.
DAFTAR PUSTAKA
Frick,Heinz,1979. lmu dan Alat Ukur Tanah. Jakarta. Kanisius

Anda mungkin juga menyukai