Disusun oleh :
Syaiful Ahmad B.
Sertu Nav Nrp 117201
Penulis
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan ........................................................................................... 1
A. Kesimpulan ................................................................................. 23
B. Saran .......................................................................................... 23
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Global Positioning System atau yang lebih popular disebut dengan
GPS adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi untuk menentukan titik
lokasi. Sekitar sepuluh tahun yang lalu, pengguna dan penggunaan GPS
sangatlah jarang ditemukan karena memang pada saat tu belum terlalu
dibutuhka dan harganyapun relative mahal.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas dapat diambil beberapa pertanyaan yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan GPS geodetic/GPS pemetaan?
2. Bagaimana cara menggunakan GPS geodetic?
3. Bagaimana cara survey penentuan posisinya?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangannya?
5. Bagaimana proses penggunannya?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mendeskripsi GPS Geodetik.
2 Menjelaskan cara menggunakan GPS Geodetik.
3. Agar pembaca mengerti cara survey.
4. Menyebutkan kelebihan dan kekurangannya.
5. Menunjukkan proses penggunaan GPS Geodetik.
1
D. Manfaat Penulisan
Dalam pembuatan makalah kali ini kami selaku penulis sangat
mengharapkan agar kami dapat berbagi sedikit pengalaman yang telah
kami terima sehingga menjadi ilmu yang bermanfaat. Tentunya banyak
dari kita yang belum membaca secara detail tentang GPS Geodetik.
Sehingga dengan adanya makalah ini, referensi tentang GPS Geodetik
akan bertambah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Oleh karena itu, beberapa tempat yang jual GPS geodetik e-survei
menyatakan bahwa alat tersebut bisa digunakan untuk mengukur lahan
pada area pertanian dan perkebunan. Selain itu juga bisa dipakai untuk
menera posisi lahan padat vegetasi seperti hutan. Adapun lahan yang
diukur bisa mencapai tingkat keakuratan mulai dari 5 hingga 10 mm.
4
Setiap segmen bekerja secara simultan, rapi dan cepat untuk
menemukan fokus lokasi sehingga data yang didapatkan akurat, cepat
dan bisa dipertanggungjawabkan. Dari setiap satelit GPS geodetik
mengeluarkan pancaran sinyal gelombang di 2 frekuensi L band yang
disebut dengan istilah L1 dan L2. Frekuensi L 1 mencapai 1575,42 MHz,
adapun sinyal L2 berada pada frekuensi 1227,60 MHz. Dari sebuah info
jual GPS geodetik CHC didapatkan pengetahuan bahwa sinyal L1
memberikan 2 kode biner yang disebut dengan istilah kode P. P
merupakan kependekan dari Precise dan Private. Kode ini merupakan
kode yang sangat presisi dan tepat untuk menentukan sebuah titik ordinat.
Kode yang satu disebut kode C/A. C/A adalah kependekan dari
clear access dan coarse acquisition di mana menunjukkan bahwa kode
C/A tersebut jelas dan terakuisisi dengan baik. Adapun saat ini kode P
telah mengalami perubahan nama menjadi kode Y. Kode Y memiliki
struktur yang tidak disampaikan untuk umum. Mekanisme kerja GPS
geodetik tang terstruktur dan tersistematik ini menghasilkan data yang
akurat dan cepat.
5
Penentuan ini menggunakan dua alat penerima sinyal sehingga
diperoleh titik akurasi data yang tinggi. GPS mampu menunjukkan sebuah
posisi secara langsung dan diakses real time, namun bisa juga
menunjukkan sebuah posisi yang ditampilkan setelah diadakan
pengamatan. Dengan demikian pengguna dapat melihat sebuah posisi di
saat tertentu secara langsung seperti pada saat mencari sebuah lokasi.
6
Setelah semua dimasukkan, tekan LOG untuk memulai proses
pengambilan data. kemudian display akan menunjukan data-data yang di
rekam. data inilah yang membantu user dalam memutuskan apakah
observasi telah selesai atau masih harus dilanjutkan. Selama pengamatan
perlu diperhatikan hal-hal seperti jumlah satelit yang ditangkap, waktu
pengamatan, besarnya PDOP , karena hal ini akan sangat mempengaruhi
ketelitian yang dihasilkan pada proses pengambilan data tersebut. Perlu
diketahui pengukuran ketelitian atau Dilution of precision (DOP) adalah
proses mengukur kekuatan geometri satelit yang dikaitkan dengan jarak
dan posisi satelit di angkasa. DOP dapat memperbesar pengaruh
kesalahan satelit.
7
C. Survey Penentuan Posisi dengan GPS Geodetic
Survei penentuan posisi dengan menggunakan pengamatan satelit
GPS (survei GPS) adalah proses penentuan koordinat sejumlah titik
terhadap beberapa titik yang diketahui koordinatnya, dengan metode
penentuan posisi diferensial serta data pengamatan fase sinyal GPS.
Jaring titik kontrol geodetik orde-00 s/d orde-3 dan orde 4 (GPS) dibangun
dengan berbasiskan pada pengamatan satelit GPS.
8
Gambar 2 Sistem Penentuan Posisi Global, GPS
Pada saat ini, sistem GPS sudah sangat banyak digunakan orang
di seluruh dunia. Di Indonesia pun, GPS sudah banyak diaplikasikan,
terutama yang terkait dengan aplikasi-aplikasi yang menuntut informasi
tentang posisi. Pada dasarnya GPS terdiri atas tiga segmen utama, yaitu
segmen angkasa (space segment) yang terdiri dari satelit-satelit GPS,
segmen sistem kontrol (control system segment) yang terdiri dari station-
station pemonitor dan pengontrol satelit, dan segmen pemakai (user
segment) yang terdiri dari pemakai Global Positioning System termasuk
alat-alat penerima dan pengolah sinyal dan data GPS.
9
Gambar 3 Melakukan Survey Pemetaan
Perlu dicatat bahwa pada saat ini kode-P telah dirubah menjadi
kode-Y yang strukturnya dirahasiakan untuk umum. Dengan mengamati
sinyal-sinyal dari satelit dalam jumlah dan waktu yang cukup, seseorang
kemudian dapat memrosesnya untuk mendapatkan informasi mengenai
posisi, kecepatan, dan waktu, ataupun parameter-parameter turunannya.
10
Posisi yang diberikan oleh GPS adalah posisi tiga dimensi (X,Y,Z
ataupun L,B,h) yang dinyatakan dalam datum WGS (World Geodetic
System) 1984. Dengan GPS, titik yang akan ditentukan posisinya dapat
diam (static positioning) ataupun bergerak (kinematic positioning). Posisi
titik dapat ditentukan dengan menggunakan satu receiver GPS terhadap
pusat bumi dengan menggunakan metode absolute (point) positioning,
ataupun terhadap titik lainnya yang telah diketahui koordinatnya (monitor
station) dengan menggunakan metode differential (relative) positioning
yang menggunakan minimal dua receiver GPS, yang menghasilkan
ketelitian posisi yang relatif lebih tinggi.
11
Survei penentuan posisi dengan pengamatan satelit GPS (survei
GPS) secara umum dapat didefinisikan sebagai proses penentuan
koordinat dari sejumlah titik terhadap beberapa buah titik yang telah
diketahui koordinatnya, dengan menggunakan metode penentuan posisi
diferensial (differential positioning) serta data pengamatan fase (carrier
phase) dari sinyal GPS. Pada survey GPS geodetic, pengamatan GPS
dengan selang waktu tertentu dilakukan baseline per baseline dalam
suatu jaringan dari titik-titik yang akan ditentukan posisinya, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar berikut.
Patut dicatat di sini bahwa seandainya lebih dari dua receiver GPS
yang digunakan, maka pada satu sesi pengamatan (observing session)
dapat diamati lebih dari satu baseline sekaligus. Secara skematik proses
perhitungan koordinat titik-titik dalam jaringan GPS dapat ditunjukkan
dengan gambar. Dalam hal ini metode penentuan posisi diferensial
dengan data fase digunakan untuk menentukan vektor (dX,dY,dZ) dari
setiap baseline yang diamati. Penentuan vektor baseline ini umumnya
dilakukan dengan metode hitung perataan kuadrat terkecil (least squares
adjustment). Proses pelaksanaan suatu survey GPS geodetic oleh suatu
kontraktor (pelaksana), secara umum akan meliputi tahapan-tahapan :
perencanaan dan persiapan, pengamatan (pengumpulan data),
pengolahan data, dan pelaporan, seperti yang digambarkan secara
skematik pada gambar berikut.
12
Gambar 6 Tahapan umum pelaksanaan suatu survei GPS
13
Penggunaan hanya baseline-baseline bebas (non-trivial) yang
membentuk suatu jaringan (kerangka) yang tertutup; Pengamatan
beberapa baseline dalam suatu loop tertutup yang relatif tidak terlalu
besar; Pengamatan suatu baseline dua kali pada beberapa sesi
pengamatan yang berbeda (common baseline). Ini dilakukan biasanya
pada baseline yang panjang dan pada baseline-baseline yang
konektivitasnya pada suatu titik kurang kuat; dan Penggunaan beberapa
titik ikat yang tersebar secara baik dalam jaringan. Keempat strategi di
atas umumnya diterapkan secara simultan dalam pengamatan suatu
jaringan GPS, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut:
14
Gambar 8 Pengolahan data baseline GPS
15
Koordinat titik-titik yang didapatkan dari hitung perataan jaringan
GPS adalah koordinat kartesian tiga-dimensi (X,Y,Z) dalam datum WGS
1984. Seandainya pengguna menginginkan koordinat titik-titik tersebut
dalam datum dan sistem koordinat lainnya yang berbeda, maka diperlukan
suatu proses transformasi datum dan koordinat. Berkaitan dengan
pentransformasian koordinat titik-titik GPS ini, jenis transformasi yang
umum diperlukan dapat ditunjukkan pada Gambar berikut.
16
Survei geodetik dilakukan dalam beberapa tahapan proses yakni
proses perencanaan, pengumpulan dan penyimpanan informasi,
pengolahan informasi serta penyajian informasi. Dahulu survei geodetik
dilakukan secara konvensional. Akan tetapi seiring berjalannya waktu
survei geodetik kini banyak dilakukan dengan bantuan satelit.
17
Dengan menggunakan metode terestris, alat ini tidak terpengaruh
oleh kondisi topografi wilayah yang akan disurvei. Penentuan posisi
mengacu pada satu datum Global yakni datum WGS 84 yang telita dan
sangat mudah direalisasikan. Akurasi posisi yang sangat tinggi hingga
pada satuan milimeter. Penggunaan GNSS bebas tarif. Cenderung efektif
dan efisien khususnya dalam hal penggunaan waktu, besaran anggara,
serta tenaga yang dibutuhkan. Meminimalisir kecurangan dalam
pengukuran. Mudah diaplikasikan.
18
Apabila kordinat yang telah ditentukan tidak memungkin untuk
meletakkan tripod seperti di sungai atau didalam gedung, maka peletakan
tripod dapat digeser ke bagian yang memungkinkan untuk meletakkan
tripod dengan catatan surveyor mencatat jarak selisih antara kordinat asli
dengan posisi peletakan tripod.
19
Setelah semua pengaturan selesai maka selanjutnya masukkan
semua parameter-parameter dasar yang dibutuhkan seperti ID,
Description, unit, height, dll. Setelah semua parameter terpenuhi maka
anda dapat melakukan proses perekaman data yang dibutuhkan. Setelah
semua data telah direkam dan didownload, selanjutnya surveyor dapat
melakukan observasi terhadap data yang telah didapatkan untuk
menentukan apakan proses observasi telah sepenuhnya selesai atau
perlu dilakuan observasi lanjutan. Itulah cara sederhana penggunaan GPS
dalam pemetaan. Akan tetapi perlu diketahui bahwa penggunaan alat ukur
ini dapat berbeda-beda bergantung pada jenis atau merek GPS yang
digunakan.
20
Jika dibandingkan metode pengukuran konvensional, GNSS
mempunyai banyak kelebihan dan keuntungan. Baik dari segi operasional
maupun dari segi kualitas data yang disajikan. Sebelum hal itu dijelaskan
lebih lanjut, ada baiknya dalam postingan kali ini kita membahas beberapa
konsep dasar tentang posisi dan sistem koordinat serta metode dalam
penentuan posisi. Posisi suatu titik biasanya dinyatakan dengan koordinat
(dua dimensi atau tiga dimensi) yang mengacu pada suatu sistem
koordinat tertentu. Sistem koordinat sendiri didefinisikan dengan
menspesifikasi dari tiga macam parameter, diantaranya: Lokasi titik nol
dari sistem koordinat, Orientasi dari sumbu sumbu koordinat
21
Hanya saja disini terdapat beberapa perbedaan, pada receicver
tipe pemetaan data yang direkam dipindahkan atau didownload ke
komputer untuk proses lebih lanjut. Oleh sebab itu, tidak seperti tipe
navigasi, receiver tipe pemetaan dapat digunakan untuk penentuan posisi
secara diferential. Penjelasan tentang tipe tipe penentuan posisi akan kita
babar lebih lanjut di postingan selanjutnya. Dalam hal ini, ketelitian yang
dapat diperoleh adalah sekitar 1-2 meter. Beberapa contoh aplikasi yang
dapat digunakan memakai receiver tipe pemetaan diantaranya aplikasi
survei dan pemetaan geologi pertambangan, peremajaan peta, serta
pembangunan dan peremajaan basis data SIG (Sistem Informasi
Geografis). Beberapa merk yang beredar di pasaran yang dapat
diklasifikasikan sebagai tipe pemetaan diantaranya ; Leica GS-20, Trimble
Pathfinder, Magellan ProMark-X, Astech Reliance, dsb.
Berdasarkan pada jumlah data yang dapat diamati, tipe ini dibagi
menjadi beberapa klasifikasi. Tipe Satu Frekuensi (L1) dan Tipe Dual
Frekuensi (L1 dan L2). Gelombang L1 membawa dan merekam data
pseudorange dan data fase atau kode P (Y) dan C/A beserta pesan
navigasi. Sedangkan gelombang L2 membawa kode P(Y) dan pesan
navigasi.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
GPS Geodetik system mempunyai tingkat akurasi tinggi hingga 5-
10mm hal ini karena Geodetik menangkap signal L1, L2, atau GNSS,
merekam Raw data, yang secara umum mempunyai Format RINEX ,
menggunakan dua alat waktu pengukuran. Jadi satu set GPS Geodetic
terdiri dari dua alat, sebagai base station dan sebagai rover.
B. Saran
Kami sebagai mahasiswa teknik hidrografi haruslah mengerti apa
saja yang berhubungan dengan pelajaran kami, salah satunya adalah
mengenai system koordinat yang tentu saja harus kami pelajari karena
sangat berhubungan dengan jurusan kami. Semoga kedepannya
penyusunan makalah seperti ini akan lebih baik dari segi penulisan
ataupun dari isinya.
23
DAFTAR PUSTAKA
https://www.fulldronesolutions.com/cara-menggunakan-gps-geodetik-
dengan-benar-untuk-hasil-akurat/ (12 Desember 2019, 00.15)
https://hesa.co.id/survey-penentuan-posisi-dengan-gps-geodetic/ (12
Desember 2019, 02.00)
https://toriolo.com/gps-geodetik/ (12 desember 2019, 02.37)
https://www.jasaukurtanah.com/pengenalan-gnss-dan-aplikasinya-part-
1.html (12 Desember 2019, 02.49)
24