Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL JOURNAL REVIEW

SURVEY DAN PEMETAAN

Dosen Pengampu: M. Farouq Ghazali Matondang, S.Pd., M.Sc.

Disusun Oleh:

ELVIDIA BR SIBUEA

3213131012

PENDIDIKAN GEOGRAFI REG E

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha pengasih lagi Maha
penyanyang, karena berkat rahmad dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas individu tepat pada waktunya. Tugas “Critical Journal
Review (CJR)” Bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Survey
dan Pemetaan Pendidikan dari Bapak Dosen Muhammad Farouq Ghazali
Matondang, S.Pd., M.Sc.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak terdapat
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya menerima
kritikan serta saran yang membangun guna menyempurnakan tugas ini dan
dapat menjadi acuan dalam menyusun tugas-tugas selanjutnya.

Saya juga memohon maaf apabila dalam penulisan tugas ini terdapat
kesalahan pengertian dan keliruan sehingga membingungkan pembaca dalam
memahami maksud saya.

Medan, 27 Maret 2022

Elvidia Sibuea

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 RASIONALISASI PENTINGNYA CJR...........................................................................1
1.2 TUJUAN PENULISAN CJR..............................................................................................1
1.3 MANFAAT CJR..................................................................................................................1
1.4 IDENTITAS ARTIKEL......................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
RINGKASAN BUKU....................................................................................................................3
2.1 RINGKASAN JURNAL PERTAMA................................................................................3
2.2 RINGKASAN JURNAL KEDUA......................................................................................7
BAB III.........................................................................................................................................11
PEMBAHASAN...........................................................................................................................11
3. 1 PEMBAHASAN ISI JURNAL........................................................................................11
3.2 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU.................................................................11
BAB IV..........................................................................................................................................12
PENUTUP....................................................................................................................................12
4.1 KESIMPULAN..................................................................................................................12
4.2 SARAN................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 RASIONALISASI PENTINGNYA CJR

Critical Journal Review adalah salah satu tugas dari 6 penugasan kepada mahasiswa
yang sesuai dengan kurikulum KKNI. Dimana Critical journal review ini dibuat adalah
dengan tujuan agar mahasiswa mampu mereview sebuah artikel, menganalisis
perbandingan dua artikel atau lebih dan menambah pengetahuan siswa serta menambah
minat membaca. Adapun tugas. Adapun Critical Journal Review saya ini adalah mengenai
mata kuliah Survey dan pemetaan. Dengan adanya pembuaan Critical Journal Review,
diharapkan mahasiswa semakin berminat dan menjadi kebiasaan membaca artikel
sehingga menambah pengetahuan lebih dan mampu membuat artikel.

1.2 TUJUAN PENULISAN CJR

1. Menambah pengetahuan
2. Meningkatkan minat membaca artikel
3. Menguatkan pengetahuan mahasisiwa dengan membaca sebuah artikel
4. Penyelesaian Tugas CJR salah satu penugasan KKNI

1.3 MANFAAT CJR

Manfaat dari mmebuat critical journal review adalah menambah pengetahuan dari artikel
dan melatih kita mereview dua artikel atau lebih.

1
1.4 IDENTITAS ARTIKEL

JURNAL PERTAMA

Judul Artikel Pemanfaatan Metode Semi-Analitik Untuk


Penentuan Batimetri Menggunakan Citra Satelit
Resolusi Tinggi
Nama Journal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra
Digital
Edisi terbit Edisi Pertama
Pengarang artikel Kuncoro T. Setiawan, Gathot Winarso, DKK
Kota terbit Yogyakarta
Volume 18 No 1 Juni 2021
Alamat Situs SINTA

Jurnal Kedua

Judul Artikel Pemanfaatan Data Citra Sentinel-3 Sea And Land


Surface Temperature Radiometer (Slstr) Pagi Dan
Malam Hari Untuk Analisis Intensitas Fenomena
Pulau Bahang Permukaan (Studi Kasus: Kota
Bandung)
Nama Journal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra
Digital
Edisi terbit Edisi Pertama
Pengarang artikel Mirnayani, Sry Kurnia Rapang, Andi Nursuasri
Aini, Dan Athar Abdurrahman Bayanuddin
Kota Terbit Bandung
Volume 18 No 1 Juni 2021
Alamat Situs SINTA

2
BAB II

RINGKASAN BUKU

2.1 RINGKASAN JURNAL PERTAMA

2.1.1 Pendahuluan

Teknologi penginderaan jauh sangat efektif dan efisien dimanfaatkan untuk menyusun dan
merevisi informasi sumber daya alam, sehingga teknologi tersebut berguna untuk
mendukung perencanaan dan manajemen (Butler, 1988; Lillesand dan Kiefer, 1994).
Teknologi penginderaan jauh akan merekam suatu area permukaan dan area yang ada
disekitarnya (Danoedoro, 1996). Hasil perekaman disimpan oleh citra satelit pada setiap
panjang gelombang dari satelit tersebut. Nilai reflektansi panjang gelombang inilah yang
digunakan untuk pembuatan informasi batimetri. Perkembangan teknologi penginderaan
jauh tersebut menjadi sumber data untuk menghasilkan informasi batimetri berbasis
satelit (BBS). atau Satelit Derived Bathymetry (SDB).

Pengukuran batimetri dengan teknologi penginderaan jauh dapat dilakukan dengan


menganalisis nilai spektral setiap kanal dari citra satelit. Cahaya pada kanal dengan
panjang gelombang pendek dapat menembus air lebih dalam dibandingkan dengan cahaya
pada kanal dengan panjang gelombang panjang. Metode ekstraksi citra satelit untuk
mendapatkan estimasi informasi batimetri ada beberapa model diantarnya adalah metode
empiris, metode analitik dan model semi analitik. Beberapa model empiris yang telah
dilakukan diantaranya Manessa et al., 2016, Manessa et al., 2017, Hartuti et al., 2017,
Setiawan et al., 2019, Setiawan et al., 2020.

3
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode semi analitik dalam rangka menerapkan
formulasi analitik yang dikembangkan oleh Benny dan Dawson (1983). Metode semi
analitik ini diharapkan dapat meningkatkan akurasi dari capaian metode empiris yang
selama ini banyak berkembang serta mengurangi data lapangan dalam pemodelan
batimetri yang dihasilkan. Pemilihan algoritma analitik Benny dan Dawson (1983) karena
algoritma tersebut merupakan awal pendekatan hukum Beer secara langsung.

2.1.2 Metodologi

1. Lokasi dan Data


Penelitian ini dilakukan di Pulau Karimunjawa, Jepara, Provinsi Jawa Tengah yang secara
geografis terletak pada koordinat 5º44'18.16 "- 5º55'22.76" LS dan 110º24'37.85 "-
110º31'03.06" BT (Gambar 2-1). Pulau Karimunjawa memiliki karateristik perairan
dangkal yang baik untuk diujikan sebagai lokasi pengujian BBS dengan pendekatan semi-
analitik.

2. Pengolahan Data

Pengolahan data terdiri dari prapengolahan citra, ekstraksi citra serta perhitungan akurasi.
Pra-pengolahan citra satelit adalah pemrosesan citra satelit sebelum proses utama yaitu
ekstraksi citra satelit SPOT 7 untuk menghasilkan informasi kedalaman laut dilakukan. Pra
pengolahan tersebut meliputi koreksi atmosferik, radiometrik, penentuan nilai koefisien
atenuasi dan koreksi pasang surut. Koreksi atmosfer dilakukan karena atmosfer dapat
meningkatkan nilai spektral karena partikel atmosfer memiliki pantulan yang lebih tinggi,
sehingga kehadiran partikel-partikel ini dapat menyebabkan bias.

4
Koreksi radiometrik adalah proses untuk meningkatkan kualitas visual gambar, dalam hal
mengoreksi nilai piksel yang tidak cocok dengan nilai reflektansi atau emisi spektral dari
objek aktual. Penentuan koefisien atenuasi dilakukan dengan menggunakan algoritma
perbandingan band untuk kolom air. Koreksi pasang surut dilakukan untuk mengkoreksi
informasi kedalaman in situ yang diukur pada saat survei lapangan. Nilai estimasi batimetri
ditentukan dari ketiga kanal visible yaitu kanal biru, kanal hijau dan kanal merah citra
SPOT 7. Nilai batimetri dari hasil ketiga kanal tersebut akan dibandingkan satu sama lain
untuk melihat perbedaan yang terjadi serta dihitung akurasi dari masing masing ekstraksi
informasi batimetri yang dihasilkan.

2.1.3 Hasil Dan Pembahasan

5
2.1.4 Kesimpulan

Batimetri menggunakan citra satelit SPOT 7 yang diperoleh 18 Mei 2017 di perairan laut
dangkal Pulau Karimunjawa Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah dengan algoritma
Benny dan Dawson (1983) mampu menghasilkan kedalaman 0 - 11,45. meter yang
dihasilkan dari band biru, kedalaman 0 - 10,49 meter untuk band hijau dan kedalaman 0 -
9,72 meter untuk band merah. Pengujian akurasi menunjukkan band hijau menghasilkan
ketelitian yang terbaik dengan memiliki ketelitian 0,82 meter. Distribusi ekstraksi band
hijau tersebut menunjukkan hasil yang cukup baik hingga pada kedalaman kurang dari 5
meter. Parameter band hijau dari Citra SPOT 7 yang digunakan adalah 0,3274 untuk Ld,
0,8932 untuk Lo, koefsien attenuasi sebesar 0,823 serta Cosec E' 0,6311272.

Orde spesial terbesar terdapat pada interval kedalaman kurang dari 1 meter dari 69
sampel data yang digunakan diperoleh sebanyak 21 titik masuk dalam ordo spesial, 22 titik
masuk dalam ordo 1A/1B, 14 titik masuk dalam ordo 2 dan 12 titik yang diluar ordo
(exclude). Hasil pemodelan semi-analitik tersebut bila dibandingkan dengan peta laut No
83 milik Pushidrosal memiliki beberapa perbedaan walaupun ada beberapa titik yang
memiliki hasil yang relatif sama dan hasil model juga belum mampu menghasilkan
kedalaman lebih dari 10 meter secara lebih detil.

6
2.2 RINGKASAN JURNAL KEDUA

2.2.1 Pendahuluan

Satelit penginderaan jauh memiliki misi yang salah satunya mendukung perhitungan LST
dengan menyajikan data secara multiwaktu (Shumilo et al., 2019). Pada tahun 2016, Badan
Antariksa Eropa mulai melakukan pemantauan permukaan bumi menggunakan Satelit
Sentinel-3. Satelit Sentinel-3 melakukan perekaman di daerah yang sama pada siang hari
dan malam hari (European Space Agency, 2020). Peneliti melakukan kajian mengenai
SUHII di Indonesia melalui pemanfaatan data citra multiwaktu Sentinel-3 SLSTR level 2
LST dengan studi kasus Kota Bandung dengan beberapa pertimbangan yaitu:
1) adanya indikasi fenomena UHI di Kota Bandung berdasarkan perubahan fungsi lahan
menjadi lahan terbangun di wilayah Kota Bandung (Naf & Hernawati, 2018); 2
) Kota Bandung merupakan salah satu wilayah dengan jumlah penduduk terbesar yang
memiliki laju pertumbuhan ekonomi paling tinggi di Jawa Barat, sehingga dampak UHI
akan sangat berpengaruh (BPS Kota Bandung, 2019); 3) kurangnya ruang terbuka hijau.
Ruang hijau di Kota Bandung pada tahun 2011 hanya mencakup 11% dari luas kota yang
disebabkan oleh pertumbuhan populasi yang sangat cepat dan kawasan perumahan baru
yang terus dibangun (Wardana, 2015).

Berdasarkan penelitian sebelumnya terkait UHI di Kota Bandung, pada tahun 2018 dari
estimasi LST di Kota Bandung telah terjadi fenomena UHI dengan suhu mencapai 26ºC -
30ºC di tengah perkotaan (Naf & Hernawati, 2018). Sejauh ini, penelitian terkait SUHII di
Kota Bandung dengan memanfaatkan data citra LST siang dan malam belum dilakukan.
Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini yaitu :
1) menganalisis pola spasial SUHII Kota Bandung pada pagi dan malam hari menggunakan
data citra Sentinel-3 SLSTR;
2) rancangan rekomendasi mitigasi iklim perkotaan bagi pemerintah dan masyarakat Kota
Bandung.

7
2.2.2 Metodologi

1. Lokasi dan Data

Penelitian mengenai SUHII menggunakan data citra Sentinel-3 SLSTR dilakukan pada
wilayah admisitratif Kota Bandung. Kota Bandung merupakan ibukota Provinsi Jawa Barat,
secara geografis terletak antara 107°36′BT dan 6°55′LS dengan luas wilayah 167.31 km2
dan terbagi menjadi 30 kecamatan. penduduk yang tercatat sebanyak 2.507.888 jiwa pada
tahun 2019 (BPS Kota Bandung, 2020). Kepadatan penduduk Kota per tahun 2019 sebesar
14.990 jiwa/km2.

2. Standarisasi data

LST dapat ditentukan melalui pendekatan Split Window Algorithm (SWA), yang merupakan
algoritma yang digunakan untuk menghilangkan efek atmosfer melalui perbedaan
penyerapan atmosfer pada dua saluran termal inframerah yang berdekatan dengan pusat
pada Panjang gelombang 11 µm dan 12 µm serta kombinasi linear maupun non-linear pada
suhu kecerahan sehingga estimasi LST dapat diperoleh (Du et al., 2015). Algoritma ini telah
banyak digunakan dalam estimasi LST dari beberapa sensor. Satelit Sentinel-3 SLSTR
memiliki saluran termal yang memungkinkan untuk menghitung LST menggunakan SWA
(Shumilo et al., 2019). Saluran termal inframerah Sentinel-3 SLSTR untuk SWA terdapat
pada band S8 dengan panjang gelombang 10.85 µm dan band S9 dengan panjang
gelombang 12 µm dengan resolusi spasial 1000 m (1 km) (European Space Agency, 2020).

3. Metode Penelitian

Metode selisih LST antara wilayah perkotaan dan area referensi digunakan pada penelitian
SUHII ini karena metode ini yang paling umum digunakan untuk menghitung SUHI (Deilami
et al., 2018; Zhou et al., 2019). Penelitian ini diawali dengan menentukan wilayah
perkotaan dan area referensi terlebih dahulu. Area referensi memiliki definisi yang

8
berbeda beda pada tiap penelitian, namun umumnya mengacu pada pedesaan terdekat dari
perkotaan dan juga pinggiran kota (sub-urban) (Pichierri et al., 2012; Zhou et al., 2019).

2.2.3 Hasil dan Pembahasan

Hasil pengamatan citra Satelit Sentinel-3 SLSTR (Gambar 3-1) menunjukkan rata-rata
intensitas LST pagi hari maupun malam hari di puncak musim kemarau (Agustus –
Oktober) Kota Bandung di tahun 2019. Rata-rata intensitas LST bulan Agustus – Oktober
2019 pagi hari berada pada kisaran (32,48ºC - 39,34ºC) dan ratarata intensitas LST bulan
Agustus – Oktober 2019 malam hari berada pada kisaran (17,47ºC - 20,61ºC).

Berdasarkan periode waktu perekaman bulan Agustus-Oktober 2019 sebagai sampel dari
LST saat musim kemarau, tampak bahwa intensitas LST pagi hari lebih tinggi dibandingkan
malam hari. Intensitas LST pagi hari musim kemarau paling tinggi karena radiasi matahari
maksimum terjadi pada pagi hari saat musim kemarau (Azevedo et al., 2016).

2.2.4 Kesimpulan

Fenomena SUHI teridentifikasi di wilayah Kota Bandung baik pagi hari maupun malam hari
berdasarkan hasil kajian SUHII di Kota Bandung dengan memanfaatkan citra multiwaktu
Sentinel-3 SLSTR. Namun, fenomena tersebut mengalami penurunan intensitas SUHI saat
malam hari. Pola spasial SUHII di Kota Bandung menunjukkan dua area cenderung terjadi
fenomena SUHI yaitu di pusat kota di sisi barat (Kecamatan Babakan Ciparai) dan
permukiman padat (Kecamatan Antapani dan sekitarnya). Rekomendasi mitigasi iklim
perkotaan yang relevan di lokasi SUHI Kota Bandung ialah berupa penambahan vegetasi,
hal tersebut berdasarkan hasil pemetaan SUHII dan validasi penggunaan lahan.

9
Pada kawasan permukiman padat yang minim ruang dan kawasan urban yang didominasi
gedung-gedung tinggi seperti pada wilayah Kecamatan Antapani, pemerintah dapat
mengimbau masyarakat serta membantu masyarakat untuk membuat kawasannya lebih
asri dengan menerapkan green wall dan reflective wall.

Pada kawasan yang didominasi oleh perumahan dengan lahan kosong, masyarakat secara
mandiri dapat mengatasi fenomena SUHI dengan menanam beberapa jenis tanaman di halaman
rumah, pagar rumah dan bahkan luar halaman rumah yang juga mampu berfungsi mengurangi
kadar NO, SO2 dan CO2. Awan-awan tipis sulit untuk diidentifikasi pada data citra malam hari
sehingga memungkinkan terjadinya bias pada data LST Citra Sentinel-3 SLSTR level 2,
sehingga menjadi keterbatasan dalam penelitian ini. Penggunaan algoritma selain SWA juga
dapat diterapkan untuk meningkatkan keakuratan hasil penurunan LST dari data citra Sentinel-3
SLSTR.

10
BAB III

PEMBAHASAN

3. 1 PEMBAHASAN ISI JURNAL

 Metodologi pada jurnal pertama ialah menggunakan metode semi-analitik untuk


mendeteksi batimetri menggunakan data citra satelit resolusi menengah merupakan
pengembangan metode penentuan batimetri berbasis satelit. Metode ini
memperhitungkan prinsip perambatan gelombang cahaya dalam air dan intensitas
cahaya yang melalui kolom air akan berkurang secara eksponensial sebanding
dengan peningkatan kedalaman yang dilalui.
 Metode pada jurnal kedua ialah menggunakan selisih LST antara wilayah perkotaan
dan area referensi digunakan pada penelitian SUHII ini karena metode ini yang
paling umum digunakan untuk menghitung SUHI (Deilami et al., 2018; Zhou et al.,
2019).

3.2 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

Hasil dari apsek tampilan buku (face value) buku yang di review adalah sangat menarik

Aspek layout, tata letak, serta tata tulis sangat rapih


Penulisan nya yang tidak begitu rapat
per paragraf.
Aspek dari isi buku Setiap bab terdapat suatu gambar di bawah
judul. Yang dimana membuat pembaca
semangat membaca karena indah melihatt
judul setiap bab.
Aspek tata bahasa  sangat mudah dimengerti
 Penggunaan bahasa yang sangat baku
dalam isi buku

11
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Fenomena SUHI teridentifikasi di wilayah Kota Bandung baik pagi hari maupun malam hari
berdasarkan hasil kajian SUHII di Kota Bandung dengan memanfaatkan citra multiwaktu
Sentinel-3 SLSTR. Namun, fenomena tersebut mengalami penurunan intensitas SUHI saat
malam hari. Pola spasial SUHII di Kota Bandung menunjukkan dua area cenderung terjadi
fenomena SUHI yaitu di pusat kota di sisi barat (Kecamatan Babakan Ciparai) dan
permukiman padat (Kecamatan Antapani dan sekitarnya). Rekomendasi mitigasi iklim
perkotaan yang relevan di lokasi SUHI Kota Bandung ialah berupa penambahan vegetasi,
hal tersebut berdasarkan hasil pemetaan SUHII dan validasi penggunaan lahan.

4.2 SARAN

Saya menyadari bahwa kajian critical journal review yang telah saya lakukan ini tidak
terlepas dari kekurangan, seperti halnya pepatah yang mengatakan “tak ada gading
yang tak retak, tak ada satupun manusia yang sempurna. “maka saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca sangat kami harapkan sehingga dapat dijadikan
bahan evaluasi untuk kedepannya lebih baik. Akhirnya, semoga kajian ini
memberikan manfaat bagi pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, K. T. (2021). Pemanfaatan Metode Semi-Analitik Untuk Penentuan Batimetri Menggunakan

Citra Satelit Resolusi Tinggi. Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital, 18(1).

Rapang, S. K., Aini, A. N., & Bayanuddin, A. A. (2021). Pemanfaatan Data Citra Sentinel-3 Sea and

Land Surface Temperature Radiometer (SLSTR) Pagi dan Malam Hari untuk Analisis Intensitas

Fenomena Pulau Bahang Permukaan (Studi Kasus: Kota Bandung). Jurnal Penginderaan Jauh dan

Pengolahan Data Citra Digital, 18(1), 15-25.

13

Anda mungkin juga menyukai