Dengan memanjatkan Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat Rahmat
dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian ini yang berjudul
“Pola Sebaran Dan Resiko Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Wilayah Kerja
Puskesmas Kenangan Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2023”, sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Metodelogi Penelitian D-IV Sanitasi Poltekkes
Kemenkes Medan Jurusan Kesehatan Lingkungan Kabanjahe.
Penulis menyadari banyak pihak yang memeberikan dukungan dan
bantuan selama menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Maka dari itu dengan
kerendahan hati dan penuh hormat penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan, Ibu Dra. Ida Nurhayati,M.Kes.
2. Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan Kabanjahe, Bapak Erba Kalto Manik,SKM,M.Sc
3. Sekertaris Jurusan Kesehatan Lingkungan Kabanjahe, Ibu Haesti Sembiring, SST.M.Sc
4. Ketua Prodi Sarjana Terapan Sanitasi Lingkungan, Ibu Susanti Br Perangin-angin, SKM.
M.Kes
5. Dosen Pengampu Mata Kuliah Ibu Risnawati Tanjung , SKM, M.Kes yang telah
meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing dan memberikan arahan serta saran
kepada penulis
6. Seluruh dosen dan staf pegawai di Jurusan Kesehatan Lingkungan
Kabanjahe untuk semua ilmu dan pembelajaran yang telah penulis terima
selama kuliah di jurusan kesehatan lingkungan kabanjahe
7. Kepala Dinas Kesehatan Kecamatan Medan Denai yang memberikan izin lokasi
penelitian dan data yang dibutuhkan peneliti
8. Kepala Puskesmas Kenangan Kecamatan Medan Denai yang sudah
membantu peneliti dan memberikan data yang peneliti butuhkan
9. Kepada kedua orang tua saya tercinta dan kedua saudara kandung saya
yang selama ini kepada penulis, sehingga penulis senantiasa semangat selama
perkuliahan dan sampai dititik ini.
i
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, untuk
itu peneliti menerima kritik dan saran guna membangun pemahaman dan
pengetahuan penulis dalam menyusun skripsi untuk hasil yang lebih baik. Harapan
Penulis skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat dijadikan referensi
demi pengembangan ke arah yang lebih baik. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
memberkati kita Semua. Amin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
3.3.2 Sampel.......................................................................................................................... 13
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat ini kasus DBD dapat ditemukan di seluruh propinsi di Indonesia dan 200
kota telah melaporkan KLB DBD (Depkes RI, 2008). Pola penularan DBD dipengaruhi iklim
dan kelembaban udara. Kelembaban udara yang tinggi dan suhu panas justru membuat
nyamuk Aedes aegypti bertahan lama. Sehingga kemungkinan pola waktu terjadinya
penyakit mungkin akan berbeda-beda dari satu tempat dengan tempat yang lain tergantung
dari iklim dan kelembaban udara.
1
2
Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem informasi berbasis komputer yang
digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis. Secara umum
pengertian SIG adalah suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data
geografis dan sumber daya manusia yang bekerja bersama secara efektif. untuk memasukkan,
menyimpan dan menampilkan dalam suatu informasi berbasis geografis (Kaunang 2015).
Sistem Informasi Geografis (SIG) pada saat ini memang telah banyak digunakan oleh
para ahli kesehatan masyarakat atau epidemologi. Beberapa aplikasinya secara umum dalam
bidang kesehatan dapat digunakan untuk menemukan penyebaran penyakit secara geografis,
meneliti trend perkembangan sementara suatu penyakit, meramalkan kejadian wabah, dan
memantau perkembangan penyakit dari waktu ke waktu. Dengan adanya SIG yang dapat
menginterprestasikan fenomena yang digambarkan dalam bentuk peta maka dapat memudahkan
para tenaga ahli kesehatan masyarakat untuk mengatasi masalah – masalah kesehatan yang
sedang terjadi dan mampu mengantisipasi lebih awal masalah kesehatan yang kemungkinanakan
terjadi (BNPB 2012).
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Pola Sebaran Dan Resiko Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Puskesmas
Kenangan Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2021”
Berdasarkan Latar Belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana pola sebaran dan resiko kejadian Demam Berdarah Dengue
(DBD) di kecamatan Medan Denai Tahun 2023?
3
Untuk mengetahui pola sebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) dan resiko kejadian
Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2023.
Dengue adalah penyakit infeksi virus yang ditularkan melalui nyamuk dan
dengan cepat menyebar di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir (WHO, 2020).
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes yang
terjadi di daerah tropis dan subtropis (Adli, 2020). Selain itu, demam berdarah juga
dipengaruhi oleh curah hujan, suhu, kelembaban relatif dan urbanisasi cepat yang tidak
direncanakan (WHO, 2020). 2
Nyamuk Aedes aegypti dewasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan
rata-rata nyamuk lain. Nyamuk ini mempunyai dasar hitam dengan bintik-bintik
putih pada bagian badan, kaki, dan sayapnya. Umur nyamuk Aedes aegypti rata-rata 2
minggu, tetapi sebagian diantaranya dapat hidup 2-3 bulan. Nyamuk Aedes aegypti
jantan mengisap cairan tumbuhan atausari bunga untuk keperluan hidupnya.
Sedangkan yang betina menghisap darah.Nyamuk betina akan menghisap darah
1
Jufri, ‘Pemetaan Kejadian Demam Berdarah Dengue Tahun 2016 Di Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat’,
Universitas Hasanuddin, xii (2017), 78 hlm.
2
S N Arif, ‘Karakteristik Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) Di RSUP. Wahidin Sudirohusodo Tahun 2020’,
2021, vii.
4
5
manusia setiap 2 hari. Nyamuk betina ini lebih menyukai darah manusia dari pada
binatang.
3
Jane Soepardi, ‘Demam Berdarah Dengue’, Buletin Jendela Epidemiologi, 2 (2010), 48
<http://www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-buletin.html>.
6
a) Ventilasi
kebanyakan ventilasi rumahnya tidak menggunakan kasa nyamuk. Keberadaan
ventilasi pada suatu bangunan selain untuk pencahayaan juga digunakan sebagai
tempat pertukaran udara dan ventilasi dapat dimanfaatkan oleh vektor untuk keluar
masuk ke dalam rumah. Kasa nyamuk atau kawat kasa merupakan salah satu alat
pelindung yang terbuat dari besi yang dipasangkan pada ventilasi.
Pemakaian kasa pada ventilasi yaitu sebagai salah satu upaya pencegahan
penularan penyakit DBD yang mana penggunaan kasa ini bertujuan agar nyamuk
tidak dapat masuk ke dalam rumah dan menggigit manusia. Selain penggunaan kasa
nyamuk pada ventilasi beberapa kebiasaan masyarakat dilapangan yang juga menjadi
faktor penyebaran vektor DBD yaitu kebiasaan membuka pintu dan jendela di pagi-
siang hari. Untuk mencegah masuknya vektor DBD sebaiknya ventilasi dilapisi
dengan kasa nyamuk serta tidak membuka pintu dan jendela sehingga kemungkinan
nyamuk untuk masuk ke dalam rumah dan mengigit manusia akan semakin
kecil.(Wijirahayu and Sukesi, 2019)
b) Kepadatan Hunian
c) Lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi kehidupan
vektor nyamuk. Lingkungan merupakan segala sesuatu yang mengelilingi serta
kondisi luar manusia atau hewan yang menyebabkan dan memungkinkan
terjadinya penularan penyakit (Badriah, 2019).
d) Perilaku
Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap
stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan (Soekidjo Notoatmodjo,
2003: 117). Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk
memelihara dan mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari
ancaman penyakit (Depkes RI, 2002: 3).
Seorang ahli kesehatan Becker (Soekidjo Notoatmodjo, 2003: 118)
mengklasifikasikan perilaku kesehatan yaitu :
1) Perilaku hidup sehat
Perilaku hidup sehat adalah perilaku-perilaku yang berkaitan
dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatannya. Nyamuk Aedes aegypti Lingkungan biologi
Virus Dengue Lingkungan fisik Manusia
2) Perilaku sakit (illness behavior)
Perilaku sakit ini mencakup respons seseorang terhadap sakit dan
penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang: penyebab dan
gejala penyakit, pengobatan penyakit dan sebagainya.
3) Perilaku peran sakit (the sick role behavior)
Dari segi sosiologi, orang sakit (pasien) mempunyai peran yang
mencakup semua hak-hak orang sakit (right) dan kewajiban sebagai orang
sakit (obligation). Hak dan kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit
sendiri maupun orang lain (terutama keluarga) yang selanjutnya disebut
perilaku peran orang sakit (the sick role).
8
pada dinding wadah yang ditaburi obat ini. Lapisan ini bertahan
sampai beberapa bulan kalau tidak disikat (Handrawan Nadesul,
1998: 29)
4
Jufri.
10
AGENT
HOST ENVIROMENTAL
VENTILASI
HUNIAN KEJADIAN
DBD
LINGKUNGAN
PERILAKU
11
2.6 Hipotesis
Adanya hubungan ventilasi dengan kejadian DBD di Kecamatan Medan Denai
Adanya hubungan antara kepadatan hunian dengan kejadian DBD di Kecamatan
Medan Denai
Adanya hubungan antara lingkungan dengan kejadian DBD di Kecamatan Medan
Denai
Adanya hubungan antara perilaku dengan kejadian DBD di Kecamatan Medan
Denai
BAB III
METODE PENELITIAN
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel
Besar sampel pada penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus pengambilan sampel
menggunakan rumus lemeshow (1997) yaitu :
N
𝑛=
1 + N. (𝑑)2
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Populasi
d = tingkat kepercayaan 95 % atau sig 0,05
13
14
sehingga :
451
𝑛=
1+451.(0.05)2
451
𝑛=
1+451.0.025
451
𝑛=
12,275
𝑛 = 36,74134
𝑛 = 37
1) Data primer
Pengambilan titik koordinat subyek penelitian menggunakan GPS
Wawancara untuk memperoleh informasi mengenai kepadatan hunian,
perilaku menggunakan kuesioner
Teknik observasi dilakukan untuk memproleh data ventilasi.
2) Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal
Sari Mandala II dan rekam medis Puskesmas Kenangan Kecamatan Medan
Denai