Anda di halaman 1dari 42

HALAMAN PENGESAHAN

EVALUASI PROGRAM KELUARGA BERENCANA


DI UPTD PUSKESMAS CIAMPEA
TAHUN 2021

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Tugas Dokter Internsip Indonesia


Periode Mei 2021 – Februari 2022

Penyusun :
dr. Dhea Nur Puspita

Telah Disetujui Oleh :


Pendamping

dr. Budi Suarman


NIP. 196605112002121004
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas perkenanNya
penulis dapat menyelesaikan Mini Project berjudul “Evaluasi Program Keluarga Berenaca di
Puskesmas CIampea Tahun 2020”.
Mini Project ini dibuat sebagai syarat untuk memenuhi tugas dokter internsip indonesia
2021-2022 di Puskesmas Ciampea, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Tentunya kami
berharap pembuatan Mini Project ini tidak hanya berfungsi sebagai apa yang telah disebutkan di
atas. Namun, besar harapan kami agar laporan ini juga dapat dimanfaatkan oleh semua pihak yang
berhubungan dengan masalah ini.
Penelitian dan penyusunan Mini Project ini tentunya masih jauh dari sempurna dikarenakan
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada:
1. dr. Budi Suarman, selaku Kepala Puskesmas Ciampea sekaligus pembimbing penulis dalam
penyusunan Mini Project ini, terima kasih atas segala bimbingan dan waktu yang telah diberikan
kepada penulis sehingga Mini Project ini dapat selesai dengan baik dan tepat waktu.

2. Seluruh staf di Puskesmas Ciampea yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan
informasi dan banyak memberi sumbangsih dalam penyelesaian Mini Project ini.

3. Rekan – rekan internsip yang telah memberikan bantuan selama penyusunan Mini Project dan
berlangsungnya internsip ini.

4. Kedua orang tua tercinta atas doa serta dukungan moril maupun materiil sehingga penulis dapat
menyelesaikan Mini Project ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan Mini Project ini masih banyak kekurangan oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima semua kritik dan saran yang
membangun.

Bogor, November 2021

Penulis
Daftar Isi

Halaman Judul...........................................................................................................i

Kata Pengantar.........................................................................................................ii

Daftar Isi.................................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang.......................................................................................7

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................9

1.3 Tujuan..................................................................................................10

1.3.1 Tujuan Umum.............................................................................11

1.3.2 Tujuan Khusus............................................................................11

1.4 Manfaat Evaluasi Program...................................................................12

1.4.1 Bagi Evaluator.............................................................................12

1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi................................................................12

1.4.3 Bagi Puskesmas yang Dievaluasi................................................12

1.4.4 Bagi Masyarakat..........................................................................12

1.5 Sasaran.................................................................................................13

Bab II Materi dan Metode

2.1 Materi...................................................................................................14

2.2 Metode..................................................................................................14

Bab III Kerangka Teoritis

3.1 Kerangka Teoritis.................................................................................15

3.2 Tolak Ukur Keberhasilan.....................................................................16

Bab IV Penyajian Data

4.1 Sumber Data.........................................................................................17


4.2 Data Umum..........................................................................................17

4.2.1 Data Geografis............................................................................17


4.2.2 Geologi........................................................................................18

4.2.3 Data Demografis.........................................................................18

4.2.4 Data Fasilitas Kesehatan.............................................................19

4.2.5 Data Sarana Pendidikan..............................................................20

4.3 Data Khusus.........................................................................................21

4.3.1 Masukan......................................................................................21

4.3.2 Proses..........................................................................................24

4.3.3 Keluaran......................................................................................27

4.3.4 Umpan Balik...............................................................................31

4.3.5 Dampak.......................................................................................32

4.3.6 Lingkungan.................................................................................32

Bab V Pembahasan Masalah

5.1 Masalah Menurut Keluaran..................................................................35

5.2 Masalah Menurut Proses......................................................................35

5.3 Masalah Menurut Variabel Lingkungan..............................................36

Bab VI Perumusan Masalah

6.1 Masalah Sebenarnya (Menurut Keluaran)...........................................37

6.2 Masalah dari Unsur Lain (Penyebab)...................................................38

6.2.1 Proses..........................................................................................38

6.2.2 Lingkungan.................................................................................38

Bab VII Prioritas Masalah

7.1 Masalah Menurut Keluaran..................................................................40

Bab VIII Penyelesaian Masalah

8.1 Masalah I..............................................................................................42


8.2 Masalah II.............................................................................................43

Bab IX Penutup
9.1 Kesimpulan…………………………………………………………...44

9.2 Saran………………………………………………………………….44

Daftar Pustaka........................................................................................................46
Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Indonesia menempati urutan ke-4 penduduk dunia dengan angka 3,38%


penduduk terbanyak setelah India, China, dan Amerika Serikat. Berdasarkan
hasil sensus penduduk Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa penduduk
Indonesia pada tahun 2018 sebesar 258 juta jiwa, pada tahun 2019 angka ini
terus meningkat mencapai 263 juta jiwa, dan pada tahun 2020 jumlah
penduduk Indonesia sebesar 267 juta jiwa. Menghasilkan laju pertumbuhan
penduduk (LPP) sebesar 1.49%, melebihi LPP proyeksi 2015-2020 sebesar
0,99%.1,2
Distribusi jumlah penduduk terbanyak tahun 2020 pada daerah provinsi
Jawa Barat sebesar 48.883.861 jiwa dengan LPP 1,89% pertahunnya. Jumlah
penduduk khusus di Kabupaten Bogor oleh Badan Pusat Statistik pada tahun
2020 adalah 5.427.069 jiwa dengan LPP 2019 adalah 0,94%.3 Untuk
mengatasi masalah tersebut, pemerintah mencanangkan program Keluarga
Berencana yang dinaungi oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana
(BKKBN) yang berdiri berdasarkan keputusan presiden RI nomor 8 tahun
1970.4
UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga menyebutkan bahwa keluarga berencana (KB) adalah
upaya untuk mengatur kelahiran anak, jarak, dan usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai hak
reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.5,6 Dalam upaya
akselerasi pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB),
Sasaran yang hendak dicapai pada tahun 2019 adalah TFR sebesar 2,28%.
Hasil Laporan Kinerja BKKBN 2017 menyatakan tingkat Pemakai Alat
Kontrasepsi/Contraceptive Prevalence rate (CPR) di Indonesia adalah 57,6%
dan TFR Indonesia adalah 2.4% pada tahun 2019.5
Berdasarkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) dalam Pusat Data Informasi Nasional 2020 jumlah PUS pada tahun
2020 yang ada di Indonesia sebesar 37.338.265 dengan jumlah KB aktif
63,22% dan 18,63% jumlah persentase yang tidak pernah ber-KB, Sedangkan
untuk Provinsi Jawa Barat jumlah PUS berjumlah 7.448.689 dengan 66,65%
KB aktif dan jumlah yang tidak pernah ber-KB 13,94%. Lalu jika dilihat lagi
untuk daerah Kabupaten Bogor pada tahun 2019 berdasarkan BKKBN tahun
2018 jumlah KB baru sebesar 119.950 atau 20% dari PUS.7,8
Penyebab dari banyaknya PUS yang belum mengikuti program KB antara
lain: kualitas pelayanan KB (supply side) belum sesuai standar, yaitu berkaitan
dengan ketersediaan dan persebaran fasilitas kesehatan/klinik pelayanan KB,
ketersediaan dan persebaran tenaga kesehatan yang kompeten dalam
pelayanan KB, kemampuan bidan dan dokter dalam memberikan penjelasan
tentang pilihan metode KB secara komprehensif termasuk mengenai efek
samping alat kontrasepsi dan penanganannya, serta komplikasi dan
kegagalan.6
Pada laporan tahunan KB Puskesmas Ciampea didapatkan KB aktif
59,03% dari target sebesar 70%. Dan cakupan yang menjadi masalah di KB
aktif laporan ini adalah cakupan implan sebesar 1,80% (target 10%) dan besar
masalah 82%. Sedangkan cakupan IUD sebsar 1,16% (target 13%) dan besar
masalah 91% Supaya diketahui tingkat keberhasilan program Keluarga
Berencana (KB) di Puskesmas Ciampea, untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas program KB maka perlu dilakukan evaluasi program KB.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang diuraikan diatas, maka rumusan masalah adalah seperti berikut:
1.1.1 Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2020 sebanyak 267 juta jiwa dengan Laju
Pertumbuhan Penduduk (LPP) Indonesia, yakni sebesar 1,49% pertahun..
1.1.2 Jumlah penduduk Kabupaten Bogor oleh Badan Pusat Statistik pada tahun 2020 adalah
5.427.069 jiwa dengan LPP 2019 adalah 0,94%.
1.1.3 Menurut Profil Kesehatan RI, KB aktif diantara PUS (Pasangan Usia Subur) tahun 2019
sebesar 63,22%, sedangkan yang tidak pernah ber-KB sebesar 18.63%.
1.1.4 Di Kabupaten Bogor berdasarkan BKKBN tahun 2018 jumlah KB aktif sebesar 119.950
atau 20% PUS.
1.1.5 Laporan KB Kabupaten Bogor di wilayah kerja Puskesmas Ciampea cakupan peserta KB
Implant sebesar 1,80% dari target 10%.
1.1.6 Laporan KB di wilayah kerja Puskesmas Ciampea cakupan peserta KB IUD sebesar
1,16% dari target 13%.
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum


Mengetahui tingkat cakupan, masalah, penyebab masalah,
penyelesaian masalah program Keluarga Berencana di UPTD
Puskesmas Ciampea, dengan menggunakan pendekatan sistem.
1.3.2 Tujuan Khusus
a) Diketahuinya cakupan pelayanan peserta KB Baru di UPTD
Puskesmas Ciampea
b) Diketahuinya cakupan pelayanan peserta KB Aktif di UPTD
Puskesmas Ciampea
c) Diketahuinya cakupan PUS yang menjadi peserta KB aktif
berdasarkan jenis kontrasepsi yang digunakan meliputi: Pil,
Suntik, Implan, Kondom, Intra-Uterine Device (IUD), di
UPTD Puskesmas Ciampea
d) Diketahuinya cakupan kejadian komplikasi akseptor KB di
UPTD Puskesmas Ciampea
e) Diketahuinya cakupan KB aktif yang mengalami drop out di
UPTD Puskesmas Ciampea

f) Diketahuinya cakupan KB aktif yang mengalami kegagalan


di UPTD Puskesmas Ciampea

g) Diketahuinya sistem pencatatan dan pelaporan yang


dilaksanakan di UPTD Puskesmas Ciampea

h) Diketahuinya prioritas masalah dan penyebab masalah pada


program di UPTD Puskesmas Ciampea

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Evaluator
a) Menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan
b) Mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang evaluasi
gerakan Keluarga Berencana di Puskesmas dalam lingkup
wilayah kerjanya.
c) Mengetahui masalah-masalah yang menjadi kendala dalam
menjalankan program, khususnya Pelayanan Keluarga
Berencana sehingga merangsang cara berpikir secara kritis
dan ilmiah.
1.4.2 Bagi Puskesmas
a) Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam program
Keluarga Berencana sehingga akan membentuk kemandirian
Puskesmas dalam upaya penyelesaian dan lebih mengaktifkan
lagi program tersebut untuk memenuhi target cakupan
program.
b) Memberikan masukan terhadap jalinan kerjasama dan
membina peran serta masyarakat dalam melaksanakan
program Keluarga Berencana, sehingga Pelayanan Keluarga
Berencana di UPTD Puskesmas Ciampea dapat menjadi lebih
baik.
1.4.3 Bagi Masyarakat
a) Meningkatkan program kerja di UPTD Puskesmas Ciampea
terkait Keluarga Berencana sehingga masyarakat
mendapatkan pelayanan dan pembinaan kesehatan yang lebih
baik lagi dari Puskesmas.
b) Menambah pengetahuan dan informasi yang lebih banyak
mengenai pelayanan Keluarga Berencana, salah satunya tahu
metode kontrasepsi yang sesuai digunakan sampai dengan
efek samping dan komplikasi yang bisa ditimbulkan.

1.5 Sasaran
Semua Pasangan Usia Subur (PUS), yaitu pasangan yang istrinya
berumur antara 15-49 tahun, dalam hal ini termasuk pasangan yang
istrinya lebih dari 49 tahun tetapi masih mendapat menstruasi, di UPTD
Puskesmas Ciampea Kabupaten Bogor
Bab II
Materi dan Metode

2.1 Materi

Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan hasil
kegiatan bulanan Puskesmas mengenai program di Puskesmas Ciampea,
yang berisi kegiatan:
a. Konseling
b. Pelayanan kontrasepsi
c. Pembinaan
d. Penanganan efek samping dan komplikasi ringan
e. Pelayanan rujukan
f. Pencatatan dan pelaporan

2.2 Metode
Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan cakupan program
KB di UPTD Puskesmas Ciampea terhadap tolak ukur yang ditetapkan
dengan mengadakan pengumpulan data, pengolahan data, analisis data
dan interpretasi data menggunakan pendekatan sistem sehingga dapat
ditemukan masalah-masalah yang ada dari pelaksanaan program Keluarga
Berencana di UPTD Puskesmas Ciampea. Selanjutnya, dilakukan usulan
dan saran sebagai pemecahan masalah berdasarkan penyebab masalah
yang ditemukan dari unsur-unsur sistem.
Bab III

Kerangka Teoritis

3.1 Kerangka Teoritis

Bagan 1. Pendekatan Sistem.

Pendekatan sistem adalah prinsip pokok atau cara kerja yang


diterapkan pada waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi. Sistem
terbentuk dari elemen yang saling berhubungan dan mempengaruhi. Elemen
tersebut, yaitu:
1. Masukan (input) adalah elemen yang terdapat dalam sistem dan
diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem.
2. Proses (process) adalah elemen yang mengubah masukan menjadi
keluaran yang direncanakan.
3. Keluaran (output) adalah elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem atau hasil langsung dari sistem.
4. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu
sistem.
5. Umpan balik (feedback) adalah elemen yang merupakan keluaran
dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
6. Lingkungan (environtment) adalah dunia di luar sistem yang tidak
dikelola sistem tapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
3.2 Tolok Ukur untuk Mengukur Masalah
Tolok ukur untuk mengukur masalah berdasarkan Pedoman Kerja
Puskesmas terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, lingkungan,
umpan balik dan dampak yang digunakan sebagai pembanding atau target
yang harus dicapai dalam program Keluarga Berencana.
Bab IV
Penyajian Data

4.1 Sumber Data

Data didapat berupa data sekunder yang didapatkan dari:

a. Data geografis dan demografi dari wilayah kerja di UPTD Puskesmas Ciampea

b. Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Berencana di UPTD Puskesmas Ciampea

c. Profil di UPTD Puskesmas Ciampea tahun 2021.

4.2 Data Geografi

Secara geografi wilayah, Puskesmas Ciampea berada pada ketinggian ±300 mdpl, suhu udara
berkisar antara 20º - 30ºC dan curah hujan 278 mm/t dalam 22 hari. Luas wilayah kerja Puskesmas
Ciampea sekitar 15.574,2 Ha. Dengan perbatasan wilayah;

- Sebelah Utara : Kecamatan Rancabungur


- Sebelah Selatan : Kecamatan Tenjolaya
- Sebelah Barat : Kecamatan Cibungbulang
- Sebelah Timur : Kecamatan Dramaga

Wilayah Puskesmas Ciampea terdiri dari 4 Desa, 32 RW, dan 170 RT, topografi wilayah
Kecamatan Ciampea yaitu sebagian berupa daerah dataran rendah dan sebagian dataran berbukit.
4.3 Profil dan Sumber Tenaga Kesehatan
Puskesmas Kecamatan Ciampea yang berlokasi di Jalan Raya Letnan Sukarna No. 24,
Ciampea, Kabu paten Bogor, Jawa Barat adalah pusat kesehatan masyarakat tingkat kecamatan
yang memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat wilayah Kecamatan Ciampea.
Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan di Puskesmas Kecamatan Ciampea, tenaga
kesehatan melaksanakan tugas pelayanan tersebut merupakan faktor utama yang memegang
peranan, karena itu tenaga kesehatan di Puskesmas Kecamatan Ciampea dituntut memiliki
kemampuan dan keahlian yang professional.
Berikut adalah komposisi tenaga kesehatan yg ada di Puskesmas Kecamatan Ciampea,
yaitu:
Tabel 4.3 Jenis Ketenagaan di Puskesmas Ciampea

No. Jenis Tenaga Jumlah Status Kepegawaian


1 Dokter Umum 2 2 PNS
2 SKM 1  Rekrutmen BOK
3 Dokter Gigi 1  PTT
4 SKP -  -
5 S1 Perawat 2 1 PNS, 1 Sukwan
5 D3 Perawat 10 3 PNS, 2 PTT/Honda, 5
Sukwan
6 D4 Kebidanan 7 4 PNS, 1 PTT, 2
Sukwan
7 D3 Kebidanan 9 4 PNS, 2 PTT, 4
Sukwan
8 S1 GIZI 1 PNS
9 D3 Sanitarian 1 PNS
10 D3 Analis Lab 1 PTT
11 Perawat Gigi 1 PNS  
12 Farmasi 1 PNS
13 SMK/ SMA/ SPK 11 2 PNS, 10 Sukwan
14 SMP 3  Sukwan
15 SD 2 2 Sukwan
4.4 Gambaran Masyarakat Ciampea
Berdasarkan data dari Sasaran Proyeksi Kesehatan Puskesmas Ciampea tahun 2020:

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Ciampea

NO DESA JENIS KELAMIN JUMLAH


L P
1 Benteng 6.677 6.415 13.091
2 Bojong 8.496 8.163 16.659
Rangkas
3 Ciampea 6.891 6.620 13.511
4 Cibanteng 8.172 7.852 16.024
TOTAL 30.236 29.050 59.286

4.5 Data Khusus

1. Masukan
o Tenaga (Man)

 Dokter : 2 orang
 Koordinator program KB : 1 orang
 Bidan desa : 4 orang
 Bidan puskesmas : 10 orang
 Kader posyandu : 120 orang (24 Posyandu )
 PLKB : 2 orang
o Dana (Money)
 Dana Anggaran Umum atau Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Kabupaten Bogor
 Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Ciampea
o Sarana dan Prasarana (materials)
 Sarana Medis
- Stetoskop : 1 buah
- Tensimeter : 1 buah
- Termometer : 3 buah
- Timbangan berat badan bayi : 1 buah
- Meja ginekologi : 1 buah
- Meja alat-alat, obat dan alokon : 1 buah
- Tempat tidur periksa : 1 buah
- Sarung tangan steril : 100 pasang
- Timbangan berat badan dewasa : 1 buah
- Lemari peralatan dan alokon : 1 buah
- Implant kit : 2 set
- AKDR kit steril : 2 set
 Sarana Kontrasepsi
- IUD Copper-T : 10 buah
- Auto Disable Syringe with Needle : 500 buah
- Implan : 10 buah
- Pil KB Kombinasi : 1200 strip
- Cyclogestone : 1 vial
- Depogestone : 1 vial
- Alat Kontrasepsi Lain (Kondom) : 10 lusin
 Sarana Obat-obatan
- Cairan antiseptik Betadine : 3 botol
- Tablet analgetik : 300 tablet
- Kapas alkohol dan kasa steril : 5 toples
- Vitamin B6 : 900 tablet
 Sarana Non-medis
- Ruang pendaftaran : ada
- Ruang tunggu : ada
- Ruang untuk pemeriksaan pasien : ada
- Lemari arsip : ada
- Lemari obat : ada
- Meja pemeriksaan : ada
- Tempat tidur pemeriksaan : ada
o Metode
 Komunikasi, Informasi dan Edukasi
 Konseling
- Menerangkan arti dan tujuan dari keluarga berencana, alat-
alat, memberikan pilihan kontrasepsi yang sesuai, serta
menjelaskan efek samping yang mungkin terjadi dari
pemakaian alat kontrasepsi.
- Membantu calon peserta KB untuk memutuskan
pilihannya atas metode kontrasepsi yang paling sesuai
dengan kondisi atau keadaan pribadi dan keluarganya.
 Pelayanan kontrasepsi
- Pil

 Pemakaian secara teratur seperti pada petunjuk yang


tertulis pada kartu.
 Pil pertama perlu diminum pada hari kelima setelah
hari permulaan haid, kemudian satu pil diminum setiap
hari secara teratur.
- Suntikan

 Cyclogeston
1 kali per 1 bulan, dosis 0,5 cc, secara intramuskular di
Muskulus Deltoid lengan atas.
 Depogeston
1 kali per 3 bulan, dosis 3,0 cc, secara intramuskular di
Muskulus Gluteus.
- Implan
 Lokasi implan diletakkan di lengan kiri atas bagian
volar, kira-kira 10 cm dari lipat siku. Pemasangan
sesuai prosedur legeartis.9
- Intra Uterine Device (IUD)
Anamnesis, pemeriksaan umum dan khusus (obstetrik).
Pemasangan sesuai prosedur.
- Kondom : Pemasangan sesuai prosedur
 Pembinaan akseptor KB, Melakukan pemantauan berkala terhadap akseptor KB
untuk mencegah drop out, memotivasi akseptor untuk memakai kontrasepsi
jangka panjang
 Penanganan efek samping dan komplikasi Pada setiap kasus yang terjadi efek samping dan
komplikasi yang ringan.
 Pelayanan rujukan KB Pada setiap kasus berat yang tidak ditangani di Puskesmas.
 Pencatatan dan pelaporan, Fasilitas pelayanan KB mencatat semua hasil pelayanan KB yang
berisi data tentang peserta KB, metode yang digunakan, kejadian komplikasi, peserta drop
out, gagal KB, atau pindah ke luar wilayah.. Setiap bulan laporan direkapitulasi di
Puskesmas untuk nantinya dilaporkan bersama rekapitulasi alokon ke Kabupaten.

2. Proses

o Perencanaan
1. Komunikasi, informasi, edukasi
Penyuluhan kadang-kadang dilakukan bersamaan dengan Posyandu dan kelas ibu
hamil.
2. Konseling;
Dilakukan pada setiap jam kerja hari senin sampai sabtu, oleh bidan di Puskesmas
dengan memberikan informasi kepada calon peserta KB melalui wawancara.
3. Perencanaan pelayanan kontrasepsi
Dilakukan pada setiap jam kerja hari senin sampai sabtu, oleh bidan di Puskesmas

4. Pembinaan akseptor KB

Dilakukan pada setiap jam kerja, oleh bidan di Puskesmas untuk memotivasi peserta KB. Penyuluhan KB
dilakukan minimal 1 kali setiap bulan serta sering bersamaan dengan kegiatan posyandu dan kelas ibu
hamil.
5. Penanganan efek samping dan komplikasi

Dilakukan pada setiap jam kerja hari senin - sabtu oleh


bidan ataupun dokter

6. Pelayanan rujukan KB

Dilakukan pada setiap jam kerja hari senin sampai sabtu,


oleh bidan ataupun dokter
7. Perencanaan pencatatan dan pelaporan

Dilakukan pencatatan register harian oleh bidan desa untuk kemudian pada setiap akhir
bulan dilaporkan oleh bidan atau petugas program KB di UPTD Puskesmas
Ciampea.
o Pengorganisasian
Pengorganisasian tertulis dan pembagian tugas dalam melaksanakan program Keluarga
Berencana di Puskesmas Ciampea Kabupaten Bogor

o Pelaksanaan
1. Komunikasi, informasi, edukasi
Dilakukan pada setiap hari kerja, oleh bidan di Puskesmas. Penyuluhan kadang-kadang
dilakukan bersamaan dengan Posyandu. Tidak ada jadwal penyuluhan khusus untuk
program KB. Penyuluhan perseorangan dan konseling juga dilakukan bidan desa
kepada ibu hamil.
2. Pendaftaran
Calon klien atau klien KB datang ke Poli KIA dengan menunjukkan kartu kepesertaaan
BPJS kesehatan (bagi yang sudah menjadi peserta JKN) dan mendapat kartu peserta
KB. Data klien dan pelayanan dicatat pada kartu status peserta KB dan register
kohort KB.
3. Konseling
Dilakukan pada setiap jam kerja hari Senin-Sabtu oleh bidan di Puskesmas dengan
memberikan informasi kepada calon peserta KB melalui wawancara untuk memilih
pelayanan KB yang dikehendaki klien.
4. Pelayanan kontrasepsi
Dilakukan pada setiap jam kerja hari kerja, Senin-Sabtu oleh bidan di Puskesmas.
Setelah klien menyetujui untuk menggunakan salah satu metode kontrasepsi, khusus
pelayanan suntik, IUD atau implan perlu persetujuan secara tertulis dengan
menandatangani formulir inform consent, apabila klien tidak setuju perlu diberi
konseling ulang. Setelah pelayanan KB, bidan memantau hasil pelayanan KB dan
memberikan nasehat pasca pelayanan kepada klien KB sebelum klien pulang dan
kontrol kembali.
5. Penanganan efek samping dan komplikasi
Dilakukan setiap hari oleh bidan ataupun dokter di Puskesmas.
6. Pelayanan rujukan KB
Dilakukan setiap hari oleh bidan ataupun dokter di Puskesmas.
7. Pencatatan dan pelaporan
Dilakukan pencatatan setiap hari kerja oleh petugas program KB di UPTD
Puskesmas Ciampea, dan pelaporan dilakukan setiap awal bulan ke Dinas
Kesehatan Bogor oleh petugas program KB.
b. Pengawasan
Fasilitas pelayanan KB mencatat semua hasil pelayanan KB yang berisi data
tentang peserta KB, metode yang digunakan, kejadian komplikasi, peserta drop out,
gagal KB. Setiap bulan laporan direkapitulasi di Puskesmas, untuk nantinya dilaporkan
bersama rekapitulasi alokon ke Kabupaten.

3. Keluaran
- Cakupan Konseling
Cakupan konseling : tidak ada data

- Cakupan Peserta KB Baru


Peserta KB baru adalah PUS yang baru pertama kali menggunakan metode
kontrasepsi, termasuk mereka yang pasca keguguran, sesudah melahirkan, atau pasca
istirahat minimal 3 bulan.

a. Jumlah peserta KB baru : 1236

b. Jumlah PUS : 10.592

c. Persentase peserta KB baru terhadap PUS:


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝐾𝐵 𝑏𝑎𝑟𝑢
= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑈𝑆 ×100%

1.236
= 10.592 ×100%= 11,66%

Target pelayanan KB baru : 16,68%

Besar masalah = (16,68 – 11,66) / 16,68 x 100%

= 30,09%

4.3.3.2 Cakupan Peserta KB Aktif (Contraceptive


Prevalence Rate)
Peserta KB aktif adalah peserta KB baru dan lama yang
masih aktif memakai alokon terus-menerus hingga saat ini
untuk menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri
kesuburan.10
a. Jumlah peserta KB aktif : 6253
b. Jumlah PUS : 10.592
c. Persentase peserta KB aktif terhadap PUS :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝐾𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓


= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑈𝑆 ×100%

6253
= 10.592 ×100% = 59.03%

Target pelayanan KB aktif : 70%

Besar masalah = (70-59,03) / 70 x 100%

= 15,67%

4.3.3.3 Cakupan Peserta KB Aktif berdasarkan Metode


Kontrasepsi

a. Cakupan peserta KB Pil

Jumlah peserta KB Pil


= x 100%
Jumlah peserta KB Aktif
2201
= x 100% = 35,1%
6.253
Target pelayanan KB Pil : 17%
Besar masalah = tidak ada

b. Cakupan peserta KB Suntik


Jumlah peserta KB Suntik
= x 100%
Jumlah peserta KB Aktif
5436
= x 100% = 74%
6.253

Target pelayanan KB Suntik : 19%


Besar masalah = tidak ada

c. Cakupan peserta KB Kondom

Jumlah peserta KB Kondom


= x 100%
Jumlah peserta KB Aktif
49
= x 100% = 0,78 %
6.253
Target pelayanan KB kondom : 2,5 %
Besar Masalah : (2,5 – 0,78)/2,5 x 100% = 68%

d. Cakupan peserta KB Implan

Jumlah peserta KB Implan


¿ x 100%
Jumlah peserta KB Aktif
159
= x 100% = 1,8%
6,253
Target Pelayanan KB Implan : 10 %
Besar masalah = (10 – 1,8) /10 x 100%
= 82%

e. Cakupan peserta KB IUD


Jumlah peserta KB IUD
= x 100%
Jumlah peserta KB Aktif
73
= x 100% = 1,16%
6,253
Besar masalah = (13-1,16)/13 x 100% = 91%

Tabel 2. Cakupan peserta KB aktif perkontrasepsi

No. Variabel Pencapaian (%)

1. Cakupan peserta KB Pil 35,1%

2. Cakupan peserta KB Suntik 74%

3. Cakupan peserta KB Kondom 0,7%

4. Cakupan peserta KB Implan 1,80%

5. Cakupan peserta KB IUD 1,16%


4.3.3.1 Persentase Komplikasi

Peserta KB dengan komplikasi adalah peserta KB baru atau lama yang


mengalami gangguan kesehatan mengarah pada keadaan patologis, sebagai
akibat dari proses tindakan/pemberian/pemasangan alat kontrasepsi yang
digunakan seperti: perdarahan, infeksi/abses, fluor albus yang bersifat patologis,
perforasi, translokasi, hematoma, peningkatan tekanan darah, perubahan Hb,
ekspulsi. Angka toleransi kejadian komplikasi kontrasepsi untuk semua metode
adalah 3,5%. Namun, sebelum persentansenya mencapai 3,5% apalagi lebih,
perlu dilihat jenis kontrasepsi apa yang memberikan kontribusi terbesar untuk
dilakukan peningkatan pelayanan.10

a. Jumlah peserta KB aktif : 6253


b. Jumlah peserta yang komplikasi : 0

Persentase peserta KB yang komplikasi terhadap jumlah


peserta KB aktif :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝐾𝐵 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖


= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝐾𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓 ×100%

0
¿ ×100 %=0 %
8825
Besar Masalah : tidak ada

4.3.3.2 Persentase Kegagalan Kontrasepsi

Kegagalan kontrasepsi adalah kasus terjadinya kehamilan pada akseptor KB


aktif yang pada saat tersebut menggunakan metode kontrasepsi. Angka toleransi
untuk kegagalan adalah 0.2%.10
a. Jumlah peserta KB aktif : 6253
b. Jumlah peserta yang mengalami kegagalan
kontrasepsi : 7
Jumlah peserta KB yang mengalami kegagalan
¿ ×100 %
Jumlah peserta KB aktif
7
¿ ×100 %=0.11 %
6253

Target: <12,5 % dalam 1 tahun


Besar masalah : tidak ada

4.3.3.3 Persentase Drop Out

Peserta drop out adalah peserta yang tidak melanjutkan penggunaan kontrasepsi
(drop out) dalam satu tahun kalender dibandingkan jumlah peserta aktif di tertentu.
Kasus DO tidak termasuk mereka yang mengganti metode KB. Tidak ada batas
toleransi peserta drop out yang ditetapkan.10
a. Jumlah peserta KB aktif : 6253
b. Jumlah peserta yang drop out (semua metode)
: 29
Jumlah peserta KB yang drop out
×100 %
Jumlah peserta KB aktif
29
¿ ×100 %=0.46 %
6253
Target: < 12,5 % dalam 1 tahun
Besar masalah : tidak ada

4.3.3.4 Cakupan Penanganan Efek Samping, Rujukan dan Komplikasi

Cakupan penanganan efek samping dan komplikasi : tidak ada


4.3.4 Umpan Balik

1. Sistem pencatatan dan pelaporan yang sesuai dengan waktu yang


ditentukan dan dapat digunakan sebagai masukan dalam gerakan
keluarga berencana. Namun, data dari fasilitas pelayanan kesehatan
swasta tidak diambil oleh staf puskesmas (dari praktek bidan mandiri)
2. Laporan kegiatan setiap bulan untuk mengevaluasi program yang
telah dijalankan (dilaksanakan bersama lokakarya bulanan) sekaligus
dengan rekomendasi-rekomendasi untuk masukan program KB yang
sudah berjalan.

4.3.5 Dampak
4.3.5.1 Dampak Langsung
 Menurunkan Crude Birth Rate (CBR) : belum dapat dinilai
 Meningkatkan jumlah peserta KB Baru : belum dapat dinilai
 Meningkatkan jumlah peserta KB Aktif : belum dapat dinilai

4.3.5.2 Dampak Tidak Langsung


 Pengendalian Laju Pertumbuhan Penduduk : belum dapat dinilai
 Pengendalian Total Fertility Rate (TFR) : belum dapat dinilai
 Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak : belum dapat dinilai

4.3.7 Lingkungan
4.3.5.3 Fisik

a) Lokasi Puskesmas : Mudah dijangkau oleh akseptor KB baik dengan


menggunakan kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat.
b) Fasilitas kesehatan lain : Tersedia bidan praktek swasta, praktek
dokter yang tersebar di wilayah kerja Puskesmas Ciampea
c) Transportasi: Tersedia
Bab V
Pembahasan

5.1 Masalah Menurut Variabel Keluaran

Tolak
No Variabel Pencapaian Masalah
Ukur

1. Persentase peserta KB baru 16,68% 11,66% 30,09%

1 Persentase peserta KB aktif 70% 59,03% 15,67%

2 Persentase peserta KB pil 17% 35% (-)

3 Persentase peserta KB suntik 19% 74% (-)

4 Persentase peserta KB implant 10% 1,80% 82%

5 Persentase peserta KB IUD 13% 1,16% 91%

6 Persentase peserta KB kondom 2.5% 0,7% 68%

Persentase peserta KB yang


<12,5% 0 (-)
mengalami komplikasi
7
Persentase peserta KB yang
8 <12.5% 0,11 (-)
mengalami kegagalan

Persentase peserta KB yang


9 <12,5% 0,46 (-)
mengalami drop out
5.1 Masalah Menurut Variabel Proses

No. Variabel Target Pencapaian Masalah


1 Komunikasi Dilakukan pada setiap Pembinaan dilakukan pada jam (+)
Informasi jam kerja, oleh bidan di kerja Puskesmas. Penyuluhan
dan Edukasi Puskesmas untuk tidak dilakukan tiap bulan dan
memotivasi peserta KB. tidak ada waktu perencanaan
Penyuluhan KB kegiatan. Kader KB beberapa
dilakukan minimal 1 desa kurang aktif.
kali setiap bulan serta
sering bersamaan
dengan kegiatan
posyandu dan kelas ibu
hamil.
2 Pelayanan Dilakukan Senin-Sabtu Pemasangan KB sering tertunda (+)
Akseptor KB oleh bidan di karena alat KB habis,
puskesmas dengan pemasangan KB massal
memberikan informasi menunggu pihak PLKB.
tentang kontrasepsi
yang tersedia serta
penggunaannya
3 Pencatatan  Hasil pelayanan  Hasil pelayanan KB (+)
dan KB harian selalu harian tidak selalu
pelaporan
dicatat dalam dicatat dalam register
register harian. harian namun setiap
Laporan akhir bulan dilakukan
bulanan ada, penjumlahan hasil
dan Triwulanan pelayanan untuk
ada. pengisian laporan
 Setiap bulan staf bulanan dan triwulan.
PLKB Bulanan ada, tetapi
mengambil data tidak lengkap.
laporan Triwulanan tidak ada
pelayanan KB  Ada beberapa hasil
dari fasilitas laporan dari fasilitas
pelayanan kesehatan swasta tidak
Kesehatan ada pelaporan ke data
swasta (dokter Puskesmas
praktek umum,
bidan praktek
mandiri, klinik).

5.2 Masalah Menurut Variabel Lingkungan

No. Variabel Pencapaian Masalah


1 Fasilitas Tersedia bidan praktek swasta, praktek Ada
Kesehatan lain dokter yang tersebar di wilayah kerja pengaruh
Puskesmas Ciampea.
2 Pendidikan dan Pengetahuan masyarakat mengenai Ada
pengetahuan kontrasepsi yang belum memadai baik dari pengaruh
segi keuntungan, kerugian, metode
pemasangan dan syarat penggunaan.
3 Sosial Stigma buruk mengenai MKJP tinggi pada Ada
masyarakat pengaruh

*Variabel selain tertera diatas tidak memiliki masalah berdasarkan tolok


ukur keberhasilan
Bab VI
Perumusan Masalah

Masalah-masalah yang ditemukan dalam evaluasi Program Keluarga


Berencana (KB) di Puskesmas Ciampea , sebagai berikut:
6.1 Masalah menurut Keluaran (Masalah Sebenarnya)
A. Cakupan peserta KB Baru 11,66% dari target 16,68% (masalah
sebesar 30,09%)
B. Cakupan peserta KB Aktif 59,03% dari target 70% (masalah sebesar
15,67%)
C. Cakupan peserta KB metode kondom 0,7% dari target 2,5%
(masalah sebesar 68%)
D. Cakupan peserta KB Implan 1,80% dari target 10% (masalah
sebesar 82%)
E. Cakupan peserta KB IUD 1,16% dari target 13% (masalah sebesar
91%)

6.2 Masalah menurut Unsur Lain (Penyebab Lain)


A. Dari proses
o Penyuluhan tidak dilakukan tiap bulan dan tidak ada waktu
perencanaan kegiatan. Kader KB beberapa desa kurang aktif. Kelas
ibu hamil ditiadakan sementara waktu karena pandemic covid-19
o Pemasangan KB sering tertunda karena alat KB habis, pemasangan
KB massal menunggu pihak PLKB.
o Pemberian motivasi untuk menggunakan kontrasepsi jangka
panjang masih kurang digalakan.
o Hasil pelayanan KB harian dicatat dalam lapoean harian
puskesmas tetapi peyanan KB di Bidan Praktek Mandiri yg
tersebar diwilayah kerja Puskesmas Ciampea tidak dilaporkan
hasilnya ke puskesmas.
B. Dari lingkungan
o Tersedia bidan praktek swasta, praktek dokter yang tersebar di
Puskesmas Ciampea.
o Pengetahuan masyarakat mengenai kontrasepsi yang belum
memadai baik dari segi keuntungan, kerugian, metode pemasangan
dan syarat penggunaan.
o Stigma buruk mengenai MKJP tinggi pada masyarakat.
Bab VII
Prioritas Masalah

7.1 Masalah Menurut Keluaran


A. Cakupan peserta KB Baru 11,66% dari target 16,68% (masalah
sebesar 30,09%)
B. Cakupan peserta KB Aktif 59,03% dari target 70% (masalah sebesar
15,67%)
C. Cakupan peserta KB Kondom 0,7% dari target 2,5% (masalah sebesar
68%)
D. Cakupan peserta KB Implan 1,80% dari target 10% (masalah
sebesar 82%)
E. Cakupan peserta KB IUD 1,16% dari target 13% (masalah sebesar 91%)

7.2 Prioritas Masalah

No Parameter Masalah
A B C D E

1. Besarnya masalah 5 2 2 5 5

2. Berat ringannya akibat yang 4 4 3 3 4


ditimbulkan

3. Keuntungan sosial yang diperoleh 3 4 4 4 4

4. Teknologi yang tersedia dan dapat 3 3 3 3 3


dipakai

5. Sumber daya yang tersedia untuk 4 5 3 5 4


menyelesaikan masalah

Total 19 18 15 20 20

Keterangan derajat masalah :


5 = Sangat penting
4 = Penting
3 = Cukup penting
2 = Kurang penting
1.= Sangat kurang penting

Yang menjadi prioritas masalah adalah :

a. Cakupan peserta KB Implan 1,80% dari target 10% (masalah sebesar


82%)
b. Cakupan peserta KB IUD 1,16% dari target 13% (masalah sebesar 91%)
Bab VIII
Penyelesaian Masalah

i. Masalah 1: Cakupan peserta KB Implan 1,80% dari target 10%


(masalah sebesar 82%)

 Penyebab
1. Pemberian penyuluhan dan motivasi untuk menggunakan kontrasepsi
jangka panjang masih kurang.
2. Pencatatan dan pelaporan dari fasilitas kesehatan swasta yang tidak
lengkap.
3. Belum ada media konseling berupa poster, leaflet dan lembar balik
yang berfokus untuk menghilangkan stigma dan informasi yang
salah mengenai jenis kontrasepsi implant
4. Adanya mitos atau informasi salah yang beredar di masyarakat
mengenai efek samping dan efektivitas KB jenis implan
 Penyelesaian
1) Memberikan penghargaan pada kader yang aktif membina KB sehingga
kader aktif untuk melakukan penyuluhan perbulan dan membuat jadwal
penyuluhan dan dapat juga di lakukan dikelas ibu hamil
2) Bekerja sama dengan bagian Promosi Kesehatan dan PLKB untuk
menentukan jadwal yang tertulis dan tetap dalam pembinaan akseptor KB,
lalu mensosialisasikan terlebih dulu pada masyarakat.
3) Meminta laporan perbulan yang telah ditetapkan tanggalnya oleh
puskesmas dari Bidan praktek swasta mengenai data laporan KB aktif, dan
sebagai timbal baliknya bidan swasta terkait diberikan alat kontrasepsi dari
yang telah disediakan oleh pemerintah, serta mencatat akseptor baru
4) Menggalakan para bidan untuk melakukan pembinaan KIE (Komunikasi,
Informasi, Edukasi) terhadap akseptor maupun mencari calon akseptor
KB baru (PUS) serta memberikan penyuluhan mengenai alat kontrasepsi
jangka panjang, termasuk didalamnya perlu memberikan perhatian yang
lebih untuk memberikan informasi yang benar mengenai stigma atau mitos
yang salah yang beredar di masyarakat
ii. Masalah 2: Cakupan peserta KB IUD 1,16% dari target 13% (masalah sebesar 91%)

 Penyebab
1) Pemahaman masyarakat disekitar lebih menyukai metode yang dianggap
umum digunakan dan minimal-risk.
2) Tidak adanya sasaran yang menjadi target dari penyuluhan atau pun
pembinaan mengenai MKJP termasuk didalamnya metode kontrasepsi
IUD.

3) Tingginya stigma negative dalam masyarakat mengenai IUD.

 Penyelesaian
1. Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dengan memperkaya materi
penyuluhan tidak hanya menekankan metode kontrasepsi secara
menyeluruh saja namun di dalamnya juga terkandung makna dari metode
kontrasepsi jangka panjang, beserta manfaat, biaya yang ditanggung, serta
efek samping dari metode kontrasepsi IUD.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas konseling tidak hanya ketika akan
melakukan pelayanan KB, namun sebaiknya juga saat di luar pelayanan.
Di dalam konseling pribadi, akseptor dimotivasi untuk mulai mengganti
metode kontrasepsi yang biasa digunakan menjadi kontrasepsi berjangka
panjang, disertai dengan pemberian pemahaman seputar IUD. Ditekankan
suami akseptor dan anggota keluarga yang berpengaruh diikutsertakan
dalam konseling.
3. Dalam menentukan target sasaran dari penggunaan MKJP, bekerja sama
dengan PLKB untuk mendata PUS yang berusia 15-49 tahun dan sudah
memiliki 2 anak.
Bab IX
Penutup

9.1 Kesimpulan

Dari hasil evaluasi dengan cara pendekatan sistem di Puskesmas


Ciampea , dapat disimpulkan bahwa ditemukan masalah pada program
ini karena masih ada beberapa variabel yang belum sesuai dengan tolak
ukur yang telah ditentukan beserta beberapa masalah lain yang harus
diperbaiki. Berikut merupakan hasil evaluasi secara singkat.
a. Cakupan pelayanan peserta KB baru di Puskemas Ciampea sebesar
11,6% (Besar masalah 30,09%)
b. Cakupan pelayanan peserta KB aktif di Puskemas Ciampea sebesar
59,03% (Besar masalah 15,67%)
c. Cakupan PUS yang menjadi peserta KB aktif berdasarkan jenis
kontrasepsi yang digunakan meliputi: Pil 35%, Suntik 74%, Implan
1,80%, Kondom 0,7 %, Intra-Uterine Device (IUD) 1,16% di
Puskemas Ciampea
9.2 Saran
a. Pemanfaatan lebih maksimal wadah-wadah yang dapat digunakan
sebagai wadah penyuluhan, seperti posyandu, kelas ibu hamil dan
penyuluhan dalam gedung, guna meminimalisir stigma negative
mengenai KB yang tinggi dalam masyarakat . Saat dilakukan
penyuluhan lebih baik dengan membawa contoh alat kontrasepsi dan
peragaan penggunaannya, dan juga berbagi pengalaman dengan
narasumber yang sudah menggunakan KB tersebut. Dimana bukti
telah dilakukan penyuluhan dan mendokumensikan dalam bentuk
foto.
b. Meningkatkan partisipasi aktif kader KB dengan memberikan
penghargaan untuk setiap kader yang aktif melakukan penyuluhan
KB. Dimana bukti telah dilakukan pemberian sertifikat dan
didokumentasikan dalam bentuk foto.
c. Membuat jadwal tetap layanan KB yang menyediakan KB dengan
MKJP secara gratis di Puskesmas
d. Media promosi yang diberikan lebih variatif, dengan menempelkan
poster, banner, spanduk, serta leaflet yang dibagikan secara gratis
kepada sasaran program, dan memanfaatkan TV yang ada di depan
informasi memutar tayangan mengenai KB
e. Mengadakan pendataan PUS yang berusia 20-30 tahun dan memiliki
jumlah anak 2 orang dengan bantuan PLKB, lalu pendataan ini
digunakan sebagai sasaran akseptor KB yang akan diberikan IUD,
sebelumnya dilakukan konseling terlebih dahulu yang mana
mengikutsertakan suaminya
Apabila saran ini terlaksana, maka diharapkan masalah yang telah
dijabarkan di atas dapat diatasi atau setidaknya dikurangi pada periode
mendatang.
Daftar Pustaka

1. Data Statistik Indonesia. 2019. Keluarga Berencana. Diunduh dari


http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/330/330/.
2. Badan Pusat Statistik. Hasil sensus penduduk 2019 data agregat per
provinsi. Jakarta: Badan Pusat Statistik Indonesia: 2019. h. 6-14
3. Badan Pusat Statistik. Statistik Indonesia 2019. Jakarta: Dharmaputra;
2019. h. 75.
4. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Rencana
strategis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional tahun 2016-
2020. Jakarta: BKKBN. h. 5-8.
5 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Laporan
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah tahun 2019. Jakarta: BKKBN h 17
6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman manajemen
pelayanan keluarga berencana. Jakarta: Depkes RI; 2014.h.1-3.
7. Kementerian Kesehatan RI 2020. Data dan informasi profil kesehatan
Indonesia 2019. Kementerian Kesehatan RI; 2020.h.99-100.
8. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. Jumlah akseptor KB baru
menurut alat kontrasepsi dan kecamatan di Kabupaten Bogor, 2018.;h.1.
9. Kependudukan dan Keluarga Berencana. Buku panduan praktis
pelayanan kontrasepsi. Edisi ke-3. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono;2013. H
MK37, JM5
10. Departemen Kesehatan RI. Sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan
KB.

Anda mungkin juga menyukai