Penyusun :
dr. Dhea Nur Puspita
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas perkenanNya
penulis dapat menyelesaikan Mini Project berjudul “Evaluasi Program Keluarga Berenaca di
Puskesmas CIampea Tahun 2020”.
Mini Project ini dibuat sebagai syarat untuk memenuhi tugas dokter internsip indonesia
2021-2022 di Puskesmas Ciampea, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Tentunya kami
berharap pembuatan Mini Project ini tidak hanya berfungsi sebagai apa yang telah disebutkan di
atas. Namun, besar harapan kami agar laporan ini juga dapat dimanfaatkan oleh semua pihak yang
berhubungan dengan masalah ini.
Penelitian dan penyusunan Mini Project ini tentunya masih jauh dari sempurna dikarenakan
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada:
1. dr. Budi Suarman, selaku Kepala Puskesmas Ciampea sekaligus pembimbing penulis dalam
penyusunan Mini Project ini, terima kasih atas segala bimbingan dan waktu yang telah diberikan
kepada penulis sehingga Mini Project ini dapat selesai dengan baik dan tepat waktu.
2. Seluruh staf di Puskesmas Ciampea yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan
informasi dan banyak memberi sumbangsih dalam penyelesaian Mini Project ini.
3. Rekan – rekan internsip yang telah memberikan bantuan selama penyusunan Mini Project dan
berlangsungnya internsip ini.
4. Kedua orang tua tercinta atas doa serta dukungan moril maupun materiil sehingga penulis dapat
menyelesaikan Mini Project ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan Mini Project ini masih banyak kekurangan oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima semua kritik dan saran yang
membangun.
Penulis
Daftar Isi
Halaman Judul...........................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan
1.3 Tujuan..................................................................................................10
1.5 Sasaran.................................................................................................13
2.1 Materi...................................................................................................14
2.2 Metode..................................................................................................14
4.3.1 Masukan......................................................................................21
4.3.2 Proses..........................................................................................24
4.3.3 Keluaran......................................................................................27
4.3.5 Dampak.......................................................................................32
4.3.6 Lingkungan.................................................................................32
6.2.1 Proses..........................................................................................38
6.2.2 Lingkungan.................................................................................38
Bab IX Penutup
9.1 Kesimpulan…………………………………………………………...44
9.2 Saran………………………………………………………………….44
Daftar Pustaka........................................................................................................46
Bab I
Pendahuluan
Dari latar belakang yang diuraikan diatas, maka rumusan masalah adalah seperti berikut:
1.1.1 Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2020 sebanyak 267 juta jiwa dengan Laju
Pertumbuhan Penduduk (LPP) Indonesia, yakni sebesar 1,49% pertahun..
1.1.2 Jumlah penduduk Kabupaten Bogor oleh Badan Pusat Statistik pada tahun 2020 adalah
5.427.069 jiwa dengan LPP 2019 adalah 0,94%.
1.1.3 Menurut Profil Kesehatan RI, KB aktif diantara PUS (Pasangan Usia Subur) tahun 2019
sebesar 63,22%, sedangkan yang tidak pernah ber-KB sebesar 18.63%.
1.1.4 Di Kabupaten Bogor berdasarkan BKKBN tahun 2018 jumlah KB aktif sebesar 119.950
atau 20% PUS.
1.1.5 Laporan KB Kabupaten Bogor di wilayah kerja Puskesmas Ciampea cakupan peserta KB
Implant sebesar 1,80% dari target 10%.
1.1.6 Laporan KB di wilayah kerja Puskesmas Ciampea cakupan peserta KB IUD sebesar
1,16% dari target 13%.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Evaluator
a) Menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan
b) Mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang evaluasi
gerakan Keluarga Berencana di Puskesmas dalam lingkup
wilayah kerjanya.
c) Mengetahui masalah-masalah yang menjadi kendala dalam
menjalankan program, khususnya Pelayanan Keluarga
Berencana sehingga merangsang cara berpikir secara kritis
dan ilmiah.
1.4.2 Bagi Puskesmas
a) Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam program
Keluarga Berencana sehingga akan membentuk kemandirian
Puskesmas dalam upaya penyelesaian dan lebih mengaktifkan
lagi program tersebut untuk memenuhi target cakupan
program.
b) Memberikan masukan terhadap jalinan kerjasama dan
membina peran serta masyarakat dalam melaksanakan
program Keluarga Berencana, sehingga Pelayanan Keluarga
Berencana di UPTD Puskesmas Ciampea dapat menjadi lebih
baik.
1.4.3 Bagi Masyarakat
a) Meningkatkan program kerja di UPTD Puskesmas Ciampea
terkait Keluarga Berencana sehingga masyarakat
mendapatkan pelayanan dan pembinaan kesehatan yang lebih
baik lagi dari Puskesmas.
b) Menambah pengetahuan dan informasi yang lebih banyak
mengenai pelayanan Keluarga Berencana, salah satunya tahu
metode kontrasepsi yang sesuai digunakan sampai dengan
efek samping dan komplikasi yang bisa ditimbulkan.
1.5 Sasaran
Semua Pasangan Usia Subur (PUS), yaitu pasangan yang istrinya
berumur antara 15-49 tahun, dalam hal ini termasuk pasangan yang
istrinya lebih dari 49 tahun tetapi masih mendapat menstruasi, di UPTD
Puskesmas Ciampea Kabupaten Bogor
Bab II
Materi dan Metode
2.1 Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan hasil
kegiatan bulanan Puskesmas mengenai program di Puskesmas Ciampea,
yang berisi kegiatan:
a. Konseling
b. Pelayanan kontrasepsi
c. Pembinaan
d. Penanganan efek samping dan komplikasi ringan
e. Pelayanan rujukan
f. Pencatatan dan pelaporan
2.2 Metode
Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan cakupan program
KB di UPTD Puskesmas Ciampea terhadap tolak ukur yang ditetapkan
dengan mengadakan pengumpulan data, pengolahan data, analisis data
dan interpretasi data menggunakan pendekatan sistem sehingga dapat
ditemukan masalah-masalah yang ada dari pelaksanaan program Keluarga
Berencana di UPTD Puskesmas Ciampea. Selanjutnya, dilakukan usulan
dan saran sebagai pemecahan masalah berdasarkan penyebab masalah
yang ditemukan dari unsur-unsur sistem.
Bab III
Kerangka Teoritis
a. Data geografis dan demografi dari wilayah kerja di UPTD Puskesmas Ciampea
Secara geografi wilayah, Puskesmas Ciampea berada pada ketinggian ±300 mdpl, suhu udara
berkisar antara 20º - 30ºC dan curah hujan 278 mm/t dalam 22 hari. Luas wilayah kerja Puskesmas
Ciampea sekitar 15.574,2 Ha. Dengan perbatasan wilayah;
Wilayah Puskesmas Ciampea terdiri dari 4 Desa, 32 RW, dan 170 RT, topografi wilayah
Kecamatan Ciampea yaitu sebagian berupa daerah dataran rendah dan sebagian dataran berbukit.
4.3 Profil dan Sumber Tenaga Kesehatan
Puskesmas Kecamatan Ciampea yang berlokasi di Jalan Raya Letnan Sukarna No. 24,
Ciampea, Kabu paten Bogor, Jawa Barat adalah pusat kesehatan masyarakat tingkat kecamatan
yang memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat wilayah Kecamatan Ciampea.
Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan di Puskesmas Kecamatan Ciampea, tenaga
kesehatan melaksanakan tugas pelayanan tersebut merupakan faktor utama yang memegang
peranan, karena itu tenaga kesehatan di Puskesmas Kecamatan Ciampea dituntut memiliki
kemampuan dan keahlian yang professional.
Berikut adalah komposisi tenaga kesehatan yg ada di Puskesmas Kecamatan Ciampea,
yaitu:
Tabel 4.3 Jenis Ketenagaan di Puskesmas Ciampea
1. Masukan
o Tenaga (Man)
Dokter : 2 orang
Koordinator program KB : 1 orang
Bidan desa : 4 orang
Bidan puskesmas : 10 orang
Kader posyandu : 120 orang (24 Posyandu )
PLKB : 2 orang
o Dana (Money)
Dana Anggaran Umum atau Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Kabupaten Bogor
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Ciampea
o Sarana dan Prasarana (materials)
Sarana Medis
- Stetoskop : 1 buah
- Tensimeter : 1 buah
- Termometer : 3 buah
- Timbangan berat badan bayi : 1 buah
- Meja ginekologi : 1 buah
- Meja alat-alat, obat dan alokon : 1 buah
- Tempat tidur periksa : 1 buah
- Sarung tangan steril : 100 pasang
- Timbangan berat badan dewasa : 1 buah
- Lemari peralatan dan alokon : 1 buah
- Implant kit : 2 set
- AKDR kit steril : 2 set
Sarana Kontrasepsi
- IUD Copper-T : 10 buah
- Auto Disable Syringe with Needle : 500 buah
- Implan : 10 buah
- Pil KB Kombinasi : 1200 strip
- Cyclogestone : 1 vial
- Depogestone : 1 vial
- Alat Kontrasepsi Lain (Kondom) : 10 lusin
Sarana Obat-obatan
- Cairan antiseptik Betadine : 3 botol
- Tablet analgetik : 300 tablet
- Kapas alkohol dan kasa steril : 5 toples
- Vitamin B6 : 900 tablet
Sarana Non-medis
- Ruang pendaftaran : ada
- Ruang tunggu : ada
- Ruang untuk pemeriksaan pasien : ada
- Lemari arsip : ada
- Lemari obat : ada
- Meja pemeriksaan : ada
- Tempat tidur pemeriksaan : ada
o Metode
Komunikasi, Informasi dan Edukasi
Konseling
- Menerangkan arti dan tujuan dari keluarga berencana, alat-
alat, memberikan pilihan kontrasepsi yang sesuai, serta
menjelaskan efek samping yang mungkin terjadi dari
pemakaian alat kontrasepsi.
- Membantu calon peserta KB untuk memutuskan
pilihannya atas metode kontrasepsi yang paling sesuai
dengan kondisi atau keadaan pribadi dan keluarganya.
Pelayanan kontrasepsi
- Pil
Cyclogeston
1 kali per 1 bulan, dosis 0,5 cc, secara intramuskular di
Muskulus Deltoid lengan atas.
Depogeston
1 kali per 3 bulan, dosis 3,0 cc, secara intramuskular di
Muskulus Gluteus.
- Implan
Lokasi implan diletakkan di lengan kiri atas bagian
volar, kira-kira 10 cm dari lipat siku. Pemasangan
sesuai prosedur legeartis.9
- Intra Uterine Device (IUD)
Anamnesis, pemeriksaan umum dan khusus (obstetrik).
Pemasangan sesuai prosedur.
- Kondom : Pemasangan sesuai prosedur
Pembinaan akseptor KB, Melakukan pemantauan berkala terhadap akseptor KB
untuk mencegah drop out, memotivasi akseptor untuk memakai kontrasepsi
jangka panjang
Penanganan efek samping dan komplikasi Pada setiap kasus yang terjadi efek samping dan
komplikasi yang ringan.
Pelayanan rujukan KB Pada setiap kasus berat yang tidak ditangani di Puskesmas.
Pencatatan dan pelaporan, Fasilitas pelayanan KB mencatat semua hasil pelayanan KB yang
berisi data tentang peserta KB, metode yang digunakan, kejadian komplikasi, peserta drop
out, gagal KB, atau pindah ke luar wilayah.. Setiap bulan laporan direkapitulasi di
Puskesmas untuk nantinya dilaporkan bersama rekapitulasi alokon ke Kabupaten.
2. Proses
o Perencanaan
1. Komunikasi, informasi, edukasi
Penyuluhan kadang-kadang dilakukan bersamaan dengan Posyandu dan kelas ibu
hamil.
2. Konseling;
Dilakukan pada setiap jam kerja hari senin sampai sabtu, oleh bidan di Puskesmas
dengan memberikan informasi kepada calon peserta KB melalui wawancara.
3. Perencanaan pelayanan kontrasepsi
Dilakukan pada setiap jam kerja hari senin sampai sabtu, oleh bidan di Puskesmas
4. Pembinaan akseptor KB
Dilakukan pada setiap jam kerja, oleh bidan di Puskesmas untuk memotivasi peserta KB. Penyuluhan KB
dilakukan minimal 1 kali setiap bulan serta sering bersamaan dengan kegiatan posyandu dan kelas ibu
hamil.
5. Penanganan efek samping dan komplikasi
6. Pelayanan rujukan KB
Dilakukan pencatatan register harian oleh bidan desa untuk kemudian pada setiap akhir
bulan dilaporkan oleh bidan atau petugas program KB di UPTD Puskesmas
Ciampea.
o Pengorganisasian
Pengorganisasian tertulis dan pembagian tugas dalam melaksanakan program Keluarga
Berencana di Puskesmas Ciampea Kabupaten Bogor
o Pelaksanaan
1. Komunikasi, informasi, edukasi
Dilakukan pada setiap hari kerja, oleh bidan di Puskesmas. Penyuluhan kadang-kadang
dilakukan bersamaan dengan Posyandu. Tidak ada jadwal penyuluhan khusus untuk
program KB. Penyuluhan perseorangan dan konseling juga dilakukan bidan desa
kepada ibu hamil.
2. Pendaftaran
Calon klien atau klien KB datang ke Poli KIA dengan menunjukkan kartu kepesertaaan
BPJS kesehatan (bagi yang sudah menjadi peserta JKN) dan mendapat kartu peserta
KB. Data klien dan pelayanan dicatat pada kartu status peserta KB dan register
kohort KB.
3. Konseling
Dilakukan pada setiap jam kerja hari Senin-Sabtu oleh bidan di Puskesmas dengan
memberikan informasi kepada calon peserta KB melalui wawancara untuk memilih
pelayanan KB yang dikehendaki klien.
4. Pelayanan kontrasepsi
Dilakukan pada setiap jam kerja hari kerja, Senin-Sabtu oleh bidan di Puskesmas.
Setelah klien menyetujui untuk menggunakan salah satu metode kontrasepsi, khusus
pelayanan suntik, IUD atau implan perlu persetujuan secara tertulis dengan
menandatangani formulir inform consent, apabila klien tidak setuju perlu diberi
konseling ulang. Setelah pelayanan KB, bidan memantau hasil pelayanan KB dan
memberikan nasehat pasca pelayanan kepada klien KB sebelum klien pulang dan
kontrol kembali.
5. Penanganan efek samping dan komplikasi
Dilakukan setiap hari oleh bidan ataupun dokter di Puskesmas.
6. Pelayanan rujukan KB
Dilakukan setiap hari oleh bidan ataupun dokter di Puskesmas.
7. Pencatatan dan pelaporan
Dilakukan pencatatan setiap hari kerja oleh petugas program KB di UPTD
Puskesmas Ciampea, dan pelaporan dilakukan setiap awal bulan ke Dinas
Kesehatan Bogor oleh petugas program KB.
b. Pengawasan
Fasilitas pelayanan KB mencatat semua hasil pelayanan KB yang berisi data
tentang peserta KB, metode yang digunakan, kejadian komplikasi, peserta drop out,
gagal KB. Setiap bulan laporan direkapitulasi di Puskesmas, untuk nantinya dilaporkan
bersama rekapitulasi alokon ke Kabupaten.
3. Keluaran
- Cakupan Konseling
Cakupan konseling : tidak ada data
1.236
= 10.592 ×100%= 11,66%
= 30,09%
6253
= 10.592 ×100% = 59.03%
= 15,67%
0
¿ ×100 %=0 %
8825
Besar Masalah : tidak ada
Peserta drop out adalah peserta yang tidak melanjutkan penggunaan kontrasepsi
(drop out) dalam satu tahun kalender dibandingkan jumlah peserta aktif di tertentu.
Kasus DO tidak termasuk mereka yang mengganti metode KB. Tidak ada batas
toleransi peserta drop out yang ditetapkan.10
a. Jumlah peserta KB aktif : 6253
b. Jumlah peserta yang drop out (semua metode)
: 29
Jumlah peserta KB yang drop out
×100 %
Jumlah peserta KB aktif
29
¿ ×100 %=0.46 %
6253
Target: < 12,5 % dalam 1 tahun
Besar masalah : tidak ada
4.3.5 Dampak
4.3.5.1 Dampak Langsung
Menurunkan Crude Birth Rate (CBR) : belum dapat dinilai
Meningkatkan jumlah peserta KB Baru : belum dapat dinilai
Meningkatkan jumlah peserta KB Aktif : belum dapat dinilai
4.3.7 Lingkungan
4.3.5.3 Fisik
Tolak
No Variabel Pencapaian Masalah
Ukur
No Parameter Masalah
A B C D E
1. Besarnya masalah 5 2 2 5 5
Total 19 18 15 20 20
Penyebab
1. Pemberian penyuluhan dan motivasi untuk menggunakan kontrasepsi
jangka panjang masih kurang.
2. Pencatatan dan pelaporan dari fasilitas kesehatan swasta yang tidak
lengkap.
3. Belum ada media konseling berupa poster, leaflet dan lembar balik
yang berfokus untuk menghilangkan stigma dan informasi yang
salah mengenai jenis kontrasepsi implant
4. Adanya mitos atau informasi salah yang beredar di masyarakat
mengenai efek samping dan efektivitas KB jenis implan
Penyelesaian
1) Memberikan penghargaan pada kader yang aktif membina KB sehingga
kader aktif untuk melakukan penyuluhan perbulan dan membuat jadwal
penyuluhan dan dapat juga di lakukan dikelas ibu hamil
2) Bekerja sama dengan bagian Promosi Kesehatan dan PLKB untuk
menentukan jadwal yang tertulis dan tetap dalam pembinaan akseptor KB,
lalu mensosialisasikan terlebih dulu pada masyarakat.
3) Meminta laporan perbulan yang telah ditetapkan tanggalnya oleh
puskesmas dari Bidan praktek swasta mengenai data laporan KB aktif, dan
sebagai timbal baliknya bidan swasta terkait diberikan alat kontrasepsi dari
yang telah disediakan oleh pemerintah, serta mencatat akseptor baru
4) Menggalakan para bidan untuk melakukan pembinaan KIE (Komunikasi,
Informasi, Edukasi) terhadap akseptor maupun mencari calon akseptor
KB baru (PUS) serta memberikan penyuluhan mengenai alat kontrasepsi
jangka panjang, termasuk didalamnya perlu memberikan perhatian yang
lebih untuk memberikan informasi yang benar mengenai stigma atau mitos
yang salah yang beredar di masyarakat
ii. Masalah 2: Cakupan peserta KB IUD 1,16% dari target 13% (masalah sebesar 91%)
Penyebab
1) Pemahaman masyarakat disekitar lebih menyukai metode yang dianggap
umum digunakan dan minimal-risk.
2) Tidak adanya sasaran yang menjadi target dari penyuluhan atau pun
pembinaan mengenai MKJP termasuk didalamnya metode kontrasepsi
IUD.
Penyelesaian
1. Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dengan memperkaya materi
penyuluhan tidak hanya menekankan metode kontrasepsi secara
menyeluruh saja namun di dalamnya juga terkandung makna dari metode
kontrasepsi jangka panjang, beserta manfaat, biaya yang ditanggung, serta
efek samping dari metode kontrasepsi IUD.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas konseling tidak hanya ketika akan
melakukan pelayanan KB, namun sebaiknya juga saat di luar pelayanan.
Di dalam konseling pribadi, akseptor dimotivasi untuk mulai mengganti
metode kontrasepsi yang biasa digunakan menjadi kontrasepsi berjangka
panjang, disertai dengan pemberian pemahaman seputar IUD. Ditekankan
suami akseptor dan anggota keluarga yang berpengaruh diikutsertakan
dalam konseling.
3. Dalam menentukan target sasaran dari penggunaan MKJP, bekerja sama
dengan PLKB untuk mendata PUS yang berusia 15-49 tahun dan sudah
memiliki 2 anak.
Bab IX
Penutup
9.1 Kesimpulan