Anda di halaman 1dari 14

MEDIA SOSIAL DAN

RADIKALISME
Oleh Kelompok 4
Anggota
Ikhtiar H. Oktavia S. Chika Galuh P. A.
(5008221061) 5008221065 5008221069
Abdul Fattah M. Sofie Bella R. Zahrotun F.
(5008221090) (5029221003) (5029221015)
Ilham Muzakki A. Haris A. Zafina Hasna
(5008221094) (5008221207) (5029221032)
Topik
Latar Belakang Cara Bijak Pencegahan

Contoh dan Ciri-ciri Tindakan Tanggapan

Kesimpulan
Latar Belakang

Globalisasi merupakan transformasi tatanan sosial masyarakat yang meliputi


segala bidang mulai dari ekonomi, budaya hingga teknologi. Dengan menekankan
kepada ICT (Information, communication and technology) yang menyebabkan
perubahan signifikan dalam pola interaksi manusia. Kemajuan teknologi dan
komunikasi ditandai dengan berkembangnya platform interaktif berupa media
sosial yang berperan sebagai media online dengan jaringan komunikasi yang saling
terhubung untuk berbagi informasi dan menghubungkan interaksi manusia.
Kemajuan perangkat-perangkat globalisasi tersebut mengaburkan batas-batas
antara wilayah, budaya, bahasa, bahkan agama (Puji Harianto: 2018)
Cara Bijak Menggunakan Media Sosial
sebagai Pencegahan Radikalisme

1 2 3 4
Selektif dalam Memperhatikan Membandingkan Mewaspadai dan
menerima dan kredibilitas dengan ilmu yang melaporkan jika
menyebarkan website/akun telah kita pelajari ada tindak
informasi. penyebar sebelumnya. mencurigakan
informasi. suatu akun.
Ciri - Ciri
Akun Radikalisme
Menggunakan bahasa yang bersifat memprovokasi dengan tujuan

untuk memicu reaksi emosional dari orang lain.

Membagikan konten yang mempromosikan ujaran kebencian atau

berita palsu yang tidak berdasar

Cenderung teguh menganggap pemikiran atau pendapat sendiri di

atas segalanya dan menolak segala masukan maupun kritikan dari

luar
Ciri - Ciri
Akun Radikalisme
Menyajikan informasi yang tidak akurat atau tidak benar tentang
kelompok atau individu tertentu untuk mempengaruhi opini publik.

Memanipulasi emosi atau ketakutan orang dengan cara yang tidak


sehat, seperti dengan memperlihatkan gambar atau video
kekerasan yang ekstrem.

Mendorong tindakan ekstrem atau kekerasan sebagai cara untuk


mencapai tujuan atau memperjuangkan suatu ideologi.
Contoh-Contoh Akun
Radikalisme
Contoh 1
Rasmus Paludan Rasmus Paludan (40) merupakan seorang
pengacara, youtuber, sekaligus pendiri dan
pemimpin partai Stram Kurs (Garis Keras
merupakan gerakan sayap kanan Denmark
anti-imigran dan anti-Islam).

Pemiliki akun media sosial


@lawlordofdenmark tersebut sering
memposting video aksi pembakaran Al-
Quran serta pernyataan-pernyataan yang
memicu kemarahan Umat Muslim seluruh
dunia.
Video selengkapnya: https://its.id/m/RasmusPaludan
Contoh-Contoh Akun
Radikalisme
Contoh 2 Admin akun Instagram Muslim_Cyber1
ditangkap karena mengunggah
akun muslim_cyber1 screenshoot percakapan palsu antara
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dengan
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes
Argo Yuwono mengenai kasus pemimpin
Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq
Shihab.
Pelaku tak hanya membuat hoaks
percakapan antara Tito dan Argo. Dalam
akun @muslim_cyber1 itu juga termuat
unggahan berbau SARA, fitnah, serta
ujaran kebencian. Dalam sehari, akun
tersebut bisa mengunggah tiga hingga lima
gambar provokatif
Tindakan yang Perlu Dilakukan Untuk

Menanggapi Keberadaan Akun - akun

Radikal
Penanggulangan terorisme di Indonesia bertumpu pada dua lembaga, yakni Kepolisian dan BNPT

1.
(Badan Nasional Pemberantasan Terorisme). Tindakan yang dapat dilakukan oleh pihak terkait untuk
menanggulangi akun-akun radikalisme, antara lain: membuat peraturan perundang-undangan yang
lebih tegas mengenai akun-akun radikalisme di media sosial; melakukan pengawasan seperti patroli
siber, profiling, dan pemetaan; melakukan penindakan dengan dua pendekatan hard approach dan soft
approach; serta melakukan kerja sama dengan pihak platform media sosial terkait untuk turunkan dan
hapuskan konten radikalisme.

Tindakan yang dapat kita lakukan sebagai masyarakat untuk menghadapi akun radikalisme,

2.
antara lain: menggunakan media sosial dengan bijak, melawan kebencian dengan kebaikan,
memperluas pergaulan dengan orang yang berbeda latar belakang, mempelajari
pengetahuan agama secara kritis dan proaktif, berpikir kritis dalam menanggapi postingan
di media sosial, dan melaporkan tindak tanduk yang mencurigakan dari suatu akun.
Contoh Kasus Penyebaran Radikalisme
Penangkapan dua anggota Polda Lampung oleh Densus 88, yang diduga terkait dengan
terorisme, mengindikasikan adanya penyebaran paham radikal di dalam tubuh Polri

Sumber : bbc.com

Dikutip dari VIVA.co.id, kedua polisi yang ditangkap itu diduga memasok senjata ke kelompok
teroris. Densus 88 disebut mengamankan senjata laras panjang, revolver, tiga magazine SS1, serta
800 butir peluru berukuran 5,56 milimeter dan 9 milimeter.

Pendiri Negara Islam Indonesia Crisis Center, Ken Setiawan, menilai kasus ini menggambarkan
bahwa jaringan terorisme turut menargetkan perekrutan aparat karena memiliki akses ke senjata.
Contoh Kasus Penyebaran Radikalisme
Seorang mahasiswa di Malang ditangkap Densus 88 Antiteror. Pendidikan antiradikalisme yang
digelar untuk mahasiswa baru dianggap 'tidak mengena' dan 'tidak efektif'.

Rumah kos IA di Malang

Dikutip dari BBC News Indonesia, Senin (23/5) Densus 88 Antiteror meringkus IA 22 tahun yang
merupakan mahasiswa semester enam jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) sebagai terduga pelaku terorisme.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Ahmad
Ramadhan dalam konferensi pers menyampaikan IA diduga berperan mengumpulkan dana untuk
membantu Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Indonesia.
Kesimpulan
Di tengah pertumbuhan media sosial yang semakin pesat, justru menjadi
akar masalah dari persoalan mengenai persatuan bangsa. Melalui medsos
banyak kalangan yang menyalahgunakannya untuk menebar kebencian,
hujatan, hasutan, informasi hoax, serta paham radikal.

Mari kita rekatkan persatuan, tumbuhkan kebebasan yang bertanggung


jawab, dan bergandengan tangan menangkal radikalisme. Karena bukan
dengan senjata kita memerangi radikalisme, namun dengan pengetahuan
dan pendidikan yang baik radikalisme dapat ditangkal.
Question
Time

Anda mungkin juga menyukai