RADIKALISME
Oleh Kelompok 4
Anggota
Ikhtiar H. Oktavia S. Chika Galuh P. A.
(5008221061) 5008221065 5008221069
Abdul Fattah M. Sofie Bella R. Zahrotun F.
(5008221090) (5029221003) (5029221015)
Ilham Muzakki A. Haris A. Zafina Hasna
(5008221094) (5008221207) (5029221032)
Topik
Latar Belakang Cara Bijak Pencegahan
Kesimpulan
Latar Belakang
1 2 3 4
Selektif dalam Memperhatikan Membandingkan Mewaspadai dan
menerima dan kredibilitas dengan ilmu yang melaporkan jika
menyebarkan website/akun telah kita pelajari ada tindak
informasi. penyebar sebelumnya. mencurigakan
informasi. suatu akun.
Ciri - Ciri
Akun Radikalisme
Menggunakan bahasa yang bersifat memprovokasi dengan tujuan
luar
Ciri - Ciri
Akun Radikalisme
Menyajikan informasi yang tidak akurat atau tidak benar tentang
kelompok atau individu tertentu untuk mempengaruhi opini publik.
Radikal
Penanggulangan terorisme di Indonesia bertumpu pada dua lembaga, yakni Kepolisian dan BNPT
1.
(Badan Nasional Pemberantasan Terorisme). Tindakan yang dapat dilakukan oleh pihak terkait untuk
menanggulangi akun-akun radikalisme, antara lain: membuat peraturan perundang-undangan yang
lebih tegas mengenai akun-akun radikalisme di media sosial; melakukan pengawasan seperti patroli
siber, profiling, dan pemetaan; melakukan penindakan dengan dua pendekatan hard approach dan soft
approach; serta melakukan kerja sama dengan pihak platform media sosial terkait untuk turunkan dan
hapuskan konten radikalisme.
Tindakan yang dapat kita lakukan sebagai masyarakat untuk menghadapi akun radikalisme,
2.
antara lain: menggunakan media sosial dengan bijak, melawan kebencian dengan kebaikan,
memperluas pergaulan dengan orang yang berbeda latar belakang, mempelajari
pengetahuan agama secara kritis dan proaktif, berpikir kritis dalam menanggapi postingan
di media sosial, dan melaporkan tindak tanduk yang mencurigakan dari suatu akun.
Contoh Kasus Penyebaran Radikalisme
Penangkapan dua anggota Polda Lampung oleh Densus 88, yang diduga terkait dengan
terorisme, mengindikasikan adanya penyebaran paham radikal di dalam tubuh Polri
Sumber : bbc.com
Dikutip dari VIVA.co.id, kedua polisi yang ditangkap itu diduga memasok senjata ke kelompok
teroris. Densus 88 disebut mengamankan senjata laras panjang, revolver, tiga magazine SS1, serta
800 butir peluru berukuran 5,56 milimeter dan 9 milimeter.
Pendiri Negara Islam Indonesia Crisis Center, Ken Setiawan, menilai kasus ini menggambarkan
bahwa jaringan terorisme turut menargetkan perekrutan aparat karena memiliki akses ke senjata.
Contoh Kasus Penyebaran Radikalisme
Seorang mahasiswa di Malang ditangkap Densus 88 Antiteror. Pendidikan antiradikalisme yang
digelar untuk mahasiswa baru dianggap 'tidak mengena' dan 'tidak efektif'.
Dikutip dari BBC News Indonesia, Senin (23/5) Densus 88 Antiteror meringkus IA 22 tahun yang
merupakan mahasiswa semester enam jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) sebagai terduga pelaku terorisme.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Ahmad
Ramadhan dalam konferensi pers menyampaikan IA diduga berperan mengumpulkan dana untuk
membantu Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Indonesia.
Kesimpulan
Di tengah pertumbuhan media sosial yang semakin pesat, justru menjadi
akar masalah dari persoalan mengenai persatuan bangsa. Melalui medsos
banyak kalangan yang menyalahgunakannya untuk menebar kebencian,
hujatan, hasutan, informasi hoax, serta paham radikal.