Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL

PERCOBAAN BANDUL SEDERHANA


MATA PELAJARAN FISIKA

NAMA : STEVHEN CHANDRA


NO. URUT : 33
KELAS X IPA DETROIT
SMA ZION
MAKASSAR
2022/2023
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara banyaknya ayunan bandul dengan
besarnya periode getaran bandul ?

B. Hipotesis
Semakin besar massa bandul maka, jumlah getaran yang terjadi
semakin sedikit begitu pula sebaliknya. Semakin panjang tali
penghubung semakin sedikit jumlah getaran yang terjadi dan
berlaku pula sebaliknya.

C. Tujuan
Mengetahui Satuan massa, periode, frekuensi, dan satuan lainnya.
Menentukan periode ayunan bandul
Mengetahui cara menggunakan alat yang benar
Mampu mengerjakan soal-soal dengan rumus yang diberikan
Mengetahui hubungan antara banyaknya ayunan bandul dengan
besarnya periode getaran bandul
BAB 2
LANDASAN TEORI
Dalam Fisika tentu tidak terlepas dari kegiatan pengukuran. Kegiatan
pengukuran memerlukan alat ukur yang sesuai. Ketepatan hasil ukur
salah satunya ditentukan oleh jenis alat yang digunakan. Penggunaan
suatu jenis alat ukur tertentu ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:
ketelitian hasil ukur yang diinginkan, ukuran besaran yang diukur,
dan bentuk benda yang akan diukur. Pengukuran adalah penentuan
besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar
atau satuan ukur. Alat ukur adalah alat yang digunakan untuk
mengukur benda atau kejadian tersebut. Seluruh alat pengukur dapat
terkena kesalahan peralatan yang bervariasi. Bidang ilmu yang
mempelajari cara-cara pengukuran dinamakan metrologi. Berikut ini
adalah contoh alat ukur:
1. PENGUKURAN PANJANG:
A. Mistar (Penggaris)
Mistar atau penggaris adalah alat ukur panjang yang sering
digunakan. Alat ukur ini memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm.
Mistar memiliki ketelitian pengukuran setengah dari skala
terkecilnya yaitu 0,5 mm atau 0,05 cm. Ketelitian atau ketidakpastian
mistar adalah setengah dari skala terkecilnya yaitu : 0,5 x 1 mm = 0,5
mm atau 0,05 cm.
B. Jangka sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur dengan tingkat ketepatan dan
ketelitian yang sangat baik (akurat). Penggunaan jangka sorong
digunakan apabila sebuah benda, tidak dapat diukur menggunakan
penggaris.
Fungsi jangka sorong sebagai alat ukur suatu benda diantaranya
adalah untuk mengukur diameter luar dan dalam benda, mengukur
panjang benda berukuran kecil dan mengukur kedalaman benda.
tingkat ketelitian jangka sorong atau skala terkecil disebut dengan
skala nonius. Tingkat ketelitian pada jangka sorong, selalu
mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Mulai dari 0,5 mm,
0,1 mm, 005 mm, hingga sekarang yang banyak digunakan mencapai
0,02 mm. Tingkat ketelitian atau ketidakpastian hasil pengukuran
jangka sorong adalah setengah dari skala nonius terkecil, yaitu : 0,5
× 0,01 cm = 0,005 cm.
C. Mikrometer sekrup
Fungsi mikrometer sekrup yang paling utama adalah untuk
mengukur diameter atau ketebalan sebuah benda. Alat ini punya
tingkat presisi 10x lipat dari jangka sorong. Oleh karena itu,
mikrometer sekrup sangat akurat untuk menghitung benda dengan
ukuran sangat kecil.
Mikrometer sekrup bisa mengukur benda dengan ketelitian sampai
0,01 mm. Alat ukur ini sering digunakan untuk mengukur besar atau
panjang sebuah benda. Selain itu, mikrometer sekrup juga banyak
digunakan untuk mengukur ketebalan dan diameter sebuah benda.
Karena punya ketelitian tinggi, banyak orang lebih memilih
mikrometer sekrup ketimbang jangka sorong. Mikrometer sekrup
memiliki ketelitian atau ketidakpastian hasil pengukuran : 0,5 × 0,01
mm = 0,005 mm atau 0,0005 cm.
2. PENGUKURAN MASSA
A. Neraca Sama Lengan
diletakkan di dalam lemari karena, untuk mengukur massa dari
perhiasan emas atau perak, butuh ketelitian yang tinggi. Bahkan, bisa
sampai ke ukuran miligram. Maka dari itu, neraca sama lengan harus
bebas dari segala macam gangguan. Bisa dari angin, nafas petugas
yang menimbang, getaran, dan lainnya. Alat ini memiliki tingkat
ketelitian sampai 0,1 gram.
B. Neraca Analog
Kalau yang ukuran kecil dengan maksimal berat 5 kg, biasanya
memiliki ketelitian 10 gram. Kalau yang ukuran maksimal 20 kg,
biasanya memiliki tingkat ketelitian 50 atau 100 gram.
C. Neraca Digital
Tingkat ketelitian neraca digital ini paling bagus dan tergantung
dengan jenisnya. Biasanya dapat mengukur dengan tingkat
ketelitian 0,01 sampai 0,001 gram.
Dengan tingkat ketelitian sekecil itu, biasanya digunakan di
laboratorium. Kalau untuk skala rumah tangga atau perdagangan,
skala paling kecil biasanya 1 gram.
3. PENGUKURAN WAKTU
Alat untuk mengukur waktu berupa stopwatch maupun jam.
4. PENGUKURAN KUAT ARUS LISTRIK
Alat yang dapat digunakan untuk mengetahui kuat arus listrik
adalah amperemeter. Pada pengukuran kuat arus listrik,
amperemeter disusun seri pada rangkaian listrik sehingga kuat arus
yang mengalir melalui amperemeter sama dengan kuat arus yang
mengalir pada penghantar.
5. PENGUKURAN SUHU
Satuan baku suhu dalam sistem SI adalah Kelvin atau disingkat K.
Dalam kehidupan sehari-hari, di Indonesia sering digunakan satuan
suhu adalah derajat Celsius (C), derajat Fahrenheit (F) dan derajat
Reamur (R). Suhu yang juga sering disebut sebagai temperature
adalah ukuran panas atau dinginnya suatu benda.
A. Besaran
Besaran terbagi menjadi dua yakni besaran pokok dan besaran
turunan.
Besaran pokok adalah besaran-besaran utama yang dapat
menurunkan besaran-besaran lain dan satuannya telah ditentukan
terlebih dahulu.

Besaran turunan adalah besaran turunan adalah besaran yang


diturunkan dari besaran pokok.
B. Jenis Pengukuran
1. PENGUKURAN TUNGGAL
Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan satu kali saja.
Pengukuran tunggal umumnya dilakukan apabila besaran yang
diukurnya tidak berubah-ubah sehingga hasil diukur dianggap akurat.
Contohnya pengukuran tunggal yaitu mengukur pensil. Pengukuran
tunggal juga dilakukan apabila kesempatan untuk melakukan
pengukuran hanya sekali saja sehingga tidak memungkinkan untuk
melakukan pengukuran berulang.
Ketidakpastian pada pengukuran tunggal ditentukan dari setengah
skala terkecil dari alat ukur yang digunakan. Secara matematis, dapat
ditulis:
𝑥 = 𝑥0 Δ𝑥
Di mana, nilai 𝑥0 merupakan taksiran terbaik dari hasil pengukuran.
Sedangkan, Δ𝑥 merupakan ketidakpastian pengukuran atau ralat.
Di mana, nilai 𝑥0 merupakan taksiran terbaik dari hasil pengukuran.
Sedangkan, Δ𝑥 merupakan ketidakpastian pengukuran atau ralat.
Untuk menentukan Δ𝑥,
∆x = ½ x skala terkecil
Nst atau nilai skala terkecil merupakan ukuran terkecil yang bisa
dilaporkan dalam pengukuran.
Kekurangan dalam pengukuran tunggal yaitu pengukuran tunggal
memberikan hasil yang kurang teliti dikarenakan hanya melakukan
pengukuran sekali saja.
2.PENGUKURAN BERULANG
Pengukuran berulang adalah pengukuran yang dilakukan secara
berulang. Biasanya jenis pengukuran berulang dipakai untuk
mengukur sesuatu yang sering kali hasilnya berbeda apabila diukur
pada bagian yang berbeda. Semisal mengukur kelereng. Di dalam
pengukuran berulang, nilai suatu kepastian bisa diperoleh dari
simpangan baku nilai rata-rata yang diperoleh dari pengukuran.
Pada pengukuran berulang nilai x ditentukan dari nilai rata-rata
sampel. Misal suatu besaran fisis yang diukur N kali pada kondisi
yang sama, dan diperoleh hasil-hasil pengukuran X1, X2, X3, . . .,
XN, maka nilai rata-ratanya dicari dengan persamaan berikut:

Ketidakpastian ∆x dapat dinyatakan oleh simpangan baku nilai rata-


rata sampel.

Banyaknya angka yang dapat dilaporkan dalam percobaan berulang


mengikuti aturan berikut:
a. Ketidakpastian relatif sekitar 10% berhak atas 2 angka.
b. Ketidakpastian relatif sekitar 1% berhak atas 3 angka.
c. Ketidakpastian relatif sekitar 0,1% berhak atas 4 angka.
Kelebihan Pengukuran Berulang:
Kelebihan pengukuran berulang jika dibandingkan pengukuran
tunggal yaitu pengukuran berulang hasilnya lebih mendekati niai
sebenarnya.
Ketidakpastian dalam pengukuran berulang lebih kecil jika
dibandingkan dengan ketidakpastian pengukuran tunggal.
Ketelitian (akurasi) adalah aspek yang menyatakan tingkat pendekatan
dari nilai hasil pengukuran alat ukur terhadap nilai benar x. Ketelitian
pengukuran berhubungan dengan ketidakpastian relatif. Rumus
Ketelitian
Ketelitian = Δx/x x 100%
C. Angka Penting
angka penting adalah angka yang didapat dari hasil suatu
pengukuran. terdiri dari angka pasti dan angka taksiran. Sedangkan,
angka taksiran adalah angka yang diperoleh dari satuan skala terkecil
atau angka ketelitian alat ukur. Semakin banyak angka penting
berarti semakin akurat suatu pengukuran tersebut.
Penentuan angka penting memiliki aturan tertentu. Aturan angka
penting adalah:
Setiap angka nol di belakang tanda desimal adalah angka penting.
Setiap angka nol di depan tanda desimal bukan angka penting.
Setiap angka bukan nol adalah angka penting.
Setiap angka nol di antara angka bukan nol adalah angka penting.
Setiap angka nol di depan angka bukan nol bukanlah angka penting.
Setiap angka nol di akhir tanpa titik desimal bukan angka penting.
D. Notasi Ilmiah
Notasi Ilmiah adalah suatu metode yang sering digunakan untuk
mempersingkat penulisan hasil dari suatu pengukuran yang bernilai
terlalu kecil atau terlalu besar.
Notasi ilmiah menjadi solusi untuk menuliskan hasil pengukuran
yang menggunakan desimal, misalnya 0,0000005 atau hasil
pengukuran yang bernilai ratusan, ribuan, hingga jutaan.
Tujuan notasi ilmiah yaitu untuk memudahkan penulisan hasil
pengukuran dan mengecilkan kesalahan penulisan angka hasil
pengukuran.
Penulisan nitasi ilmiah sebagai berikut:
a x 10 pangkat n
Keterangan: a = basis nilai 1-10
n = ordo atau pangkat dengan bilangan bulat
BAB 3
METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan:


1. Bandul
2. Tali
3. Tiang Statif
4. Klem
5. Stopwatch
B. Langkah – langkah:
1. Pasang statif & klem terlebih dahulu
2. Ikat tali pada statif bagian atas yang condong kedepan
3. Pada ujung tali satunya, pasangkan bandul sehingga bandul
bergelantungan pada statif
4. Jika sudah selesai, bersiap lah dengan memegang stopwatch sambal
mengangkat bandul setinggi 2/3 panjang tali
5. Lepas bandul dan disaat yang bersamaan nyalakan stopwatch
6. Setelah bandul melewati 5 getaran, segera hentikan stopwatch
7. Catat hasil data yang didapat
8. Ulangi sebanyak 5 kali
C. Tabel Pengamatan
No Banyak ayunan (n) Waktu (t) T= t/n T2

1 1

2 2

3 3

4 4

5 5

D. Grafik
E. Rumus (Analisis Data)

Anda mungkin juga menyukai