Anda di halaman 1dari 6

REKAYASA IDE

“ PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN”

Mata kuliah : Alat Alat Ukur Fisika

Dosen pengampu:

Dr. Jurniastel Rajagukguk,S.Si.,M.Si

Irham Ramadhan,S.Pd.M.Pd.

Disusun Oleh:

Nama : Erlanda. Y. Simamora

NIM : 4192240002

Kelas : Fisika nondik 2019

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
A. Pengukuran
Pengukuran adalah suatu proses atau teknik menyatakan sifat fisis dalam bilangan
sebagai hasil perbandingan dengan besaran yg memiliki satuan standar.seperti contoh
yaitu mengukur panjang buku dengan menggunakan mistar, dimana mistar tersebut telah
memiliki satuan panjang yg standar, sementara buku merupakan sesuatu yg diukur yg
sering disebut sebagai besaran.proses pengukuran dipengaruhi oleh alat yg digunakan, lat
yg memiliki tingkat ketelitian yg rendah sampai pada tingkat ketelitian yg tinggi. Suatu
proses pengukuran tidak lepas dari alat alat ukur yg digunakan. Pengukuran terdiri dari
pengukuran panjang, pengukuran massa, wktu, suhu, dan kuat arus.
1. Pengukuran panjang
Pengukuran panjang adalah proses pengukuran panjang dan lebar pada suatu benda
dengan menyesuaikan dengan bentuk benda tersebut terhadap alat ukur yg digunakan.
Alat ukur panjang ada 3 yaitu mistar, micrometer sekrup dan jangka sorong.
a. Mistar
Mistar adalah alat ukur panjang yg digunakan untuk mengukur panjang dan lebar
benda dengan cara mensejajarkan setiap sisi mistar pada sisi sisi bnda yg akan
diukur. Mistar memiliki dua skala yaitu skala utama yg memiliki satuan cm dan
skala terkecil yg memiliki satuan mm, dimana diatara dua bagian skala utama atau
jarak antara dua skala utama terdapat 10 bagian skala terkecil sehingga diperoleh
setiap nilai terkecil yaitu 0, 1 cm,. tingkat ketelitian suatu alat merupakan ½ dari
nilai skala terkecil dari alat tersebut, sehingga diperoleh nilai ketelitian mistar
yaitu ½ × 0,1 cm = 0,05 cm.ketika melakukan pengukuran dengan mistar maka
pengamat harus tegak lurus dengan mistar agar terhindar dari kesalahan
pengukuran.
b. Jangka sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yg juga dapat digunakan untuk
mengukur diameter dalam diameter luar, dan kedalaman suatu benda yg tentu saja
dalam ukuran yg kecil karena jangka sorong hanya memiliki batas ukur 10 cm
dan ketelitiannya mencapai 0,01 cm. jangka sorong memiliki beberapa bagian
yaitu rahang tetap atas, rahang sorong atas, rahang tetap bawah, rahang sorong
bawah, tombol kunci, skal utama, skala nonius, tombol kunci dan tangkai ukur
kedalaman. Nilai skala terkecil pada alat ini merupakan perbandingan dari skala
utama dan skala noniusnya, yg berarti nilai terkecilnya bergantung pada jumlah
skala pada skala nonius. Dan untuk tinkat ketelitian alat ini merupakan setengah
dari skala terkecilnya.
c. Micrometer sekrup
Micrometer sekrup merupakan alat yg digunakan untuk mengukur benda yg
mempunyai ukuran kecil dan tipis. mikrometer sekrup memiliki beberapa bagian
yaitu ruang ukur tetap, ruang ukur gerak, pengunci, rangka, skala utama, skala
nonius, dan gerigi pemutar. Nilai skala terkecil pada micrometer sekrup yaitu 0,01
mm, sementara untuk nilai ketidakpastian atau tingkat ketelitian dari alat ini yaitu
setengah dari skala terkecil yaitu 0, 0005 mm.
2. Pengukuran massa benda
Pengukuran massa atau berat benda biasanya dilakukan dengan menggunakan
timbangan atau neraca. Neraca terbagi menjadi neraca pegas, neraca ohous, dan
neraca digital, dimana pada masing masing alat ini memiliki karakteristik yg berbeda
seperti neraca ohaus yg mempunyai piringan sebagai tempat benda yg akan diukur
massanya, dan neraca digital yg lebih mudah digunakan tanpa harus mengatur skala
yg digunakan.
3. Pengukuran waktu
Pada umumnya pengukuran waktu dilakukan dengan melihat atau menggunakan
arloji, satuan yg terdapat pada pengukuran waktu menggunakan arloji yaitu dalam
satuan jam, menit dan sekon. Selain arloji alat untuk mengukur waktu yaitu stopwatch
yg digunakan untuk mengukur waktu ketika melakukan sesuatu dalam waktu singkat
misalnya mengukur waktu seseorang yg sedang berlari. Cara menggunakan stopwatch
biasanya dengan menekan tombol pada stopwatch untuk memulai dan menekannya
kembali saat kegitan singkat yg diukur selesai. Selain arloji dan stopwatch, alat ukur
yg digunakan untuk mengukur waktu yaitu jam air atau klepsidra yaitu mengukur
waktu dengan mengalirkan air melalui lubang dari bola bagian atas ke bagian bawah.
4. Pengukuran suhu
Pengukuran suhu pada umumnya dilakukan dengan menggunakan termometer.
Termometer yg digunakan adalah yg mengandung zat cair berupa air raksa atau
alcohol, hal ini disebabkan karena air raksa yg tidak akan membasahi didnding pipa
kapiler pada termometer sehingga proses pengukuran menjadi lebih teliti, air raksa
juga mudah dilihat karena warnanya yg mengkilat sehingga dapat mempermudah
proses pengukuran, air raksa juga mudah menyerap padas dari benda yg diukur
suhunya sehingga proses pengukuran lebih cepat , selain itu volume air raksayg dapat
berubah secara teratur, namun disamping itu air raksa juga memiliki beberapa
kelemahan yaitu hanya dapat digunakan untuk mengukur suhu yg rendah dan
merupakan zat beracun. Termometer memiliki beberapa skala yaitu
1. Termometer celcius, termometer yg memiliki jarak skala atas dan bawah 100
skala, diman skala atasmerupakan titik didih yaitu 100℃ dan skala bawah yitu
titik beku pada skla 0℃.
2. Termometer reamur, yaitu termometer yg memiliki jarak skala atas dan bawah 80,
dimana skala atas merupaka titik didih cairan pada 80 °R, dan titik bawah yg
merupakan titik beku pada 0°R.
3. Termometer Fahrenheit, yaitu termometer yg memilii jarak skala atas dan bawah
180, dimana skala atas merupakan titik didih pada 212 ℉ dan skala bawah yg
merupakan titik beku pada 32 ℉.
4. Termometer Kelvin, yaitu termometer yg memliki jarak skala atas dan skala
bawah 100, dimana skala atas merupakan titik didih pada suhu 373 °K, dan skala
bawah merupakan titik lebur pada suhu 273 °K, serta titik bekunya sama dengan
celcius yaitu 0°K.
5. Pengukuran kuat arus listrik

Pada umumnya alat yg digunakan untuk mengukur kuat arus listrik adalh
amperemeter , untuk mengukur aru dengan alat ini maka penghantarnya harus
disusun secara seri, cara mengukur kuat aruspada amperemeter menggunakan
rumus:

𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑦𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘
I= ×A
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚

B. Ketidakpastian dalam pengukuran


Dalam suatu pengukuran sering sekali terjadi perbedaan hasil pengukuran, hal ini disebut
sebagai ketidakpastian pengukuran yg disebabkan oleh kesalahan alat, keadaan sekitar
dan kondisi si pengamat.
1. Kesalahan pada alat, yang mempengaruhi ketidakpastian pengukuran yg disebabkan
oleh alat yaitu :
a. nilai skala terkecil, dimana pada beberapa ala ukur yg digunakan memilki banyak
skala sehingga sulit untuk melihat dan membaca hasil pengukurannya.
b. ketidakpastian sistematik, merupakan kesalahan yg disebabkan oleh alat yg
digunakan seperti kesalahan saat kalibrasi alat mmerupakan kesalahan yg terjadi
akibat penggunaan skala yg tidak tepat pada saat proses kalibrasi, kesalahan titik
nol merupaka kesalahan yg terjadi akibat ketidaktepatan angka nol yg
berhimpitan dengan jarum penunjuk, dan kesalahan komponen alat yg
merupakan kerusakan pada alat dikarenakan usianya yg mungkin sudah lama
sehingga mempengaruhi hasil pengukuran pada alat tersebut.
c. Kesalahan paralaks, merupakan kesalahan pengukuran yg terjadi akibat posisi
pengamat yg tidak tegak lurus dengan jarum penunjuk pada alat yg digunakan.
2. Kesalahan akibat keadaan sekitar, kesalah ini dapat disebabkan oleh beberapa hal
yaitu:
1. Gerak brown molekul udara, molekul udara yg bergerak dengan tidak beraturan
dapat menyebabkan fluktuasi yg sangat cepat sehingga menyebabkan jarum
penunjuk terganggu karena tumbukan dengan molekul udara.
2. Fluktuasi besaran listrik, tegangan listrik slalu mengalami fluktuasi atauperubahan
nilai tegangan yg terus menerus dan sangat cepat sehingga pada saat diukur
nilainya tidak tetap .
3. Landasan yg bergetar, getaran yg terjadi pada saat proses pengukuran akan
menyebabkan perbedaan hasil pengukuran karena alat ukur sangat sensitive
terhadap gerakan sekecil apapun.
4. Bising, bising merupakan gangguan pada pengukuran yg berupa fluktuasi yg
cepat pada tegangan sebagai akibat dari komponen alat yg bersuhu.
5. Radiasi latar belakang, radiasi yg berupa gelombang elektromagnetik dari luar
angkasa dapat mempengaruhi hasil pengukuran dan pembacaan pada alat yg
digunakan.
3. Ketidakpastian oleh pengamat, ketidakpastian pengukuran juga dapat disebabkan olh
sipengamat atau orang yg melakukan pengukuran, yg berupa kesalahan saat
menggunakan alat, kurang teliti saat membaca hasil pengukuran, dan kondisi
pengamat saat melakukan pengukuran.

DAFTAR PUSTAKA

Fathuroya, Vivien. Dkk. 2017. Fisika Dasar Untuk Ilmu Pangan. Malang : UB Press

Agustriyana, Lisa. 2018. Teknik Bengkel. Malang: POLINEMA Press

Ilham. 2013. Fisika Dasar. Yogyakarta : CV BUDI

Efrizon. 2008. Buku Pintar Fisika. Jakarta : Media Pusindo

Hugh, dkk. 2002. Fisika Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai