DISUSUN OLEH:
Nurul Fadieny
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyusun tugas ini dengan judul “Pengertian dan
Karakteristik Taktik, Gaya, Teknik, Strategi, Pendekatan dan Model
Pembelajaran”.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................... 1
D. Manfaat Penulisan .................................................................. 2
BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................... 3
A. Landasan Agama .................................................................... 3
B. Taktik Pembelajaran ............................................................... 4
1. Pengertian Taktik Pembelajaran ....................................... 4
2. Karakteristik Taktik Pembelajaran ................................... 5
C. Gaya Pembelajaran ................................................................. 6
1. Pengertian Gaya Pembelajaran .......................................... 6
2. Karakteristik Gaya Pembelajaran....................................... 10
D. Teknik Pembelajaran .............................................................. 11
1. Pengertian Teknik Pembelajaran ....................................... 11
2. Karakteristik Teknik Pembelajaran .................................... 14
E. Strategi Pembelajaran ............................................................. 14
1. Pengertian Strategi Pembelajaran ...................................... 14
2. Karakteristik Strategi Pembelajaran................................... 17
F. Pendekatan Pembelajaran ....................................................... 18
1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran ................................ 18
2. Karakteristik Pendekatan Pembelajaran............................. 25
G. Model Pembelajaran ............................................................... 26
1. Pengertian Model Pembelajaran ........................................ 26
2. Karakteristik Model Pembelajaran..................................... 28
BAB III PEMBAHASAN ......................................................................... 30
A. Matrik Perbandingan Macam-macam Gaya Mengajar ........... 30
B. Matrik Perbandingan Macam-macam Teknik Pembelajaran.. 32
C. Matrik Perbandingan Macam-macam Strategi Pembelajaran 33
iii
D. Matrik Perbandingan Macam-macam Pendekatan
Pembelajaran ......................................................................... 34
E. Matrik Perbandingan Macam-macam Model Pembelajaran .. 35
F. Matrik Perbandingan Taktik, Gaya, Teknik, Strategi,
Pendekatan, dan Model Pembelajaran .................................... 37
BAB IV PENUTUP .................................................................................. 39
A. Kesimpulan ............................................................................. 39
B. Saran ....................................................................................... 39
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan membawa peserta didik
belajar sesuai dengan cara-gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran
dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam
prakteknya, pengajar harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang
paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih
model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi peserta didik,
sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.
Jenis – jenis model belajar cukup banyak, menurut Erman Suherman ada
65, juga model pembelajaran berkaitan dengan mata kuliah atau mata pelajaran,
contoh ada model pembelajaran fisika, model pembelajaran mataematika, model
pembelajaran geografi, model pembelajaran bahasa Indonesia dan lain-lain.
Penggunaan model pembelajaran juga dipengaruhi oleh filsafat pendidikan,
misalnya model pembelajaran yang sesuai dengan filsafat konstruktivisme, model
pembelajaran yang sesuai dengan filsafat progesivisme, dan lain-lain. Selain itu
model pembelajaran juga bergantung dari pemakaian teknologi dalam pendidikan,
misalnya penggunaan computer.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari taktik, gaya, teknik, strategi, pendekatan dan model
pembelajaran?
2. Apakah ciri-ciri dari taktik, gaya, teknik, strategi, pendekatan dan model
pembelajaran ?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian dari taktik, gaya, teknik, strategi, pendekatan dan
model pembelajaran
2. Mendeskripsikan ciri- dari taktik, gaya, teknik, strategi, pendekatan dan
model pembelajaran.
1
D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak
terutama :
1. Bagi guru sebagai tambahan wawasan mengenai pengembangan model
pembelajaran dan dapat diaplikasikan.
2. Bagi penulis sebagai modal untuk menulis tesis dan melakukan penelitian
ilmiah dalam pengembangan model pembelajaran.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Agama
Pada dasarnya konsep belajar itu selalu menunjukkan kepada suatu
proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau
pengalaman tertentu. Hal-hal ini dapat terlaksana dengan baik atas ketersediaan
bahan ajar yang baik sehingga materi-materi yang diajarkan dapat
tersampaikan dengan benar. Hal ini sejalan dengan Firman Allah dalam Al-
Qur’an surat Al-Maidah ayat 46 :
Artinya : Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa
putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan
Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada)
petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang
sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk
orang-orang yang bertakwa (Q.S.Al-Maidah:46)
Berdasarkan Q.S Al-maidah ayat 46 diketahui bahwa al-qur’an
diturunkan untuk menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya. Al-qur’an berisi
petunjuk dan pedoman bagi umat manusia. Begitu juga dalam pengembangan
bahan ajar, baik cetak maupun non cetak diharapkan mampu menjadi pedoman
bagi peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran. Bahan ajar yang baik
menantumkan petunjuk belajar bagi peserta didik dan disampaikan dengan
bahasa yang mudah dimengerti oleh peserta didik. Di dalam Al-Qur'an
dijelaskan bahwa segala sesuatu yang diperbuat di hari esok, haruslah
direncanakan terlebih dahulu. Hal ini terbukti dalam Al-Qur`an surat al Hasyr
ayat 18.
َس ما َ قَ َّد َمتْ ِلغَ ٍد َواتَّقُوا هللاَ إِنَّ هللا ُ يَا أَيـُّها َ الَّ ِذ ْينَ آ َمنُ ْوا اتَّقُوا هللاَ َوا ْن
ٌ ظ ْر نَ ْف
3
. ََخبِي ٌْر بِما َ ت َ ْع َملُ ْون
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap individu memperhatikan merencanakan apa yang akan
diperbuatnya di hari esok. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah mengetahui apa yang akan kamu kerjakan"(Q.S.Al-Hasyr: 18).
Dengan demikian perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang
akan dilakukan. Mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk
menentukan ke mana harus pergi dan mengindetifikasikan persyaratan yang
diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien. Sehingga perencanaan
dapat membantu proses pembelajaran yang hendaknya melakukan yang terbaik
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Itulah sebabnya pentingnya
mengembangkan media pembelajaran yang baik dan menarik agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
B. Taktik Pembelajaran
1. Pengertian Taktik Pebelajaran
Taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan
metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan,
terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin
akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya,
yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia
memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang
memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu
elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu.
Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari
masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe
kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan
menjadi sebuah ilmu sekaligus juga seni.
Taktik pembelajaran meliputi aspek-aspek pembelajaran yang lebih
rinci dan lebih teknis dari pada strategi. Baik-buruknya pembelajaran lebih
banyak ditentukan oleh taktik dari pada strategi. Taktik pembelajaran terwujud
dalam bentuk langkah-langkah tindakan taktis yang tersusun dalam suatu
prosedur pembelajaran. Dengan langkah-langkah tindakan yang taktis, proses
4
belajar anak menjadi efektif dan efisien. Efektif dalam arti, kualitas dan
kuantitas pencapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan kualitas dan kuantitas
tujuan yang direncanakan. Sedangkan efisien artinya pencapaian tujuan
tersebut sesuai dengan daya yang tersedia. Baik daya yang berkait dengan
tenaga dan kemampuan guru, fasilitas belajar yang ada, maupun biaya yang
digunakan guru untuk pelaksanaan pembelajaran tersebut.
Taktik untuk melaksanakan aktivitas pembelajaran di kelas, di samping
bersifat terencana juga bersifat kondisional dan transaksional. Artinya
sejumlah aktivitas kelas baik aktivitas guru maupun aktivitas peserta didik di
kelas ada yang secara sistematis telah direncanakan sebelumnya. Perencanaan
tersebut secara tertulis didokumentasikan di persiapan pembelajaran.
Meskipun demikian, belum bisa dijamin bahwa seluruh rencana pembelajaran
tersebut dapat direalisasikan dalam aktivitas aktual di kelas. Kondisi dan
keadaan kelas dapat saja berubah dari asumsi-asumsi keadaan kelas yang
diperkirakan saat perencanaan tersebut dibuat. Akibat dari itu, aktivitas-
aktivitas kelas perlu diubah dari rencana semula dan disesuaikan seketika itu,
berdasarkan penyesuaian-penyesuaiannya dengan realitas yang ada di kelas.
Taktik untuk menjalankan aktivitas kelas yang sifatnya kondisional dan
transaksional tersebut dinamakan siasat. Dengan kata lain, untuk menjalankan
taktik pembelajaran diperlukan siasat.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa untuk menjalankan
strategi, diperlukan kiat-kiat tertentu agar nilai strategis atau rasionalitas dari
setiap bentuk aktivitas pembelajaran di kelas dapat diwujudkan. Kiat-kiat
tertentu dari setiap bentuk aktivitas guru-murid di kelas tersebut dinamakan
taktik pembelajaran. Dengan perkataan lain, taktik pembelajaran adalah kiat
guru dalam merealisasi aktivitas pembelajaran di kelas.
5
efisien artinya pencapaian tujuan tersebut sesuai dengan daya yang tersedia.
Baik daya yang berkait dengan tenaga dan kemampuan guru, fasilitas belajar
yang ada, maupun biaya yang digunakan guru untuk pelaksanaan pembelajaran
tersebut.
Kiat atau taktik untuk melaksanakan aktivitas pembelajaran di kelas, di
samping bersifat terencana, juga bersifat kondisional dan transaksional.
Artinya sejumlah aktivitas kelas baik aktivitas guru maupun aktivitas peserta
didik di kelas ada yang secara sistematis telah direncanakan sebelumnya.
Perencanaan tersebut secara tertulis didokumentasikan di persiapan
pembelajaran. Meskipun demikian, belum bisa dijamin bahwa seluruh rencana
pembelajaran tersebut dapat direalisasikan dalam aktivitas aktual di kelas.
Kondisi dan keadaan kelas dapat saja berubah dari asumsi-asumsi keadaan
kelas yang diperkirakan saat perencanaan tersebut dibuat. Akibat dari itu,
aktivitas-aktivitas kelas perlu diubah dari rencana semula dan disesuaikan
seketika itu, berdasarkan penyesuaian-penyesuaiannya dengan realitas yang
ada di kelas. Kiat untuk menjalankan aktivitas kelas yang sifatnya kondisional
dan transaksional tersebut dinamakan siasat. Dengan kata lain, untuk
menjalankan taktik pembelajaran diperlukan siasat.
Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan, disimpulkan bahwa
karakteristik taktik pembelajaran ialah:
a. Berbentuk tindakan taktis
b. Bersifat terencana
c. Bersifat kondisional dan transaksional
C. Gaya Mengajar
1. Pengertian Gaya Mengajar
Gaya adalah suatu pembawaan seseorang yang dipengaruhi oleh faktor
lingkungan dan faktor alamiah seperti karakteristik. Gaya menjadi ciri khas
yang dibawa seseorang dalam melakukan aktivitas. Mengajar pada hakikatnya
bermaksud mengantarkan peserta didik mencapai tujuan yang telah
direncanakan sebelumnya, dalam praktek perilaku mengajar yang
dipertunjukkan guru sangat beraneka ragam. Aneka ragam perilaku guru dalam
mengajar ini bila ditelusuri akan diperoleh gambaran pola umum interaksi
6
antara guru, isi, atau bahan pelajaran dan peserta didik. Pola umum ini oleh
Dianne Lapp dan kawan-kawan (dalam Ali, 2010: 57) diistilahkan dengan gaya
mengajar atau teaching style.
Suparman (2010: 63) mengemukakan bahwa gaya mengajar adalah cara
atau metode yang dipakai guru ketika sedang melakukan pengajaran. Menurut
Thoifuri (2013: 81), gaya mengajar adalah bentuk penampilan guru saat
mengajar, baik yang bersifat kurikuler maupun psikologis. Gaya mengajar
yang bersifat kurikuler adalah guru mengajar yang disesuaikan dengan tujuan
dan sifat mata pelajaran tertentu. Gaya mengajar yang bersifat psikologis
adalah guru mengajar yang disesuaikan dengan motivasi peserta didik,
pengelolaan kelas dan evaluasi hasil belajar.
Menurut Thoifuri (2013: 87) dalam bukunya menjadi guru inisiator,
pendekatan dalam mengajar merupakan proses penentuan cepat tidaknya
peserta didik mencapai tujuan belajar. Pendekatan gaya mengajar akan menjadi
tepat guna jika selaras dengan tujuan, materi pelajaran, dan minat serta
kebutuhan peserta didik, baik dilakukan dalam bentuk pengajaran kelompok
maupun individual.
Ali (2010: 57) menyimpulkan bahwa gaya mengajar yang dimiliki oleh seorang
guru mencerminkan pada cara melaksanakan pengajaran, sesuai dengan
pandangannya sendiri. Di samping itu landasan psikologis, terutama teori
belajar yang dipegang serta kurikulum yang dilaksanakan juga turut mewarnai
gaya mengajar guru yang bersangkutan.
Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan
bahwa gaya mengajar adalah suatu cara atau bentuk penampilan seorang guru
dalam menanamkan pengetahuan, membimbing, mengubah atau
mengembangkan kemampuan, perilaku dan kepribadian peserta didik dalam
mencapai tujuan proses belajar. Dengan demikian, gaya mengajar guru
merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan proses belajar
peserta didik. Oleh karena itu, apabila seorang guru memiliki gaya mengajar
yang baik, maka diharapkan hasil belajar peserta didik juga menjadi lebih baik.
Menurut Ali (2010: 59-61), gaya-gaya mengajar dapat dibedakan ke
dalam empat macam sebagai berikut.
7
a. Gaya Mengajar klasik
Proses pengajaran dengan gaya klasik berupaya untuk memelihara dan
menyampaikan nilai-nilai lama dari generasi terdahulu ke generasi berikutnya.
Isi pelajaran berupa sejumlah informasi dan ide yang paling popular dan dipilih
dari dunia yang diketahui anak. Oleh karenanya, isi pelajaran bersifat objektif,
jelas dan diorganisasi secara sistematis-logis. Proses penyampaian bahan tidak
didasarkan atas minat anak, melainkan pada urutan tertentu. Peran guru di sini
sangat dominan, karena dia harus menyampaikan bahan. Oleh karenanya guru
harus ahli (expert) tentang pelajaran yang dipegangnya. Dengan demikian
proses pengajaran bersifat pasif, yakni peserta didik diberi pelajaran.
Menurut Thoifuri (2013: 83-84) ciri-ciri gaya mengajar klasik adalah:
1) Bahan pelajaran, berupa: sejumlah informasi dan ide yang sudah populer
dan diketahui peserta didik, bersifat obyektif, jelas, sistematis dan logis.
2) Proses penyampaian materi: menyampaikan nilai-nilai lama dari generasi
terdahulu ke generasi berikutnya yang bersifat memelihara, tidak didasarkan
pada minat peserta didik, hanya didasarkan urutan tertentu.
3) Peran peserta didik: pasif, hanya diberi pelajaran untuk didengarkan.
4) Peran guru: dominan, hanya menyampaikan bahan ajar, otoriter, namun ia
benar-benar ahli.
8
1) Bahan pelajaran: terprogram sedemikian rupa dalam perangkat lunak
(software) dan keras (hardware) yang ditekankan pada kompetensi peserta
didik secara individual, disusun oleh ahlinya masing-masing, materi ajar
terkait dengan data obyektif dan keterampilan peserta didik untuk
menunjang kompetensinya.
2) Proses penyampaian materi: menyampaikan sesuai dengan tingkat kesiapan
peserta didik, memberi stimulan pada peserta didik untuk dijawab.
3) Peran peserta didik: mempelajari apa yang dapat memberi manfaat pada
dirinya dan belajar dengan menggunakan media secukupnya, merespon apa
yang diajukan kepadanya dengan bantuan media.
4) Peran guru: pemandu (membimbing peserta didik dalam belajar), pengarah
(memberikan petunjuk pada peserta didik dalam belajar), fasilitator
(memberi kemudahan pada peserta didik dalam belajar).
10
D. Teknik Pembelajaran
1. Pengertian Teknik Pembelajaran
Teknik menurut T Raka Joni (1991) menunjukkan keragaman khas dalam
mengaplikasikan suatu metode sesuai dengan latar tertentu, seperti kemampuan
dan kebiasaan guru, ketersediaan sarana dan prasarana sekolah, kemampuan dan
kesiapan peserta didik dsb. Contoh dengan menggunakan metode ceramah, maka
dapat disebutkan rentangan teknik berceramah mulai dari yang diibaratkan tape-
recorder dalam menyampaikan bahan ajar pelajaran sampai dengan menampilkan
berbagai alat bantu/media unutk menyampaikan isi pelajaran yang dirancang
berdasarkan teori pembelajaran mutakhir. Demikian halnya dengan teknik
bertanya-jawab, teknik berdiskusi dsb.
Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang
dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan,
penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah peserta didik yang relatif
banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda
dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah peserta didiknya
terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan
teknik yang berbeda pada kelas yang peserta didiknya tergolong aktif dengan
kelas yang peserta didiknya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat
berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
Teknik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan
metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalnya,
terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin
akan sangat berbeda dalam teknik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang
satu cenderung banyak diselingi dengan dengan humor karena memang dia
memiliki sense of humor yang tinggi, sementara ang satunya lagi kurang memiliki
sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena
dian sangat menguasai bidang tersebut.
Macam-Macam Teknik Dalam Proses Belajar Mengajar
a. Teknik Ceramah
Teknik ceramah adalah memberikan uraian atau penjelasan kepada
sejumlah murid pada waktu dan tempat tertentu. Dengan kata lain teknik
11
ini adalah sebuah teknik mengajar dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan secara lisan kepada sejumlah peserta didik yang pada
umumnya mengikuti secara pasif.
b. Teknik Diskusi
Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang
dilakukan oleh seorang guru di sekolah, yang dimana di dalam teknik ini
terjadi proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling
tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat juga
semuanya aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar. Teknik diskusi
merupakan suatu cara mengajar dengan cara memecahkan masalah yang
dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan
argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya.
c. Teknik Tanya Jawab
Teknik tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran
dengan mengahasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan peserta
didik memahami materi tersebut. Teknik tanya jawab akan menjadi efektif
bila materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang dan memiliki
nilai aplikasi tinggi. Pertanyaaan yang diajukan bervariasi, meliputi
pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu
kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak
kemungkinan jawaban), serta disajikan dengan cara yang menarik.
d. Teknik Pemberian Tugas (Individu/Kelompok)
Teknik pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi
melalui penugasan peserta didik untuk melakukan suatu pekerjaan.
Pemberian tugas dapat secara individual atau kelompok. Pemberian tugas
untuk setiap peserta didik atau kelompok dapat sama dan dapat pula
berbeda.
e. Teknik Penemuan (Discovery) dan Simulasi
Teknik penemuan merupakan proses dimana seorang peserta didik
melakukan proses mental yang harus mampu mengasimilasikan sesuatu
konsep atau prinsip. Yang dimaksud proses mental ialah mengamati,
mencerna, mengerti menggolong-golongkan, membuat dugaan membuat
12
kesimpulan dan lain sebagainya. Sedangkan prinsip ialah peserta didik
dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami mental itu sendiri, guru
hanya membimbing dan memberiakan instruksi.
Teknik simulasi merupakan cara mengajar dimana menggunakan
tingkah laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang dimaksudkan
dengan tujuan agar orang dapat menghindari lebih mendalam tentang
bagaimana orang itu merasa dan berbuat sesuatu dengan kata lain peserta
didik memegang peranaan sebagai orang lain.
f. Teknik Inquiry
Inquiry adalah teknik pengajaran guru didepan kelas dimana guru
membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Peserta didik dibagi
menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok mendapat
tugas tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian mereka mempelajari,
meneliti, dan membahas tugasnya didalam kelompok kemudian dibuat
laporan yang tersusun baik dan kemudian didiskusikan secara luas atau
melalui pleno sehingga diperoleh kesimpulan terakhir.
Teknik inquiry merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan
menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis,
kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri.
g. Teknik Eksperimen dan Demonstrasi
Teknik eksperimen merupakan salah satu cara mengajar dimana
seorang peserta didik diajak untuk beruji coba atau mengadakan
pengamatan kemudian hasil pengamatan itu disampaikan dikelas dan di
evaluasi oleh guru.
Teknik demonstrasi merupakan teknik mengajar dimana seorang
instruktur atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses.
h. Teknik Karya Wisata
Teknik karya wisata merupakan teknik mengajar yang dilaksanakan
dengan mengajak peserta didik kesuatu tempat atau obyek tertentu diluar
sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu.
13
i. Teknik Bimbingan / Tutorial
Teknik bimbingan/tutorial adalah suatu proses pengelolaan
pembelajaran yang dilakukan melalui proses bimbingan yang
diberikan/dilakukan oleh guru kepada peserta didik baik secara perorangan
atau kelompok kecil peserta didik.Peran guru sebagi fasilitator, moderator,
motivator dan pembimbing sangat dibutuhkan oleh peserta didik untuk
mendampingi mereka membahas dan menyelesaikan tugas-tugasnya.
j. Teknik Problem Solving
Teknik problem solving (pemecahan masalah) bukan hanya sekedar teknik
mengajar, tetapi juga merupakan satu teknik berpikir, sebab dapat
menggunakan teknik-teknik lainnya yang dimulai dengan mencari data
sampai kepada menarik kesimpulan.
E. Strategi Pembelajaran
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Istilah strategi berasal dari bahasa yunani yaitu strategos yang artinya suatu
usaha untuk mencapai kemenangan dalam suatu peperangan. Awalnya digunakan
dalam lingkungan militer namun istilah strategi digunakan dalam berbagai bidang
yang memiliki esensi yang relatif sama termasuk diadopsi dalam konteks
pembelajaran yang dikenal dengan istilah strategi pembelajaran.Strategi adalah
proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan
jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana
agar tujuan tersebut dapat dicapai.
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan
untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola
umum kegitan guru dan anak didik dalam perwujudan kegitan belajar mengajar
untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Atau bisa dikatakan strategi belajar
14
mengajar merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk
dalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau
kekuatan dalam suatu pembelajaran.
Adapun pengertian strategi pembelajaran menurut para ahli yaitu sebagai
berikut:
a. Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta
didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
b. J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi
pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada
dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan
diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
c. Dick dan Carey (2005:7), Strategi pembelajaran adalah komponen-
komponen dari suatu set materi termasuk aktivitas sebelum pembelajaran,
dan partisipasi peserta didik yang merupakan prosedur pembelajaran yang
digunakan kegiatan selanjutnya.
d. Suparman (1997:157), Strategi pembelajaran adalah merupakan perpaduan
dari urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran peserta didik,
peralatan dan bahan,dan waktu yang digunakan dalam proses pembelajran
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
e. J.R David (1996), Strategi Pembelajaran adalah perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Dari beberapa pengertian ahli diatas dapat disimpukan bahwa strategi dalam
proses belajar mengajar merupakan suatu rencana yang dipersiapkan secara
saksama untuk mencapai tujuan-tujuan yang hendak dicapai dan telah ditargetkan
dalam proses belajar.
Macam - macam strategi pembelajaran meliputi:
1) Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE)
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang
15
guru kepada sekelompok peserta didik dengan maksud agar peserta didik
dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
2) Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)
Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran
yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari
dan menemukan sendiri jawabannya dari suatu masalah yang ditanyakan.
3) Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)
Dilihat dari aspek psikologi belajar SPBM bersandarkan kepada psikologi
kognitif yang berangkat dari asumsi bahwa belajar adalah proses perubahan
tingkah laku berkat adanya pengalaman.belajar bukan semata-mata proses
menghafal sejumlah fakta,tetapi suatu proses interkasi secara sadar antara
individu dengan lingkungannya
4) Stategi Pembelajaran Kontekstual (CTL)
Contextual teaching and learning (CTL) adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia
nyata peserta didik, dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari.
5) Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi
pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir peserta didik.
Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada
peserta didik, akan tetapi peserta didik dibimbing untuk proses menemukan
sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus
menerus dengan memanfaatkan pengalaman peserta didik.
6) Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh peserta didik dalam kelompok-kelompok tertentu untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur
penting dalam SPK, yaitu:
a.Adanya peserta dalam kelompok
b.Adanya aturan kelompok
16
c.Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, dan
d.Adanya tujuan yang harus dicapai.
7) Strategi Pembelajaran Afektif
Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran
kognitif dan keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai (value), yang
sulit diukur, oleh sebab itu menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh
dari dalam diri peserta didik. Dalam batas tertentu memang afeksi dapat
muncul dalam kejadian behavioral, akan tetapi penilaiannya untuk sampai
pada kesimpulan yang bisa dipertanggung jawabkan membutuhkan ketelitian
dan observasi yang terus menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk
dilakukan. Apabila menilaiperubahan sikap sebagai akibat dari proses
pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah kita tidak bisa menyimpulkan
bahwa sikap anak itu baik, misalnya dilihat dari kebiasaan berbahasa atau
sopan santun yang bersangkutan, sebagai akibat dari proses pembelajaran
yang dilakukan guru. Mungkin sikap itu terbentuk oleh kebiasaan dalam
keluarga dan lingkungan keluarga.Strategi Pembelajaran afektif pada
umumnya menghadapkan peserta didik pada situasi yang mengandung
konflik atau situasi yang problematis. Melalui situasi ini diharapkan peserta
didik dapat mengambil keputusan.
17
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni
perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang
dipandang paling efektif.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur,
metode dan teknik pembelajaran.
Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau
kriteria dan ukuran baku keberhasilan.
F. Pendekatan Pembelajaran
1. Pengertian Pendekatan Pebelajaran
Pendekatan (approach), menurut T. Raka Joni (1991), menunjukan cara
umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian, sehingga
berdampak, ibarat seorang yang memakai kacamata dengan warna tertentu di
dalam memandang alam sekitar. Kacamata berwarna hijau akan menyebabkan
lingkungan kelihatan kehijau-hijauan dan seterusnya.
Contoh pendekatan ekonomis dalam memandang permasalahan
pendidikan akan menyebabkan hampir semua pengkajiannya dibawa ke dalam
terminologi investasi dan hasil usaha pendekatan CBSA dalam memandang
pembelajaran selalu peserta didik yang menjadi orientasi setiap kegiatan.
Istilah pendekatan ini juga digunakan oleh Fred Percival dan Henry
Ellington (1984) untuk menyebut pendekatan yang berorientasi pada
lembaga/guru dan pendekatan yang berorientasi pada peserta didik. Ketepatan
dalam pemilihan suatu pendekatan akan menjadi pedoman atau orientasi dalam
pemilihan komponen kegiatan pembelajaran lainnya terutama strategi dan
metode pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran menurut Sanjaya (2009: 127) adalah suatu titik
tolak atau sudut pandang mengenai terjadinya proses pembelajaran secara
umum berdasarkan cakupan teoritik tertentu. Pendekatan pembelajaran dibagi
18
menjadi dua yaitu student centered approach „pendekatan yang berpusat pada
peserta didik‟ dan teacher centered approach „pendekatan yang berpusat pada
guru‟.
Ada beberapa macam pendekatan pembelajaran yang digunakan pada
kegiatan belajar mengajar, antara lain :
a. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan konstekstual berlatar belakang bahwa peserta didik
belajar lebih bermakna dengan melalui kegiatan mengalami sendiri dalam
lingkungan alamiah, tidak hanya sekedar mengetahui, mengingat, dan
memahami. Pembelajaran tidak hanya berorientasi target penguasaan
materi, yang akan gagal dalam membekali peserta didik untuk memecahkan
masalah dalam kehidupannya. Dengan demikian proses pembelajaran lebih
diutamakan daripada hasil belajar, sehingga guru dituntut untuk
merencanakan strategi pembelajaran yang variatif dengan prinsip
membelajarkan – memberdayakan peserta didik, bukan mengajar peserta
didik.
Borko dan Putnam mengemukakan bahwa dalam pembelajaran
kontekstual, guru memilih konteks pembelajaran yang tepat bagi peserta
didik dengan cara mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan nyata dan
lingkungan di mana anak hidup dan berada serta dengan budaya yang
berlaku dalam masyarakatnya. Pemahaman, penyajian ilmu pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang ada dalam materi dikaitkan dengan apa
yang dipelajari dalam kelas dan dengan kehidupan sehari-hari (Dirjen
Dikdasmen, 2001: 8). Dengan memilih konteks secara tepat, maka peserta
didik dapat diarahkan kepada pemikiranagar tidak hanya berkonsentrasi
dalam pembelajaran di lingkungan kelas saja, tetapi diajak untuk
mengaitkan aspek-aspek yang benar-benar terjadi dalam kehidupan mereka
sehari-hari, masa depan mereka, dan lingkungan masyarakat luas.
Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu peserta didik
dalam mencapai tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi
daripada memberi informasi.Guru bertugas mengelola kelas sebagai sebuah
tim yang bekerja bersama untuk merumuskan, menemukan sesuatu yang
19
baru bagi kelas yang dapat berupa pengetahuan, keterampilan dari hasil
“menemukan sendiri” dan bukan dari “apa kata guru.
Penggunaan pembelajaran kontekstual memiliki potensi tidak hanya
untuk mengembangkan ranah pengetahuan dan keterampilan proses, tetapi
juga untuk mengembangkan sikap, nilai, serta kreativitas peserta didik
dalam memecahkan masalah yang terkait dengan kehidupan mereka sehari-
hari melalui interaksi dengan sesame teman, misalnya melalui pembelajaran
kooperatif, sehingga juga mengembangkan ketrampilan sosial (social skills)
(Dirjen Dikmenum, 2002:6). Lebih lanjut Schaible, Klopher, dan Raghven,
dalam Joyce-Well (2000:172) menyatakan bahwa pendekatan kontekstual
melibatkan peserta didik dalam masalah yang sebenarnya dalam penelitian
dengan menghadapkan anak didik pada bidang penelitian, membantu
mereka mengidentifikasi masalah yang konseptual atau metodologis dalam
bidang penelitian dan mengajak mereka untuk merancang cara dalam
mengatasi masalah.
b. Pendekatan Konstruktivisme
Kontruktivisme merupakan landasan berfikir pendekatan
kontekstual. Yaitu bahwa pendekatan dibangun oleh manusia sedikit demi
sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak
dengan tiba-tiba(Suwarna,2005).
Piaget (1970), Brunner dan Brand 1966), Dewey (1938) dan
Ausubel (1963). Menurut Caprio (1994), McBrien Brandt (1997), dan Nik
Aziz (1999) kelebihan teori konstruktivisme ialah pelajar berpeluang
membina pengetahuan secara aktif melalui proses saling pengaruh antara
pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru. Pembelajaran
terdahulu dikaitkan dengan pembelajaran terbaru. Perkaitan ini dibina
sendiri oleh pelajar.
Menurut teori konstruktivisme, konsep-konsep yang dibina pada
struktur kognitif seorang akan berkembang dan berubah apabila ia mendapat
pengetahuan atau pengalaman baru. Rumelhart dan Norman (1978)
menjelaskan seseorang akan dapat membina konsep dalam struktur
kognitifnya dengan menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan
20
yang sedia ada padanya dan proses ini dikenali sebagai accretion. Selain itu,
konsep-konsep yang ada pada seseorang boleh berubah selaras dengan
pengalaman baru yang dialaminya dan ini dikenali sebagai penalaan atau
tuning. Seseorang juga boleh membina konsep-konsep dalam struktur
kognitifnya dengan menggunakan analogi, iaitu berdasarkan pengetahuan
yang ada padanya. Menurut Gagne, Yekovich, dan Yekovich (1993) konsep
baru juga boleh dibina dengan menggabungkan konsep-konsep yang sedia
ada pada seseorang dan ini dikenali sebagai parcing.
Pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam proses
pembelajaran kerana belajar digalakkan membina konsep sendiri dengan
menghubungkaitkan perkara yang dipelajari dengan pengetahuan yang
sedia ada pada mereka. Dalam proses ini, pelajar dapat meningkatkan
pemahaman mereka tentang sesuatu perkara.
Kajian Sharan dan Sachar (1992, disebut dalam Sushkin, 1999)
membuktikan kumpulan pelajar yang diajar menggunakan pendekatan
konstruktivisme telah mendapat pencapaian yang lebih tinggi dan signifikan
berbanding kumpulan pelajar yang diajar menggunakan pendekatan
tradisional. Kajian Caprio (1994), Nor Aini (2002), Van Drie dan Van
Boxtel (2003), Curtis (1998), dan Lieu (1997) turut membuktikan bahawa
pendekatan konstruktivisme dapat membantu pelajar untuk mendapatkan
pemahaman dan pencapaian yang lebih tinggi dan signifikan.
c. Pendekatan Deduktif – Induktif
1.) Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif ditandai dengan pemaparan konsep, definisi
dan istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran. Pendekatan deduktif
dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan
berlangsung dengan baik bila peserta didik telah mengetahui wilayah
persoalannya dan konsep dasarnya (Suwarna,2005).
2.) Pendekatan Induktif
Ciri utama pendekatan induktif dalam pengolahan informasi adalah
menggunakan data untuk membangun konsep atau untuk memperoleh
21
pengertian. Data yang digunakan mungkin merupakan data primer atau
dapat pula berupa kasus-kasus nyata yang terjadi di lingkungan.
Prince dan Felder (2006) menyatakan pembelajaran tradisional
adalah pembelajaran dengan pendekatan deduktif, memulai dengan teori-
teori dan meningkat ke penerapan teori. Di bidang sain dan teknik dijumpai
upaya mencoba pembelajaran dan topik baru yang menyajikan kerangka
pengetahuan, menyajikan teori-teori dan rumus dengan sedikit
memperhatikan pengetahuan utama mahapeserta didik, dan kurang atau
tidak mengkaitkan dengan pengalaman mereka. Pembelajaran dengan
pendekatan deduktif menekankan pada guru mentransfer informasi atau
pengetahuan. Bransford (dalam Prince dan Felder, 2006) melakukan
penelitian dibidang psikologi dan neurologi. Temuannya adalah: ”All new
learning involves transfer of information based on previous learning”,
artinya semua pembelajaran baru melibatkan transfer informasi berbasis
pembelajaran sebelumnya.
Major (2006) menyatakan dalam pembelajaran dengan pendekatan
deduktif dimulai dengan menyajikan generalisasi atau konsep.
Dikembangkan melalui kekuatan argumen logika. Contoh urutan
pembelajaran: (1) definisi disampaikan; dan (2) memberi contoh, dan
beberapa tugas mirip contoh dikerjakan peserta didik dengan maksud untuk
menguji pemahaman peserta didik tentang definisi yang disampaikan.
Alternatif pendekatan pembelajaran lainnya selain dengan pembelajaran
pendekatan deduktif adalah dengan pendekatan induktif . Beberapa contoh
pembelajaran dengan pendekatan induktif misalnya pembelajaran inkuiri,
pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek,
pembelajaran berbasis kasus, dan pembelajaran penemuan. Pembelajaran
dengan pendekatan induktif dimulai dengan melakukan pengamati terhadap
hal-hal khusus dan menginterpretasikannya, menganalisis kasus, atau
memberi masalah konstekstual, peserta didik dibimbing memahami konsep,
aturan-aturan, dan prosedur-prosedur berdasar pengamatan peserta didik
sendiri.
22
Major (2006) berpendapat bahwa pembelajaran dengan pendekatan
induktif efektif untuk mengajarkan konsep atau generalisasi. Pembelajaran
diawali dengan memberikan contoh-contoh atau kasus khusus menuju
konsep atau generalisasi. Peserta didik melakukan sejumlah pengamatan
yang kemudian membangun dalam suatu konsep atau geralisasi. Peserta
didik tidak harus memiliki pengetahuan utama berupa abstraksi, tetapi
sampai pada abstraksi tersebut setelah mengamati dan menganalisis apa
yang diamati.
Dalam fase pendekatan induktif-deduktif ini peserta didik diminta
memecahkan soal atau masalah. Kemp (1994: 90) menyatakan ada dua
kategori yang dapat dipakai dalam membahas materi pembelajaran yaitu
metode induktif dan deduktif. Pada prinsipnya matematika bersifat deduktif.
Matematika sebagai “ilmu” hanya diterima pola pikir deduktif. Pola pikir
deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran “yang berpangkal dari
hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifat
khusus” Soedjadi (2000: 16). Dalam kegiatan memecahkan masalah peserta
didik dapat terlibat berpikir dengan dengan menggunakan pola pikir
induktif, pola pikir deduktif, atau keduanya digunakan secara bergantian.
d. Pendekatan Konsep dan Proses
1.) Pendekatan Konsep
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konsep berarti
peserta didik dibimbing memahami suatu bahasan melalui pemahaman
konsep yang terkandung di dalamnya. Dalam proses pembelajaran tersebut
penguasaan konsep dan subkonsep yang menjadi fokus. Dengan beberapa
metode peserta didik dibimbing untuk memahami konsep.
2.) Pendekatan Proses
Pada pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran adalah
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam keterampilan proses
seperti mengamati, berhipotesa, merencanakan, menafsirkan, dan
mengkomunikasikan. Pendekatan keterampilan proses digunakan dan
dikembangkan sejak kurikulum 1984. Penggunaan pendekatan proses
menuntut keterlibatan langsung peserta didik dalam kegiatan belajar.
23
Dalam pendekatan proses, ada dua hal mendasar yang harus selalu
dipegang pada setiap proses yang berlangsung dalam pendidikan. Pertama,
proses mengalami. Pendidikan harus sungguh menjadi suatu pengalaman
pribadi bagi peserta didik. Dengan proses mengalami, maka pendidikan
akan menjadi bagian integral dari diri peserta didik; bukan lagi potongan-
potongan pengalaman yang disodorkan untuk diterima, yang sebenarnya
bukan miliknya sendiri. Dengan demikian, pendidikan mengejawantah
dalam diri peserta didik dalam setiap proses pendidikan yang dialaminya .
e. Pendekatan Sains, Tekhnologi dan Masyarakat (STM)
National Science Teachers Association (NSTA) (1990:1)
memandang STM sebagai the teaching and learning of science in thecontext
of human experience. STM dipandang sebagai proses pembelajaran yang
senantiasa sesuai dengan konteks pengalaman manusia. Dalam pendekatan
ini peserta didik diajak untuk meningkatakan kreativitas, sikap ilmiah,
menggunakan konsep dan proses sains dalam kehidupan sehari-
hari.Definisi lain tentang STM dikemukakan oleh PENN STATE (2006: 1)
bahwa STM merupakan an interdisciplinary approach whichreflects the
widespread realization that in order to meet the increasingdemands of a
technical society, education must integrate acrossdisciplines. Dengan
demikian, pembelajaran dengan pendekatan STM haruslah diselenggarakan
dengan cara mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dalam rangka
memahami berbagai hubungan yangterjadi di antara sains, teknologi dan
masyarakat. Hal ini berarti bahwa pemahaman kita terhadap hubungan
antara sistem politik, tradisi masyarakat dan bagaimana pengaruh sains dan
teknologi terhadap hubungan-hubungan tersebut menjadi bagian yang
penting dalampengembangan pembelajaran di era sekarang ini.
Pandangan tersebut senada dengan pendapat NC State University
(2006: 1), bahwa STM merupakan an interdisciplinery field of study that
seeks to explore a understand the many ways that scinence and technology
shape culture, values, and institution, and how such factors shape science
and technology. STM dengan demikian adalah sebuah pendekatan yang
dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana sains dan teknologi masuk dan
24
merubah proses-proses sosial di masyarakat, dan bagaimana situasi sosial
mempengaruhi perkembangan sains dan teknologi.
Hasil penelitian dari National Science Teacher Association (NSTA)
(dalam Poedjiadi, 2000) menunjukan bahwa pembelajaran sains dengan
menggunakan pendekatan STM mempunyai beberapa perbedaan jika
dibandingkan dengan cara biasa. Perbedaan tersebut ada pada aspek: kaitan
dan aplikasi bahan pelajaran, kreativitas, sikap, proses, dan konsep
pengetahuan. Melalui pendekatan STM ini guru dianggap sebagai fasilitator
dan informasi yang diterima peserta didik akan lebih lama diingat.
Sebenarnya dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM ini
tercakup juga adanya pemecahan masalah, tetapi masalah itu lebih
ditekankan pada masalah yang ditemukan sehari – hari, yang dalam
pemecahannya menggunakan langkah – langkah .
25
sebagi pemimpin, guru menunjukkan arah kepada peserta didiknya yang
melakukan hal-hal kurang baik.
G. Model Pembelajaran
1. Pengertian Model Pebelajaran
Dalam proses pembelajaran dikenal istilah model pembelajaran. Menurut
Sudrajat (2008). Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Gunter et al (1990) mendefinisikan an instructional model is a step-by-
step procedure that leads to specific learning outcomes. Joyce & Weil (1980)
mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Dengan
demikian, model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar. Jadi model pembelajaran cenderung
preskriptif, yang relatif sulit dibedakan dengan strategi pembelajaran. An
instructional strategy is a method for delivering instruction that is intended to
help students achieve a learning objective (Burden & Byrd, 1999).
Jenis-jenis model pembelajaran, yaitu.
a. Model Examples Non Examples
Examples Non Examples adalah model belajar yang menggunakan
contoh-contoh. Contoh-contoh didapat dari kasus/gambar yang relevan
dengan KD. Hary Kurniadi (2010: 1) menyatakan bahwa model
pembelajaran examples non examples atau juga biasa disebut examples and
non-examples merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar
sebagai media pembelajaran. Penggunaan media gambar ini disusun dan
dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah
bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada didalam gambar”. Buehl
(dalam Hary Kurniadi, 2010: 1) “penggunaan model pembelajaran
examples non examples ini lebih menekankan pada konteks analisis peserta
didik”.
26
Karakteristik dari model Examples Non Examples ialah:
1) Model pembelajaran yang menggunakan 2 hal yang terdiri atas
example dan non examples dari suatu defenisi konsep yang ada.
2) Meminta peserta didik untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai
dengan konsep yang ada.
3) Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh
akan suatu materi yang sedang dibahas.
4) Non example memberikan gambaran akan sesuatu yang bukan contoh
dari materi yang sedang dibahas.
27
Instruction) adalah interaksi antara stimulus dengan respon, atau dapat pula
didefinisikan sebagai sebuah interaksi antara dua arah belajar dan
lingkungan. Arends (Trianto: 2007), PBI (Problem Based Instruction)
merupakan pembelajaran di mana peserta didik mengerjakan masalah secara
otentik supaya mereka dapat menyusun pengetahuan mereka sendiri,
menyusun sebuah penemuan (inkuiri), keterampilan berpikir tingkat tinggi
serta mengembangkan kemandirian dan sifat percaya diri.
Berdasarkan pendapat-pendapat dari para ahli tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa PBI adalah suatu pembelajaran yang menggunakan
segala permasalahan di lingkungan sekitar peserta didik sebagai sumber
belajar, mempertajam cara berfikir kritis, sekaligus sebagai sarana peserta
didik untuk memecahkan masalah melalui penyelidikan sehingga peserta
didik memperoleh pengetahuan berdasarkan pengalaman yang telah dilalui.
Karakteristik dari model PBI menurut Ibrahim dan Nur (2000) dalam
Eko (2012), ialah.
1) Pengajuan pertanyaan atau masalah
2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
3) Penyelidikan otentik
4) Menghasilkan suatu produk/karya dan memamerkannya
5) Kerjasama
29
BAB III
PEMBAHASAN
31
B. Matriks Perbandingan Macam-macam Teknik Pembelajaran
Tabel 2. Perbandingan Macam-macam Teknik Pembelajaran
32
kecil
guru sebagai fasilitator, moderator, motivator, dan pembimbing
10 Teknik Problem Solving Teknik mengajar yang dimulai dengan mencari data sampai dengan menarik kesimpulan
33
D. Matriks Perbandingan Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran
Tabel 4. Perbandingan Macam-macam Pendekatan Pembelajaran
Teacher Centered Approach Pembelajaran yang menempatkan Manajemen dan pengelolaan pembelajaran ditentukan
peserta didik sebagai objek dalam sepenuhnya oleh guru
belajar dan kegiatan belajar bersifat Peran peserta didik hanya melakukan aktivitas sesuai
klasik dengan petunjuk guru
Peserta didik hampir tidak memiliki kesempatan untuk
melakukan aktivitas sesuai dengan minat dan
keinginannya
Student Centered Approach Pembelajaran yang menempatkan Manajemen, dan pengelolaannya ditentukan oleh
peserta didik sebagai subjek belajar dan peserta didik
kegiatan belajar bersifat modern Peserta didik memiliki kesempatan yang terbuka untuk
melakukan kreatifitas dan mengembangkan
potensinya
Pendekatan Saintifik Pembelajaran yang mengadopsi Kegiatan pembelajaran yang mengedepankan kegiatan-
langkah-langkah saintis dalam kegiatan proses yaitu:
membangun pengetahuan melalui Mengamati,
metode ilmiah Menanya,
Mencoba,
Menyimpulkan
34
Pendekatan Pembelajaran Pengertian Karakteristik
Pendekatan Keterampilan Pembelajaran yang menggunakan Ada enam keterampilan proses dasar Sains yaitu:
Proses Sains keseluruhan keterampilan ilmiah yang Mengamati (observing),
terarah (baik kognitif maupun Mengelompokkan (classifying),
psikomotor) yang dapat digunakan mengukur (measuring),
untuk menemukan suatu konsep atau menyimpulkan (inferring),
prinsip atau teori, untuk meramalkan (predicting),
mengembangkan konsep yang telah ada mengkomunikasikan (communicating)
sebelumnya, ataupun untuk melakukan
penyangkalan terhadap suatu penemuan
Perbedaan
Model Pembelajaran
Pengertian Karakteristik
Examples and Examples Model pembelajaran yang menggunakan contoh- Model pembelajaran yang menggunakan 2 hal yang terdiri
contoh yang didapat dari kasus/gambar yang atas example dan non examples dari suatu defenisi konsep
relevan dengan KD pembelajaran. yang ada
Meminta peserta didik untuk mengklasifikasikan keduanya
sesuai dengan konsep yang ada
Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi
contoh akan suatu materi yang sedang dibahas
35
Perbedaan
Model Pembelajaran
Pengertian Karakteristik
36
F. Matriks Perbandingan Taktik, Gaya, Teknik, Strategi, Pendekatan, dan Model Pembelajaran
Tabel 6. Perbandingan Taktik, Gaya, Teknik, Strategi, Pendekatan, dan Model Pembelajaran
Perbedaan
Term Pembelajaran
Pengertian Karakteristik
Pendekatan Pembelajaran Suatu rancangan/kebijaksanaan dalam memulai Menetapkan target yang ingin dicapai
serta melaksanakan pengajaran suatu materi Memilih pendekatan yang sesuai dengan tujuan yang
pembelajaran yang memberi arah dan corak pada ingin di capai dengan mempertimbangkan kondisi
metode pengajarannya karakteristik anak didik
Menentukan langkah yang akan di capai mulai dari
awal hingga akhir
Menetapkan kriteria dan standar sebagi tolak ukur
pencapaian pembelajaran yang telah di tetapkan
Strategi Pembelajaran Suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan Didasari pada berbagai perkembangan sesuai dengan
guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran situasi, kondisi dan lingkungan yang dihadapinya
dapat tercapai secara efektif dan efisien
Teknik Pembelajaran Suatu cara yang digunakan oleh guru untuk Harus sesuai dengan pelajaran dan pendekatan yang
menyampaikan bahan-bahan pengajaran yang telah digunakan
dipilih untuk peserta didik
Taktik Pembelajaran Gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau Dalam pembelajaran tampak keunikan dan kekhasan
teknik Pembelajaran tertentu yang sifatnya dari masing-masing guru
individual Gaya pembelajaran sesuai dengan kemampuan,
pengalaman dari guru yang bersangkutan.
Gaya Mengajar Suatu cara atau bentuk penampilan seorang guru Mengajar disesuaikan dengan tujuan selaras dengan
dalam menanamkan pengetahuan, membimbing, materi ajar dan sifat mata pelajaran
37
Perbedaan
Term Pembelajaran
Pengertian Karakteristik
mengubah atau mengembangkan kemampuan, Mengajar yang disesuaikan dengan pengelolaan kelas
perilaku dan kepribadian peserta didik dalam dan evaluasi pembelajaran
mencapai tujuan belajar Mengajar yang disesuaikan dengan minat serta
kebutuhan peserta didik.
Model Pembelajaran Bungkus atau bingkai dari penerapan pendekatan, Memiliki sintak atau urutan atau tahap-tahap kegiatan
strategi, metode, teknik, taktik dan gaya belajar
pembelajaran Menggambarkan bentuk kerja sama guru-peserta didik
dalam pembelajaran
Menunjukkan kepada guru bagaimana cara menghargai
atau menilai peserta didik dan bagaimana menanggapi
apa yang dilakukan oleh peserta didik
Menggambarkan kondisi-kondisi yang diperlukan
untuk mendukung keterlaksanaan model pembelajaran
Dampak pembelajaran langsung dan iringan
38
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dari langkah pengertian dan karakteristik media pembelajaran yang telah
dijabarkan, diharapkan pendidik hendaknya mampu mengembangkan dan
39
membuat media pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah tersebut,
sehingga mampu memaksimalkan hasil belajar peserta didik.
40
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya
Remaja.
41