Kelompok :1
Tugas :4
MAKALAH
PENGEMBANGAN EVALUASI DAN PROSES PEMBELAJARAN FISIKA
Prinsip-prinsip Assessment Literacy yang baik, Perubahan Asesmen dan
Konsekuensinya, serta Peran Kritis Asesmen Kelas
OLEH :
Nurul Fadieny
17175022
DOSEN:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Prinsip-
prinsip Assessment Literacy yang baik, Perubahan Asesmen dan Konsekuensinya,
serta Peran Kritis Asesmen Kelas” yang dibimbing oleh Ibu Prof. Dr. Hj. Festiyed,
M.S. dan Ibu Dr. Hj. Djusmaini Djamas, M.Si.
Makalah ditulis dengan mengambil sumber dari buku maupun dari internet dan
membuat gagasan dari beberapa sumber yang ada tersebut. Penulis berterima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian makalah ini,
sehingga tersusunlah makalah ini.
Penulis juga menyadari bahwa makalah yang penulis tulis ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan bagi pembaca untuk
menyampaikan saran atau kritik yang membangun demi tercapainya makalah yang
jauh lebih baik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan......................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan....................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI
A. Landasan Agama......................................................................... 3
B. Landasan Yuridis......................................................................... 4
C. Assessment Literacy…………………………………………………. 5
D. Perubahan Asesmen dan Konsekuensinya.................................. 12
E. Peran Kritis Asesmen Kelas......................................................... 14
BAB III PEMBAHASAN
A. Matriks Hubungan pengertian, Jenis-Jenis, Prinsip-Prinsip yang
Baik, Konsekuensi dan Perubahannya, dan Peran Kritis dalam
Kelas pada Assessment Literacy …………………………….. 19
B. Matriks Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Fisika dikaitkan
dengan Jenis Asesmen Literasi……………………………….. 24
C. Matriks Perubahan Asesmen dan Konsekuensinya…………… 28
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 30
B. Saran............................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
dianalisis dengan baik sehingga berfungsi sebagaimana mestinya. Keberhasilan
asesmen sangat tergantung pada pengetahuan dan keterampilan guru dalam
memilih dan mengembangkan jenis asesmen dalam mengukur kompetensi siswa,
sehingga, pemahaman tentang prinsip dasar asesmen yang berkualitas harus
dipahami oleh guru agar dapat melakukan asesmen terhadap siswa secara tepat.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dalam makalah ini
menyajikan uraian mengenai assessment literacy, prinsip dari assessment
literacy, perubahan asesmen dan konsekuensinya, serta peran kritis dari asesmen
kelas.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Agama
Assessment dapat dikatakan sebagai alat yang digunakan untuk melihat
sejauh mana perkembangan kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik dalam
menguasai kompetensi tertentu. Inilah tugas guru dalam memantau dan
melaporkan perkembangan pada diri peserta didik. Allah berfirman dalam Surat
Al- Baqarah ayat 31
3
Berdasarkan Surat Al-Mulk ayat 2 tersebut, dijelaskan bahwa Allah yang
menjadikan hidup dan mati, Allah jugalah yang akan menguji kita apakah
diantara kita lebih baik amalnya, begitu juga di dalam pembelajaran. Guru akan
menguji peserta didiknya dengan memberikan tes agar dapat mengetahui sejauh
mana kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik tersebut.
B. Landasan Yuridis
Assessment literacy adalah kemampuan untuk mengartikan penilaian
tentang apa yang siswa tahu dan apa yang bisa dilakukan siswa, bagaimana cara
menginterpretasikan hasil assessment tersebut, dan mengaplikasikan hasil
tersebut untuk mengembangkan pembelajaran siswa dan keefektifan program.
Adapun landasan yuridis mengenai asesmen literasi yaitu:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Dalam Bab 1 Pasal 1 ayat (21) dikemukakan bahwa evaluasi pendidikan
adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan
terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.
Selanjutnya, dalam Bab XVI tentang Evaluasi, Akreditasi dan Sertifikasi, Bagian
Kesatu tentang Evaluasi, Pasal 57, dijelaskan :
a. Pasal 57 ayat (1) : Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu
pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara
pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
b. Pasal 57 ayat (2) : Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga
pendidikan, dan program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk
semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan.
4
transparan, dan sistemik untuk menilai pencapaian standar nasional
pendidikan.
C. Assessmen Literacy
1. Pengertian Assessment
Asesmen merupakan proses yang mencakup semua metode yang biasa
digunakan untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik dengan cara
menilai untuk kerja individu peserta didik atau kelompok. Asesmen adalah
proses pengumpulan informasi dalam pembelajaran peserta didik untuk
menentukan keputusan terkait pendidikan (National Task Force, 2015). Sejalan
dengan pendapat yang telah dikemukakan, Uno dan Koni (2012) mengatakan
bahwa secara umum asesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan
informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan
5
keputusan tentang peserta didik, baik yang menyangkut kurikulum, program
pembelajaran, iklim sekolah maupun kebijakan sekolah. Berdasarkan pendapat
yang telah dikemukakan, disimpulkan bahwa asesmen ialah proses untuk
mendapatkan informasi dalam pembelajaran yang digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan terhadap peserta didik dengan menggunakan berbagai
metode. Dalam asesmen juga terdapat literasi yang memungkinkan guru dapat
memahami asesmen dengan baik.
2. Pengertian Literacy
Secara harfiah literasi berasal dari kata Literacy yang berarti melek
huruf/gerakan pemberantasan buta huruf. Taylor (2012) mengatakan bahwa
literasi merupakan kondisi atau kualitas yang melek huruf. Sedangkan menurut
Programme for International Student Assessment (PISA, 2006), literasi adalah
kemampuan menggunakan pengetahuan untuk mengidentifikasi permasalahan
dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti dalam rangka memahami serta
membuat keputusan. Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan,
disimpulkan bahwa literasi merupakan kualitas atau kemampuan yang melek
huruf yang menggunakan pengetahuan untuk mengidentifikasi permasalahan dan
menaruk kesimpulan berdasarkan bukti-bukti dalam rangka memahami serta
membuat keputusan
6
berdasarkan fakta untuk memahami dan membuat keputusan dari perubahan
yang terjadi karena aktivitas manusia.
Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan, disimpulkan bahwa
assessment literacy merupakan pengetahuan tentang penilaian, mengidentifikasi
pertanyaan dan menarik kesimpulan berdasarkan fakta dan membuat keputusan
dari perubahan yang terjadi pada peserta didik. Orang yang mampu melakukan
penilaian dan memahami prinsip dasar penilaian disebut assessment literates.
Assessment literacy juga mencakup pengetahuan tentang seberapa sering
asesmen dilakukan, apa yang harus diases, dan bagaimana mempersiapkan
peserta didik untuk diases.
7
rata-rata sebanyak satu kali setiap dua atau tiga menit (mengajukan
pertanyaan dan menginterpretasikan jawaban, mengamati kinerja siswa,
memeriksa pekerjaan rumah, menggunakan tes dan kuis). Umumnya,
penilaian dalam kelas berlangsung secara terus menerus.Dengan demikian,
jelas bahwa penilaian kelas adalah penilaian yang paling mudah dilakukan
oleh guru. Tidak perlu diragukan lagi, guru adalah pengendali sistem
penilaian yang menentukan keefektifan sekolah.
8
hasilnya sehingga dapat mempersiapkan diri untuk memberikan dukungan
terhadap siswa yang pencapaiannya rendah. Semakin muda siswa, semakin
penting adanya bimbingan bagi mereka.
9
e. Penilai; Subjektivitas penilai akan dapat mempengerahi secara leluasa
terutama dalam bentuk tes uraian, seperti faktor kesan terhadap siswa,
tulisan, bahasa, kelelahan dsb, untuk menghindari hal tersebut maka penilai
dalam melakukan evaluasi pertama secara kontinuitas (terus menerus) dalam
arti bisa dilakukan lebih dari 2 kali dan komprehensip yakni menyeluruh isi
materi, aspek berpikir dan teknik tes yang diguakan.
f. Praktibilitas (Practicability); Tes dikatakan memiliki praktibilitas yang
tinggi, apabila bersifat praktis dan mudah pengadminstrasian termasuk mudah
dilaksanakan, mudah pemeriksaan dan dilengkapi petunjuk yang jelas.
g. Ekonomis; Tes yang baik tidak terlalu membutuhkan biaya yang terlalu
mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama.
10
4) Memiliki kecenderungan untuk menggunakan rentangan tingkat
penguasaan seseorang terhadap kelompoknya, mulai dari yang sangat
istimewa sampai dengan yang mengalami kesulitan yang serius
Asesmen berdasarkan kinerja merujuk pada jenis-jenis tugas dan situasi yang
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendemonstasikan
11
pemahaman mereka dan menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan
disposisi yang mereka miliki dalam berbagai konteks.
12
masalah oleh peserta didik. Salah satu asesmen yang digunakan ialah authentic
assessment (asesmen autentik).
Penilaian autentik mengacu pada penilaian dimana siswa diminta untuk
melakukan tugas secara nyata yang menunjukkan penerapan bermakna dari apa
yang telah mereka pelajari. Tujuan dari penilaian autentik ini ialah:
1. untuk mengukur kemahiran siswa dengan meminta mereka melakukan tugas
nyata;
2. untuk memberi siswa banyak cara untuk belajar dan menunjukkan yang
terbaik dari apa yang telah mereka pelajari;
3. untuk membimbing instruksi;
4. untuk memberikan umpan balik dan membantu siswa mengelola
pembelajaran mereka sendiri;
5. untuk juga mengevaluasi kompetensi siswa
13
Hal yang Dikurangi Hal yang Diutamakan
Hanya melakukan penilaian atas Menilai pencapaian dan peluang untuk
pencapaian belajar
Penilaian akhir dilakukan oleh guru Peserta didik terlibat dalam penilaian
yang sedang berlangsung atas hasil
kerjanya dan hasil kerja temannya
Pengembangan penilaian eksternal hanya Guru terlibat dalam pengembangan
oleh ahli penilaian eksternal
14
penilaian kelas mempunyai beberapa keunggulan yang tidak dimiliki oleh model
asesmen yang lain (sumber Balitbang Depdiknas, 2006), seperti berikut:
1. Dalam asesmen berbasis kelas, pengumpulan data sebagai informasi
kemajuan belajar baik formal maupun informal harus selalu dilaksanakan
dalam suasana yang menyenangkan, hal ini memungkinkan adanya
kesempatan yang terbaik bagi peserta didik untuk menunjukkan apa yang
dipahami dan mampu dikerjakannya.
2. Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik tidak untuk dibandingkan
dengan hasil belajar peserta didik lain ataupun prestasi kelompok, tetapi
dengan prestasi atau kemampuan yang dimiliki sebelumnya; atau dengan
kompetensi yang dipersyaratkan, sehingga dengan demikian peserta didik
tidak terdiskriminasi dalam klasifikasi lulus atau tidak lulus, pintar atau
bodoh, bisa masuk ranking berapa, dan sebagainya, tetapi lebih diarahkan
pada fungsi motivasi, dan bantuan agar peserta didik dapat mencapai
kompetensi yang dipersyaratkan.
3. Pengumpulan informasi dalam asesmen berbasis kelas ini harus dilakukan
dengan menggunakan variasi cara, dilakukan secara berkesinambungan
sehingga gambaran kemampuan peserta didik dapat lebih lengkap terdeteksi,
dan terpotret secara akurat.
4. Dalam pelaksanaannya peserta didik tidak sekedar dilatih memilih jawaban
yang tersedia, tetapi lebih dituntut untuk dapat mengeksplorasi dan
memotivasi diri untuk mengerahkan potensinya dalam menanggapi dan
memecahkan masalah yang dihadapi dengan caranya sendiri dan sesuai
dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
5. Proses pengumpulan informasi untuk dapat menentukan ada tidaknya
kemajuan belajar yang dicapai peserta didik dan perlu tidaknya peserta didik
diberikan bantuan secara terencana, bertahap, dan berkesinambungan,
sehingga dengan demikian peserta didik diberi kesempatan memperbaiki
prestasi belajarnya, dengan pemberian bantuan dan bimbingan yang sesuai.
6. Penilaian tidak hanya dilaksanakan setelah proses belajar-mengajar (PBM)
tetapi dapat dilaksanakan ketika PBM sedang berlangsung (penilaian proses).
Hasil kerja atau karya peserta didik yang berbentuk 2 dimensi yang dapat
15
dikumpulkan dalam portofolio dan yang berbentuk 3 dimensi (produk)
terutama dihasilkan melalui PBM. Karya tersebut dapat juga bersumber atau
berasal dari berbagai kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan sekolah, kegiatan
OSIS, kegiatan lomba antar sekolah, bahkan kegiatan hobi pribadi. Dengan
demikian, penilaian kelas mengurangi dikhotomi antara PBM dan kegiatan
penilaian serta antara kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler dan
ekstrakurikuler.
7. Kriteria penilaian karya peserta didik dapat dibahas, dikompromikan antara
guru dengan para peserta didik sebelum karya itu mulai dikerjakan; dengan
demikian peserta didik mengetahui kriteria yang akan digunakan dalam
penilaian, agar berusaha mencapai harapan (expectations) (stkitar yang
dituntut) guru, dan mendorong peserta didik untuk mengarahkan karya-karya
nya sesuai dengan kriteria yang telah disepakati.
Secara rinci tujuan Assessmen Berbasis Kelas dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Dengan melakukan asesmen berbasis kelas ini pendidik dapat mengetahui
seberapa jauh peserta didik dapat mencapai tingkat pencapai kompetensi yang
dipersyaratkan, baik selama mengikuti pembelajaran dan setelah proses
pembelajaran berlangsung.
2. Saat melaksanakan asesmen ini, pendidik juga akan bisa langsung
memberikan umpan balik kepada peserta didik, sehingga tidak pelu lagi
menunda atau menunggu ulangan semester untuk bisa mengetahui kekuatan
dankelemahanny a dalam proses pencapaian kompetensi.
3. Secara terus menerus dapat melakukan pemantauan kemajuan belajar yang
dicapai setiap peserta didik, sekaligus Kita dapat mendiagnosis kesulitan
belajar yang dialami peserta didik sehingga secara tepat dapat menentukan
peserta didik mana yang perlu pengayaan dan peserta didik yang perlu
pembelajaran remedial untuk mencapai kompetensi yang dipersyaratkan.
4. Hasil pemantauan kemajuan proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan
terus menerus tersebut juga akan dapat dipakai sebagai umpan balik untuk
memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang
digunakan, sesuai dengan kebutuhan materi dan juga kebutuhan peserta didik.
16
5. Hasil-hasil pemantauan tersebut, dapat dijadikan sebagai lkitasan untuk
memilih alternatif jenis dan model penilaian mana yang tepat untuk
digunakan pada materi tertentu dan pada mata pelajaran tertentu, yang sudah
barang tentu akan berbeda.
6. Hasil dari asesmen ini dapat pula memberikan informasi kepada orang tua
dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan, tidak perlu menunggu
akhir semester atau akhir tahun. Komunikasi antara pendidik, orang tua dan
komite harus dijalin dan dilakukan terus menerus sesuai kebutuhan
Fungsi Assessmen Berbasis Kelas dapat dijelaskan sebagai berikut
(Diknas, 2006):
1. Kalau tujuan pembelajaran adalah pencapaian sekitar kompetensi maupun
kompetensi dasar, maka penilaian kelas ini dapat menggambarkan
sejauhmana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.
2. Asesmen berbasis kelas dapat berfungsi pula sebagai ikhtisar pelaksanaan
evaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik
memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik
untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk
penjurusan, dalam hal ini terkait erat dengan peran guru sebagai pendidik
sekaligus pembimbing.
3. Sejalan dengan tujuan asesmen yang telah dikemukakan di atas maka salah
satu fungsi asesmen berbasis kelas ini adalah menemukan kesulitan belajar
dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik dan sebagai
alat diagnosis yang membantu pendidik menentukan apakah seorang peserta
didik perlu mengikuti remedial atau justru memerlukan program pengayaan.
4. Dengan demikian asesmen juga akan berfungsi sebagai upaya pendidik untuk
dapat menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang
telah dilakukan ataupun yang sedang berlangsung. Temuan ini selanjutnya
dapat digunakan sebagai dasar penentuan langkah perbaikan proses
pembelajaran berikutnya, guna peningkatan capaian hasil belajar peserta
didik.
17
5. Kesemuanya dapat dipakai sebagai kontrol bagi guru sebagai pendidik dan
semua stake holder pendidikan dalam lingkup sekolah tentang gambaran
kemajuan perkembangan proses dan hasil belajar peserta didik.
18
BAB III
PEMBAHASAN
A. Matriks Hubungan pengertian, Jenis-Jenis, Prinsip-Prinsip yang Baik, Konsekuensi dan Perubahannya, dan Peran Kritis
dalam Kelas pada Assessment Literacy
Tabel 2. Matriks Hubungan pengertian, Jenis-Jenis, Prinsip-Prinsip yang Baik, Konsekuensi dan Perubahannya, dan Peran Kritis
dalam Kelas pada Assessment Literacy
Pembeda Assesment Literacy Kesimpulan
Pengertian Assesment Assesment
Linn dan Gronlund (1995) mengemukakan Asesmen adalah istilah sebuah proses yang ditempuh
bahwa asesmen merupakan suatu istilah untuk mendapatkan informasi yang digunakan dalam
umum yang meliputi prosedur yang rangka membuat keputusan-keputusan mengenai para
digunakan untuk mendapatkan informasi peserta didik, kurikulum, program-program, dan
tentang belajar peserta didik (observasi, rata- kebijakan pendidikan, metode atau instrumen pendidikan
rata pelaksanaan tes tertulis) dan format lainnya oleh suatu badan, lembaga, organisasi atau
penilaian kemajuan belajar. institusi resmi yang menyelenggarakan suatu aktivitas
Depdiknas (2005) mengemukakan bahwa tertentu.
asesmen adalah penerapan berbagai cara dan Literacy
penggunaan beragam alat asesmen untuk Literasi adalah kemampuan menggunakan membaca dan
memperoleh informasi tentang sejauh mana menulis, atau kemampuan berkomunikasi melalui tulisan
hasil belajar peserta didik atau ketercapaian dan kata-kata untuk mengidentifikasi permasalahan dan
kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti dalam
didik rangka memahami serta membuat keputusan.
Uno dan Koni (2012) mengatakan bahwa Assesment Literacy
19
Pembeda Assesment Literacy Kesimpulan
secara umum asesmen dapat diartikan Assesmen literasi adalah berbagai proses/ prosedur/
sebagai proses untuk mendapatkan informasi metode yang digunakan untuk mendapatkan informasi
dalam bentuk apapun yang dapat digunakan tentang :
untuk dasar pengambilan keputusan tentang 1. Kemampuan membaca, menulis, berkomunikasi lisan
peserta didik, baik yang menyangkut dan tulisan
kurikulum, program pembelajaran, iklim 2. Kemampuan utnuk mengidentifikasi permasalahan dan
sekolah maupun kebijakan sekolah. menghasilkan kesimpulan berdasarkan bukti-bukti
Literacy 3. Sejauh mana ketercapaian kompetensi baik sikap,
Secara harfiah literasi berasal dari kata pengetahuan dan keterampilan.
Literacy yang berarti melek huruf/gerakan
pemberantasan buta huruf.
Menurut Programme for International
Student Assessment (PISA, 2006), literasi
adalah kemampuan menggunakan
pengetahuan untuk mengidentifikasi
permasalahan dan menarik kesimpulan
berdasarkan bukti-bukti dalam rangka
memahami serta membuat keputusan.
Menurut Widyawatiningtyas, Literasi dapat
diartikan sebagai kemampuan untuk
membaca dan menulis, atau kemampuan
berkomunikasi melalui tulisan dan kata-kata.
Assesment Literacy
Menurut (Stiggins,1994:8) asesmen Literasi
merupakan kemampuan dalam memahami
prinsip-prinsip dasar asesmen yang
berkualitas, dan bertindak sesuai tujuan
pembelajaran yang dirancang dengan
20
Pembeda Assesment Literacy Kesimpulan
mengupayakan penggunaan yang seimbang
berbagai asesmen alternatif.
Menurut Organization for Economic
Cooperation and Development (OECD,
2003) asesmen literasi didefinisikan sebagai
kapasitas untuk menggunakan pengetahuan
ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan dan
menarik kesimpulan berdasarkan fakta untuk
memahami dan membuat keputusan dari
perubahan yang terjadi karena aktivitas
manusia.
21
Pembeda Assesment Literacy Kesimpulan
Performance Based assessment (asesmen kinerja) digunakan untuk memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mendemontrasikan pengetahuan, keterampilan dan disposisi yang mereka miliki.
Prinsip-Prinsip Ada tujuh prinsip-prinsip Assessment Literacy yang baik, yaitu:
Assessment Literacy 1. Pemikiran yang jelas dan komunikasi efektif (Clear Thinking and Effective Communication)
yang baik 2. Guru yang memegang peranan (Teacher in Charge)
3. Siswa sebagai pengguna yang harus diperhatikan (Student as Key User)
4. Sasaran yang jelas dan sesuai (Clear and Appropriate Targets)
5. Penilaian yang baik (High-quality Assessment)
6. Perhatian terhadap dampak antarpersonal (Attention to Interpersonal Impact)
7. Penilaian sebagai pembelajaran (Assessment as Instruction)
Menurut National Science Education Standard in the United States (National Research Council, 1996: 100),
Perubahan Assesmen dan yaitu:
Konsekuensinya Hal yang Dikurangi
Menilai yang mudah diukur
Menilai pengetahuan yang memiliki ciri yang jelas
Menilai pengetahuan yang bersifat ilmiah
Menilai untuk mempelajari apa yang tidak dipahami peserta didik
Hanya melakukan penilaian atas pencapaian
Penilaian akhir dilakukan oleh guru
Pengembangan penilaian eksternal hanya oleh ahli
Hal yang Diutamakan
Menilai yang paling berharga
Menilai pengetahuan yang kaya dan berstruktur baik
Menilai pemahaman dan pemikiran ilmiah
Menilai untuk mempelajari apa yang dipahami peserta didik
Menilai pencapaian dan peluang untuk belajar
Peserta didik terlibat dalam penilaian yang sedang berlangsung atas hasil kerjanya dan hasil kerja temannya
22
Pembeda Assesment Literacy Kesimpulan
Guru terlibat dalam pengembangan penilaian eksternal
Dalam asesmen berbasis kelas, pengumpulan data sebagai informasi kemajuan belajar baik formal maupun
Peran Kritis Asesmen informal harus selalu dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan.
Kelas Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik tidak untuk dibandingkan dengan hasil belajar peserta didik
lain.
Pengumpulan informasi dalam asesmen berbasis kelas ini harus dilakukan dengan menggunakan variasi
cara, dilakukan secara berkesinambungan sehingga gambaran kemampuan peserta didik dapat lebih lengkap
terdeteksi, dan terpotret secara akurat.
Dalam pelaksanaannya peserta didik tidak sekedar dilatih memilih jawaban yang tersedia, tetapi lebih
dituntut untuk dapat mengeksplorasi dan memotivasi diri untuk mengerahkan potensinya dalam menanggapi
dan memecahkan masalah yang dihadapi dengan caranya sendiri dan sesuai dengan pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki.
Proses pengumpulan informasi untuk dapat menentukan ada tidaknya kemajuan belajar yang dicapai peserta
didik dan perlu tidaknya peserta didik diberikan bantuan secara terencana, bertahap, dan berkesinambungan,
sehingga dengan demikian peserta didik diberi kesempatan memperbaiki prestasi belajarnya, dengan
pemberian bantuan dan bimbingan yang sesuai.
Penilaian tidak hanya dilaksanakan setelah proses pembelajaran tetapi dapat dilaksanakan ketika
pembelajaran sedang berlangsung (penilaian proses).
Kriteria penilaian karya peserta didik dapat dibahas, dikompromikan antara guru dengan para peserta didik
sebelum karya itu mulai dikerjakan; dengan demikian peserta didik mengetahui kriteria yang akan digunakan
dalam penilaian, agar berusaha mencapai harapan (expectations) (stkitar yang dituntut) guru, dan mendorong
peserta didik untuk mengarahkan karya-karya nya sesuai dengan kriteria yang telah disepakati.
Matriks pada Tabel 2. Menjelaskan tentang dasar-dasar asesmen literasi. Jika pendidik dan calon pendidik ingin melakukan
pengembangan asesmen literasi yang bertujuan agar kualitas pendidikan di Indonesia meningkat maka harus memberikan penjelasan dari
matriks dapat disimpulkan bahwa untuk menuju kualitas pembelajaran yang baik, diperlukan sistem penilaian yang baik pula. Agar
23
penilaian dapat berfungsi dengan baik, sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka sangat perlu untuk menetapkan standar penilaian
yang akan menjadi dasar dan acuan bagi pendidik dan praktisi pendidikan dalam melakukan kegiatan penilaian.
Untuk mewujudkan hal tersebut, maka perlu kerjasama yang baik dari beberapa pihak terkait , seperti pendidik, peserta didik, dan
sekolah. Ketiga pihak tersebut memiliki peranan yang berbeda-beda sesuai dengan proporsi masing-masing. Jika masing-masing pihak
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana mestinya maka akan tercipta suatu suasana yang kondusif, dinamis, dan terarah
untuk perbaikan kualitas pembelajaran melalui perbaikan sistem penilaian.
B. Matriks Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Fisika dikaitkan dengan Jenis Asesmen Literasi
Tabel 4. Matriks Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Fisika dikaitkan dengan Jenis Asesmen Literasi
No Tujuan Pembelajaran Jenis Asesmen Literasi yang digunakan untuk Mencapai Cara yang dilakukan untuk Mencapai
Fisika Tujuan Pembelajaran Fisika Tujuan Pembelajaran Fisika
1 Membentuk sikap Norm referenced test Berdasarkan karakteristiknya, jenis asesmen
positif terhadap fisika 1. Digunakan untuk menentukan status setiap peserta didik literasi norm referenced test cocok digunakan
dengan menyadari terhadap kemampuan peserta didik lainnya. untuk tercapainya tujuan pembelajaran fisika
keteraturan dan 2. Menggunakan kriteria yang bersifat “relative”. yaitu terbentuknya sikap positif dengan
keindahan alam semesta 3. Nilai hasil dari Penilaian Acuan Normatif tidak menyadari keteraturan dan keindahan alam
mengagungkan mencerminkan tingkat kemampuan dan penguasaan semesta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang
kebesaran Tuhan Yang peserta didik tentang materi pengajaran yang diteskan, Maha Esa karena pada jenis ini peserta didik
tetapi hanya menunjuk kedudukan peserta didik
Maha Esa diminta dapat melakukan penilaian terhadap
(peringkatnya) dalam komunitasnya (kelompoknya).
temannya terkait hal-hal religius.
2 Memupuk sikap ilmiah Norm referenced test Berdasarkan karakteristiknya, jenis asesmen
yang jujur, objetif, 1. Digunakan untuk menentukan status setiap peserta didik literasi norm referenced test cocok digunakan
24
No Tujuan Pembelajaran Jenis Asesmen Literasi yang digunakan untuk Mencapai Cara yang dilakukan untuk Mencapai
Fisika Tujuan Pembelajaran Fisika Tujuan Pembelajaran Fisika
terbuka, ulet, kritis, dan terhadap kemampuan peserta didik lainnya. untuk tercapainya tujuan pembelajaran
dapat bekerjasama 2. Menggunakan kriteria yang bersifat “relative”. memupuk sikap ilmiah yang jujur, objetif,
dengan orang lain. 3. Nilai hasil dari Penilaian Acuan Normatif tidak terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerjasama
mencerminkan tingkat kemampuan dan penguasaan
dengan orang lain, dengan alasan pada jenis ini
peserta didik tentang materi pengajaran yang diteskan,
tetapi hanya menunjuk kedudukan peserta didik peserta didik diminta dapat melakukan penilaian
(peringkatnya) dalam komunitasnya (kelompoknya). terhadap temannya, yang jadi penilaian bukan
pada aspek kognitif melainkan bagaimana ia
bersikap terhadap sesamanya.
3 Mengembangkan Peformance Based Assesment Berdasarkan konteksnya, jenis asesmen literasi
pengalaman untuk Merujuk pada jenis-jenis tugas dan situasi yang memberikan Peformance Based Assesment cocok untuk
dapat merumuskan mencapai tujuan pembelajaran fisika yang
kesempatan kepada peserta didik untuk
masalah, mengajukan ke tiga. Karena pada jenis ini peserta didik
dan menguji hipotesis mendemonstasikan pemahaman mereka dan mendemonstrasikan apa yang telah mereka
melalui percobaan, menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan disposisi pahami melalui pengetahuan yang dimiliki,
merancang dan merakit dengan begitu peserta didik dapat
yang mereka miliki dalam berbagai konteks.
instrument percobaan, mengembangkan pengalaman dalam hal
mengumpulkan, keterampilan.
mengolah, dan
menafsirkan data, serta
mengkomunikasikan
hasil percobaan secara
lisan dan tertulis.
25
No Tujuan Pembelajaran Jenis Asesmen Literasi yang digunakan untuk Mencapai Cara yang dilakukan untuk Mencapai
Fisika Tujuan Pembelajaran Fisika Tujuan Pembelajaran Fisika
kemampuan bernalar a. Merupakan tipe pengukuran yang berfokus pada Referenced Test ini yang menjadi patokan
dalam berpikir analisis penentuan domain tugas- belajar dengan tingkat bukan penampilan peserta didik melainkan
induktif dan deduktif kesulitan sejumlah item sesuai dengan tugas penguasaaan materi atas kriteria yang telah
pembelajaran. dijabarkan dalam item-item pertanyaan guna
dengan menggunakan
b. Menekankan penggambaran tugas apa yang telah mendukung tujuan instruksional, jadi jenis ini
konsep dan prinsip dipelajari oleh para peserta didik. Item kesulitan cocok untuk mencapai tujuan pembelajaran
fisika untuk sesuai dengan tugas pembelajaran, tanpa fisika yaitu mengembangkan kemampuan
menjelaskan berbagai menhilangkan item atau soal yang memiliki tingkat bernalar peserta didik.
peristiwa alam dan kesulitan rendah. 2. Jenis asesmen literasi Curriculum Based
menyelesaikan masalah c. Lebih banyak digunakan, khususnya untuk kelas Assesment dapat digunakan untuk mencapai
baik secara kualitatif dengan tugas pembelajaran dengan konsep atau tujuan pembelajaran fisika yaitu
penguasaan materi belajar. mengembangkan kemampuan bernalar siswa,
maupun kuantitatif.
2. Curriculum Based Assesment karena pada jenis ini yang di asesmen dari
Merupakan metode sistematis untuk menilai siswa adalah kemampuan dasar akademik
peserta didik baik dalam bidang membaca,
kemampuan dasar akademik peserta didik dalam
hitungan, dan lainnya. Yang mana dengan
membaca, matematika, ejaan dan ekspresi tertulis. Hasil asesmen ini dapat memonitor kemajuan
peserta didik dalam bidang akademis.
dari asesmen ini nantinya akan membuat keputusan
instruksional dan memonitor kemajuan peserta didik
dalam bidang akademis tertentu. Pengukuran sering
menggunakan "indikator" kinerja peserta didik dengan
menggunakan bahan yang tersedia di kelas.
5 Menguasai konsep dan 1. Norm referenced test 1. Pada tujuan pembelajaran fisika untuk
prinsip fisika serta 2. Curriculum Based Assesment menguasai konsep, dapat digunakan jenis
26
No Tujuan Pembelajaran Jenis Asesmen Literasi yang digunakan untuk Mencapai Cara yang dilakukan untuk Mencapai
Fisika Tujuan Pembelajaran Fisika Tujuan Pembelajaran Fisika
mempunyai Curriculum Based Assesment. Karena pada
keterampilan asesmen literasi ini akan dinilai kemampuan
mengembangkan dasar akademik peserta didik. Maka dengan
menggunakan asesmen literasi ini dapat
pengetahuan dan sikap
dilihat apakah tujuan menguasai konsep dan
percaya diri sebagai prinsip fisika telah tercapai atau belum.
bekal untuk 2. Sedangkan untuk melihat ketercapaian
melanjutkan pendidikan tujuan pembelajaran mengembangkan sikap
pada jenjang yang lebih percaya diri dapat dilihat dengan jenis
tinggi serta asesmen literasi Norm referenced test,
mengembangkan ilmu karena pada jenis ini yang dilihat adalah
sikap peserta didik, bukan aspek
pengetahuan dan
pengetahuan akademis.
teknologi.
27
Tabel 4. Matriks Perubahan Asesmen dan Konsekuensinya
Modern Perubahan Penting Dalam Pandangan
Pembeda Tradisional
(Authentic Assessment) Asesmen
Pengertian Asesmen tradisional mengacu pada Penilaian autentik mengacu pada Perubahan Penting Dalam Pandangan
metode pengujian konvensional, biasanya penilaian dimana siswa diminta untuk Asesmen adalah antara lain :
distandarisasi dan menggunakan pena melakukan tugas secara nyata yang 1. Asesmen melayani fungsi pembelajaran
dan kertas dengan beberapa jenis pilihan, menunjukkan penerapan bermakna dari (instruksional) dan pertanggung
benar atau salah atau jenis uji yang sesuai apa yang telah mereka pelajari. jawaban (akuntabilitas)
28
Tujuan 1. untuk mengevaluasi apakah siswa 1. untuk mengukur kemahiran siswa 2. Informasi nilai asesmen diturunkan dari
telah mempelajari materi ajar; dengan meminta mereka melakukan konteks asesmen berskala besar dan
2. untuk menentukan apakah siswa tugas nyata; diangkat dari asesmen berbasis kelas
3. Asesmen berperan paling baik ketika
berhasil dalam memperoleh 2. untuk memberi siswa banyak cara
siswa memahami dengan baik target
pengetahuan atau tidak; untuk belajar dan menunjukkan
pencapaian hasil belajar sebelum
3. untuk menetukan nilai untuk peserta yang terbaik dari apa yang telah
penilaian dilakukan
didik; mereka pelajari;
4. Penggunaan asesmen dapat
4. untuk menentukan peringkat dan 3. untuk membimbing instruksi;
menggunakan berbagai metode, bukan
membandingkannya dengan standar 4. untuk memberikan umpan balik dan
hanya tes PG saja.
atau peserta didik lainnya membantu siswa mengelola
pembelajaran mereka sendiri;
5. untuk juga mengevaluasi
kompetensi siswa
Peranan Guru Mengajar Mendefinisikan hasil pembelajaran,
mengajar, melaksanakan penilaian
utama
Peranan Peserta Didik Dinilai Menilai diri sendiri dan teman
29
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Assessment literacy merupakan pengetahuan tentang penilaian, mengidentifikasi
pertanyaan dan menarik kesimpulan berdasarkan fakta dan membuat keputusan
dari perubahan yang terjadi pada peserta didik
2. Ada tujuh prinsip-prinsip Assessment Literacy yang baik, yaitu:
a. Pemikiran yang jelas dan komunikasi efektif
b. Guru yang memegang peranan
c. Siswa sebagai pengguna yang harus diperhatikan
d. Sasaran yang jelas dan sesuai
e. Penilaian yang baik
f. Perhatian terhadap dampak antarpersonal
g. Penilaian sebagai pembelajaran
B. Saran
Sebagai pendidik yang tidak lepas dari kegiatan asesmen maka sebaiknya
harus benar-benar memahami Assesment literacy, prinsip-prinsip assesmen,
perubahan dan konsekuensinya dan peran kritis dalam kelas. Agar penilaian
terhadap pembelajaran FISIKA di kelas dapat dilaksanakan dengan baik, setiap
pihak yang peduli terhadap kualitas sekolah dan peserta didik di negeri ini harus
berjuang bersama-sama untuk mengembangkan kemampuan menilai (assessment
literacy).
30
DAFTAR PUSTAKA
https://abdao.wordpress.com/2015/07/18/traditional-vs-authentic-assessment/