Anda di halaman 1dari 35

Bab 3

Demensi
Kewarganegaraan

Jamilah, M.Pd
Dalam Ilmu pendidikan
kewarganegaraan terdasar 4 dimensi
utama, diantaranya :
– Dimensi Pendidikan & Moral
– Dimensi Hkm & Kemasyarakatan
– Dimensi Politik & Kewarganegaraan
– Dimensi Pembelajaran &
Pendidikan Kewarganegaraan
1. Dimensi Pendidikan & Moral
Dimensi pendidikan nilai & moral adalah
salah satu dimensi yg terdapat dlm
pembelajaran kewarganegaraan, dimana
nilai tsb memiliki arti realitas abstrak sbg
prinsip2 yg menjadi pedoman dlm hidup.
Nilai juga berfungsi sbg acuan perilaku
setiap individu.
Moral adalah aturan yg bersumber dari hati
nurani unt membimbing perilaku & cara
berfikir
• Melalui proses pendidikan, manusia
diharapkan dapat memperoleh nilai
kemanusiaannya, shg dapat
menyadari realitas sosial yg terjadi
disekitarnya & menyadari perannya
unt berperilaku sebagaimana
mestinya atas realitas sosial tsb
2. Dimensi hkm & Kemasyarakatan
Hukum adalah sistem yg terpenting dlm
pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan
kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan
kekuasaan dlm bidang politik, ekonomi & masy
dlm berbagai cara & bertindak, sbg perantara
utama dlm hubungan sosial antar masy terhadap
kriminalisasi dlm hkm pidana, hkm pidana yg
berupayakan cara negara dapat menuntut
pelaku dlm konstitusi hkm menyediakan
kerangka kerja bagi penciptaan hkm,
perlindungan hak asasi manusia & memperluas
kekuasaan politik serta cara perwakilan di mana
mereka yg akan dipilih
Administratif hkm digunakan unt meninjau kembali
keputusan dari pemerintah, sementara hkm
internasional mengatur persoalan antara berdaulat
negara dlm kegiatan mulai dari perdagangan
lingkungan peraturan / tindakan militer.
Filsuf Aristoteles menyatakan bahwa sebuah
supremasi hkm akan jauh lebih baik dari pada
dibandingkan masy peraturan tirani yg merajalela.
Hkm dapat dibagi dlm berbagai bidang, antara lain
hkm pidana/hukum publik, hkm perdata/ hkm
pribadi, hkm acara, hkm tata negara, hkm
administrasi negara/ hkm tata usaha negara, hkm
internasional, hkm adat, hkm islam, hkm agraria,
hkm bisnis, & hkm lingkungan.
Hkm di indonesia merupakan campuran dari sistem
hkm Eropa, hkm agama, & hkm adat. Sebagian
besar sistem yg dianut, baik perdata maupun
pidana berbasis pada hkm Eropa, khususnya dari
Belanda krn aspek sejarah masa lalu Indonesia yg
merupakan wilayah jajahan masy sebutan Hindia-
Belanda (Nederlandsch-Indie).
Hkm agama krn sebagian besar masy Indonesia
menganut Islam, maka dominasi hkm / syariat Islam
lebih banyak terutama di bidang perkawinan,
kekeluargaan, & warisan.
Selain itu, di Indonesia juga berlaku sistem hkm
adat yg diserap dlm per UU / yurisprudensi, yg
merupakan penerusan dari aturan2 setempat dari
masy & budaya2 yg ada di wilayah nusantara
Kamus Umum Bahasa Indonesia masy dibagi
menjadi beberapa bagian yg mempunyai arti
antara lain: masy adalah pergaulan hidup
manusia, sehimpunan manusia yg hidup
bersama dlm sesuatu tempat masy aturan
ikatan-ikatan yg tertentu.
Bermasyrakat adalah merupakan masy yg
bersekutu.
Permasyarakatan adalah lembaga yg
mengurus orang hukuman. Kemasyarakatan
adalah mengenai masy, sifat-sifat / hal masy.
Ralp Linton (1936: 91), mendefinisikan masy
(society) adalah “Setiap kelompok manusia
yg telah hidup & bekerjasama cukup lama,
shg mereka dapat mengatur & menganggap
diri mereka sbg satu kesatuan sosial masy
batas-2nya yg jelas“.
David Krech, Richard S. Crutcfield & Egerton
L. Ballachey (1962: 308), mendefinisikan
masy adalah “masy adalah suatu kumpulan
manusia yg berinteraksi yg aktivitas2 nya
terarah pada tujuan2 yg sama & yg
cenderung memiliki sistem kepercayaan,
sikap serta bentuk kegiatan yg sama”
• (Krech, Crutcfield & Ballachey, 1962:
308). Masy dlm arti yg luas, berarti
sekelompok manusia yg memiliki
kebiasaan, ide & sikap yg sama, hidup
di daerah tertentu, menganggap
kelompoknya sbg kelompok sosial &
berinteraksi.(Lihat buku ISD karangan,
Prof. Dr. Tajul Arifin. MA hal. 45)
Masy melihat berbagai arti dari
Kemasyarakatan itu sendiri maka masy
memiliki berbagai syarat agar dapat disebut
demikian yg diantaranya :
1. Populasi penduduk dari berbagai
keturunan.
2. Kebudayaan / Kultur yaitu karya, cipta &
rasa dari kehidupan bersama yg dimiliki oleh
manusia.
3. Hasil2 kebudayaan yg dikembangkan oleh
manusia dari bidang teknologi, &
pendayagunaan alam scr maksimal
4. Organisasi Sosial yaitu sbg jaringan
bagi warga baik scr individu kepada
individu, peranan2, kelompok sosial &
kelas sosial.
5. Lembaga sosial & Sistemnya, sbg
salah satu aturan bagi sebuah masyarat
yg harus dijaga unt kebaikan masy itu
sendiri masy membatasi tingkah laku
masyrakat yg menyimpang masy
norma2 yg berlaku.
3. Dimensi Politik & Kewarganegaraan
Politik adalah proses pembentukan &
pembagian kekuasaan dlm masy berwujud
proses pembuatan keputusan (decision
making) khususnya dlm negara. Masy
demikian ilmu politik adalah cabang dari ilmu
sosial yg berdampingan masy cabang ilmu
sosial lainnya seperti antropologi, sosiologi,
ekonomi & psikologi.
Ilmu politik yg sama masy ilmu sosial lainnya
berobjekkan manusia sbg kelompok masy.
Ilmu tsb mempelajari ttg kerjasama manusia
unt mencapai sesuatu
scr etimologis, politik berasal dari bahasa
yunani “ Polis “ yg berarti kota berstatus
negara. Istilah politik diartikan berbagai
macam kegiatan tujuan2 dari sistem itu &
melaksanakan tujuan2 itu.
Plato & Aristoles mengemukakan en dam
onia / the good life ( usaha2 mencapai
kehidupan yg baik). Dlm teori politik ada
beberapa bahasan, antara lain filsafat politik,
konsep ttg sistem politik, negara, masy,
kedaulatan, kekuasaan, legitimasi, lembaga
negara, perubahan sosial, pembangunan
politik, perbandingan politik, dsb.
Terdapat banyak sekali sistem politik yg di
kembangkan oleh negara negara di dunia,
antara lain : anarkisme,autoritarian,
demokrasi, diktatorisme, fasisme,
federalisme, feminisme, fundamentalisme
keagamaan, globalisme, imperialisme,
kapitalisme, komunisme, liberalisme,
libertarianisme, marxisme, meritokrasi,
monarki, nasionalisme, rasisme,
sosialisme, theokrasi, totaliterisme, oligarki
dsb
Perkembangan politik juga dapat di lihat dari
berbagai aspek, seperti adanya teori politik,
filosofi politik, politik praktis, etika politik, elit
politik, kelompok politik, politik lokal, intrik
politik, praktisi politik, pelaku politik, perilaku
politik, permainan politik, perjuangan politik,
institusi politik, komunikasi politik, partisipasi
politik, hak-hak politik, geografi politik
(geopolitik), pernyataan politik, perilaku
politik, politik uang (money politics) konflik
politik, partai politik, politik pembuatan
kebijakan, politik penguasaan sumberdaya
alam, pendidikan politik, sistem politik, proses
politik & lobby politik
Kewarganegaraan menunjuk pada seperangkat
karakteristik seorang warga. Karakteristik itu
mencakup: perasaan akan identitas, pemilikkan
hak2 tertentu, pemenuhan kewajiban2 yg sesuai,
penerimaan nilai2 sosial dasar.
Memiliki kewarganegaraan berarti seseorang
memiliki identitas / status dlm lingkup sosial.
Kewarganegaraan adalah bentuk identitas yg
memungkinkan individu2 merasakan makna
kepemilikan, hak & kewajiban sosial dlm
komunitas politik. Kewarganegaraan seseorang
mengakibatkan orang tsb memiliki pertalian hkm
serta tunduk pada hkm negara yg bersangkutan.
4. Dimensi Pembelajaran & Pendidikan
Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan / disingkat
PKn merupakan bidang kajian yg bersifat
multifaset yg bidang keilmuannya bersifat
multidimensional.
Sifat multidimensionalitas inilah yg membuat
bidang studi PKn dapat disikapi sbg:
pendidikan kewarganegaraan, pendidikan
politik, pendidikan nilai & moral, pendidikan
kebangsaan, pendidikan kemasyarakatan,
pendidikan hkm, hak azasi manusia, &
pendidikan demokrasi.
Sedangkan scr khusus, peran pendidikan
termasuk di dalamnya persekolahan,Pengajaran
& belajar, dlm proses penyiapan warga negara
tsb.
sbg mata kuliah dlm program pendidikan tenaga
kependidikan, PKn mempunyai misi sbg
pendidikan nilai Pancasila & pendidikan
kewarganegaraan & sebagai“subject-specific
pedagogy” / pembelajaran materi subjek unt
guru PKn.
Pendidikan kewarganegaraan sangat erat
kaitannya masy dua disiplin ilmu yg erat masy
kenegaraan, yakni Ilmu Politik & hkm yg
terintegrasi masy humaniora & dimensi keilmuan
lainnya yg dikemas scr ilmiah & pedagogis unt
kepentingan pembelajaran di sklh.
Oleh krn itu, PKn ditingkat persekolahan
bertujuan unt mempersiapkan para peserta
didik sbg warga negara yg cerdas & baik
(to be smart & good citizen).
Warga negara yg dimaksud adalah warga
negara yg menguasai pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skills), sikap &
nilai (attitudes and values) yg dapat
dimanfaatkan unt menumbuhkan rasa
kebangsaan & cinta tanah air
PKn menekankan pada pengembangan
kualitas warga negara scr utuh, dlm aspek:
1.Kemelek-wacanaan kewarganegaraan (civic
literacy)
2.Komunikasi sosial kultural kewarganegaraan
(civic engagement)
3. Pemecahan masalah kewarganegaraan
(civic skill and participation)
4.Penalaran kewarganegaraan (civic
knowledge)
5.Partisipasi kewarganegaraan scr
bertanggung jawab (civic participation and civic
responsibility).
Kehidupan yg tertib, aman, & damai
merupakan bentuk kehidupan yg dicita-
citakan oleh umat manusia.
Untuk mewujudkan bentuk kehidupan tsb,
dibuatlah norma2 unt mengatur perilaku
manusia yg telah disepakati bersama sbg
panduan dlm kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, & bernegara. Salah satu norma
yg dibuat unt mengatur perilaku individu dlm
masy adalah norma hkm, yakni hkm
negara.
Disamping norma hkm terdapat sejumlah
norma lainnya yg juga berfungsi unt
mengatur perilaku individu dlm masy.
Norma2 tsb antara lain meliputi norma
kesopanan, adat-istiadat, kebiasaan,
kesusilaan, & norma agama.
Kesadaran akan adanya norma yg
mengatur perilaku individu dlm kehidupan
bermasyarakat sangat penting unt
ditanamkan kepada setiap individu sejak
usia dini
Oleh sebab itu, pendidikan hkm sbg salah
satu bentuk upaya penanaman kesadaran
akan norma tingkah laku dlm masy,
dipandang sangat strategis unt diberikan
pada seluruh jenis & jenjang pendidikan sklh.
Tidak mungkin kita dapat mengharapkan
tumbuhnya kesadaran & kepatuhan hkm dari
setiap individu warga negara tanpa upaya yg
sadar & terencana melalui proses pendidikan,
baik pendidikan sklh maupun pendidikan luar
sklh
Penanaman nilai2 & norma2
sosial kemasyarakatan
merupakan salah satu bagian yg
tak dapat terpisahkan dari
proses sosialisasi anak menuju
realita kehidupan yg
sesungguhnya di masy.
T. H. Marshall (1950) mengemukakan
bahwa ada tiga dimensi yg menjadi
elemen penting dari status seseorang
menjadi warga negara dari suatu
negara.
Elemen-elemen tsb meliputi
1.Hak-hak Sipil,
2.Hak-hak Politik
3.Hak-hak Sosial.
Hak-hak Sipil adalah hak2 yg diperlukan unt
kemerdekaan, kebebasan pribadi, kebebasan
unt berbicara, berpikir & beriman, hak unt
memiliki harta, membuat kontrak yg sah, & hak
unt mendapatkan keadilan.
Hak-hak Politik meliputi hak unt berpartisipasi
dlm: Kewarganegaraan pelaksanaan
kekuasaan politik, sbg anggota dari sebuah
perkumpulan yg disahkan masy otoritas
politik / sbg seorang pemilih dari anggota
sebuah perkumpulan
Partisipasi politik (Rush & Althoff, 2005:122)
meliputi
1) Menduduki Jabatan Politik / Administratif,
2) Mencari Jabatan Politik / Administratif,
3) Keanggotaan Aktif Suatu Organisasi
Politik,
4) Keanggotaan Pasif Suatu Organisasi
Politik,
5) Keanggotaan Aktif Suatu Organisasi
Semu Politik (Quasi Political)
6) Keanggotaan pasif suatu organisasi
semu politik (quasi political),
7) Partisipasi dlm rapat umum,
demonstrasi, dsb,
8) Partisipasi dlm diskusi politik informal,
minat umum dlm politik,
9) Pemberian suara.
Hak-hak sosial yg meliputi kesejahteraan
ekonomi & keamanan. Setiap warga
negara memiliki hak unt mengusahakan /
mendapatkan kesejahteraan ekonomi &
keamanan.
Berbeda masy Marshall, Zamudio
(2004) mengemukakan bahwa dimensi-
dimensi
1.Kewarganegaraan meliputi status
kewarganegaraan (citizenship status),
2.Pelaksanaan kewarganegaraan
(citizenship exercise)
3.Kesadaran kewarganegaraan
(citizenship conscience)
Menurut Zamudio, status kewarganegaraan
berkaitan masy sejumlah hak & kewajiban
antara individu2 & negara.
Kedua-duanya, baik negara maupun warga
negara memiliki hak & kewajiban yg bersifat
resiprokal.
Hanya semua individu & kelompok yg
memenuhi persyaratan sbg warga negara
dlm suatu negara yg akan mendapatkan
pengakuan formal dari negara. Individu /
kelompok yg tidak memenuhi persyaratan tsb
masy demikian tidak dapat diakui sbg warga
negara scr formal.
Kewarganegaraan Pelaksanaan
kewarganegaraan (citizenship
exercise) mengacu pada kondisi2
penting unt merealisasikan hak2
kewarganegaraan &
menghubungkan hak2 baru yaitu
mentransformasi kebutuhan2
kedalam hak2 yg sah.
Elemen yg terakhir dari
kewarganegaraan adalah kesadaran
kewarganegaraan (citizenship
conscience) yaitu menyangkut
keyakinan seorang warga negara,
masy pengakuan negara yg
diekspresikan dlm praktek2 konkrit
yg menjamin pelaksanaan
kewarganegaraan.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai