Anda di halaman 1dari 30

BAB 2

PENGERTIAN, TUJUAN &


DEMENSI PKN SD

JAMILAH, M.Pd
1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Soemantri (dlm Winataputra, 2009: 21), istilah
kewarganegaraan merupakan terjemahan dari
“Civic” yg merupakan mata pelajaran sosial yg
bertujuan membina & mengembangkan siswa
agar menjadi warga negara yg baik (good
citizen).
Warga negara yg baik adalah warga negara
yg tahu, mau, & mampu berbuat baik / secara
umum mengetahui, menyadari, &
melaksanakan hak & kewajibannya sbg warga
negara.
Pengertian PKn (n) tidak sama dgn PKN (N).
PKN (N) adalah Pendidikan Kewargaan
Negara, sedangkan PKn (n) adalah
Pendidikan Kewarganegaraan.
Istilah KN merupakan terjemahan civics.
Pendidikan Kewargaan Negara (PKN)
merupakan mata pelajaran sosial yg
bertujuan unt membentuk / membina warga
negara yg baik, yaitu warga negara yg tahu,
mau & mampu unt berbuat baik (Soemantri
dlm Ruminiati, 2007: 125).
Warga negara yg baik adalah warga negara yg
mengetahui dan menyadari serta melaksanakan
hak & kewajibannya sbg warga negara.
Sedangkan Putra (dlm Ruminiati, 2007: 1.9)
menyatakan bahwa PKn adalah Pendidikan
Kewarganegaraan, yaitu pendidikan yg
menyangkut status formal warga negara yg pd
awalnya diatur dlm UU No. 2 Tahun 1949.
UU ini berisi ttg diri kewarganegaraan, &
peraturan ttg naturalisasi / pemerolehan status
formal warga negara Indonesia yg kemudian
diperbarui lagi dlm UU No. 12 tahun 2006.
2. Hakikat pembelajaran PKn di SD
Pendidikan Kewarganegaraan di SD
merupakan salah satu mata pelajaran yg
dapat membentuk diri yg beragam dari
segi agama, sosiokultural, bahasa, usia,
unt menjadi warga negara yg cerdas,
terampil & berkarakter yg dilandasi oleh
UUD 1945.
Secara garis besar mata pelajaran
Kewarganegaraan memiliki 3 dimensi yaitu:
a. Dimensi Pengetahuan Kewarganegaraan
(civics knowledge) yg mencakup bidang
politik, hukum & moral.
b. Dimensi Keterampilan Kewarganegaraan
(civics skills) meliputi keterampilan partisipasi
dlm kehidupan berbangsa & bernegara.
c. Dimensi nilai2 Kewarganegaraan (civics
values) mencakup antara lain percaya diri,
penguasaan atas nilai religious, norma &
moral luhur. Sudjana (2003: 4)
3. Tujuan pembelajaran PKn di SD
Permendiknas No. 22 tahun 2006
mengemukakan bahwa “Mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
mata pelajaran yg memfokuskan pd
pembentukan warga negara yg memahami &
mampu melaksanakan hak2 & kewajibannya
unt menjadi warga negara Indonesia yg
cerdas, terampil, & berkarakter yg
diamanatkan oleh Pancasila & UUD 1945
Winataputra (2009: 27),menyatakan bahwa PKn
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sbg berikut:
a. Berpikir secara kritis, rasional, & kreatif dlm
menanggapi isu kewarganegaraan.
b. Partisipasi secara aktif & bertanggung jawab, &
bertindak secara cerdas dlm kegiatan
bermasyarakat, berbangsa, & bernegara,serta anti-
korupsi.
c. Berkembang secara positif & demokrasi unt
membentuk diri berdasarkan karakter2 masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dgn bangsa2
lainnya.
d. Berinteraksi dgn bangsa2 lain dlm peraturan
dunia secara langsung / tidak langsung dgn
memanfaatkan teknologi informasi & komunikasi.
B. Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan perolehan ilmu yg didapat
dari pengalamannya.
Sukmadinata (2005: 53) menyatakan bahwa
belajar merupakan salah satu faktor yg
mempengaruhi & berperan penting dlm
pembentukan pribadi & perilaku individu.
Sebagian besar perkembangan individu
berlangsung melalui kegiatan belajar.
Dalyono (2005: 49) menyatakan belajar
merupakan satu usaha / kegiatan yg bertujuan
mengadakan perubahan di dlm diri seseorang,
mencakup tingkah laku, sikap, ilmu
pengetahuan, kebiasaan, keterampilan dsb.
Lia (2011)menyatakan konsep belajar selalu
menunjuk kepada suatu proses perubahan
prilaku / pribadi seseorang berdasarkan
praktik / pengalaman tertentu.
Dikemukakan beberapa hal mengenai
belajar:
a. Belajar merupakan suatu proses yg
mengakibatkan adanya perubahan perilaku
(change in behavior or performance).
Setelah belajar individu akan mengalami
perubahan dlm perilakunya. Perilaku dlm arti
luas dapat overt behavior / covert behavior.
b. Perubahan perilaku aktual, yaitu
perubahan perilaku yg menampak, tetapi
juga dapat bersifat potensial, yg tidak
menampak pd saat itu, tetapi akan nampak
di lain kesempatan.
c. Perubahan perilaku baik yg bersifat
aktual maupun potensial yg merupakan
hasil belajar, merupakan akibat dari latihan
& pengalaman
Kesimpulan bahwa belajar adalah suatu
kegiatan yg dilakukan oleh individu dlm
membangun & menemukan pengetahuan
baru melalui interaksi dgn dunia sekitarnya
sbg hasil pengalaman.
Dlm belajar terjadi proses yg sederhana
seperti melihat, menyentuh, menyebut nama
benda, & lain sebagainya yg mengakibatkan
terjadinya perubahan pd seluruh aspek, baik
kognitif, afektif & psikomotor.
2. Pengertian Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar merupakan kegiatan yg
dilakukan oleh siswa dlm proses belajar
berlangsung unt mendapatkan pengalaman
yg bermakna.
Sardiman (2010: 100) menyatakan
aktivitas belajar adalah aktivitas yg bersifat
fisik / mental, dlm kegiatan belajar kedua
aktivitas itu hrs selalu berkait sehingga
akan membuahkan hasil yg optimal.
Hamalik (2009: 28) mengemukakan aktivitas
belajar adalah segala kegiatan yg dilakukan
dlm proses interaksi (guru & siswa) dlm rangka
mencapai tujuan belajar.
Belajar adalah berbuat, memperoleh
pengalaman tertentu sesuai dgn tujuan yg
diharapkan. Karena strategi pembelajaran hrs
dapat mendorong aktivitas siswa.
Kunandar (2011: 277) mendefinisikan aktivitas
siswa sbg keterlibatan siswa dlm bentuk sikap,
pikiran, perhatian & aktivitas dlm kegiatan
pembelajaran guna menunjang keberhasilan
proses belajar mengajar & memperoleh
manfaat dari kegiatan tsb.
Pd aktivitas belajar ada beberapa prinsip yg
berorientasi pd pandangan ilmu jiwa, yaitu
pandangan ilmu jiwa lama & modern.
Menurut pandangan ilmu jiwa lama, aktivitas
didominasi oleh guru sedangkan menurut
pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas
didominasi oleh siswa.
Proses aktivitas pembelajaran hrs melibatkan
seluruh aspek psikologis siswa, baik jasmani
maupun rohani sehingga akselarasi perubahan
perlakuannya dapat terjadi secara cepat, tepat,
mudah, & benar, baik berkaitan aspek kognitif,
afektif, maupun psikomotor
Hanafi & Suhana (2010: 23) mengatakan
bahwa aktivitas belajar dapat memberikan
nilai tambah (added value) bagi siswa sbb :
a. Siswa memiliki kesadaran (awareness)
unt belajar sbg wujud adanya motivasi
internal (diving force) unt belajar
selanjutnya.
b. Siswa mencari pengalaman langsung,
mengalami sendiri yg dapat memberikan
dampak terhadap pembentukan pribadi yg
integral.
c. Siswa belajar dgn menurut minat &
kemampuannya.
.
d. Menumbuhkembangkan sikap disiplin &
suasana belajar yg demokratis dikalangan
peserta didik
e. Pembelajaran dilaksanakan secara
konkret sehingga dapat menumbuh
kembangkan pemahaman & berpikir kritis
serta menghindarkan terjadinya verbalisme.
f. Menumbuh kembangkan sikap kooperatif
dikalangan peserta didik sehingga sekolah
menjadi hidup, sejalan, & serasi dgn
kehidupan masyarakat di sekitarnya.
Dapat disimpulkan bahwa aktivitas
belajar merupakan segala kegiatan yg
dilakukan dlm proses interaksi
pembelajaran yg menekankan keaktifan
siswa secara fisik, mental intelektual &
emosional guna memperoleh hasil belajar
berupa perpaduan aspek kognitif, afektif
& psikomotor dlm rangka mencapai tujuan
belajar.
Abdurrahman (2003: 37) mengatakan bahwa
hasil belajar adalah kemampuan yg diperoleh
anak setelah melalui kegiatan belajar.
Dimyati & Mudjiono (2006: 3) mengemukakan
bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu
interaksi tindak belajar & tindak mengajar.
Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dgn
proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari
siswa hasil belajar merupakan berakhirnya
penggal & puncak proses belajar
Kunandar (2010: 277) mengungkapkan
hasil belajar adalah hasil yg diperoleh
siswa dgn mengikuti suatu materi tertentu
dari mata pelajaran yg berupa data
kualitatif maupun kuantitatif.
Bloom (dlm Sudjana, 2010: 22) secara
garis besar membagi hasil belajar
menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif,
ranah afektif, & ranah psikomotoris.
Ranah kognitif berkenaan dgn hasil belajar
intelektual, ranah afektif berkenaan dgn
sikap, & ranah psikomotoris berkenaan dgn
hasil belajar keterampilan & kemampuan
bertindak.
Hasil belajar dipengaruhi oleh adanya
kesempatan yg diberikan kepada anak.
Ini berarti bahwa guru perlu menyusun
rancangan & pengelolaan pembelajaran yg
memungkinkan anak bebas unt melakukan
eksplorasi terhadap lingkungannya.
C. Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan kegiatan yg
melibatkan beberapa komponen yaitu siswa,
guru, tujuan pembelajaran, isi pembelajaran,
metode pembelajaran, media pembelajaran, &
evaluasi.
Nurani (dlm Ruminiati, 2007: 14) mengatakan
bahwa konsep pembelajaran merupakan sistem
lingkungan yg dapat menciptakan proses
belajar pd diri siswa selaku peserta didik & guru
sbg pendidik, dgn didukung oleh seperangkat
kelengkapan, sehingga terjadi pembelajaran.
Corey (dlm Ruminiati, 2007: 14)
mengemukakan bahwa pembelajaran adalah
suatu proses dimana lingkungan seseorang
dikelola secara sengaja unt memungkinkan
siswa turut serta dlm tingkah laku tertentu,
sehingga dlm kondisi2 khusus akan
menghasilkan respons terhadap situasi
tertentu juga.
Pembelajaran merupakan proses
komunikatif-interaktif antara sumber
belajar, guru, & siswa yaitu saling bertukar
informasi.
Sugiada(2011) pembelajaran adalah
membangun pengalaman belajar siswa dgn
berbagai keterampilan proses sehingga
mendapatkan pengalaman & pengetahuan
baru.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran adalah usaha sadar dari guru
unt membuat siswa belajar, yaitu terjadinya
interaksi lingkungan yg menciptakan proses
belajar pd diri siswa, sehingga mendapatkan
pengalaman & pengetahuan baru.
Demensi PKn SD
Pendidikan Kewarganegaraan yg ada di
Indonesia seperti yg berkembang di negara
lain memiliki multidimensional, artinya bahwa
program PKn bukan hanya unt satu tujuan. 
Winataputra (2001) mengemukakan bahwa
ada tiga dimensi PKn, yakni: 
•PKn sbg program kurikuler; 
•PKn sbg program akademik; & 
•PKn sbg program sosial kultural. 
dlm pelaksanaan program, tiga dimensi ini
dapat saja terjadi secara simultan / secara
bersamaan (overlaping), khususnya dlm
mencapai tujuan umum, yakni membentuk
warga negara yg cerdas & baik. Khusus unt
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),
tujuan PKn dapat dilihat dlm UU Republik
Indonesia Nomor 20 tahun 2003 ttg Sistem
Pendidikan Nasional pd bagian Penjelasan
Pasal 37 ayat (1) bahwa “Pendidikan
kewarganegaraan dimaksudkan unt
membentuk peserta didik menjadi manusia yg
memiliki rasa kebangsaan & cinta tanah air.” 
Domain PKn sbg program
kurikuler merupakan program PKn yg dirancang
& dibelajarkan kepada peserta didik pd jenjang
satuan pendidikan tertentu.
Melalui domain ini, proses penilaian dimaksudkan
unt mengetahui tingkat penguasaan peserta didik
terhadap program pembelajaran & program
pembangunan karakter.
Namun diakui oleh para pakar bahwa pencapaian
program PKn dlm domain kurikuler belumlah
optimal karena masih adanya kelemahan dlm
dimensi kurikuler, seperti masalah landasan,
pengorganisasian kurikulum, buku pelajaran,
metodologi, & kompetensi guru. 
Domain PKn sbg program akdemik merupakan
program kajian ilmiah yg dilakukan oleh komunitas
akademik PKn menggunakan pendekatan &
metode penelitian ilmiah unt memecahkan
masalah2 konseptual & operasional guna
menghasilkan generalisasi & teori unt membangun
batang tubuh keilmuan PKn.
Kajian ini lebih memperjelas bahwa PKn bukan
semata-mata sbg mata pelajaran dlm kurikulum
sekolah melainkan pendidikan disiplin ilmu yg
memiliki tugas komprehensif dlm arti bahwa
semua community of scholars mengemban
amanat (missions) bukan hanya di bidang telaah
instrumental, praksis-operasional & aplikatif
melainkan dlm bidang kajian teoritis-konseptual yg
terkait dgn pengembangan struktur ilmu
pengetahuan & body of knowledge. 
Domain PKn sbg program sosial kultural pd
hakikatnya tidak banyak perbedaan dgn program
kurikuler dilihat dari aspek tujuan,
pengorganisasian kurikulum & materi
pembelajaran.
Perbedaan terutama pd aspek sasaran, kondisi,
& karakteristik peserta didik. Program PKn ini
dikembangkan dlm konteks kehidupan
masyarakat dgn sasaran semua anggota
masyarakat.
Tujuannya lebih pd upaya pembinaan warga
masyarakat agar menjadi warga negara yg baik
dlm berbagai situasi & perkembangan zaman yg
senantiasa berubah. 
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai