Anda di halaman 1dari 7

Nama : Dwiqy Fahlavi Muhammad Ramdani

Kelas : Pendidikan Ilmu Komputer A


NIM : 1802390

BAB IX
Resume Hakekat Belajar dan Pembelajaran

I. Konsep Belajar
Belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah
laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan
sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu
pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku
yang hanya bersifat naluriah.(gagne,1965)
II. Ranah Kompetensi (Bloom,Dkk)
a. Ranah Kognitif
Ranah kognitif merupakan segi kemampuan yang berkaitan dengan aspek-
aspek pengetahuan, penalaran, atau pikiran.5 Bloom membagi ranah kognitif ke
dalamenam tingkatan atau kategori, yaitu: 1. Mengingat, 2. Memahami, 3,
menerapkan, 4. Menganalisis, 5. Mengevaluasi, 6. Memecahkan masalah, 7.
Mengembangkan.
b. Ranah Afektif
Ranah afektif merupakan kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi,
dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran. 13 Kawasan afektif yaitu kawasan
yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan
terhadap moral dan sebagainya. Ranah afektif terdiri dari lima ranah yang
berhubungan dengan respons emosional terhadap tugas. Pembagian ranah afektif ini
disusun oleh Bloom bersama dengan David Krathwol, antara lain: 1. Menerima nilai,
2. Mereaksi nilai, 3. Menilai, 4 memadukan nilai, 5. Mengembangkan nilai.
c. Ranah Psikomotori
Ranah psikomotor kebanyakan dari kita menghubungkan aktivitas motor
dengan pendidkan fisik dan atletik, tetapi banyak subjek lain, seperti menulis dengan
tangan dan pengolahan kata juga membutuhkan gerakan.Kawasan psikomotor yaitu
kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan jasmani. Rician dalam
ranah ini tidak dibuat oleh Bloom, namun oleh ahli lain yang berdasarkan ranah yang
dibuat oleh Bloom, antara lain: 1. Meniru, 2. Menyusun, 3. Melakukan, 4.
Membiasakan diri.
III. Konsep Mengajar
Mengajar merupakan segenap kegiatan kompleks yang dilakukan oleh guru dalam
mengorganisasi atau mengatur lingkungan dengan sebaik-baiknya yang kemudian
menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar dan mengajar.(Nasution
1982).
Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem
lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar.
IV. Hakekat Belajar
Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses perubahan prilaku individu seseorang
berdasarkan praktik atau pengalaman baru, perubahan yang terjadi bukan karena perubahan
secara alami atau karena menjadi dewasa yang dapat terjadi dengan sendirinya, namun yang
dimaksud perubahan perilaku disini adalah perubahan yang dilakukan secara sadar dari reaksi
dari situasi yang dihadapi. Adanya peranan kepribadian dalam proses belajar antara lain aspek
motivasi, emosional, sikap dan sebagainya.
V. Konsep Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja
dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu. Pembelajaran
merupakan subyek khusus dari pendidikan. (Corey, 1986)
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar (UU SPN No. 20. 2003)
Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Mohammad Surya)
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan, prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan
pembelajaran. (Oemar Hamalik
VI. Perubahan Tingkah Laku
a. kemampuan membedakan;
b. konsep kongkrit;
c. konsep terdefinisi;
d. nilai;
e. nilai/aturan tingkat tinggi;
f. strategi kognitif;
g. informasi verbal;
h. sikap ; dan
i. keterampilan motorik.
VII. Landasan Konsep Pembelajaran
a. Filsafat
 Secara fisiologis belajar berarti mengingatkan kembali pada manusia
mengenai makna hidup yang bisa dilalui melalui proses meniru, memahami,
mengamati, merasakan, mengkaji, melakukan, dan menyakini suatu kebenaran
sehingga semuanya memberikan kemudahan dalam mencapai segala yang dicita-
citakan manusia. Dengan demikian, filsafat apapun yang telah menjadi hasil fikir
manusia maka kaitannya dengan belajar ibarat siklus bahwa dengan filsafat, manusia
bisa mempelajari (belajar) tentang segala sesuatu. Sebaliknya, dengan aktivitas
belajar, maka pemikiran-pemikiran tentang belajar terus berkembang dan banyak
ditemukan sehingga membawa pada warna inovasi ide dan pemikiran manusia
sepanjang zaman.
b. Psikologi
Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari gejala kejiwaan yang akhirnya
mempelajari produk dari gejala kejiwaan ini dalam proses belajar. Dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru harus menguasai berbagai teori belajar, seperti teori belajar
gestal, kongnitif, dan humanistik. Hal ini penting karena teori-teori belajar tersebut
menjadikan landasan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran. Disamping
menguasai berbagai teori belajar seorang yang melakukan kegiatan pembelajaran
harus memahami betul tentang tugas-tugas perkembangan siswa, hal ini dilakukan
agar pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, minat, dan bakat
siswa.
c. Sosilogis
Melalui belajar, individu bisa mempelajari lawan bersosialisasi, teman hidup
bersama dan mampu membangun masyarakat sampai dengan negara dan bangsa. Jika
dalam belajar tanpa arah tujuan pada makna hidup manusia sebagai makhluk sosial,
maka belajar akan dijadikan cara untuk saling menguasai, memusnahkan, karena
segala sesuatu yang dipelajari, diketahui, dipahami melalui belajar tidak digunakan
dalam mengiringi perkembangan inovasi pembelajaran yang banyak terimbas oleh
perubahan zaman yang semakin hedonistik. Maka pemahaman akan belajar yang
ditinjau dari aspek sosiologis inilah yang sangat dibutuhkan dewasa ini.
d. Komunikasi
 Dalam praktiknya proses belajar atau pembelajaran akan menghasilkan suatu
kondisi di mana individu dalam hal ini siswa atau guru, siswa dengan siswa atau
interaksi yang kompleks sekalipun pasti akan banyak ditemukan suatu proses
komunikasi. Landasan komunikasi ini akan banyak memberikan warna dalam bentuk
pendekatan, model, metode, dan strategi pembelajarannya, serta pola-pola inovasi
pembelajaran. 
VIII. Unsur-unsur Pembelajaran
1. Persiapan (preparation)
2. Penyampaian(presentation)
3. Pelatihan(practice)
4. Penampilan Hasil (peerformance)
IX. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti pembelajaran
sesuai dengan tujuan pendidikan  dalam domain kognitif, afektif dan psikomotorik.  Dalam
domain kognitif diklasifikasikan menjadi kemampuan hapalan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis, dan evaluasi.  Dalam domain afektif hasil belajar meliputi level
penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan karakterisasi.  Sedang domain psikomotorik
terdiri dari level persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks
dan kreativititas.
1. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat
mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor
fisiologis dan faktor psikologis.
a. Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi
fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam.
Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat
mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar
akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya,
kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar
yang maksimal
b. Faktor psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis
yang mempengaruhi belajar, faktor-faktor ini adalah : intelegensi, perhatian, minat,
bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
2. Faktor Eksternal
Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.
a. Faktor sosial
Suryabrata (2010:234) menyatakan yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial
disini adalah faktor manusia (hubungan manusia), baik manusia itu ada (hadir)
maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir.
Keberadaan atau kehadiran seseorang dapat mempengaruhi konsentrasi siswa
dalam proses belajar. Hubungan yang terjalin diantara siswa dengan siswa ataupun
siswa dengan guru menunjukan hubungan sosial yang dapat membantu tercapainya
tujuan pembelajaran.
b. Faktor budaya
c. Faktor lingkungan fisik
Faktor lingkungan dapat mempengurhi hasil belajar. Faktor lingkungan ini
meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya suhu,
kelembaban dan lain-lain. Belajar pada tengah hari di ruangan yang kurang akan
sirkulasi udara akan sangat berpengaruh dan akan sangat berbeda pada
pembelajaran pada pagi hari yang kondisinya masih segar dan dengan ruangan
yang cukup untuk bernafas lega.
d. Faktor spritual
X. Karakteristik Belajar (oemar Hamalik)
Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui.Proses itu melalui
bermacam-macam ragam pengalaman dan mata pelajaran-mata pelajaran yang terpusat pada
suatu tujuan tertentu.Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan
murid.Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri yang
mendorong motivasi yang kontinu.Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan
lingkungan. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh perbedaan-
perbedaan individual di kalangan murid-murid.Proses belajar berlangsung secara efektif
apabila pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan
kematangan murid.Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan
kemajuan.Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur.Hasil-hasil
belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah.
1.   Prinsip keterlibatan langsung berpengalaman
Prinsip ini berhubungan dengan prinsip aktivitas, bahwa setiap individu harus terlibat
secara langsung untuk mengalaminya. Terkait dengan konsep aktivitas, setipa kegiatan
belajar harus melibatkan diri (setiap individu) terjun mengalami.
2. Prinsip pengulangan
Teori yang dapat dijadikan sebagai petunjuk pentingnya prinsip pengulangan    dalam
belajar, antara lain bisa dicermati dari dalil-dalil belajar yang dikemukakan oleh
Edward L. Thorndike (1974-1949).
3. Prinsip tantangan
Teori medan dari Kurt Lewin megemukakan bahwa siswa dalam setiap situasi belajar
berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar, siswa
menghadapi suatu tujuan yang harus dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut siswa
dihadapkan dengan hambatan/tantangan, yaitu mempelajari materi/bahan pembelajaran.
4. Prinsip balikan dan pengulangan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan oleh
teori belajar Operant Conditioning dari B.F.Skinner. kunci dari teori ini adalah hokum
“Law Of Effect” dari Thorndike. Namun, dengan dorongan belajar itu menurut B.F.
Skinner tidak saja oleh penguatan yang menyenangkan, tetapi juga tidak
menyenangkan. Dengan kata lain, penguatan positif maupun negative dapat
memperkuat belajar.
5. Prinsip perbedaan Individual
Perbedaan individual dalam belajar, yaitu proses belajar yang terjadi pada setiap
individu berbed satu dengan yang lain, baik secara fisik maupun psikis

Anda mungkin juga menyukai