Anda di halaman 1dari 6

UJIAN TENGAH SEMESTER KEWARGANEGARAAN

“PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN”

Disusun untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester Kewarganegaraan

Dosen Pengampu:
Muhammad Elmy, M.Pd

Oleh:
Deva Yudha Wardana
NIM: 2110115110005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2022
SOAL UTS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

1. Jelaskan, apa yang menjadi tujuan Pendidikan kewarganegaraan!


2. Jelaskan yang dimaksud civics knowledge dan civics skill!
3. Jelaskan 3 prinsip utama demokrasi dalam Pendidikan kewarganegaraan!
4. Jelaskan Prinsip Dasar atau Karakteristik Hak Asasi Manusia dalam
Pendidikan kewarganegaraan!
5. Berikan contoh bentuk sikap atau perbuatan yang mencerminkan nilai
nasionalisme!

Jawab:

1. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Maftuh dan Sapriya (2005:30) berpendapat bahwa, pendidikan kewarganegaraan


yang dikembangkan oleh negara memiliki sebuah tujuan supaya setiap warga negara menjadi
seorang warga negara yang baik (to be good citizens). Yang dapat diartikan sebagai seorang
warga negara yang mempunyai civics inteliegence yakni kecerdasan dalam kewarganegaraan
secara intelektual, sosial dan emosional serta kecerdasan kewargaan secara spiritual. Yang
tentunya mempunyai civics responsibility; yakni rasa bangga serta bertanggung jawab dalam
bernegara serta mampu ikutserta di dalam kehidupan masyarakat.

Somantri (2001:279) mengungkapkan sebuah tujuan pelajaran Pendidikan


Kewarganegaraan secara umum yaitu demi mendidik warga negara supaya menjadi seorang
warga negara yang baik. Yang dapat Terlukis dengan “warga negara yang patriotik, toleran,
setia terhadap bangsa dan negara, beragama, demokratis, dan Pancasila sejati”.

Pembelajaran materi Pedidikan Kewarganegaraan menurut Depdiknas


2006:49) ialan bertujuan guna memberikan kompetensi sebagaimana berikut ini:

a. Memiliki kemampuan untuk berpikir secara kritis dan rasional serta kreatif
berkenaan mengenai isu tentang Kewarganegaraan.
b. Berperanserta secara cerdas serta memiliki tanggung jawab, maupun
berperilaku secara sadar didalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
c. Agar dapat berkembang secara positif juga demokratis demi membentuk
individu yang berkarakter Pancasila dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di
Indonesia supaya tercipta kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik
bersama-sama dengan bangsa-bangsa lainnya.
d. Dalam berhubungan dengan bangsa lain dalam berbagai peraturan dunia
yang secara langsung memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Dan bila ditelaah secara lebih mendalam Pendidikan Kewarganegaraan


tujuan secara khusus, yakni sebagai mana berikut penjelasannya menurut
pendapat Djahiri.

a. Membina moral yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari


yaitu perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama.
b. Berperilaku yang memiliki sifat kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Berperilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan
kepentingan bersama diatas kepentingan perseorangan dan golongan
sehingga perbedaan pemikiran pendapat ataupun kepentingan diatasi
melalui musyawarah mufakat.
d. Berperilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial
seluruh rakyat Indonesia

Sedang Pendidikan Kewarganegaraan dalam upaya mengembangkan


kepribadian serta menanamkan pentingnya pendidikan karakter pada siswa yang
memiliki tujuan untuk:

a. Mendorong siswa supaya mempunyai kemampuan serta kecakapan dalam


mengenali berbagai macam permasalahan hidup dan kesejahteraan
maupun cara-cara penyelesaiannya.
b. Mendorong siswa agar mendapatkan kemampuan dalam memutuskan
sikap yang penuh tanggung jawab sesuai moral yang telah tertanam
didalam diri.
c. Mendorong siswa agar dapat mengenali serta memahami segala bentuk
perubahan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni.
d. Mendorong siswa agar mempunyai kemampuan dalam memaknai segala
peristiwa sejarah juga nilai-nilai budaya dalam upaya menggalang
semangat Bhinneka Tunggal Ika sebagai pedoman ersatuan Indonesia.

2. Civics Knowledge dan Civics Skill

Civic knowledge “berkaitan dengan kandungan atau nilai apa yang


seharusnya diketahui oleh warga negara” (Branson, 1999:8). Aspek ini
menyangkut kemampuan akademik-keilmuan yang dikembangkan dari berbagai
teori atau konsep politik, hukum dan moral. Dengan demikian, mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bidang kajian multidisipliner. Secara
lebih terperinci, materi pengetahuan Kewarganegaraan meliputi pengetahuan
tentang hak dan tanggung jawab warga negara, hak asasi manusia, prinsip-prinsip
dan proses demokrasi, lembaga pemerintah dan non-pemerintah, identitas
nasional, pemerintahan berdasar hukum (rule of law) dan peradilan yang bebas
dan tidak memihak, konstitusi, serta nilai-nilai dan norma-norma dalam
masyarakat.

Civic Skills meliputi keterampilan intelektual (intelectual skills) dan


keterampilan berpartisipasi (participatory skills) dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Contoh keterampilan intelektual adalah keterampilan dalam merespon
berbagai persoalan politik, misalnya merancang dialog dengan DPRD. Contoh
keterampilan berpartisipasi adalah keterampilan menggunakan hak dan
kewajibannya di bidang hukum, misalnya segera melapor kepada polisi atas
terjadinya kejahatan yang diketahui.
3. Tiga Prinsip Utama Demokrasi Dalam Pendidikan Kewarganegaraan

Yang pertama adalah demokrasi dengan hak asasi manusia atau HAM.
Artinya, demokrasi menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 mengakui hak asasi manusia yang tujuannya nggak cuma
menghormati hak-hak asas itu, apalagi untuk meningkatkan martabat dan derajat
manusia seutuhnya.

Yang kedua adalah demokrasi dengan pengadilan yang merdeka. Maksud


dari kalimat ini adalah, demokrasi menurut Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 menyetujui, bahkan menganjurkan
diberlakukannya sistem pengadilan yang merdeka atau independen yang memberi
kesempatan seluas-luasnya untuk semua pihak yang berkepentingan untuk
mencari dan menemukan hukum yang dirasa adil. Di muka pengadilan, penggugat
dengan pengacaranya, dan juga penuntut umum, terdakwa dan pengacaranya
punya hak yang sama untuk mengajukan pertimbangan, dalil-dalil, fakta-fakta,
saksi, dan juga alat pembuktiannya.

Yang terakhir adalah demokrasi dengan otonomi daerah. Maksud dari


pernyataan ini adalah otonomi daerah merupakan pembatasan terhadap kekuasaan
negara, terkhusus untuk kekuasaan legislatif dan juga eksekutif di tingkat pusat,
dan lebih khusus lagi pembatasan atas kekuasaan Presiden. Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 secara jelas memerintahkan
dibentuknya daerah-daerah otonom di daerah propinsi dan kabupaten atau kota.
Dengan Peraturan Pemerintah, daerah-daerah otonom itu dibangun dan disiapkan
untuk mampu mengatur dan menyelenggarakan urusan-urusan pemerintahan
sebagai urusan rumah tangganya sendiri yang diserahkan oleh Pemerintah Pusat
kepadanya.
4. Prinsip Dasar atau Karakteristik Hak Asasi Manusia

HAM memiliki empat karakteristik dasar, sehingga hak tersebut dapat


disebut sebagai hak asasi manusia. Karakteristik HAM adalah:

a. Secara Kodrati: HAM adalah anugerah dari Tuhan untuk setiap manusia
agar hidupnya tetap terhormat. Tak seorangpun dapat atau boleh mencabut
hak setiap orang. Jika itu terjadi, maka hal tersebut termasuk pelanggaran
hukum.
b. Secara Hakiki: HAM melekat pada setiap manusia tanpa memandang latar
belakang kehidupannya. HAM melekat dengan sendirinya sebagai
anugerah Tuhan agar manusia itu bermartabat.
c. Secara Universal: Ham berlaku umum atau untuk semua orang dan tidak
boleh dicabut dalam keadaan apapun. Tidak ada satupun manusia yang
boleh didiskriminasi atas alasan apapun.
d. Secara Keberadaan: HAM tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat diwakili,
dialihkan, atau dipisah-pisah. Keberadaannya utuh dan bulat.

5. Contoh Bentuk Sikap Atau Perbuatan Yang Mencerminkan Nilai Nasionalisme

Mengikuti upacara bendera adalah salah satu kegiatan rutin yang harus
dilakukan oleh warga negara dalam menghormati setiap jasa para pahlawan untuk
memperjuangkan kemerdekaan di masa penjajahan.

Sebagai makhluk ekonomi yang membutuhkan barang dan jasa tentunya


kita membeli berbagai produk. Namun sebisa mungkin kita harus menghindari
barang-barang impor dan bangga untuk menggunakan produk dalam negeri kita
sendiri untuk memajukan para pelaku ekonomi lokal.

Anda mungkin juga menyukai