Anda di halaman 1dari 15

MODUL PERKULIAHAN

PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN

SEBAGAI MATA KULIAH


PENGEMBANGAN
KEPRIBADIAN

Fakultas Program Studi Online Kode MK Disusun Oleh

02
Ilmu Komunikasi Hubungan U001700007 Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
Masyarakat

Abstract Kompetensi
Mengetahui manfaat pendidikan Mahasiswa mampu menerapkan
kewarganegaraan di lingkungan tentang pendidikan ini sebagai pribadi
universitas bangsa
PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
A. Pendahuluan

Pendidikan kewarganegaraan didesain dalam upaya mengembangkan


wawasan warga negara sebagai upaya penanaman, penumbuhan dan kesadaran
bela negara di tengah-tengah tantangan internal dan eksternal yang semakin
kompleks.Saat ini, eksistensi suatu negara tidak hanya bergantung kepada letak
geografis melainkan terletak pada sejauhmana kualitas sumber daya manusia yang
dimilikinya. Guna menjawab realitas yang semakin kompleks itu, maka Pendidikan
Kewarganegaraan menurut Juliardi (2014:2) diajarkan pada lima status, yaitu:

1. Sebagai mata pelajaran di sekolah.

2. Sebagai mata kuliah di perguruan tinggi.

3. Sebagai salah satu cabang pendidikan disiplin ilmu pengetahuan sosial


dalam kerangka program pendidikan guru.

4. Sebagai program pendidikan politik.

5. Sebagai kerangka konseptual dalam bentuk pemikiran individual dan


kelompok pakar terkait yang dikembangkan sebagai landasan dabn kerangka
berpikir mengenai pendidikan kewarganegaraan.

Sejatinya, pendidikan kewarganegaraan dilakukan dan dikembangkan di


seluruh dunia dalam istilah yeng berbeda-beda.Pendidikan kewarganegaraan sering
disebut dengan istilah civic education, citizenship edication, dan bahkan ada yang
menyebut sebagai democracy education.Sebagai mata kuliah wajib di perguruan
tinggi, pendidikan kewarganegaraan memiliki peran penting dan strategis guna
mempersiapkan warga negara yang kritis, cerdas dan bertanggung jawab.Pendidikan
kewarganegaraan bersama-sama mata kuliah lain seperti agama, dan bahasa
Indonesia berada pada kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian dan wajib
diterapkan di seluruh perguruan tinggi di Indonesia.

2020 Pendidikan Kewarganegaraan –


Sebagai Mata Kuliah Pengembangan
2 Kepribadian Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. http://www.mercubuana.ac.id
Menurut Juliardi (2014:2-4), ada dua alasan yang melatarbelakangi
pentingnya pendidikan kewargan di perguruian tinggi, yaitu:

1. Eksternal, didasarkan atas kuatnya pengaruh globalisasi dan modernisasi


dewasa ini. Globalisasai menjadi realitas yang tak terelakan yang membawa
pengaruh terhadap struktur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, seperti tercermin pada pola pikir, sikap dan tindakan masyarakat.
Globalisasi tidak saja membawa pengaruh positif tentang demokrasi, hak
asasi manusia (HAM), keterbukaan dan lain-lain, namun di sisi lain
globalisasi membawa pengaruh negatif seperti dekadensi moral, pergaulan
bebas, narkoba, dan lain sebagainya. Pada masyarakat yang semakin
terbuka, maka pendidikan karakter sebagaimana tercermin dalam pendidikan
kewarganegaraan menjadi benteng dalam upaya membekali individu dari
poengaruh negatifglobalisasi. Globalisasi tidak bisa dibendung atau dihindari,
tetapi yang paling penting adalah bagaimana menyikapi globalisasi tersebut
secara dengan kritis, dewasa, dan bijaksana.

Globalisasi pun di sisi lain menempatkan dominasi negara-negara maju atas


negara-negara berkembang. Negara-negara maju dengan segala
kekuatannya menjadi penentu peta politik dunia dan mamapu memberikan
tekanan bagi negara-negara yang secara politis kurang berpengaruh.Amerika
misalnya, telah menjadi “polisi dunia” yang bisa menjatuhkan hukuman bagi
negara-negara yang tidak sehakuan dengannya. Dialektika antara negara-
negara maju dan negara-negara berkembang pada gilirannya akan
menciptakan struktur baru, yaitu struktur global yang sangat memenagruhi
pola pikir dan mentalitas negara lain. Aklibatnya, identitas masing-masing
negara menjadi memudar, bahkan mugkin bisa hilang.Pada tataran
sosiologis terjadi pergeseran nilai sebagai konsekuensi benturan antara
nasionalisme dan internasionalisme.Bila kondisi itu tidak disikapi secara
bijaksana, maka cepat atau lambat sendi-sendi negara semakin longgar.

2. Internal, didasarkan atas perjalanan bangsa Indonesia yang telah mengalami


beberapa masa sejak era pra penjajahan, masa penjajahan, era perebutan
dan mempertahankan kemerdekaan, era pengisian kemerdekaan, reformasi
dan pasca reformasi saat ini.Setiap perubahan membawa tantangan yang

2020 Pendidikan Kewarganegaraan –


Sebagai Mata Kuliah Pengembangan
3 Kepribadian Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. http://www.mercubuana.ac.id
berbeda-beda sehingga perlu disikapi dengan nilai-nilai yang dilandasi oleh
jiwa, tekad, dan semangat kebangsaan dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).

Di sisi lain, ada kecenderungan memudarnya nilai-nilai kebangsaan baik


pada tataran individu maupun kelompok yang tercermin pada penyelenggara
negara yang terkena korupsi, sikap hidup hedonis, dan pragmatis. Kondisi
destruktif itu tentu harus dihadapi dengan cara menumbuhkan dan
membangun sikap mental yang tangguh. Pendidikan kewarganegaraan
menjadi mata kuliah yang diharapkan mampu memperkuat nilai-nilai individu
dan kelompok sehingga Indonesia bisa tetap tegak di tengah-tengah
perubahan zaman yang cepat.

B. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Untuk memahami pengertian pendidikan kewarganegaran secara utuh dan


komprehensif, Arwiyah dan Runik Machfiroh (2014:2-6) menjelaskan beberapa
istilah sebagai berikut:

1. Kewarganegaraan/Civic

Dalam sejarahnya, istilah kewarganegaraan (civics) berasal dari kata


Yunani yaitu civicus yang berarti penduduk sipil yang mempraktekan
demokrasi langsung dalam negara kota atau polis.Tradisi Yunani telah
memberuikan inspirasi konseptual tebtabg kebaikan umum, kesejahteraan
umum dan kebajikan atau keutamaan sipil (civil virtue) yang lahir kembali
dalam melawawan otokratik raja-raja.Civics merupakan cabang dari ilmu
politik yang membahas tentang hak dan kewajiban warga negara.

Civics adalah The sciences of citizenship, the relation of man, the individual,
to man in organized collections, the individual in his relation to the state.
Dari definisi tersebut, Civics dirumuskan dalam Ilmu Kewarganegaraan
yang membicarakan hubungan manusia dengan (a) manusia dalam
perkumpulan – perkumpulan yang terorganisasi (organisasi sosial, ekonomi,
politik) (b) individu-individu dengan negara.

2020 Pendidikan Kewarganegaraan –


Sebagai Mata Kuliah Pengembangan
4 Kepribadian Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. http://www.mercubuana.ac.id
Sementara Edmonson (1958) merumuskan arti Civics ini dengan Civics is
usually defined as the study of government and of government and of
citizenship, that is, of the duties, right and privileges of citizens. Batasan ini
menunjukkan bahwa Civics merupakan cabang dari ilmu politik.Jika ditelisik
lebih jelas hampir semua definisi mengenai Civics pada intinya menyebut
government, hak dan kewajiban sebagai warga negara dari sebuah negara.

2. Civic Education

Secara historis, istilah civic education dan citizenship education muncul


pada tahun 1990 dan sering digunakan secara bertukar-pakai dengan istilah
citizenship education.Mahoneymerumuskan bahwa “Civic education
includes and involves those teaching; that type of teaching method; those
student activities; those administrative and supervisory procedures which
the school my utilize purposively to make for better living together in the
democratic way (synonymously) to develop better civic behavior”

Berdasarkan rumusan tersebut bahwa civic education merupakan suatu


proses pendidikan yang mencangkup proses pembelajaran semua mata
pelajaran, kegiatan siswa, proses administrasi, dan pembinaan dalam
upaya mengembangkan perilaku warganegara yang baik. Dengan demikian,
fokus dari civic education membahas tentang warga negara di dalam
negaranya dengan berbagai kompleksitasnya.

Pendidikan kewarganegaraan pada dasarnya diorientasikan untuk membina


dan membbelajarkan anak menjadi warga negara yang baik, iman dan
takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki nasionalisme (rasa
kebangsaan) yang kuat (mantap), sadar serta mampu membina dan
melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai manusia, warga
masyarakat dan bangsa negaranya, taat asas (ketentuan), demokratis dan
partisipatif, aktif-kreatif-positif dalam kebhinekaan kehidupan masyarakat
bangsa dan negara.

Secara umum, objek studi civic education adalah warga negara dalam
hubungannya dengan organisasi kemasyarakatan, sosial, ekonomi, agama,

2020 Pendidikan Kewarganegaraan –


Sebagai Mata Kuliah Pengembangan
5 Kepribadian Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. http://www.mercubuana.ac.id
kebudayaan dan negara. Sedangkan secara spesifik, objek studi civic
education mencakup:

a. Tingkah laku

b. Tipe pertumbuhan berpikir

c. Potensi yang ada dalam setiap diri warga negara

d. Hak dan kewajiban

e. Cita-cita dan aspirasi

f. Kesadaran, patriotisme, nasionalisme, pengertian internasional, moral


pancasila

g. Usaha, kegiatan, partisipasi, tanggung jawab

3. Citizenship Education

Citizenship education merujuk kepada istilah generik yang mencakup


pengalaman belajar di sekolah dan di luar sekolah, seperti yang terjadi
dilingkungan keluarga, dalam organisasi keagamaan, dalam organisasi
kemsyarakatan, dan dalam media.Dengan demikian, bahwa citizenship
education memiliki makna yang lebih luas dari sekedar civic education yang
diterapkan di sekolah atau perguruan tinggi secara formal.

C. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Bila merujuk kepada Keputusan Dirjen Dikti No. 43/DIKTI/Kep/2006, tujuan


pendidikan kewarganegaraan sebagaimana tercantum dalam visi, misi dan
kompetensi yang diharapkan, yaitu:

Visi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah sumber nilai dan


pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi, guna
mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia
seutuhnya.Hal ini berdasarkan pada suatu realitas yang dihadapi, bahwa mahasiswa

2020 Pendidikan Kewarganegaraan –


Sebagai Mata Kuliah Pengembangan
6 Kepribadian Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. http://www.mercubuana.ac.id
adalah sebagai generasi bangsa yang harus memiliki visi intelektual, religius,
berkeadaban, dan berkemanusiaan dan cinta tanah air dan bangsanya.

Misi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah untuk membantu


mahasiswa guna memantapkan kepribadiannya, agar secara konsisten mampu
mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam
menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
dengan rasa tanggung jawab dan bermoral (Kaelan dan Ahmad Zubaidi, 2010:2).

Arwiyah dan Runik Machfiroh (2014:11), merumuskan tujuan Pendidikan


Kewarganegaraan, sebagai berikut:

a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu


kewarganegraan.

b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta anti korupsi.

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan


karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya.

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara


langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikiasi.

Sementara pada ruang global, Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan


mampu menjawab era keterbukaan dengan mengembangkan sikap-sikap sebagai
berikut:

a. Mengembangkan sikap dan perilaku kewarganegaraan yang mengapresiasi


nilai-nilai mora-etika dan religius.

b. Menjadi warga negara yang cerdas berkarakter, menjunjung tinggi nilai


kemanusiaan.

c. Menumbuhkembangkan jiwa dan semangat nasionalisme, dan rasa cinta pada


tanah air.

2020 Pendidikan Kewarganegaraan –


Sebagai Mata Kuliah Pengembangan
7 Kepribadian Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. http://www.mercubuana.ac.id
d. Mengembangkan sikap demokratik berkeadaban dan bertanggungjawab, serta
mengembangkan kemampuan kompetitif bangsa di era globalisasi.

e. Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan.

Dalam unghkapan yang lebih sederhana (Ubaedillah dan Abdul Rozak, 2013:6),
bahwa tujuan Pendidikan Kewarganegaraan pada dasarnya adalah menjadikan warga
negara Indonesia yang cerdas, bermartabat dan aktif dalam kehidupan berbangsa
dan bernedara. Pendidikan Kewarganegaraan menjadi basis pendidikan karakter
guna mempersiapkan generasai muda atau peserta didik di perguruan tinggi menjadi
pribadi-pribadi yang tangguh, unggul, ulet, berwawasan luas, beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Berdasarkan visi dan misi sebagaimana dijelaskan di atas, maka kompetensi


mahasiswa yang diharpkan dari Pendidikan Kewarganegaraan ini adalah menciptakan
ilmuwan yang professional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air,
demokratis, berkeadaban. Di samping itu kompetensi lain yang diharapkan adalah
mahasiswa yang memiliki daya saing, berdisiplin, berpartisipasi aktif dalam
membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila (Kaelan dan
Ahmad Zubaedi, 2010:2).

Mahasiswa sebagai kaum intelektual sudah sepantasnya memiliki kearifan dan


kecerdasan dalam bertindak terutama dalam menyelesaikan masalah-masalah
kemasyarakatan dan kebangsaan. Kecerdasan yang dimaksud adalah seperangkat
tindakan yang penuh tanggunggung jawabterhadap negara, dan memecahkan
berbagai masalah hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan
menerapkan konsep falsafah bangsa, wawasan kebangsaan, dan ketahanan
nasional. Sifat cerdas yang dimaksud tampak kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan
bertindak, sedangkan sifat penuh tanggungjawab diperlihatkan sebagai kebenaran
tindakan ditilik dari nilai ilmu pengetahuan dan teknologi, ataupun kepatuhan terhadap
nilai-nilai norma dan budaya.

Sementara menurut Dwiyatmi (2012:10), standar kompetensi yang wajib


dikuasai mahasiswa adalah mahasiswa memiliki pengetahuan tentang
kewarganegaraan demokratis dan mampu menerapkanpengetahuan, nilai-nilai, dan
2020 Pendidikan Kewarganegaraan –
Sebagai Mata Kuliah Pengembangan
8 Kepribadian Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. http://www.mercubuana.ac.id
ketrampilan tersebut dalam kehidupan sehari-hari; memiliki kepribadian yang
mantap;berpikir kritis:bersikap rasional,etis,estetis,dan dinamis;berpandangan
luas;dan bersikap demokratis yang berkeadaban.

Indonesia tidak saja membutuhkan kaum intekektual yang berwawasan luas,


tetapi membutuhkan kaum intelektual yang memiliki integritas, kebangsaan dan
mampu mengimplementasikan Pancasila pada tataran kehidupan praktis.Ilmu
pengetahuan akan menjadi entitas yang membahayakan jika tidak dilandasi oleh nilai-
nilai luhur Pancasila sebagai nilai komitmen bersama seluruh rakyat Indonesia pada
seluruh aspek kehidupan. Oleh karena itu, Dwiyatmi (2012:10), menjelaskan secara
panjang lebar, demikian:

Mampu berfikir rasional,bersikap dewasa dan dinamis,berpandangan luas dan


bersikap demokratis yang berkeadaban sebagai warganegara Indonesia.
Dengan berbekal kemampuan inteletual ini diharapkan mahasiswa mampu
melaksanakan proses belajar sepanjang hayat,menjadi ilmuwan dan
professional yang berkepribadian dan menjunjung nilai-nilai falsafah bangsa
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

D. Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

Menurut Kaelan dan Achmad Zubaidi (2010:3-5), ada dua landasan pokok
yang melatarbelakangi Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu:

1. Landasan Ilmiah

a. Dasar Pemikiran Pendidikan Kewarganegaraan

Sejatinya, setiap warga negara dituntut untuk dapat hidup bermanfaat dan
bermakna bagi negara dan bangsanya, serta dapat mengantisipasi masa
depannya.Dalam lingkup seperti itu maka diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan, moral, kemanusiaan, dan
nilai-nilai budaya bangsa.Nilai-nilai dasar tersebut berperan sebagai panduan dan
pegangan hidup setiap warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan meliputi hubungan antara warga


negara dan negara, serta pendidikan pendahuluan bela negara yang keseluruhannya
2020 Pendidikan Kewarganegaraan –
Sebagai Mata Kuliah Pengembangan
9 Kepribadian Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. http://www.mercubuana.ac.id
berpijak pada nilai-nilai budaya serta dasar filosofi bangsa.Tujuan utama Pendidikan
Kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara,
serta membentuk sikap dan perilaku cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan
dan filsafat bangsa Pancasila.Pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya diberlakukan
di Indonesia melainkan berlaku di beberapa negara di dunia sebagai mana dikenal
dengan Civic Education.

b. Objek Pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan

Pada tataran filsafat ilmu, setiap ilmu harus memenuhi syrata-syarat ilmiah,
yaitu mempunyai objek, metode, sistem dan bersifat universal.Hal itu mengandung
pengertian bahwa objek pembahasan ilmu harus jelas, baik objek material maupun
objek formalnya.Objek material berkenaan dengan bidang sasaran yang dibahas dan
dikaji oleh suatu bidang atau cabang ilmu.Sementara objek formal adalah sudut
pandang tertentu yang dipilih untuk membahas objek matrial tersebut. Dalam
Pendidikan Kewarganegaraan, objek materialnya adalah segala hal yang berkaitan
dengan warga negara baik yang empirik maupun yang nonemperik, yang meliputi
wawasan, sikap dan perilaku warga negara dalam kesatuan bangsa dan negara.
Sedangkan objek formal Pendidikan Kewarganegaraan meluputi dua segi, yaitu
hubungan antara warga negara dan negara (termasuk hubungan antar warga negara)
dan bela negara.Dalam hal ini pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan terarah
pada warga negara Indonesia dalam hubugannya dengan negara Indonesia dan pada
upaya pembelaan negara Indonesia.

Dalam rangka mewujudkan idealitas Pendidikan Kearganegaraan itu,


Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi No. 43/DIKTI/KEP/2006 dijabarkan lebih rinci
yang meliputi pokok-pokok bahasan substansi kajian Peniddikan Kewraganegaraan
mencakup:

1) Filsafat pancasila

2) Identitas Nasional

3) Negara dan Konstitusi

4) Demokrasi Indonesia

5) Rule of Law dan Hak Asasi Manusia


2020 Pendidikan Kewarganegaraan –
Sebagai Mata Kuliah Pengembangan
10 Kepribadian Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. http://www.mercubuana.ac.id
6) Hak dan Kewajiban Warga Negara serta Negara

7) Geopolitik Indonesia

8) Geostrategi Indonesia

C. Rumpun Keilmuan

Pada rumpun keilmuan, Pendidikan Kewarganegaraan dapat disejajarkan


dengan Civics Education yang dikenal diberbagai negara.Sebagai kajian ilmiah
Pendidikan Kewarganegaraan bersiaf antardisipliner (antar bidang) bukan
monodisipliner, karena kumpulan pengetahuan yang membangun ilmu
Kewarganegaraan ini diambil dari berbagai disiplin ilmu. Oleh sebab itu pembahasan
dan pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan memerlukan sumbangan
berbagai disiplin ilmu, seperti ilmu politik, hukum, filsafat, sosiologi, administrasi
negara, ekonomi pembangunan, sejarah perjuangan bangsa, serta ilmu budaya.

2. Landasan Hukum
Landasan hukum Pendidikan Kewarganegaraan meliputi:

a. UU 1945

(1) Pembukaan UUD 1945, khusus pada alinea kedua dan keempat, yang
memuat cita-cita tujuan dan aspirasi bangsa Indonesia tentang
kemerdekaannya.

(2) Pasal 27 (1) menyatakan bahwa “Segala warga negara bersamaan


kedudukannya di dalam hokum dan pemerintahan serta wajib menjunjung
hokum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.

(3) Pasal 30 (1) menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pembelaan negara.”

(4) Pasal 31 (1) menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan
pengajaran”

b. Ketetapan MPR No. II/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara.


2020 Pendidikan Kewarganegaraan –
Sebagai Mata Kuliah Pengembangan
11 Kepribadian Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. http://www.mercubuana.ac.id
c. Undang-Undang No. 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia (Jo. UU No. 1 Tahun 1988)
(1) Dalam pasal 18 (a) disebutkan bahwa hak kewajiban warga negara yang
diwujudkan denga keikutsertaan dalam upaya bela negara
diselenggarakan melalui pendidikan Pendahuluan Bela Negara sebagai
bagian tak terpisahkan dalam sistem Pendidikan Nasional.
(2) Dalam pasal 19 (2) disebutkan bahwa Pendidikan Pendahuluan Bela
Negara wajib diikuti oleh setiap warga negara dan dilaksanakan secara
bertahap. Tahap awal pada tingkat pendidikan dasar sampai Pendidikan
menengah ada dalam gerakan Pramuka. Tahap lanjutan pada tingkat
pendidikan tinggi ada dalam bentuk Pendidikan Kewiraan.
d. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang
Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil belajar
Mahasiswa dan Nomor 45/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi telah
ditetapkan bahwa Pendidikan Agama, Pendidikan Bahasa dan Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan kelompok Matakuliah Pengembangan
Kepribadian, yang wajib diberikan dalam kurikulum setiap program
studi/kelompok program studi.
e. Adapun pelaksanaannya berdasarkan surat Keputusan Direktur Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor 43/DIKTI/Kep/2006,
yang memuat rambu-rambu pelaksanaan kelompok Matakuliah Pengembangan
Kepribadian di Perguruan Tinggi.

E. Metode Pembelajaran

Sebagai mata kuliah yang diajarkan di perguruan tinggi, maka Pendidikan


Kewarganegaraan perlu didukung oleh metode pembelajaran yang tepat sehingga
mampu dijiwai oleh peserta didik. Menurut Dwiyatmi (2012:10), metode pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan meliputi:

1. Menggunakan pendekatan berorientasi kepada kepentingan peserta didik dan


menempatkan mahasiswa sebagai subjek pendidikan, mitra dalam proses

2020 Pendidikan Kewarganegaraan –


Sebagai Mata Kuliah Pengembangan
12 Kepribadian Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. http://www.mercubuana.ac.id
pembelajaran, dan sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat
dan warga negara.

2. Metode proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pembahasan secara


kritis analitis, induktif, deduktif dan reflektif melalui dialog kreatif yang bersifat
partisipatoris, untuk meyakini kebenaran substansi dasar kajian dan motivasi
sepanjang hayat.

3. Bentuk aktivitas proses pembelajaran: kuliah tatap muka, ceramah, dialog


(diskusi) in teraktif, studi kasus, penugasan mandiri, tugas baca, seminar kelas
(presentasi) dan evaluasi proses belajar, stadium generale.

4. Motivasi: menumbuhkan kesadaran bahwa pembelajaran pengembangan


kepribadian merupakan kebutuhan hidup untuk eksis dalam masyarakat global.

Tidak dapat dipungkiri bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan


keniscayaan yang perlu diajarkan kepada setiap warga negara Indonesia dari tingkat
pendidikan dasar, menengah, atas, hingga pada jenjang perguruan tinggi.Pendidkkan
karakter tidak bisa diberikan secara parsial melainkan harus bersifat graduasi dengan
melibatkan seluruh jenjang pendidikan.Pendidikan karakter secara substantif meliputi
ranah kognitif (pengetahuan), afektif (kesadaran dan penghayatan), dan psikomotorik
(perilaku nyata) pada kehidupan sehari-hari.

2020 Pendidikan Kewarganegaraan –


Sebagai Mata Kuliah Pengembangan
13 Kepribadian Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. http://www.mercubuana.ac.id
Referensi:

Arwiyah, Yahya dan Runik Machfiroh, 2014.Civic Education di Perguruan Tinggi


Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Arwiyah, Yahya dan Runik Machfiroh, 2014.Civis Education Di Perguruan Tinggi


Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Dwiyatmi, Sri Harini, 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Dwiyatmi, Sri Harini, 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Ghazali, A. Muchtar dan Abdul Majid, 2014.Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan. Bandung: Interes Media Foundation.

Juliardi, Budi, 2014. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:


Rajawali Pers.

Juliardi, Budi, 2014. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:


Rajawali Pers.

Kaelan dan Achmad Zubaidi, 2013. Pendidikan Keawrganegaraan Untuk Perguruan


Tinggi. Yogyakarta: Paradigma.

Kaelan dan Achmad Zubaidi, 2013. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan


Tinggi. Yogyakarta: Paradigma.

Taniredja, Tukiran, Muhammad Affandi dan Efi Miftah Faridli, 2012. Paradigma Baru
Pendidikan Pancasila Untuk Mahasiswa. Bandung: Alfabeta.

2020 Pendidikan Kewarganegaraan –


Sebagai Mata Kuliah Pengembangan
14 Kepribadian Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. http://www.mercubuana.ac.id
Ubaedillah, A., dan Abdul Rozak, 2013. Pendidikan Kearga[negara]an, Civic
Education. Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah dan Prenada Media
Group.

Wahidin, Samsul. 2010. Pokok-Pokok pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Winarno, 2013. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi


Aksara.

2020 Pendidikan Kewarganegaraan –


Sebagai Mata Kuliah Pengembangan
15 Kepribadian Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai