Anda di halaman 1dari 14

2

MODUL PERKULIAHAN

U002100008 -
Kewarganegaraa
n
Pendidikan Kewarganegaraan
Sebagai Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian

Abstrak Sub-CPMK

Mengetahui manfaat Mahasiswa mampu menerapkan


pendidikan tentang pendidikan ini sebagai pribadi
kewarganegaraan di bangsa
lingkungan universitas

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

02
Dr. Siti Munawati, M.Pd.I. Dan Team Dosen
EKONOMI BISNIS Manajemen Pendidikan Kewarganegaraan
1. Pendahuluan

2. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

3. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

4. Landasan dan Metode Pendidikan Kewarganegaraan

Pendahuluan
Pendidikan kewarganegaraan didesain dalam upaya mengembangkan wawasan warga
negara sebagai upaya penanaman, penumbuhan dan kesadaran bela negara di tengah-
tengah tantangan internal dan eksternal yang semakin kompleks.Saat ini, eksistensi suatu
negara tidak hanya bergantung kepada letak geografis melainkan terletak pada
sejauhmana kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Guna menjawab realitas
yang semakin kompleks itu, maka Pendidikan Kewarganegaraan menurut Juliardi
(2014:2) diajarkan pada lima status, yaitu:

1. Sebagai mata pelajaran di sekolah.

2. Sebagai mata kuliah di perguruan tinggi.

3. Sebagai salah satu cabang pendidikan disiplin ilmu pengetahuan sosial dalam
kerangka program pendidikan guru.

4. Sebagai program pendidikan politik.

5. Sebagai kerangka konseptual dalam bentuk pemikiran individual dan kelompok


pakar terkait yang dikembangkan sebagai landasan dabn kerangka berpikir
mengenai pendidikan kewarganegaraan.

Sejatinya, pendidikan kewarganegaraan dilakukan dan dikembangkan di seluruh


dunia dalam istilah yeng berbeda-beda.Pendidikan kewarganegaraan sering disebut
dengan istilah civic education, citizenship edication, dan bahkan ada yang menyebut
sebagai democracy education.Sebagai mata kuliah wajib di perguruan tinggi, pendidikan

2021 Kewarganegaraan
2 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
kewarganegaraan memiliki peran penting dan strategis guna mempersiapkan warga
negara yang kritis, cerdas dan bertanggung jawab.Pendidikan kewarganegaraan
bersama-sama mata kuliah lain seperti agama, dan bahasa Indonesia berada pada
kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian dan wajib diterapkan di seluruh
perguruan tinggi di Indonesia.

Menurut Juliardi (2014:2-4), ada dua alasan yang melatarbelakangi pentingnya


pendidikan kewargan di perguruian tinggi, yaitu:

1. Eksternal, didasarkan atas kuatnya pengaruh globalisasi dan modernisasi


dewasa ini. Globalisasai menjadi realitas yang tak terelakan yang membawa
pengaruh terhadap struktur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, seperti tercermin pada pola pikir, sikap dan tindakan masyarakat.
Globalisasi tidak saja membawa pengaruh positif tentang demokrasi, hak asasi
manusia (HAM), keterbukaan dan lain-lain, namun di sisi lain globalisasi
membawa pengaruh negatif seperti dekadensi moral, pergaulan bebas,
narkoba, dan lain sebagainya. Pada masyarakat yang semakin terbuka, maka
pendidikan karakter sebagaimana tercermin dalam pendidikan
kewarganegaraan menjadi benteng dalam upaya membekali individu dari
poengaruh negatifglobalisasi. Globalisasi tidak bisa dibendung atau dihindari,
tetapi yang paling penting adalah bagaimana menyikapi globalisasi tersebut
secara dengan kritis, dewasa, dan bijaksana.

Globalisasi pun di sisi lain menempatkan dominasi negara-negara maju atas


negara-negara berkembang. Negara-negara maju dengan segala kekuatannya
menjadi penentu peta politik dunia dan mamapu memberikan tekanan bagi
negara-negara yang secara politis kurang berpengaruh.Amerika misalnya, telah
menjadi “polisi dunia” yang bisa menjatuhkan hukuman bagi negara-negara
yang tidak sehakuan dengannya. Dialektika antara negara-negara maju dan
negara-negara berkembang pada gilirannya akan menciptakan struktur baru,
yaitu struktur global yang sangat memenagruhi pola pikir dan mentalitas negara
lain. Aklibatnya, identitas masing-masing negara menjadi memudar, bahkan
mugkin bisa hilang.Pada tataran sosiologis terjadi pergeseran nilai sebagai
konsekuensi benturan antara nasionalisme dan internasionalisme.Bila kondisi itu
tidak disikapi secara bijaksana, maka cepat atau lambat sendi-sendi negara
semakin longgar.

2021 Kewarganegaraan
3 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. Internal, didasarkan atas perjalanan bangsa Indonesia yang telah mengalami
beberapa masa sejak era pra penjajahan, masa penjajahan, era perebutan dan
mempertahankan kemerdekaan, era pengisian kemerdekaan, reformasi dan
pasca reformasi saat ini.Setiap perubahan membawa tantangan yang berbeda-
beda sehingga perlu disikapi dengan nilai-nilai yang dilandasi oleh jiwa, tekad,
dan semangat kebangsaan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).

Di sisi lain, ada kecenderungan memudarnya nilai-nilai kebangsaan baik pada


tataran individu maupun kelompok yang tercermin pada penyelenggara negara
yang terkena korupsi, sikap hidup hedonis, dan pragmatis. Kondisi destruktif itu
tentu harus dihadapi dengan cara menumbuhkan dan membangun sikap mental
yang tangguh. Pendidikan kewarganegaraan menjadi mata kuliah yang
diharapkan mampu memperkuat nilai-nilai individu dan kelompok sehingga
Indonesia bisa tetap tegak di tengah-tengah perubahan zaman yang cepat.

Pengertian Kewarganegaraaan
Untuk memahami pengertian pendidikan kewarganegaran secara utuh dan
komprehensif, Arwiyah dan Runik Machfiroh (2014:2-6) menjelaskan beberapa istilah
sebagai berikut:

1. Kewarganegaraan/Civic

Dalam sejarahnya, istilah kewarganegaraan (civics) berasal dari kata Yunani


yaitu civicus yang berarti penduduk sipil yang mempraktekan demokrasi
langsung dalam negara kota atau polis.Tradisi Yunani telah memberuikan
inspirasi konseptual tebtabg kebaikan umum, kesejahteraan umum dan
kebajikan atau keutamaan sipil (civil virtue) yang lahir kembali dalam
melawawan otokratik raja-raja.Civics merupakan cabang dari ilmu politik yang
membahas tentang hak dan kewajiban warga negara.

Civics adalah The sciences of citizenship, the relation of man, the individual, to
man in organized collections, the individual in his relation to the state. Dari
definisi tersebut, Civics dirumuskan dalam Ilmu Kewarganegaraan yang
membicarakan hubungan manusia dengan (a) manusia dalam perkumpulan –
perkumpulan yang terorganisasi (organisasi sosial, ekonomi, politik) (b)
individu-individu dengan negara.

2021 Kewarganegaraan
4 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Sementara Edmonson (1958) merumuskan arti Civics ini dengan Civics is
usually defined as the study of government and of government and of
citizenship, that is, of the duties, right and privileges of citizens. Batasan ini
menunjukkan bahwa Civics merupakan cabang dari ilmu politik.Jika ditelisik
lebih jelas hampir semua definisi mengenai Civics pada intinya menyebut
government, hak dan kewajiban sebagai warga negara dari sebuah negara.

2. Civic Education

Secara historis, istilah civic education dan citizenship education muncul pada
tahun 1990 dan sering digunakan secara bertukar-pakai dengan istilah
citizenship education.Mahoneymerumuskan bahwa “Civic education includes
and involves those teaching; that type of teaching method; those student
activities; those administrative and supervisory procedures which the school
my utilize purposively to make for better living together in the democratic way
(synonymously) to develop better civic behavior”

Berdasarkan rumusan tersebut bahwa civic education merupakan suatu proses


pendidikan yang mencangkup proses pembelajaran semua mata pelajaran,
kegiatan siswa, proses administrasi, dan pembinaan dalam upaya
mengembangkan perilaku warganegara yang baik. Dengan demikian, fokus
dari civic education membahas tentang warga negara di dalam negaranya
dengan berbagai kompleksitasnya.

Pendidikan kewarganegaraan pada dasarnya diorientasikan untuk membina


dan membbelajarkan anak menjadi warga negara yang baik, iman dan takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan)
yang kuat (mantap), sadar serta mampu membina dan melaksanakan hak dan
kewajiban dirinya sebagai manusia, warga masyarakat dan bangsa negaranya,
taat asas (ketentuan), demokratis dan partisipatif, aktif-kreatif-positif dalam
kebhinekaan kehidupan masyarakat bangsa dan negara.

Secara umum, objek studi civic education adalah warga negara dalam
hubungannya dengan organisasi kemasyarakatan, sosial, ekonomi, agama,
kebudayaan dan negara. Sedangkan secara spesifik, objek studi civic
education mencakup:

a. Tingkah laku

2021 Kewarganegaraan
5 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
b. Tipe pertumbuhan berpikir

c. Potensi yang ada dalam setiap diri warga negara

d. Hak dan kewajiban

e. Cita-cita dan aspirasi

f. Kesadaran, patriotisme, nasionalisme, pengertian internasional, moral


pancasila

g. Usaha, kegiatan, partisipasi, tanggung jawab

3. Citizenship Education

Citizenship education merujuk kepada istilah generik yang mencakup


pengalaman belajar di sekolah dan di luar sekolah, seperti yang terjadi
dilingkungan keluarga, dalam organisasi keagamaan, dalam organisasi
kemsyarakatan, dan dalam media.Dengan demikian, bahwa citizenship
education memiliki makna yang lebih luas dari sekedar civic education yang
diterapkan di sekolah atau perguruan tinggi secara formal.

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Bila merujuk kepada Keputusan Dirjen Dikti No. 43/DIKTI/Kep/2006, tujuan


pendidikan kewarganegaraan sebagaimana tercantum dalam visi, misi dan kompetensi
yang diharapkan, yaitu:

Visi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah sumber nilai dan


pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi, guna
mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya.Hal
ini berdasarkan pada suatu realitas yang dihadapi, bahwa mahasiswa adalah sebagai
generasi bangsa yang harus memiliki visi intelektual, religius, berkeadaban, dan
berkemanusiaan dan cinta tanah air dan bangsanya.

Misi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah untuk membantu


mahasiswa guna memantapkan kepribadiannya, agar secara konsisten mampu
mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam

2021 Kewarganegaraan
6 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
dengan rasa tanggung jawab dan bermoral (Kaelan dan Ahmad Zubaidi, 2010:2).

Arwiyah dan Runik Machfiroh (2014:11), merumuskan tujuan Pendidikan


Kewarganegaraan, sebagai berikut:

a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegraan.

b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta anti korupsi.

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan


karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya.

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung


atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikiasi.

Sementara pada ruang global, Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan mampu


menjawab era keterbukaan dengan mengembangkan sikap-sikap sebagai berikut:

a. Mengembangkan sikap dan perilaku kewarganegaraan yang mengapresiasi nilai-


nilai mora-etika dan religius.

b. Menjadi warga negara yang cerdas berkarakter, menjunjung tinggi nilai


kemanusiaan.

c. Menumbuhkembangkan jiwa dan semangat nasionalisme, dan rasa cinta pada


tanah air.

d. Mengembangkan sikap demokratik berkeadaban dan bertanggungjawab, serta


mengembangkan kemampuan kompetitif bangsa di era globalisasi.

e. Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan.

Dalam unghkapan yang lebih sederhana (Ubaedillah dan Abdul Rozak, 2013:6),
bahwa tujuan Pendidikan Kewarganegaraan pada dasarnya adalah menjadikan warga
negara Indonesia yang cerdas, bermartabat dan aktif dalam kehidupan berbangsa dan
bernedara. Pendidikan Kewarganegaraan menjadi basis pendidikan karakter guna
mempersiapkan generasai muda atau peserta didik di perguruan tinggi menjadi pribadi-

2021 Kewarganegaraan
7 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
pribadi yang tangguh, unggul, ulet, berwawasan luas, beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.

Berdasarkan visi dan misi sebagaimana dijelaskan di atas, maka kompetensi


mahasiswa yang diharpkan dari Pendidikan Kewarganegaraan ini adalah menciptakan
ilmuwan yang professional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air,
demokratis, berkeadaban. Di samping itu kompetensi lain yang diharapkan adalah
mahasiswa yang memiliki daya saing, berdisiplin, berpartisipasi aktif dalam membangun
kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila (Kaelan dan Ahmad Zubaedi,
2010:2).

Mahasiswa sebagai kaum intelektual sudah sepantasnya memiliki kearifan dan


kecerdasan dalam bertindak terutama dalam menyelesaikan masalah-masalah
kemasyarakatan dan kebangsaan. Kecerdasan yang dimaksud adalah seperangkat
tindakan yang penuh tanggunggung jawabterhadap negara, dan memecahkan berbagai
masalah hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan menerapkan konsep
falsafah bangsa, wawasan kebangsaan, dan ketahanan nasional. Sifat cerdas yang
dimaksud tampak kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan bertindak, sedangkan sifat
penuh tanggungjawab diperlihatkan sebagai kebenaran tindakan ditilik dari nilai ilmu
pengetahuan dan teknologi, ataupun kepatuhan terhadap nilai-nilai norma dan budaya.

Sementara menurut Dwiyatmi (2012:10), standar kompetensi yang wajib dikuasai


mahasiswa adalah mahasiswa memiliki pengetahuan tentang kewarganegaraan
demokratis dan mampu menerapkanpengetahuan, nilai-nilai, dan ketrampilan tersebut
dalam kehidupan sehari-hari; memiliki kepribadian yang mantap;berpikir kritis:bersikap
rasional,etis,estetis,dan dinamis;berpandangan luas;dan bersikap demokratis yang
berkeadaban.

Indonesia tidak saja membutuhkan kaum intekektual yang berwawasan luas, tetapi
membutuhkan kaum intelektual yang memiliki integritas, kebangsaan dan mampu
mengimplementasikan Pancasila pada tataran kehidupan praktis.Ilmu pengetahuan akan
menjadi entitas yang membahayakan jika tidak dilandasi oleh nilai-nilai luhur Pancasila
sebagai nilai komitmen bersama seluruh rakyat Indonesia pada seluruh aspek kehidupan.
Oleh karena itu, Dwiyatmi (2012:10), menjelaskan secara panjang lebar, demikian:

Mampu berfikir rasional,bersikap dewasa dan dinamis,berpandangan luas dan


bersikap demokratis yang berkeadaban sebagai warganegara Indonesia. Dengan
berbekal kemampuan inteletual ini diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan
proses belajar sepanjang hayat,menjadi ilmuwan dan professional yang

2021 Kewarganegaraan
8 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
berkepribadian dan menjunjung nilai-nilai falsafah bangsa dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

Menurut Kaelan dan Achmad Zubaidi (2010:3-5), ada dua landasan pokok yang
melatarbelakangi Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu:

1. Landasan Ilmiah

a. Dasar Pemikiran Pendidikan Kewarganegaraan

Sejatinya, setiap warga negara dituntut untuk dapat hidup bermanfaat dan
bermakna bagi negara dan bangsanya, serta dapat mengantisipasi masa
depannya.Dalam lingkup seperti itu maka diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan, moral, kemanusiaan, dan
nilai-nilai budaya bangsa.Nilai-nilai dasar tersebut berperan sebagai panduan dan
pegangan hidup setiap warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan meliputi hubungan antara warga


negara dan negara, serta pendidikan pendahuluan bela negara yang keseluruhannya
berpijak pada nilai-nilai budaya serta dasar filosofi bangsa.Tujuan utama Pendidikan
Kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara,
serta membentuk sikap dan perilaku cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan dan
filsafat bangsa Pancasila.Pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya diberlakukan di
Indonesia melainkan berlaku di beberapa negara di dunia sebagai mana dikenal dengan
Civic Education.

b. Objek Pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan

Pada tataran filsafat ilmu, setiap ilmu harus memenuhi syrata-syarat ilmiah, yaitu
mempunyai objek, metode, sistem dan bersifat universal.Hal itu mengandung pengertian
bahwa objek pembahasan ilmu harus jelas, baik objek material maupun objek
formalnya.Objek material berkenaan dengan bidang sasaran yang dibahas dan dikaji oleh
suatu bidang atau cabang ilmu.Sementara objek formal adalah sudut pandang tertentu
yang dipilih untuk membahas objek matrial tersebut. Dalam Pendidikan
Kewarganegaraan, objek materialnya adalah segala hal yang berkaitan dengan warga

2021 Kewarganegaraan
9 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
negara baik yang empirik maupun yang nonemperik, yang meliputi wawasan, sikap dan
perilaku warga negara dalam kesatuan bangsa dan negara. Sedangkan objek formal
Pendidikan Kewarganegaraan meluputi dua segi, yaitu hubungan antara warga negara
dan negara (termasuk hubungan antar warga negara) dan bela negara.Dalam hal ini
pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan terarah pada warga negara Indonesia dalam
hubugannya dengan negara Indonesia dan pada upaya pembelaan negara Indonesia.

Dalam rangka mewujudkan idealitas Pendidikan Kearganegaraan itu, Keputusan


Dirjen Pendidikan Tinggi No. 43/DIKTI/KEP/2006 dijabarkan lebih rinci yang meliputi
pokok-pokok bahasan substansi kajian Peniddikan Kewraganegaraan mencakup:

1) Filsafat pancasila

2) Identitas Nasional

3) Negara dan Konstitusi

4) Demokrasi Indonesia

5) Rule of Law dan Hak Asasi Manusia

6) Hak dan Kewajiban Warga Negara serta Negara

7) Geopolitik Indonesia

8) Geostrategi Indonesia

C. Rumpun Keilmuan

Pada rumpun keilmuan, Pendidikan Kewarganegaraan dapat disejajarkan dengan


Civics Education yang dikenal diberbagai negara.Sebagai kajian ilmiah Pendidikan
Kewarganegaraan bersiaf antardisipliner (antar bidang) bukan monodisipliner, karena
kumpulan pengetahuan yang membangun ilmu Kewarganegaraan ini diambil dari
berbagai disiplin ilmu. Oleh sebab itu pembahasan dan pengembangan Pendidikan
Kewarganegaraan memerlukan sumbangan berbagai disiplin ilmu, seperti ilmu politik,
hukum, filsafat, sosiologi, administrasi negara, ekonomi pembangunan, sejarah
perjuangan bangsa, serta ilmu budaya.

2. Landasan Hukum

2021 Kewarganegaraan
10 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Landasan hukum Pendidikan Kewarganegaraan meliputi:
a. UU 1945

(1) Pembukaan UUD 1945, khusus pada alinea kedua dan keempat, yang memuat
cita-cita tujuan dan aspirasi bangsa Indonesia tentang kemerdekaannya.

(2) Pasal 27 (1) menyatakan bahwa “Segala warga negara bersamaan


kedudukannya di dalam hokum dan pemerintahan serta wajib menjunjung hokum
dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.

(3) Pasal 30 (1) menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pembelaan negara.”

(4) Pasal 31 (1) menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan
pengajaran”

b. Ketetapan MPR No. II/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara.


c. Undang-Undang No. 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia (Jo. UU No. 1 Tahun 1988)
(1) Dalam pasal 18 (a) disebutkan bahwa hak kewajiban warga negara yang
diwujudkan denga keikutsertaan dalam upaya bela negara
diselenggarakan melalui pendidikan Pendahuluan Bela Negara sebagai
bagian tak terpisahkan dalam sistem Pendidikan Nasional.
(2) Dalam pasal 19 (2) disebutkan bahwa Pendidikan Pendahuluan Bela
Negara wajib diikuti oleh setiap warga negara dan dilaksanakan secara
bertahap. Tahap awal pada tingkat pendidikan dasar sampai Pendidikan
menengah ada dalam gerakan Pramuka. Tahap lanjutan pada tingkat
pendidikan tinggi ada dalam bentuk Pendidikan Kewiraan.
d. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang
Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil belajar
Mahasiswa dan Nomor 45/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi telah
ditetapkan bahwa Pendidikan Agama, Pendidikan Bahasa dan Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian,
yang wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi/kelompok program studi.
e. Adapun pelaksanaannya berdasarkan surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor 43/DIKTI/Kep/2006, yang memuat

2021 Kewarganegaraan
11 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
rambu-rambu pelaksanaan kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi.

5. Metode Pembelajaran

Sebagai mata kuliah yang diajarkan di perguruan tinggi, maka Pendidikan


Kewarganegaraan perlu didukung oleh metode pembelajaran yang tepat sehingga
mampu dijiwai oleh peserta didik. Menurut Dwiyatmi (2012:10), metode pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan meliputi:

1. Menggunakan pendekatan berorientasi kepada kepentingan peserta didik dan


menempatkan mahasiswa sebagai subjek pendidikan, mitra dalam proses
pembelajaran, dan sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat dan
warga negara.

2. Metode proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pembahasan secara


kritis analitis, induktif, deduktif dan reflektif melalui dialog kreatif yang bersifat
partisipatoris, untuk meyakini kebenaran substansi dasar kajian dan motivasi
sepanjang hayat.

3. Bentuk aktivitas proses pembelajaran: kuliah tatap muka, ceramah, dialog (diskusi)
in teraktif, studi kasus, penugasan mandiri, tugas baca, seminar kelas (presentasi)
dan evaluasi proses belajar, stadium generale.

4. Motivasi: menumbuhkan kesadaran bahwa pembelajaran pengembangan


kepribadian merupakan kebutuhan hidup untuk eksis dalam masyarakat global.

Tidak dapat dipungkiri bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan


keniscayaan yang perlu diajarkan kepada setiap warga negara Indonesia dari tingkat
pendidikan dasar, menengah, atas, hingga pada jenjang perguruan tinggi.Pendidkkan
karakter tidak bisa diberikan secara parsial melainkan harus bersifat graduasi dengan
melibatkan seluruh jenjang pendidikan.Pendidikan karakter secara substantif meliputi
ranah kognitif (pengetahuan), afektif (kesadaran dan penghayatan), dan psikomotorik
(perilaku nyata) pada kehidupan sehari-hari.

2021 Kewarganegaraan
12 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka
Arwiyah, Yahya dan Runik Machfiroh, 2014.Civic Education di Perguruan Tinggi
Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Arwiyah, Yahya dan Runik Machfiroh, 2014.Civis Education Di Perguruan Tinggi


Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Dwiyatmi, Sri Harini, 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Dwiyatmi, Sri Harini, 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Ghazali, A. Muchtar dan Abdul Majid, 2014.Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan. Bandung: Interes Media Foundation.

Juliardi, Budi, 2014. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi.


Jakarta: Rajawali Pers.

Juliardi, Budi, 2014. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi.


Jakarta: Rajawali Pers.

Kaelan dan Achmad Zubaidi, 2013. Pendidikan Keawrganegaraan Untuk


Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Paradigma.

Kaelan dan Achmad Zubaidi, 2013. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk


Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Paradigma.

Taniredja, Tukiran, Muhammad Affandi dan Efi Miftah Faridli, 2012. Paradigma
Baru Pendidikan Pancasila Untuk Mahasiswa. Bandung: Alfabeta.

Ubaedillah, A., dan Abdul Rozak, 2013. Pendidikan Kearga[negara]an, Civic


Education. Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah dan Prenada Media
Group.

Wahidin, Samsul. 2010. Pokok-Pokok pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

2021 Kewarganegaraan
13 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Winarno, 2013. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi
Aksara.

2021 Kewarganegaraan
14 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai