Anda di halaman 1dari 14

Nama : Nadia Azhara Putri

NIM : 43122110053

Mata Kuliah : Kewarganegaraan

Tugas Besar 1

1.              Saudara diminta untuk:

a).  Penjelasan berdasarkan pemikiran itu sendiri perihal urgensi Pendidikan


Kewarganegaraan sebagai mata kuliah Pengembangan kepribadian di Perguruan Tinggi.

Pendidikan kewarganegaraan didesain dalam upaya mengembangkan wawasan warga


negara sebagai upaya penanaman, penumbuhan dan kesadaran bela negara di tengah-
tengah tantangan internal dan eksternal yang semakin kompleks. Pendidikan
Kewarganegaraan menurut Juliardi (2014:2) diajarkan pada lima status, yaitu:

1. Sebagai mata pelajaran di sekolah.

2. Sebagai mata kuliah di perguruan tinggi.

3. Sebagai salah satu cabang pendidikan disiplin ilmu pengetahuan sosial dalam kerangka
program pendidikan guru.

4. Sebagai program pendidikan politik.

5. Sebagai kerangka konseptual dalam bentuk pemikiran individual dan kelompok pakar
terkait yang dikembangkan sebagai landasan dabn kerangka berpikir mengenai
pendidikan kewarganegaraan.

Menurut Juliardi (2014:2-4), ada dua alasan yang melatarbelakangi pentingnya pendidikan
kewargan di perguruian tinggi, yaitu:

1. Eksternal, didasarkan atas kuatnya pengaruh globalisasi dan modernisasi dewasa ini.
Globalisasai menjadi realitas yang tak terelakan yang membawa pengaruh terhadap
struktur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, seperti tercermin pada
pola pikir, sikap dan tindakan masyarakat. Globalisasi tidak saja membawa pengaruh
positif tentang demokrasi, hak asasi manusia (HAM), keterbukaan dan lain-lain, namun
di sisi lain globalisasi membawa pengaruh negatif seperti dekadensi moral, pergaulan
bebas, narkoba, dan lain sebagainya. Pada masyarakat yang semakin terbuka, maka
pendidikan karakter sebagaimana tercermin dalam pendidikan kewarganegaraan
menjadi benteng dalam upaya membekali individu dari poengaruh negatifglobalisasi.
Globalisasi tidak bisa dibendung atau dihindari, tetapi yang paling penting adalah
bagaimana menyikapi globalisasi tersebut secara dengan kritis, dewasa, dan bijaksana.

2. Internal, didasarkan atas perjalanan bangsa Indonesia yang telah mengalami beberapa
masa sejak era pra penjajahan, masa penjajahan, era perebutan dan mempertahankan
kemerdekaan, era pengisian kemerdekaan, reformasi dan pasca reformasi saat ini.Setiap
perubahan membawa tantangan yang berbeda-beda sehingga perlu disikapi dengan
nilai-nilai yang dilandasi oleh jiwa, tekad, dan semangat kebangsaan dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Di sisi lain, ada kecenderungan
memudarnya nilai-nilai kebangsaan baik pada tataran individu maupun kelompok yang
tercermin pada penyelenggara negara yang terkena korupsi, sikap hidup hedonis, dan
pragmatis. Kondisi destruktif itu tentu harus dihadapi dengan cara menumbuhkan dan
membangun sikap mental yang tangguh.

Arwiyah dan Runik Machfiroh (2014:2-6) menjelaskan beberapa istilah sebagai berikut:

1. Kewarganegaraan/Civic

Dalam sejarahnya, istilah kewarganegaraan (civics) berasal dari kata Yunani yaitu civicus
yang berarti penduduk sipil yang mempraktekan demokrasi langsung dalam negara kota
atau polis.Tradisi Yunani telah memberuikan inspirasi konseptual tebtabg kebaikan
umum, kesejahteraan umum dan kebajikan atau keutamaan sipil (civil virtue) yang lahir
kembali dalam melawawan otokratik raja-raja.Civics merupakan cabang dari ilmu politik
yang membahas tentang hak dan kewajiban warga negara.

2. Civic Education

Secara historis, istilah civic education dan citizenship education muncul pada tahun 1990
dan sering digunakan secara bertukar-pakai dengan istilah citizenship
education.Mahoneymerumuskan bahwa “Civic education includes and involves those
teaching; that type of teaching method; those student activities; those administrative
and supervisory procedures which the school my utilize purposively to make for better
living together in the democratic way (synonymously) to develop better civic behavior”

3. Citizenship Education

Citizenship education merujuk kepada istilah generik yang mencakup pengalaman


belajar di sekolah dan di luar sekolah, seperti yang terjadi dilingkungan keluarga, dalam
organisasi keagamaan, dalam organisasi kemsyarakatan, dan dalam media.Dengan
demikian, bahwa citizenship education memiliki makna yang lebih luas dari sekedar civic
education yang diterapkan di sekolah atau perguruan tinggi secara formal.

Visi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah sumber nilai dan


pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi, guna
mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia
seutuhnya.Hal ini berdasarkan pada suatu realitas yang dihadapi, bahwa mahasiswa
adalah sebagai generasi bangsa yang harus memiliki visi intelektual, religius,
berkeadaban, dan berkemanusiaan dan cinta tanah air dan bangsanya.

Misi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah untuk membantu


mahasiswa guna memantapkan kepribadiannya, agar secara konsisten mampu
mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam
menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
dengan rasa tanggung jawab dan bermoral (Kaelan dan Ahmad Zubaidi, 2010:2).

b). Memberikan contoh implementasi saudara secara detail terkait urgensi Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai mata kuliah Pengembangan kepribadian di Perguruan Tinggi.

Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang pendidikan yang menghadapi tantangan
pada abad ini yaitu daya saing, kualifikasi dan kompetensi dosen, peningkatan infrastruktur
pendidikan, dan technology readiness. Selain itu timbul juga permasalahan yaitu
meningkatnya kasus tawuran antar pelajar dan mahasiswa, mabuk-mabukan, narkoba, kasus
pemerasan hingga kekerasan diantara pelajar dan mahasiswa, tingginya tingkat kepercayaan
dosen kepada mahasiswa untuk bisa mengurus dirinya sendiri yang seringkali
disalahgunakan serta plagiasi karya ilmiah.

Oleh karena itu, pada abad ini diperlukan pembangunan insan berkarakter dan bermartabat
yakni dapat mengintegrasikan pendidikan karakter dalam seluruh kegiatan di perguruan
tinggi. Salah satu strategi kebijakan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai pendidikan
karakter di perguruan tinggi.

PKn merupakan mata kuliah yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang
memahami dan mampu melaksanakan hak serta kewajibannya untuk menjadi warga negara
yang berkarakter seperti yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Pengintegrasian PKn sebagai pendidikan karakter di perguruan tinggi ini dilakukan dengan
memasukkan nilai-nilai karakter dalam perencanaan (silabus dan RPP), bahan ajar dan
media, implementasi di kelas, penilaian, monitoring, dan evaluasi kegiatan secara
keseluruhan.

2. Saudara diminta untuk:

a). menjelaskan negara dan sistem pemerintahan di Indonesia (berdasarkan pemahaman


saudara).

Negara berasal dari kata State (inggris), staat (belanda), dan etat (prancis). State,
staat,dan etat berasal dari bahasa latin status atau statum yang berarti keadaan yang
tegak dan tetap atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap.
Beberapa tokoh atau pemikir ilmu politik cukup beragam dalam mendefinisikan tentang
negara.  Diantaranya adalah:
1. Roger H. Soltau, menurutnya negara adalah alat (agency) atau wewenang
(authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama
atas nama masyarakat.
2. Harold J. Laski, negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena
mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung
daripada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat itu.
3. Max Weber, negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam
penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.
4. Robert M. Mac Iver, negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban
suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang diselnggarakan oleh
suatu pemerintah dan untuk maksud tersebut diberi kekuasan.

Terbentuknya Negara dapat terjadi karena adanya beerapa unsur. Unsur-unsur


pembentukan Negara tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penduduk
Penduduk adalah orang yang tinggal di suatu daerah. Penduduk adalah semua orang
yang berdomisili serta menyatakan kesepakatan diri ingin bersatu. Yang dimaksud
dengan semua orang adalah penduduk indonesia dan Negara lain (asing) yang sedang
berada di Indonesia untuk wisata, bisanis, dan lainnya.
2. Wilayah
Negara memiliki batas/teritorial yang jelas atas darat, laut, dan udara di atasnya.
Wilayah merupakan tempat menetapnya rakyat dan pemerintahan suatu negara dalam
menjalankan pemerintahannya. Wilayah Indonesia terletak diantara dua benua yaitu
benua Asia dan Australia, dan dua samudra yaitu samudra Indian dan Pasifik.
3. Pemerintah
Pemerintahan yang berdaulat sebagai unsur utama suatu negara adalah pemerintahan
dalam arti luas, yaitu gabungan seluruh alat perlengkapan negara yang memiliki
kekuasaan eksekutif, legeslatif dan yudikatif. Pemerintahan yang berdaulat diartikan
sebagai pemerintahan yang memiliki kekuasaan dalam menyelenggarakan pemerintahan
dan kebijakan yang berhubungan dengan tugas-tugas kenegaraan.

Sifat Organisasi Negara berbeda dengan organisasi lainya, yakni:


1. Sifat Memaksa
2. Sifat Monopoli
3. Sifat Totalitas

Fungsi Negara Secara umum Negara memiliki empat fungsi utama bagi bangsanya,
yaitu:
1. Fungsi pertahanan dan keamanan
2. Fungsi pengaturan dan ketertiban
3. Fungsi kesejahteraan dan kemakmuran
4. Fungsi keadilan menurut Hak dan Kewajiban

Sistem pemerintahan Negara dalam arti luas adalah meliputi seluruh lembaga
pemerintahan Negara yang ada, yaitu Badan Legislatif, Badan Eksekutif, dan Badab
Yudikatif. Menurut teori Trias Politika, ketiga badan tersebut memiliki fungsi sebagai
berikut:
1. Badan Legislatif
Adalah badan yang berfungsi sebagai pembuat undang-undang atau peraturan daerah
yang pengesahanya dilakukan bersama dengan Presiden atau Kepala Daerah.Lembaga ini
meliputi DPR, DPRD I, dan DPRD II yang masing-masing menjalankan tugas dan fungsinya
menurut tingkatanya.
2. Badan Eksekutif
Adalah badan yang berfungsi menjalankan undang-undang yang mendapat persetujuan
secara bersama-sama antara DPR dengan Presiden.Lembaga ini meliputi presiden, wakil
presiden, para mentri departemen dan non departemen, gubernur berserta muspida,
bupati/walikota,beserta mospida, camat, lurah/desa.
3. Badan Yudikatif
Adalah badan yang berfungsi mengadili penerapan undang-undang.Lembaga ini meliputi
Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Komstitusi (MK), dan Komisi Yudisial (KY).

Macam-macam sistem pemerintahan yang ada diseluruh dunia, salah satunya yang
diikuti oleh pemerintahan Indonesia :

A. Sistem Pemerintahan Presidensial


Negara republik menganut sistem ini. Sistem yang memilih kekuasaan eksekutif lewat
pemilihan umum. Pada sistem ini rakyatlah yang memilih siapa presidennya. Nantinya
presiden akan menjalankan perannya sebagai kepala negara sekaligus kepala
pemerintahan.

B. Sistem Pemerintahan Parlementer


Di sistem ini parlemennya memegang peranan yang sangat penting. Perdana menteri
dipilih dan diangkat oleh parlementer. Demikian pula sebaliknya parlemen bisa
memberhentikannya dengan cara memberikan statement “mosi tidak percaya”.

C. Sistem pemerintahan Semi Presidensial


Merupakan gabungan dari sistem Presidensial dan Parlementer. Karena presidennya
dipilih oekh rakyat menjadikannya memiliki kekuasaan yang luas dan kuat. Bersama-sama
dengan perdana menteri presiden menjalankan kekuasaannya. Yang menganut sistem ini
adalah negara Perancis.

D. Sistem Pemerintahan Komunis

Dalam sistem komunis semua sistem pemerintahan dikendalikan penuh oleh partai
komunis. Partai komunis ini bertindak anti kapitalis. Kekuasaan akan berlangsung secara
penuh, tidak mengakui kepemilikan akumulasi modal pada individu.

E. Sistem pemerintahan Demokrasi Liberal

Kebebasan individu sangat ditonjolkan dalam sistem ini. Demokrasi liberal disebut juga
dengan demokrasi konstitusional. Individu akan dilindungi hak-haknya oleh undang-
undang atau konstitusi. Apapun keputusan yang diambil oleh pemerintah jangan sampai
melanggar kebebasan individu. Amerika Serikat dan negara-negara persemakmuran
menjalankan sistem ini.

F. Sistem Pemerintahan Liberal


Liberal di sini maksudnya bebas. Kebebasan dalam segala hal, persamaan hak-hak dan
berpolitik. Sistem liberal sangat menentang keras adanya pembatasan yang dilakukan
oleh pemerintah dan agama

Sejarahnya sistem pemerintahan yang ada di negara Indonesia :

a. Sistem Pemerintahan Indonesia (1945-1949)

Bentuk negara pada periode ini adalah kesatuan, sistem pemerintahannya presidensial,
bentuk pemerintahannya ialah republik sedangkan konsitusinya adalah UUD 1945.

b. Sistem Pemerintahan Indonesia (1949-1950)

Federasi adalah bentuk negaranya, republik adalah bentuk pemerintahannya, sistem


pemerintahannya adalah parlementer semu, konstitusinya UUD RIS.

c. Sistem Pemerintahan Indonesia (1950-1959)

Kesatuan adalah bentuk negaranya, bentuk pemerintahannya adalah republik, sistem


pemerintahannya parlementer, konsitusinya UUDS 1950.

d. Sistem Pemerintahan Indonesia (1959-1966)

Bentuk negaranya adalah kesatuan, republik adalah bentuk pemerintahannya,


presidensial adalah sistem pemerintahannya, UUD 1945 adalah konstitusinya.

e. Sistem Pemerintahan Indonesia 1966–1998)

Sama seperti nomor empat, tidak ada yang berubah.

f. Sistem pemerintahan Indonesia (1998 sampai dengan saat ini)

Dimulainya sistem pemerintahan yang ini secara pastinya tanggal 21 Mei 1998, tepat
pada saat runtuhnya pemerintahan orde baru.

Kelebihan system pemerintahan di Indonesia :


1. Presiden dan menteri selama masa jabatannya tidak dapat dijatuhkan DPR.
2. Pemerintah punya waktu untuk menjalankan programnya dengan tidak dibayangi krisis
kabinet.
3. Presiden tidak dapat membekukan dan atau membubarkan DPR.
4. Kelemahan Sistem Pemerintahan Indonesia
5. Ada kecenderungan terlalu kuatnya otoritas dan konsentrasi kekuasaan di tangan
Presiden.
6. Sering terjadinya pergantian para pejabat karena adanya hak perogatif presiden.
7. Pengawasan rakyat terhadap pemerintah kurang berpengaruh.
8. Pengaruh rakyat terhadap kebijaksanaan politik kurang mendapat perhatian.

Secara garis besar sejarah Indonesia terbagi atas tiga masa, yaitu masa Orde lama, masa
Orde baru, dan masa reformasi.
a) Sistem pemerintahan Indonesia masa orde lama

Masa pemerintahan orde lama berjalan dari tahun 1945 hingga tahun 1968 di bawah
kepemimpinan presiden Soekarno. Penyebutan masa “orde lama” merupakan istilah yang
diciptakan pada masa orde baru. Sebenarnya Soekarno tidak begitu menyukai istilah “orde
lama” ini. Ia lebih suka menyebut masa kepemimpinannya dengan istilah “orde revolusi”.
Pada tanggal 18 agustus 1945, Indonesia mengesahkan UUD 1945 sebagai dasar Negara.
Sebenarnya di bawah UUD 1945 telah tercantum bahwa Indonesia menggunakan system
pemerintahan presidensial.namun setelah tiga bulan terjadi penyimpangan terhadap UUD
1945.

b) System pemerintahan masa orde baru

Istilah “orde baru” di pakai untuk memisahkan kekuasaan era Soekrno (orde lama) dengan
masa kekuasaan era Soeharto. Era orde baru juga digunakan untuk menandai setelah masa
baru setelah ditumpasnya pemberontakan PKI tahun 1965. Pada masa orde baru, awalnya
demokrasi di Indonesia mengalami kemajuan. Namun, dalam perkembangannya kehidupan
demokrasi era orde baru tidak jauh berbeda dengan demokrasi terpimpin. System
pemerintahan presidential juga terlihat ditonjolkan.kemudian soeharto menetapkan
demokrasi pancasila sebagai system pemerintahan Indonesia.

c) System pemeritahan masa reformasi

Era reformasi dimulai dari tumbangnya kekusaan soeharto pada tahun 1998 hingga
sekarang. Pada era reformasi, pelaksnaan system pemerintahan demokrasi pancasila
diterapkan sesuai dengan asa demokrasi yang berlandaskan pancasila. Pada era ini,
pemerintahan memberikan ruang gerak kepada partai politik dan DPR untuk turut serta
mengawasi pemerintahan secara kritis.

b) penjelasan dan mencari contoh (dapat di ambil dari artikel) yang mendeskripsikan
tentang penerapan Identitas Nasional (lampirkan referensinya) .

Identitas nasional dalam kosteks bangsa cenderung mengecu pada kebudayaan, adat
istiadat, serta karakter khas suatu negara. Sedangkan identitas nasional dalam konteks
negara tercermin dalam simbol-simbol kenegaraan seperti: Pancasila, Bendera Merah Putih,
Bahasa Nasional yaitu Bahasa Indonesia, Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika,
Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila, Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
serta Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Pahlawan –
pahlawan rakyat pada masa perjuangan nasional seperti Pattimura, Hasanudin, Pangeran
Antasari dan lain – lain.

Identitas nasional merupakan suatu konsep kebangsaan yang tidak pernah ada padanan
sebelumnya. Perlu dirumuskan oleh suku-suku tersebut. Istilah Identitas Nasional secara
terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Eksistensi suatu bangsa pada era
globalisasi yang sangat kuat terutama karena pengaruh kekuasaan internasional.
Proses Terbentuknya Bangsa dan Negara Indonesia Keberadaan bangsa Indonesia tidak lahir
begitu saja, namun lewat proses panjang dengan berbagai hambatan dan rintangan.
Kepribadian, jati diri serta identitas nasioanl Indonesia dapat dilacak dari sejarah
terbentuknya bangsa Indonesia dari zaman kerajaan Kutai, Sriwijaya serta kerajaankerajaan
lain sebelum kolonialisme dan imperialisme masuk ke Indonesia. Nilai-nilai Pancasila sudah
ada pada zaman itu, tidak hanya pada era kolonial atau pasca kolonial. Proses terbentuknya
nasionalisme yang berakar pada budaya ini menurut Mohammad Yamin diistilahkan sebagai
fase nasionalisme lama (Kaelan, 2007: 52).

Referensi
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/20bb958d430cc7d21ef6c2b58d14
da41.pdf

3. Saudara diminta untuk menjelaskan dan mencari contoh (bisa di ambil dari artikel) yang
mendeskripsikan tentang :

a)        makna demokrasi; mengembangkan sikap demokrasi (lampirkan referensinya).

Secara etimologi (bahasa), demokrasi berasal dari Bahasa Yunani, yakni demos
yang berarti rakyat dan cratos/cratein yang berarti pemerintahan atau kekuasaan, sehingga
secara bahasa demokrasi adalah pemerintahan rakyat atau kekuasaan rakyat. Konsep
pemerintahan rakyat mengandung tiga pengertian berikut:

a. Pemerintahan dari rakyat (government of the people), yang berhubungan dengan


pemerintah yang sah (dapat pengakuan dan dukungan rakyat).
b. Pemerintahan oleh rakyat (government by the people), di mana kekuasaan yang
dijalankan atas nama dan dalam pengawasan rakyat.
c. Pemerintahan untuk rakyat (government for the people), dimana kekuasaan yang
diberikan oleh rakyat kepada pemerintah dijalankan untuk kepentingan rakyat.

Secara terminology (istilah), pada hakikatnya demokrasi merupakan suatu perencanaan


institusional untuk mencapai keputusan politik di mana individu-individu memperoleh
kekuasaan untuk memutuskan cara memperjuangkan kompetisi atas suara rakyat
(Schumpeter, 1950).

Demokrasi merupakan konsep yang abstrak dan universal. Demokrasi itu telah
diterapkan di banyak negara dalam berbagai bentuk, sehingga melahirkan berbagai sebutan
tentang demokrasi, seperti demokrasi konstitusional, demokrasi rakyat, demokrasi terpimpin,
demokrasi liberal, dan sebagainya. Namun, demikian pada dasarnya demokrasi itu dapat
dibedakan atas dua aliran, yaitu (Miriam Budiardjo, 1986: 55):
a. Demokrasi Konstitusional, adalah demokrasi yang berawal dari gagasan bahwa
pemerintah yang demokratis adalah pemerintah yang terbatas kekuasaannya dan tidak
bertindak sewenang-wenang terhadap warga negaranya. Pembatasan-pembatasan atas
kekuasaan pemerintah tersebut tercantum dalam Konstitusi.
b. Demokrasi proletar/demokrasi rakyat, merupakan tipe demokrasi yang lebih
mendasarkan diri pada ideologi Komunisme. Tipe demokrasi ini banyak dianut oleh
negara-negara komunis di Eropa Timur, juga di Republik Rakyat China dan Korea Utara
di Asia.

Manfaat demokrasi :
1. Kesetaraan sebagai Warga Negara. Demokrasi bertujuan memperlakukan semua orang
adalah sama dan sederajat. Prinsip kesetaraan tidak hanya menuntut bahwa kepentingan
setiap orang harus diperlakukan sama dan sederaja dalam kebijakan pemerintah, tetapi
juga menuntut perlakuan yang sama terhadap pandangan-pandangan atau pendapat dan
pilihan setiap warga negara.
2. Memenuhi Kebutuhan-kebutuhan umum. Dibandingkan dengan pemerintahan tipe lain
seperti sosialis dan fasis, pemerintahan yang demokratis lebih mungkin untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan rakyat biasa. Semakin besar suara rakyat dalam menentukan
kebijakan, semakin besar pula kemungkinan kebijakan itu mencerminkan keinginan dan
aspirasi-aspirasi rakyat. Rakyat biasalah yang merasakan pengaruh kebijakan-kebijakan
akan pemerintah dalam praktiknya, dan kebijakan pemerintah dapat mencerminkan
keinginan rakyat hanya jika ada saluran-saluran pengaruh dan tekanan yang konsisten
dan efektif dari bawah.
3. Pluralisme dan Kompromi. Demokrasi mengandalkan debat terbuka, persuasi, dan
kompromi. Penekanan demokrasi pada debat tidak hanya mengasumsikan adanya
perbedaan-perbedaan pendapat dan kepentingan. Pada sebagian besar masalah
kebijakan, tetapi juga menghendaki bahwa perbedaan-perbedaan itu harus dikemukakan
dan didengarkan. Dengan demikian, demokrasi mengisyaratkan kebhinekaan dan
kemajemukan dalam masyarakat maupun kesamaan kedudukan di antara para warga
negara. Metode demokratis untuk mengatasi perbedaan-perbedaan adalah lewat diskusi,
persuasi, kompromi, dan bukan dengan pemaksaan atau pameran kekuasaan.

Mengembangkan sikap demokrasi

Mahasiswa Pendidikan demokratis menurut Zamroni (2001: 8) adalah mendidik warga


masyarakat agar:

 gampang dipimpin tetapi sulit dipaksa, 


 gampang diperintah tetapi sulit diperbudak. 
Sebagai warga dari masyarakat demokratis, masing-masing warga dengan sukarela senantiasa
taat pada undang-undang dan peraturan yang telah ditetapkan. Namun apabila undang-undang
atau peraturan dilecehkan, mereka akan bangkit. Apalagi, kalau mereka dipaksa melakukan
sesuatu yang bertentangan dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku. Demikian pula
reaksi spontan warga masyarakat akan muncul apabila justru penguasa sendiri yang dengan
sengaja dan sadar melecehkan undang-undang atau peraturan yang ada.

Sumber : Pengembangan Nilai-nilai Demokrasi dengan Model Pembelajaran Diskusi Kelas 

Adapun :

 Menerima dengan lapang dada hasil pemilihan umum. Menjadi pemimpin yang
menghargai pendapat rakyat. Mempunyai rasa integritas dan kejujuran.
Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi.

b)       menggunakan hak dan kewajiban sebagai warga negara (lampirkan referensinya).

Hak merupakan sesuatu yang harus/mutlak dimiliki atau diperoleh oleh setiap individu.
Sementara kewajiban merupakan sesuatu yang harus/ mutlak dilakukan. Hak seseorang dibatasi oleh
hak orang lain dan dibatasi pula oleh kewajiban yang harus dilakukan oleh orang yang bersangkutan.
Oleh karena itu, walaupun hak merupakan suatu keharusan yang mutlak kita miliki, akan tetapi hak
tersebut ada batasannya.
1. Hak dan kewajiban warga negara memiliki hubungan yang timbal balik dengan hak dan
kewajiban negara.
2. Hak yang dimililki oleh warga negara berakibat pada kewajiban yang harus dipenuhi oleh
negara. Sebaliknya, hak negara berakibat pada kewajiban yang mutlak dipenuhi oleh warga
negara.
Contoh: jika setiap warga negara memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan, maka negara
berkewajiban untuk menyediakan sarana pendidikan. Sebaliknya, jika negara memiliki hak
untuk dibela oleh setiap warga negara, maka warga negara berkewajiban untuk melakukan
bela negara.

Dalam UUD 1945, hak dan kewajiban warga negara Indonesia serta hak dan kewajiban
negara Indonesia tercantum dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 34 yang mencakup bidang: politik
dan pemerintahan, sosial, keagamaan, pendidikan dan penahanan. Berikut penjabarannya, yaitu:

1. Hak Warga Negara Indonesia


a. Pekerjaan dan penghidupan yang layak (Pasal 27 ayat 2).
b. Berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan (Pasal 28).
c. Membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah (Pasal
28B ayat I).

2. Kewajiban Warga Negara Indonesia

a. Menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya (Pasal
27 ayat 1).
b. Menghormati Hak Asasi Manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (Pasal 28 ayat 1).
c. Tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan
maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas
hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai
dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban
umum dalam suatu masyarakat demokratis (Pasal 28 J ayat 2).

3. Hak Negara Indonesia


a. Hak untuk dijunjung tinggi atas kedaulatan hukum dan pemerintahan (Pasal
27 ayat 1).
b. Hak untuk dibela oleh setiap warga negara (Pasal 27 ayat 3).
c. Hak untuk dipertahankan oleh warga negara (Pasal 30 ayat 1).

4. Kewajiban Negara Indonesia


a. Melindungi segenap bangsa, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia (Pembukaan UUD 1945,
alinea IV).
b. Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasj manusia adalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah (Pasal 281 ayat 4).
c. Menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing- masing
dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu (Pasal 29 ayat 2).
Referensi ( Modul )

4. Saudara diminta untuk :

a)        Mencari contoh dari permasalahan dan pelaksanaan rule of law di Indonesia ( bisa di ambil
dari artikel) kemudian deskripsikan contoh tsb, serta lampirkan referensinya.

COVID-19: SEBUAH TANTANGAN BAGI RULE OF LAW DAN DAMPAKNYA TERHADAP


HAK ASASI MANUSIA, SISTEM PERADILAN, DAN DEMOKRASI DI INDONESIA
Meluasnya wabah corona virus atau yang lebih dikenal dengan Covid-19 telah menimbulkan dampak
serius bagi kelangsungan hidup seluruh masyarakat dunia. Saat ini, seluruh negara yang telah terkena
dampaknya sedang berusaha keras untuk melawan virus tersebut. Virus ini tidak hanya berdampak
pada sektor ekonomi, tetapi juga penegakan hukum, hak asasi manusia, dan demokrasi. Data mencatat
bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang cukup terlambat dalam hal menangani masalah
ini. Virus tersebut telah berkembang dan meluas di Wuhan, China sejak bulan desember. Sementara,
di Indonesia virus corona baru terdeteksi pada bulan Maret. Sikap pemerintah yang mengabaikan dan
menganggap remeh virus ini nyatanya telah membawa Indonesia kepada permasalahan yang lebih
besar. Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah telah menerbitkan berbagai regulasi dan
menetapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar. Konsekuensi dari kebijakan tersebut adalah
terhambatnya kegiatan perkonomian di masyarakat. Oleh karena itu, banyak sekali masyarakat yang
harus kehilangan pekerjaannya karena kondisi perekonomian yang menurun. Kebutuhan dasar
masyarakat menjadi amat penting untuk diperhatikan oleh pemerintah. Tidak hanya itu, upaya
penegakan hukum juga harus terhambat, seperti persidangan yang harus dilakukan secara online.
Selain itu, demokrasi juga menjadi hal yang harus diperhatikan karena kinerja pemerintah dalam
mengatasi permasalahan ini juga banyak menimbulkan kritik dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
tulisan ini bermaksud untuk mengkaji tantangan virus corona bagi prinsip rule of law dan dampaknya
terhadap hak asasi manusia, penegakan hukum, dan demokrasi.

Referensi : e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha

b) menjelaskan hak asasi manusia (HAM), Lembaga penegak HAM dan mengembangkan sikap
yang menjaga keseimbangan hak (berdasarkan pemikiran saudara).  

Hak asasi manusia (“HAM”) adalah hak dasar atau pokok yang dimiliki manusia. Secara
harfiah, istilah HAM berasal dari bahasa Prancis “droits de ‘I home” , dalam bahasa Inggris
“human rights” , dan dalam bahasa Arab “huquq al- insan”. HAM merupakan hak yang
melekat pada martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, dan HAM dibawa sejak
manusia ada di muka bumi, sehingga HAM bersifat kodrati dan bukan pemberian manusia
atau negara.

Prinsip HAM

Berikut adalah beberapa prinsip-prinsip HAM yang dikemukakan oleh para ahli:
1. Universal (universality), yaitu semua orang di seluruh belahan dunia, agama apa
pun, warga negara manapun, bahasa apa pun, etnis manapun, tanpa memandang
identitas politik dan antropologis apa pun, dan terlepas dari status disabilitasnya,
memiliki hak yang sama.
2. Tak terbagi, yaitu setiap orang memiliki seluruh kategori hak yang tidak dapat
dibagi-bagi.
3. Saling bergantung. Pada prinsip ini jenis hak tertentu akan selalu bergantung
dengan hak yang lain. Sebagai contoh, hak atas pekerjaan akan bergantung pada
terpenuhinya hak atas pendidikan
4. Saling terkait, yakni sebuah hak akan terkait dengan hak yang lain, misalnya hak
untuk hidup, hak menyatakan pendapat, dan hak memilih agama, dan lainnya.
5. Kesetaraan mensyaratkan adanya perlakuan yang setara, di mana pada situasi
yang sama harus diperlakukan dengan sama, dan di mana ada situasi berbeda
dengan sedikit perdebatan maka diperlakukan secara berbeda.
6. Non Diskriminasi, yakni setiap orang harus diperlakukan dan memiliki kesempatan
setara di hadapan hukum. Ketika orang tidak diperlakukan atau memiliki kesempatan
tidak setara, maka disitulah diskriminasi terjadi.
7. Tanggung jawab negara, yakni prinsip yang kemudian dibagi menjadi kewajiban
untuk menghormati, kewajiban untuk memenuhi, dan kewajiban untuk melindungi.

Lembaga Perlindungan HAM

1. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) RI


Dalam kementerian hukum dan HAM terdapat Direktorat Jenderal Peraturan Perlindungan HAM
yang mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di
bidang perlindungan HAM.
2. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
Komnas HAM pada awalnya dibentuk dengan Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993 untuk
melaksanakan fungsi pengkajian dan penelitian, penyuluhan, pemantauan dan mediasi.
3. Pengadilan Hak Asasi Manusia
Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada dilingkungan peradilan umum yang
menangani kasus pelanggaran HAM yang bersifat berat. Pengadilan HAM ini ditetapkan dengan
UU nomor 26 tahun 2000.
4. Komisi Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan
Komisi ini dibentuik berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 181 Tahun 1998 untuk menangani
kasus pelanggaran HAM terhadap perempuan.
5. Komisi Nasional Perlindungan Anak
Komisi ini dibentuk pada tanggal 26 Oktober 1998 sebagai organisasi independen di bidang
pemenuhan dan perlindungan hak anak di Indonesia.
6. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi
Komisi ini dibentuk berdasarkan UU Nomor 27 tahun 2004 yang tugasnya memberikan alternatif
penyelesaian pelanggaran HAM berat di luar pengadilan HAM dan sebagai mediasi antara pelaku
dengan korban pelanggaran HAM berat.
Di samping lembaga penegakkan HAM yang dibentuk oleh pemerintah, masyarakat juga
mendirikan berbagai lembaga HAM dalam bentuk LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang
dikenal dengan nama LSM Prodemokrasi dan HAM. Adapun yang termasuk LSM ini antara lain:
7. Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI)
8. Komisi untuk orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras)
9. Lembaga Study dan Advokasi Masyarakat (Elsam)
10. Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia (PBHI).

Cara mengembangkan sikap yang menjaga keseimbangan hak

1. Manusia berhak berteman dengan siapapun, sekaligus berkewajiban untuk


membangun kerukunan antarindividu.

2. Manusia berhak atas pendidikan, sekaligus wajib belajar sesuai dengan jenjang
pendidikan yang dijalani. 

3. Manusia berhak bersepeda di jalan, sekaligus wajib mengendarai sepeda di jalur


yang sudah ditentukan oleh pemerintah.

4. Manusia berhak makan di kantin sekolah, sekaligus wajib membuang sampah dan
merapikan kembali meja yang ditempati.

5. Manusia berhak menggunakan teknologi canggih, sekaligus wajib mengelola


pemakaiannya dengan bijak.

6. Manusia berhak mendapatkan lingkungan yang bersih, dengan begitu mereka


juga wajib menjaga kebersihan.

7. Manusia berhak mendapatkan sumber oksigen dari pohon, sekaligus wajib untuk
menjaga kelestarian pohon di sekitarnya. 

8. Manusia berhak menyalakan lampu ketika keadaan di dalam rumah gelap,


sekaligus wajib mematikannya saat tidak dibutuhkan.

9. Manusia berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, sekaligus wajib


menghormati kepercayaan orang lain.

10. Manusia berhak untuk menyampaikan pikiran dan pendapatnya, sekaligus wajib
menghormati pendapat orang lain. 

Anda mungkin juga menyukai