Kelas: B
Mata Kuliah: Penddikan Kewarganegaraan
Dosen pengampu: Dr. M. Mona Adha, M.Pd
Latihan bab 10
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan good & clean governance!
Istilah good governance secara etimologi diterjemahkan menjadi pengelolaan
yang baik atau penyelenggaraan yang baik, tata pemerintahan yang baik dan
berwibawa (Mahfud MD: 2011). Miftah Toha (1999) berpendapat istilah good
governance lebih tepat diganti dengan ethical. Seperti yang telah
dikemukakan sebelumnya bahwa dalam mendefinisikan good governance
sangat variatif dan tidak ada keseragaman, bahkan Bank Dunia sendiri tidak
mendefinisikan yang baku akan tetapi hanya memberikan ciri-ciri tentang
good governance, dimana tata pemerintahan yang baik harus predictable,
terbuka dan dalam proses pengambilan kebijaksanaan bebas dari kecurigaan
dan dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga pemerintahan harus dijalankan
dengan akuntabilitas, transparansi, terbuka, menerima perbedaan dan kontrol
masyarakat, dan rule of law harus ditegakkan secara eksklusif. Dilihat dari
segi kepentingan, good governance dapat dimaknai sebagai cita-cita (idee)
dan sebagai suatu keadaan atau kondisi. Sebagai suatu cita-cita (idee), karena
merupakan suatu keinginan agar penyelenggaraan pemerintahan dilaksanakan
dengan bersih (clean governance), dalam arti terbebas dari penyimpangan-
penyimpangan yang dapat merugikan negara atau masyarakat.
Pemerintahan yang bersih (Clean Governance) adalah bagian yang integral
dari pemerintahan yang baik (Good Governance) dan pemerintahan yang
bersih tidak dapat dipisahkan dengan pemerintahan yang baik, dengan kata
lain bahwa pemerintahan yang bersih adalah sebagian dari pemerintahan yang
baik. Pemerintahan yang baik mencerminkan kesinergian antara pemerintah,
swasta dan masyarakat, salah satu komponennya adalah pemerintahan yang
bersih, yaitu pemerintahan yang didasarkan atas keabsahan bertindak dari
pemerintah. Menurut Muin Fahmal (2006) Good Governance sebagi norma
pemerintahan, adalah suatu sasaran yang akan dituju dan diwujudkan dalam
pelaksanaan pemerintahan yang baik dan asas-asas umum pemerintahan yang
layak sebagi norma mengikat yang menuntun pemerintah dalam mewujudkan
good governance. Sinergitas antara good governance dengan asas-asas umm
pemerintahan yang layak menciptakan pemerintahan yang bersih (clean
government) dan pemerintahan yang berwibawa.
Good Governance Istilah good governance memiliki pengertian akan segala
hal yang terkait dengan tindakan atau tingkah laku yang bersifat
mengarahkan, mengendalikan, atau memengaruhi urusan publik untuk
mewujudkan nilai – nilai tersebut dalam kehidupan sehari – hari. Dalam
konteks ini, pengertian good governance tidak sebatas pengelolaan lembaga
pemerintahan semata, tetapi menyangkut semua lembaga baik pemerintah
maupun nonpemerintah (lembaga swadaya masyarakat) dengan istilah good
corporate.
Pengertian Clean Governance Clean governance berarti pemerintahan yang
bersih yaitu model pemerintahan yang efektif, efisien, jujur, transparan dan
bertanggung jawab. Jadi pemerintahan yang bersih yaitu pemerintahan yang
terbuka terhadap public dan bebas dari permasalahanKorupsi Kolusi dan
Nepotisme (KKN). Pemerintahan yang bersih akan membuat rakyat percaya
terhadap pemerintah sehingga tidak ada saling curiga antara rakyat kepada
pemerintah.
Dengan demikian dapat ditarik suatu pemahaman, bahwa pada dasarnya good
governance adalah merupakan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih,
teratur, tertib, tanpa cacat dan berwibawa, oleh karena itu tindak lanjut untuk
mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) dan bersih (clean
governance) dengan mengaktualisasikan secara efektif asas- asas umum
pemerintahan yang baik, yang digunakan sebagai hukum tidak tertulis dengan
melalui pelaksanaan hukum dan penerapan hukum serta pembentukan hukum.
Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance),
sangat dipengaruhi oleh sikap dan keinginan para pemegang kekuasaan atau
lembaga pemerintahan atau alat perlengkapan negara untuk mewujudkan
suatu konsep pemerintahan yang baik (good governance) tersebut. Karena
tugas dan wewenang pajabat administrasi tersebut walaupun secara teoritik
bersifat netral, akan tetapi dalam pelaksanaannya sangat potensial untuk
disalahgunakan, digunakan secara sewenang-wenang dan bahkan digunakan
bertentangan dengan hukum.
2. Jelaskan prinsip penyelenggaraan good & clean governance!
1. Partisipasi masyarakat (participation) Semua warga masyarakat mempunyai
suara dalam pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui
lembagalembaga perwakilan yang sah yang mewakili kepentingan mereka.
Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul
dan mengungkapkan pendapat, serta kepastian untuk berpartisipasi secara
konstruktif. Sebagai pemilik kedaulatan, setiap warga Negara mempunyai hak
dan kewajiban untuk mengambil bagian dalam proses bernegara,
berpemerintahan, serta bermasyarakat. Partisipasi tersebut dapat di lakukan
secara langsung ataupun melalui institusi intermediasi
4. Jelaskan upaya apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang
telah Anda paparkan pada jawaban nomor 3?
upayanya untuk melaksanakan reformasi birokrasi telah melakukan langkah-
langkah nyata. Dalam Peraturan Presiden nomor 78 tahun 2013 dinyatakan
bahwa seluruh pegawai dilingkungan KESDM wajib melaksanakan agenda
reformasi birokrasi sesuai ketentuan perundang-undangan. Dalam
pelaksanaannya dievaluasi dan dimonitor oleh tim reformasi birorasi nasional
baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama.
Dalam dokumen roadmap reformasi birokrasi 2015-2019 dijelaskan bahwa
tujuan dar RB adalah untuk mewujudkan pemerintah yang profesional dengan
karakteristik :
1. Adaptif
2. Berintegritas
3. Berkinerja tinggi
4. Bersih dan bebas dari KKN
5. Mampu melayani publik
6. Netral
7. Sejahtera
8. Berdedikasi
9. Memegang teguh nilai-nilai dasar kode etik aparatur negara.
Dalam usaha untuk melakukan percepatan pencapaian terhadap sasaran
program reformasi birokrasi, maka pemerintah menuangkan program
akselerasi tersebut dalam bentuk pilot project pencapaian sasaran RB yaitu
Zona Integritas yang tertuang dalam Permenpan RB nomor 52 tahun 2014
tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas
Korupsi / Wilayah Birokrasi Bersih Melayani. Zona Integritas (ZI) adalah
predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan
jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan WBK/ WBBM melalui
reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan
peningkatan kualitas pelayanan publik.
Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (Menuju WBK) adalah predikat yang
diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi sebagian besar:
1. manajemen perubahan,
2. penataan tatalaksana,
3. penataan sistem manajemen SDM,
4. penguatan pengawasan, dan
5. penguatan akuntabilitas kinerja
Menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (Menuju WBBM) adalah
predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi sebagian
besar :
1. manajemen perubahan,
2. penataan tatalaksana,
3. penataan sistem manajemen SDM,
4. penguatan pengawasan,
5. penguatan akuntabilitas kinerja, dan
6. penguatan kualitas pelayanan publik;
Dalam proses pembangunan ZI, terdapat beberapa tahapan yang harus
dilakukan, yaitu :
1. Penandatanganan Dokumen Pakta Integritas (Inpres 9/2011&
PerMenPAN&RB No. 49/2011
2. Pencanangan Pembangunan ZI secara terbuka (Inpres 17/2011 &
PerMenPAN & RB 52/2014)
3. Proses Pembangunan ZI (Program Pencegahan Korupsi: LHKPN, Kode
Etik, Whistle Blower, Pengendalian Gratifikasi, penanganan conflict of
interest, rekrutmen secara terbuka, e-procurement, APIP sebagai Unit
Penggerak Integritas)
4. Identifikasi Pengajuan Calon Unit Kerja WBK kepada Menpan dan RB
5. Monitoring dan penilaian oleh Tim Penilai Nasional (Kem. PAN dan RB,
KPK, ORI)
6. Penetapan Unit Kerja Sebagai WBK/WBBM
Dalam perjalanan pembangunan ZI, tahap pertama (Penandatanganan
dokumen pakta integritas) dan langkah kedua (pencanangan pembangunan ZI
secara terbuka) sangat berpengaruh besar dalam merubah pola pikir pegawai
di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur (PPSDMA)
khususnya dan KESDM umumnya. Perubahan pola pikir tersebut memang
awalnya dimulai dari rasa takut akan akibat hukum dari tindakan
penyelewengan integritas. Pencanangan yang disebarkan secara luas di
masyarakat melalui berbagai media membuat siapapun dapat mengawasi dan
melaporkan siapapun jika mempunyai bukti yang kuat akan tindak
penyelewengan integritas. Hal ini juga membuat perubahan besar dalam
tataran manajemen dimana dahulu masih terdapat hal-hal non budjeter yang
masih harus dibiayai. ZI memperkuat pandangan dan prinsip setiap pegawai
untuk menolak apapun bentuk dari tindak penyelewengan integritas.
Sampai dengan saat ini yang merupakan tahapan awal pembangunan Zona
Integritas telah cukup menjadi shock terapy yang sangat kuat bagi setiap
pegawai untuk selalu menjaga integritas dalam setiap tindakan yang
dilakukan. Sebagai pegawai, kita dapat mempraktekkan integritas dalam
organisasi dengan cara selalu menjadi pribadi yang jujur kepada diri sendiri
untuk bertugas dan tanggung jawab sesuai aturan, integritas dalam melindungi
aset organisasi, integritas dalam melindungi informasi organsiasi, integritas
dalam menggunakan komunikasi elektronik, integritas dalam menerapkan
kesehatan dan keselamatan kerja, integritas dalam memelihara lingkungan
kerja yang bebas dari suap, korupsi, kolusi, pelecehan, perbuatan asusila,
ancaman dan kekerasan. Dengan integritas kita melakukan kebenaran, dengan
integritas kita tidak perlu takut terhadap apapun sebab kita tidak perlu
menyembunyikan apapun. Dan hal ini membenarkan bahwa perubahan
dimulai dari sendiri dan dari hal yang paling kecil