Anda di halaman 1dari 18

MENGENAL MATA KULIAH

KEWARGANEGARAAN

Drs. Roedy Silitonga, MAE, MTh.


Tujuan Materi Kuliah Pokok Pembahasan

• Mahasiswa mampu menjelaskan setiap kebijakan dan tindakan kekuasaan legislatif,


eksekutif, dan yudikatif yang benar.
• Mahasiswa mampu memberikan contoh bagaimana cara berpartisipasi dan
bertanggung-jawab dalam kehidupan politik, yang memiliki rencana strategis di
tingkat daerah, nasional, regional maupun global.
• Mahasiswa mampu menunjukkan sikap menjadi warga negara yang mampu menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa melalui pengembangan dan penghargaan terhadap
keberagaman yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia serta membangun
semangat ke-BhinekaTunggal Ika-an.
• Mahasiswa mampu menjelaskan setiap topik yang berfokus pada Empat Konsensus
Kebangsaan dikaitkan dengan kerangka Wawasan Dunia Kristen yang Alkitabiah
berbasiskan Teologi Reformed secara koheren dan komprehensif.
Pokok Pembahasan

1. Latar Belakang Mata Kuliah Kewarganegaraan


2. Landasan-landasan, Tujuan, dan Ruang Lingkup Mata Kuliah Kewarganegaraan
3. Pola pikir Mata Kuliah Kewarganegaraan
4. Empat Pilar: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika
5. Pentingnya Wawasan Dunia
Pola Pikir Kewarganegaraan
Dapat melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara dan memiliki sikap mencintai tanah air dan patriotisme
berdasarkan UUD 1945 (NKRI)

Menjelaskan konsep Polstranas dan Langkah-Langkah


Implementasinya

Menjelaskan korupsi dan otonomi Pemikiran Tokoh-tokoh Kristen dalam kehidupan


Otonomi daerah berbangsa dan bernegara

Menjelaskan HAM dan Demokrasi


Menjelaskan Geopolitik dan geostrategi

Menjelaskan konsep Ideologi dan Etika Politik


Negara Menjelaskan konsep konstitusi dan rule of law

Menjelaskan identitas sbg warga negara Menjelaskan konsep Kekuasaan dan Legitimasi

Negara dan Warga Negara

Menjelaskan Landasan dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi


Latar Belakang

▪ Setiap warga negara memahami negaranya.


▪ Setiap warga negara mampu mengidentifikasi-menganalisis-membuat kesimpulan dan solusi
atas berbagai permasalahan yang muncul dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
▪ Setiap warga negara mampu memberikan sumbangan pemikiran yang bermakna dan bernilai
bagi perbaikan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
▪ Setiap warga negara dapat menumbuh-kembangkan rasa cinta kepada bangsa dan negara
melalui berbagai pemahaman tentang Pancasila, Negara, dan partisipasi aktif.

Modul Pendidikan Kewarganegaraan, 2006, hal.7-10


Landasan Historis

Di Amerika
▪ Tahun 1790 memberlakukan ‘Theory of Americanization’ yaitu kebijakan Amerika bagi semua
orang di Amerika, baik penduduk asli, penjelajah, maupun imigran yang berasal dari berbagai
penjuru dunia.
▪ Teori ini diaplikasikan ke dalam bidang edukasi melalui mata pelajaran disebut ‘civics’ dari
‘civis’ (bahasa Latin) artinya warga negara, di Inggeriskan ‘civic’ artinya warga negara. Di
sebut ‘civics’ karena di lihat dari segi :
▪ Edukasi : mendidik orang yang tinggal di Amerika menjadi warga negara Amerika
yang baik.
▪ Politik : membentuk karakter yang bertanggung- jawab untuk negaranya dengan
cara antara lain memberikan masukan atau kritik kepada pemerintahan demi kepentingan
negara.

Modul Pendidikan Kewarganegaraan, 2006, hal.7-10


Landasan Historis

Di Indonesia
▪ Dimulai dari zaman penjajahan Belanda dikenal dengan Burgerkunde, merupakan suatu siasat
Belanda agar pribumi tunduk pada Belanda sehingga tetap menjajah.
▪ Pada tahun 1950-an dikenal dengan Civics, Kewarganegaraan, Kewargaan-Negara.
▪ Pada tahun 1970-an dikenal dengan Pendidikan Kewiraan (untuk Perg. Tinggi) dengan tujuan
mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa harus siap bela negara.
▪ Pada saat Reformasi berubah menjadi Kewarganegaraan

Modul Pendidikan Kewarganegaraan, 2006, hal.7-10


Landasan Yuridis
Pembukaan UUD 1945 :
1). Tujuan Negara
2). Cita-cita Negara

Nilai Patrotisme Nilai


Nasionalisme
1). Pasal 27 : 3
2). Pasal 30 : 1 Pasal 31

1. UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.


2. Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43/DIKTI/Kep/2006
3. Undang-Undang No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
4. Peraturan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi No 44
tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti).
5. SE DirjenRistek Dikti Nomor: 435/B/SE/2016
Landasan Hukum

▪ Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 37


(2).
▪ Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi.
▪ Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 2001.
▪ Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 045/U/2002 Tahun 2002.
▪ Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 38/Kep/2002 tentang Rambu-
rambu Pelaksanaan Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.

Modul Pendidikan Kewarganegaraan, 2006, hal.7-10


Tujuan

▪ Menghasilkan mahasiswa berpikir secara komprehensif analitis dan kritis terhadap


setiap kebijakan dan tindakan kekuasaan legislatif, yudikatif dan eksekutif.
▪ Membentuk kecakapan partisipatif yang bermutu dan bertanggung jawab dalam
kehidupan politik di tingkat lokal, nasional maupun global.
▪ Menjadikan warga negara yang menjaga persatuan-kesatuan bangsa dan negara
melalui pengembangan sikap pluralis, multikultural dan ke-Bhinneka Tunggal Ika-an.
▪ Mengembangkan kultur demokrasi melalui penanaman sikap dialog, toleransi,
negoisasi serta kemampuan mengendalikan diri.
▪ Membentuk warga negara yang Pancasilais.

Modul Pendidikan Kewarganegaraan, 2006, hal.7-10


Paradigma

▪ Paradigma Pendidikan Kewarganegaraan adalah paradigma Konstruktivis dan


Humanistik, bahwa mahasiswa adalah manusia yang mempunyai potensi dan
karakter yang berbeda-beda sebagai subyek dan obyek pembelajaran, dan dosen
hanya semata-mata sebagai fasilitator saja.
▪ Materi Pendidikan Kewarganegaraan dibuat secara fleksibel dan dinamis.
▪ Proses pembelajaran di dalam kelas dilakukan dalam suasana demokratis dan tertib
sebagai pelaksanaan kompetensi mahasiswa dalam bersikap sebagai seorang warga
negara.

Modul Pendidikan Kewarganegaraan, 2006, hal.7-10


Pola Pikir

▪ Ilmu Kewarganegaraan mempunyai sebuah tata pikir yang logis, memahami konsep
dasar, pengetahuan dan epistemologis serta bernilai bagi kehidupan warga negara
dari generasi ke generasi berikutnya.
▪ Sebuah konsep berasal dari konstruksi akal yang berangkat dari data yang
diperoleh dari pengalaman sehari-hari dan ide bawaan manusia sehingga memiliki
martabat hidup yang benar.
▪ Pengetahuan alamiah tentang ruang dan waktu menjadi kerangka untuk pengetahuan
inderawi yang bersinergi sebagai konsep berdasarkan pada kebenaran hakiki serta
rasa keadilan.

Modul Pendidikan Kewarganegaraan, 2006, hal.7-10


Empat Pilar

▪ Pancasila, dasar dan falsafah negara dan bangsa Indonesia yang lahir dari bumi
nusantara. Prinsip dan nilai-nilai luhur tersebut sudah ada di dalam kearifan lokal dan
peradaban setiap suku bangsa di Indonesia.
▪ UUD 1945, dasar hukum dan sumber hukum dan perundang-undangan bagi negara
Indonesia di dalam menyelenggarakan kehidupan berbangsa dan bernegara dengan
bersih, adil, dan demokratis.
▪ NKRI, negara berdiri berdasarkan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang dibangun
dengan kesadaran untuk melaksanakan kehidupan berke-Tuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan dalam satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
▪ Bhinneka Tunggal Ika, keragaman suku, bangsa, agama, kepercayaan, budaya, dan
lain-lain merupakan kekayaan dan potensi untuk penyelenggaraan negara sebaik-
baiknya. Keragaman merupakan keunikan Indonesia dan sekaligus potensi bagi
kemajuan peradaban bangsa Indonesia.

Modul Pendidikan Kewarganegaraan, 2006, hal.7-10


Pentingnya Wawasan Dunia
Memahami Wawasan Dunia

▪ Awal dari Wawasan Dunia seseorang berawal dari sebuah keyakinan mendasar akan
keberadaan Allah, manusia, dan alam semesta; pengetahuan akan kebenaran-kebenaran yang
ada di dalam keberadaan tersebut secara obyektif dan subyektif; serta nilai atau makna yang
tersimpan atau diproyeksikan oleh kebenaran-kebenaran tersebut secara utuh menyeluruh.
▪ Keyakinan-keyakinan seseorang bertumbuh dan berkembang serta menghasilkan opini, nilai,
sikap, perilaku dan keterampilan sejak di dalam kandungan sampai dengan kematiannya.
Keyakinan-keyakinan tersebut diawali dari pengetahuan yang bersifat pra teoritis dan
dilanjutkan di dalam teori atau konsep yang sistematis dan konstruktif pada diri seseorang
melalui studi informal dan formal dari jenjang pendidikan dasar sampai dengan perguruan
tinggi.. Umumnya keyakinan-keyakinan tersebut mengalami pembaruan dan pengoreksian
seiring pemanfaatan dan fungsi akal, hati nurani dan iman seseorang di dalam menjalankan
sistem kehidupannya.
Memahami Wawasan Dunia

▪ Wawasan dunia seseorang dapat dipengaruhi dan mempengaruhi keluarga, kelompok atau
komunitas, dimana dia ada, berada dan hidup di dalamnya. Umumnya, kita dapat mengetahui
dan mengenali seseorang berasal dari kelompok atau komunitas tertentu ketika orang tersebut
menyampaikan opini, perilaku dan keterampilannya. Namun demikian, hal tersebut tidak
menutup kemungkinan adanya keunikan atau kekhasan dari wawasan dunia seseorang.
Karena kompleksitas dan keunikan seseorang berkembang dan kreatif secara progresif dan
signifikan sehingga kita tidak mudah mendeteksi dan mengambil kesimpulan atas fenomena
hidup seseorang.
▪ Wawasan dunia Kristen hadir di dunia secara unik dan khas berbeda dengan seluruh wawasan
dunia lainnya, terutama berkaitan dengan keyakinan mendasar dan ultimat akan keberadaan
Allah Tritunggal, manusia sebagai gambar Allah, dan alam sebagai ciptaan Allah. Selain itu,
wawasan dunia Kristen berkaitan dengan sejarah terbagi atas sejarah dunia ini dan sejarah
penebusan yang ada di dalam kedaulatan dan anugerah Allah Tritunggal.
Posisi Wawasan Dunia Kristen
▪ Wawasan dunia Kristen, bersumber dari Alkitab, pengakuan iman, dan tradisi Kristen. Alkitab
adalah firman Tuhan, sumber utama seluruh wawasan dunia Kristen secara langsung dan
berkesinambungan diterapkan secara relevan sepanjang zaman. Pengakuan iman merupakan
kristalisasi ajaran Alkitab dan pemikiran Kristen, khususnya berkaitan dengan pengenalan akan Allah
Tritunggal. Tradisi Kristen merupakan kesaksian iman dan perbuatan orang percaya sepanjang sejarah
gereja yang diwujudkan melalui pemikiran dogmatika, teologis, dan pelaksanaan mandat Injil serta
mandat budaya.
▪ Wawasan dunia Kristen hadir dalam dunia yang sudah jatuh dan rusak oleh dosa dan kuasa si Iblis
untuk mengembalikan manusia kepada pengenalan akan Allah, diri, dan dunia dengan benar dan
bertanggung jawab. Wawasan dunia Kristen berjuang dan berperang melawan wawasan dunia ini
dengan kekuatan, hikmat dan kuasa kebenaran dan kasih Allah Tritunggal sepanjang zaman. Allah
memanggil dan mengutus orang pilihan-Nya untuk hidup di dalam seluruh kebenaran-Nya. Karena
segala kebenaran adalah kebenaran Allah.
▪ Wawasan dunia Kristen merupakan sistem kehidupan orang Kristen di dalam menjalankan mandat
Injil dan mandat budaya di dunia ini. Sistem kehidupan sudah dicemari dosa dan dirusak olehnya.
Karena itu orang percaya memiliki keinginan suci dan mulia untuk melaksanakan mandat Injil dan
mandat budaya dalam satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Anda mungkin juga menyukai