KEWARGANEGARAAN
LANDASAN YURIDIS PENDIDIKAN PANCASILA
LANDASAN YURIDIS PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
• Seiring dengan perkembangan dan perubahan politik dari era otoritarian ke era
demokratisasi, Pendidikan Kewarganegaraan melalui matakuliah Pendidikan Kewiraan
dianggap sudah tidak relevan dengan semangat reformasi dan demokratisasi.
• Matakuliah Pendidikan Kewiraan ditinggalkan karena berbagai alasan, antara lain
sebagai berikut : pola pembelajaran yang indoktrinatif dan monolitik, muatan materi
ajarannya yang sarat dengan kepentingan ideologi rezim. Dengan demikian Pendidikan
Kewiraan telah keluar dari semangat hakikat pendidikan nilai dan pendidikan demokrasi.
• Melihat kenyataan tersebut, diperlukan upaya rekonstruksi dan reorientasi pendidikan
kewarganegaraan
CIVIC EDUCATION
• Henry Randall Waite dalam penerbitan majalah The Citizen dan Civics,
pada tahun 1886, merumuskan pengertian Civics yang dapat dirumuskan
menjadi
• ilmu kewarganegaraan yang membicarakan hubungan manusia dengan (a)
manusia dalam perkumpulan-perkumpulan yang terorganisasi (organisasi
sosial, ekonomi, politik); (b) individu-individu dengan negara.
(Sumantri,2001:281)
CIVIC EDUCATION,
PENDIDIKAN KEWARGAAN, DAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
• Secara bahasa istilah Civic Education oleh sebagian pakar diterjemahkan ke dalam
Bahasa Indonesia menjadi Pendidikan Kewargaan, dan Pendidikan
Kewarganegaraan.
• Istilah Pendidikan Kewargaan diwakili oleh Azyumardi Azra dan Tim ICCE
(Indonesian Center for Civic Education) UIN Jakarta sebagai pengembang Civic
Education di Perguruan Tinggi yang pertama.
• Sedangkan istilah Pendidikan Kewarganegaraan diwakili oleh Zamroni,
Muhammad Numan Soemantri, Udin S. Winataputra, dan Tim CICED (Center
Indonesian for Civic Education), Merphin Panjaitan, Soedijarto, dan pakar lainnya.
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
MENURUT ZAMRONI
• Identitas nasional yang berasal dari kata national identitiy dapat diartikan
sebagai kepribadian nasional atau jati diri nasional.
• Kepribadian nasional atau jatidiri nasional adalah jatidiri yang dimiliki
oleh suatu bangsa.
KEPRIBADIAN / JATIDIRI BANGSA INDONESIA
• Lahirnya Identitas suatu bangsa tidak dapat dilepaskan dari dukungan dua
faktor yang diantaranya adalah
a. Faktor obyektif yang berkaitan dengan geografis, ekologis, dan
demografis serta
b. Faktor Subyektif yaitu faktor-faktor historis, politik, social dan
kebudayaan yang dimiliki bangsa itu
PENDAPAT ROBERT DE VENTOS TETANG TEORI
MUNCULNYA IDENTITAS NASIONAL
• Samidjo (1986: 28-29) mengutip beberapa pengertian negara enurut beberapa ahli
hukum tata negara sebagai berikut :
• Plato : Negara adalah suatu tubuh yang senantiasa maju, berevolusi, terdiri dari
orang-orang (individu-individu).
• Grotius/Hugo de Groot : Negara adalah ibarat status perkakas yang dibikin manusia
untuk melahirkan keberuntungan dan kesejahteraan umum.
• Thomas Hobbes : Negara adalah suatu tubuh yang dibuat oleh orang banyak
beramai-ramai, yang masing-masing berjanji akan memakainya menjadi alat untuk
keamanan dan perlindungan bagi mereka.
PENGERTIAN NEGARA
5. Teori Kebahagiaan
6. Teori Keadilan
7. Teori Kesejahteraan
8. Teori Negara Republik Indonesia
KONSTITUSI
• Konstitusi itu merupakan salah satu dari sumber hukum tata negara yang
formal tertulis, hukum yang di hasilkan oleh undang-undang organik, undang-
undang…dan lain-lainnya
• Beliau memasukan undang-undang dasar sebagai salah satu bagian atau bentuk
sumber hukum tata negara yang formal dan tertulis, yang di dalam ya mengatur
segala sesuatu yang berhubungan dengan organisasi negara secara umum yang
terdiri atas atau meliputi struktur umum organisasi negara dan badan-badan
ketatanegaraan yang di negara kita disebut lembaga-lembaga negara.
PENGERTIAN KONSTITUSI MENURUT
WIRJONO PRODJODIKORO
• Istilah konstitusi berasal dari perkataan constitution. Dalam Bahasa Indonesia kita jumpai istilah
hukum yang lain, yaitu Undang-Undang Dasar dan/ hukum dasar. Yang dalam perkembangannya
isti;ah konstitusi mempunyai dua pengertian, yaitu pengertian yang luas dan pengertian yang sempit.
Pengertian konstitusi dalam arti sempit ini tidak menggambarkan keseluruhan kumpulan peraturan,
baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis (legal and non legal) maupun yang dituangkan dalam
suatu dokumen tertentu seperti berlaku di Amerika Serikat dan negara-negara lain.
• Konstitusi dalam pengertian yang luas menggabarkan keseluruhan system ketatanegaraan suatu
negara, yaitu berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah negara.
Peraturan-peraturan yang disebut di atas ada yang tertulis sebagai keputusan badan yang berwenang,
dan ada yang tidak tertulis yang berupa usages, understanding, customs, atau convention
KEDUDUKAN KONSTITUSI
• Sejak itu kedudukan dan perannya dari sekedar penjaga keamanan dan
kepentingan hidup rakyat tehadap kezaliman golongan penguasa, menjadi
senjta pamungkas rakyat untuk mengakhiri kekuasaan sepihak satu
golongan dalam system monarki dan oligarki, serta untuk membangun tata
kehidupan baru atas dasar kepentingan bersama rakyat dengan
menggunakan berbgai ideologi, seperti individualisme, liberalisme,
universalisme, demokrasi dan sebagainya.
KONSTITUSI MENURUT SRI SUMANTRI
• Sidang BPUPKI II (10-16 Juli 1945) hari pertama 10 juli 1945 berhasil
membentuk beberapa panitia, antara lain Panitia Perancang Undang-
Undang Dasar, yang diketuai oleh Ir.Soekarno, yang beranggotakan 18
orang.
HUBUNGAN NEGARA DENGAN WARGA NEGARA
HUBUNGAN NEGARA DENGAN
WARGA NEGARA
• Undang-Undang Dasar 1945 pada bab X Pasal 26 tentang Warga Negara dan
oenduduk menyebutkan bahwa:
• (1) yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara;
• (2) penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia;
• (3) hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang
WARGA NEGARA DALAM UUD 45
d. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing dan
ibu warga negara Indonesia;
e. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah ari seorang ibu warga negara Indonesia,
tetapi ayahnya todak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya
tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut;
f. Anak yang lahir dalam tenggak waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal
dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya warga negara Indonesia (tenggak waktu
300 hari, dengan pertimbangan bahwa tenggak waktu tersebut merupakan tenggak
waktu yang dianggap cukum meyakini bahwa anak tersebut benar-benar anak dari ayah
yang meninggal dunia);
WARGA NEGARA DALAM UNDANG-UNDANG
g. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
Indonesia;
h. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
asing yang diakui oelh seorang ayah warga negara Indonesia sebagai anaknya
dan pengakuan ini dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan belas)
tahun atau belumkawin (pengakuan terhadap anak dalam ketentuan ini
dibuktikan dengan penetapan pengadilan);
i. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir
tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya;
WARGA NEGARA DALAM UNDANG-UNDANG
j. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah Republik Indonesia selama
ayah dan ibunya tidak diketahui;
k. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaanya;
l. Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang
ayah dan ibu warga negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara anak
tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang
bersangkutan;
WARGA NEGARA DALAM UNDANG-UNDANG
m. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikbulkan permohonan
kewarga-negaraanya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
WARGA NEGARA DALAM UNDANG-UNDANG
6. Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia, adalah asas
yang dalam segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara harus
menjamin, melindungi, dan memuliakan hak asasi manusia pada umumnya dan
hak warga negara pada khususnya;
7. Asas keterbukaan, adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala al ihwal
yang berhubungan dengan warga negaa harus dilakukan secara terbuka;
8. Asas publisitas, adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang
memperoleh atau kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia agar masyarakat mengetahuinya.
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA
SECARA UMUM
2. Hak publik mutlak, adalah beberapa hak dari suatu negara terhadap
penduduknya, yaitu hak-hak hanya dipunyai oleh negara itu sendiri,
seperti hak untuk dibela, hak untuk ditaati, hak untuk memaksa
membayar pajak, dsb.
3. Hak keperdataan, adalah hak-hak sebagai ketentuan yang didasarkan
atas hukum sipil, yang terdiri dari :
HAK KEPERDATAAN YANG DIDASARKAN ATAS
HUKUM SIPIL
e. Hak untuk memeluk agama masing-masing dan untuk beribadat menurut agama
dan kepercayaannya (Ps.29 ayat (2) UUD 45);
f. Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (Ps.30 ayat (1) UUD 45);
g. Hak untuk mendapatkan pendidikan (Ps.31 ayat (1) UUD 45);
h. Hak khusus fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara (Ps.34
ayat (1) UUD 45);
i. Hak fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas umum yang layak (Ps.34 ayat (3)
UD 45).
KEWAJIBAN WARGA NEGARA DALAM UUD 45
• Secara tidak langsung UUD 45 mengatur kewajiban negara terhadap warga negara, antara lain di dalam
Pembukaan UUD 45 :
1) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;
2) Memajukan kesejahteraan umum;
3) Mencerdaskan kehidupan bangsa;
4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
social.
• Selain itu diatur pula kewajiban negara dalam UUD 45 seperti halnya dalam Pasal 28I ayat (4); Pasal 29
ayat (2); Pasal 30 ayat (2) ayat (3) dan ayat (4); Pasal 31 ayat (3) dan ayat (4) dan (5); Pasal 32 ayat (1);
Pasal 2 ayat (2); Pasal 33 ayat (3), ayat (4) dan ayat (5); Pasal 32 ayat (1); Pasal 2 ayat (2); Pasal 33 ayat
(2) dan ayat (4); Pasal 34 ayat (1) ayat (20 dan ayat (3).
KEWAJIBAN DAN TANGUNG JAWAB PEMERINTAH
BERDASARKAN UU NO. 39 TAHUN 1999
• BAB V Undang-Undang No.39 Tahun 1999 tentang HAM secara jelas mengatur
tentang kewajiban dan tanggung jawab pemerintah, yaitu :
a. Pemerintah wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi,
meneggakkan dan memajukan hak asai manusia yang diatur dalam Undang-
undang ini, peraturan perundang-undangan lain, dan hukum internasioal tentag
hak asasi manusia yang diterima oleh Negara Republik Indonesia (Pasal.71);
b. Kewajiban dan tanggung jawab Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
71, meliputi langkah implementasi yang efektif dalam bidang hukum, politik,
ekonomi, sosial, budaya pertahanan keamanan negara, dan bidang lain (Pasal 72).
DEMOKRASI DI INDONESIA
KONSEP DASAR DEMOKRASI
• Pengertian Demokrasi :
• Secara etimologis istilah demokrasi, yang merupaka terjemahan dari kata
democracy (Bahasa Inggris), berasal dari Bahasa Yunani.
• Menurut Heuken SJ, dkk (1998:173) istilah demokrasi merupakan
terjemahan dari istilah democratia. Istilah ini muncul pada abad ke-5 SM.
PENGERTIAN DEMOKRASI
• Heuken Sj, dkk juga menyebutkan juga bahwa istilah demokratia itu terbentuk
dari dua kata dalam Bahasa Yunani, yaitu demos yang berarto rakyat dan
kratia yang berarti pemerintahan. Dengan demikian secara harfian kata
demokrasi mempunyai arti yaitu pemerintahan oeh rakyat.
• Menurut Ranney, istilah demokrasi berasal dari dua kata dalam Bahasa
Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat dan kratein yang berarti rulling power
atau kekuasaan pemerintah. Dengan demikian asal kta demokrasi adalah, pola
pemerintahan dimana kekuasaan untuk memerintah ada di tangan rakyat.
SUBJEK DALAM PEMERINTAHAN DEMOKRASI
• Henry B Mayo (dalam Budiardjo, 2008:118), mengemukakan sejumlah nilai yang menjadi
landasan etis dalam pelaksanaan demokrasi, yaitu :
• Pertama, menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga;
• Kedua, menjamin terselenggaranya perubahan masyarakat secara damai;
• Ketiga, menyenggarakan pergantian pimpinan secara teratur;
• Keempat, membatasi penggunaan kekerasan sampai seminimal mungkin;
• Kelima, mengakui dan menganggap wajar adanya keanekaragaman dalam masyarakat, yang
tercermin dalam keanekaragaman pendapat, keanekaragaman kepentingan dan tingkah laku;
• Keenam, menjamin tegaknya keadilan.
NILAI-NILAI DASAR DEMOKRASI
1. Letak kedaulatan Kedaulatan ada di tangan rakyat Kedaulatan dipusatkan pada satu orang atau
sekelompok kecil elit
2. Kedudukan warga Semua rakyat mempunyai persamaan Berlaku azas ketidaksamaan politik di antara
negara dalam politik kedudukan dalam bidang politik sesame warga negara, kelas penguasa lebih tinggi
kedudukan politiknya disbanding rakyat biasa
3. Hubungan penguasa Penguasa wajib dan selalu berkonsultasi kepada Tidak ada konsultasi penguasa kepada rakyat
dengan rakyat rakyat tentang apa yang menjadi aspirasi rakyat
4. Prinsip pengambilan Berlaku prinsip mayoritas, artinya kehendak Berlaku aturan minoritas, artinya yang berhak
keputusan bagian terbesar warga negara lah yang menjadi menentukan keputusan akhir kebijaksanaan
pertimbangan utama dalam pengambilan pemerintahan negara adalah sekelompok kecil
keputusan warga negara, yaitu elit penguasa itu sendiri.
PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI
• Menurut Ranney (1982: 278) terdapat empat prinsip terkait dengan pemerintahan
demokrasi. Sementara itu Sulasmono (2011:116-122), menyatakan bahwa selain
keempat prinsip yang dikemukakan Ranney tersebut, dalam bentuknya yang ideal,
pemerintahan yang demokrasi mengandung lima prinsip lainnya, yaitu sebagai
berikut :
a. Prinsip Kedaulatan Rakyat;
b. Persamaan Politik;
c. Konsultasi Kepada Rakyat;
d. Majority Rule dan Minority Right
PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI
• Terdapat beberapa istilah yang sering dipakai dalam arti yang sama dengan negara hukum.
• Di Amerika Serikat, lebih banyak digunakan istilah Government under Law.
• Di jerman lebih banyak dikenal dengan der Rechstaat.
• DI Prancis digunakan istilah le Principe de la Legalite.
• Sedangkan faham Anglo Saxon menggunakan istilah Rule of Law.
• Istilah Rule of Law semakin popular setelah digunakan dalam Piagam Universal tentag
Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights) yang telah diterima oleh
PBB pada tanggal 10 Desember 1948
NEGARA HUKUM MENURUT ARISTOTELES
• Adalah negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan bagi
seluruh warga. Dengan adananya keadilan dalam masyarakat maka akan
tercapai kebahagiaan dalam masyarakat itu.
• Menurut Aristoteles, yang memerintah dalam negara sesungguhnya
bukanlah manusia melainkan pikiran yang adil. Penguasa hanya
menjalankan hukum dan menjaga keseimbangan saja
NEGARA HUKUM MENURUT
ARUMANADI DAN SUNARTO
• Negara hukum adalah negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan
bagi seluruh warga negara.
• Dengan adanya keadilan dalam masyarakat maka akan tercapai kebahagiaan
dalam masyarakat itu. Untuk mendasari keadilan tersebut kepada setiap warga
perlu diajarkan norma-norma susila agar mereka menjadi warga negara yang baik.
• Demikian pula peraturan hukum yang sesungguhnya itu hanya ada apabila
peraturan dimaksud mencerminkan keadilan dalam pergaulan hidup antar warga
negaranya.
BERBAGAI MODEL NEGARA HUKUM MENURUT
TAHIR AZHARY
• Menurut Tahir Azhary, Secara historis dan praktis konsep negara hukum
muncul dalam berbagai model, diantaranya; negara hukum menurut Al-
Qur’an dan Sunnah atau nomokrasi Islam, negara hukum menurut konsep
Eropa Kontinental yang dinamakan rechtsstaat, negara hukum menurut
konsep Anglo-Saxon (rule of law), konsep socialist legality, dan konsep
negara hukum Pancasila
NEGARA HUKUM MENURUT PLATO
• Pada abad ke-19, yaitu dengan munculnya konsep rechsstaat dari Freiderich
Julius Stahl, yang diilhami oleh pemikiran Immanuel Kant mengatakan
bahwa unsur-unsur negara hukum (rechtsstaat) adalah sebagai berikut:
a. Perlindungan hak-hak asasi manusia;
b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu;
c. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan; dan
d. Peradilan administrasi dalam perselisihan.
KONSEP NEGARA HUKUM MENURUT
A.V. DICEY
• Pada wilayah anglosakson, muncul pula konsep negara hukum (rule of law) dari A.V.
Dicey, dengan unsur-unsur sebagai berikut:
a) Supremasi aturan-aturan hukum (supremacy of the law); tidak adanya kekuasaan
sewenang-wenang (absence of arbitrary power), dalam arti bahwa seseorang
hanya boleh dihukum jika melanggar hukum;
b) Kedudukan yang sama dalam menghadapi hukum (equality before the law). Dalil
ini berlaku baik untuk semua orang biasa maupun untuk pejabat; dan
c) Terjaminnya hak-hak manusia oleh undang-undang (di negara lain oleh undang-
undang dasar) serta keputusan-keputusan pengadilan.
UNSUR-UNSUR NEGARA HUKUM
• Dalam konsep legal state terdapat prinsip pembatasan peranan negara dan pemerintahan
dalam bidang politik dan terdapat prinsip dalam bidang ekonomi yang melarang negara dan
pemerintah mencampuri kehidupan ekonomi masarakat.
• Akibat pembatasan ini pemerintah atau administrasi negara menjadi pasif, dan oleh
karenanya sering disebut negara penjaga malam (nachtwakerstaat atau nachtwachtersstaat).
• Adanya pembatasan negara dan pemerintahan ini dalam praktiknya ternyata berakibat
menyengsarakan kehidupan warga negara, yang kemudian memunculkan rekasi dan
kerusuhan social.
• Dengan kata lain, konsepsi negara penjaga malam telah gagal dalam implementasinya.
NEGARA KESEJAHTERAAN (WALFARE STATE)
• Ciri utama negara dengan konsep walfare state ini adalah munculnya kewajiban
pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan umum bagi warganya.
• Dengan kata lain ajaran walfare state merupakan bentuk konkret dari peralihan
prinsip staatsonthounding, yang membatasi peran negara dan pemerintahan
untuk mencampuri kehidupan ekonomi dan social masyarakat, menjadi
staatsbemoeienis yang menghendaki negara dan pemerintah terlibat aktif dalam
kehidupan ekonomi dan social masyarakat, sebagai langkah untuk mewujudkan
kesejahteraan umum, disamping menjaga ketertiban dan keamanan (rust en
orde).
RECHSSTAAT MENURUT PHILIPUS M. HADJON
DAN TUNDUKNYA PEMERINTAH PADA HUKUM
• Dengan adanya sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, maka sudah
sepantasnya dimaknai dengan diakuinya dan dilindunginya hak-hak dasar
manusia dalam suatu kehidupan bernegara.
PENGERTIAN HAM DALAM
TAP MPR RI N0. XVII/MPR/1998 TENTANG HAM
• Hak asasi manusia adalah adalah hak sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Esa yang melekat pada diri manusia, bersifat kodrati, universal dan abadi,
berkait dengan harkat dan martabat manusia
PENGERTIAN HAM MENURUT
UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 1999
• Lopa : hak yang melekat pada manusia, yang tanpa dengannya manusia
mustahil dapat hidup sebagai manusia.
• Budiardjo : Hak asasi merupakan hak yang dimiliki manusia yang telah
diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan kelahiran atau kehadirannya
di dalam kehidupan masyarakat.
• Maududi : Hak asasi manusia diartikan sebagai hak-hak kodrati yang
dianugrahkan Allah Subhanahu Wataala kepada setiap manusia, yang
tidak dapat dicabut atau dikurangi oleh kekuasaan atau badan apa pun.
PENGERTIAN HAM
• John Locke : Hak Asasi Manusia adalah hak yang dibawa sejak lahir yang secara
kodrati melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu gugat (bersifat
mutlak).
• Darji Darmodihardjo : hak-hak asasi manusia adalah dasar atau hak-hak pokok
yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa. Hak-hak
asasi itu menjadi dasar dari hak dan kewajibn-kewajiban yg lain.
• Koentjoro Poerbo Pranoto : hak asasi manusia adalah hak yang bersifat asasi.
Artinya, hak-hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya yang tidak dapat
dipisahkan dari hakikatnya sehingga bersifat suci.
NASKAH-NASKAH TENTANG HAK ASASI MANUSIA
• Pada saat terjadinya PD II, Nazi-Jerman telah menginjak-injak HAM. Melihat kenyataan
ini Presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt menganggap bahwa hak-hak asasi
manusia yang lahir pada abad ke-17 dan ke-18 yang hanya menatur tentang hak politik
saja tidaklahk cukup, perlu juga dirumuskan hak-hak lain yang lebih luas. Maka lahirlah
The Four Freedoms (Empat Kebebasan), yang meliputi:
1) Kebebasan untuk berbicara dan menyatakan pendapat (freedom of speech)
2) Kebebasan beragama (freedom of religion)
3) Kebebasan dari rasa ketakutan (freedom for fear)
4) Kebebasan dari kemelaratan (freedom for want)
KOMISI HAK-HAK ASASI MANUSIA
(COMMISION OF HUMAN RIGHTS)
• Komisi Hak-hak Asasi Manusia yang didirikan oleh PBB pada tahun
1946, menetapkan secara terperinci beberapa hak ekonomi dan sosial, di
samping hak politik, dan pada tahun 1948 hasil pekerjaan komisi ini,
Pernyataan Sedunia tentang Hak-hak Asasi Manusia (Universal
Declaration of Human Rights) diterima secara aklamasi oleh negara-
negara tang tergabung dalam PBB.
KARAKTERISTIK HAK ASASI MANUSIA
c. Hakiki, yang berarti bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak semua
manusia yang sudah ada sejak lahir.
d. Universal, yang berarti bahwa hak asasi manusia berlaku untuk semua
orang tanpa memandang status mereka, etnis, jenis kelamin, atau
perbedaan lainnya. Kesetaraan adalah salah satu dari ide-ide hak asasi
manusia
JENIS HAK ASASI MANUSIA
• Pada dasarnya hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada setiap
manusia yang lahir berlaku sejak awal kehidupan dan tidak dapat
diganggu gugat oleh siapapun. Secara garis besar, hak asasi manusia dapat
diklasifikasikan ke dalam enam jenis sebagai berikut :
a. Hak Pribadi (Personal Rights)
b. Hak Politik (Political Rights)
c. Hak Hukum (Legal Equality Rights)
JENIS HAK ASASI MANUSIA
• Hak yang berhubungan dengan kehidupan social. Contoh hak social dan
budaya tersebut adalah.
a) Hak untuk menentukan, memilih , dan mendapatkan pendidikan.
b) Hak untuk pendidikan.
c) Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan
minat mereka.
HAM DALAM UUD 1945
• Hak Asasi Manusia termaktub di dalam UUD 1945 cukup banyak, yaitu
yang terdapat di dalam Pasal 28 yaitu tentang kemerdekaan berserikat dan
berkumpu, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya
di tetapkan dengan undang-undang.
HAM DALAM UUD 1945
• Pasal 28A sampai dengan Pasal 28J juga mengatur Hak Asasi Manusia yang meliputi :
1) Hak untuk hidup serta mempertahankan hidup dan kehidupan,
2) Hak membentuk keluarga dan melanutkan keturunan melalui perkawinan yang sah,
3) Hak kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta hak perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi bagi anak,
4) Hak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, mendapatkan pendidikan dan
memperoleh manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya,
5) Hak memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat bangsa dan negaranya,
6) Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum dan sebagainya.
HAM DALAM ISLAM
• Terdapat beberapa hak asasi yang tecantum di dalam Al-Qur’an antara lain :
a) Hak Hidup (Al-Maidah, 5:32; Al-Isra’17:33; Al-An’am,6:151)
b) Hak Milik (Al-Baqarah, 2:188; An-Nisa’,4:29)
c) Perlindungan dan Kehormatan (Al-Hujurat,49:11; Al-Hujurat,49:11-12)
d) Keamanan dan Kesucian Kehidupan Pribadi (An-Nur,42:27)
e) Keamanan Kemerdekaan Pribadi (An-Nisa’4:58; Al-Hujurat,49:6)
f) Perlindungan dan Hukuman Penjara yang Sewenang-wenang (Al-An’am:164; Fathir,35:18)
g) Hak untuk Memprotes Kezaliman Tirani (An-Nisa’,4:148; Ali-Imran,3:110)
h) Kebebasan Hati Nurani dan Keyakinan (Al-Baqarah,2:256; Al-Kahfi,18:29)
PERLINDUNGAN DARI RASULULLAH SAW KEPADA
GOLONGAN KRISTEN NAJRAN
2. Kesatuan Sosila Budaya, yaitu perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan
sosial dan budaya, dalam arti:
a. Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus merupakan
kehidupan yangs serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang
sama, merata dan seimbang serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan
kemajuan bangsa;
b. Bahwa budaya Indonesia pada hakekatnya adalah satu, sedangkan corak ragam
budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang menjadi modal
dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya, yang hasil-hasilnya dapat
dinikmati oleh bangsa.
KESATUAN EKONOMI
3. Hambatan : adalah suatu hal yang bersifat melemahkan atau menghalangi secara
tidak konsepsional yang berasal dari dalam atau diri sendiri.
4. Gangguan : adalah suatu hal atau usaha yang berasal dari luar yang bertujuan
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.
5. Keuletan : ada;ah usaha terus menerus sera giat dengan kemauan yang keras di
dalam menggunakan segala kemampuan dan kecakapan untuk mencapai tujuan
atau yang di cita-citakan.
6. Ketangguhan : adalah kekuatan yang menyebabkan seseorang atau sesuatu dapat
bertahan kuat menderita atau kuat menanggung beban.
PENJELASAN BEBERAPA ISTILAH PENTING DARI
PENGERTIAN KETAHANAN NASIONAL
• Asas Ketahanan Nasional Indonesia adalah tata laku yang didasari oleh
nilainilai yang yang tersusun berlandasan Pancasila, UUD 1945 dan
Wawasan nasional. Asas-asas tersebut adalah :
1. Asas kesejahteraan dan keamanan;
2. Asas menyeluruh terpadu (komperhensif integral);
3. Asas mawas ke dalam dan mawas ke luar;
4. Asas kekeluargaan.
SIFAT-SIFAT KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
• Latar Belakang :
• Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari berbagai suku, kebudayaan, dan
agama. Kemajemukan tersebut merupakan kekayaan dan kekuatan yang sekaligus
menjadi tantngan bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi dinamika kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara baik yang berasal dari dalam maupun luar
negeri.
• Adanya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 (berasal dari berbagai
daerah)
• Proklami kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945
FENOMENA KONFLIK DAN DISINTEGRASI
• Makna keragaman dari perspektif yang kebih timur dapat dilihat dari sejarah masyarakat
Madinah yang terkenal dengan Piagam Madinah.
• Ketika Islam menyebar ke Madinah, sebagian suku memeluk agama Islam, sebagian tetap
dengan agama mereka seperti Yahudi, Nasrani, Majusi.
• Seiring dengan perkembangan Islam, madinah akhirnya menjadi pusat pemerintahan Islam,
yang masyarakatnya terdiri dari berbagai agama dengan penduduk Islam sebagai mayoritas
• Untuk menjaga keserasian hubungan antara masyarakat yang berbeda identitas, maka
ditetapkanlah oleh pemerintahan Islam di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad Saw satu
peraturan yang mengatur kehidupan bersama yang dikenal dengan nama Piagam Madinah
PENANGANAN KONFLIK SOSIAL BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NO.7 TAHUN 2012
• Ali Mazrui yang dikutip oleh Abdul Roshid, mengidentifikasi lima aspek yang saling berkaitan
dalam membentuk integrasi nasional yaitu sebagai berikut :
1. Fusi dari norma dan budaya (termasuk nilai bersama, gaya hidup dan Bahasa yang biasa
digunakan);
2. Dorongan pada interdependensi ekonomi;
3. Memperkecil jarak anata elit dengan massa, kelompok miskin dan kaya, daerah pusat kota dan
pinggiran kota (integrasi nasional);
4. Resolusi semua konflik yang muncul;
5. Saling berbagi pengalaman sehingga orang menyadari bahwa sebenarnya mereka melakukan sau
upaya yang sama bersamaan.
DAFTAR PUSTAKA