Anda di halaman 1dari 178

PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN
LANDASAN YURIDIS PENDIDIKAN PANCASILA
LANDASAN YURIDIS PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN

• Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional


Pasal 39 ayat (2) menyebutkan bahwa isi kuriklum setiap jenis, jalur dan
jenjang pendidikan wajib memuat (a) Pendidikan Pancasila; (b)
Pendidikan Agama; (c) Pendidikan Kewarganegaraan.
• Di Perguruan Tinggi, Pendidikan Kewarganegaraan diejawantahkan salah
satunya melalui matakuliah Pendidikan Kewiraan yang
diimplementasikan sejak Undang-undang No.2 tahun 1989 diberlakukan
sampai rezim orde baru berakhir.
LANDASAN YURIDIS PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN

• Pasal 35 ayat (5) Undang-undang No 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan


Tinggi.
• Pasal tersebut menyatakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib
memuat mata kuliah pendidikan agama, pendidikan Pancasila, pendidikan
kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia.
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN
PENGERTIANNYA
PENDIDIKAN KEWIRAAN DAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

• Seiring dengan perkembangan dan perubahan politik dari era otoritarian ke era
demokratisasi, Pendidikan Kewarganegaraan melalui matakuliah Pendidikan Kewiraan
dianggap sudah tidak relevan dengan semangat reformasi dan demokratisasi.
• Matakuliah Pendidikan Kewiraan ditinggalkan karena berbagai alasan, antara lain
sebagai berikut : pola pembelajaran yang indoktrinatif dan monolitik, muatan materi
ajarannya yang sarat dengan kepentingan ideologi rezim. Dengan demikian Pendidikan
Kewiraan telah keluar dari semangat hakikat pendidikan nilai dan pendidikan demokrasi.
• Melihat kenyataan tersebut, diperlukan upaya rekonstruksi dan reorientasi pendidikan
kewarganegaraan
CIVIC EDUCATION

• Henry Randall Waite dalam penerbitan majalah The Citizen dan Civics,
pada tahun 1886, merumuskan pengertian Civics yang dapat dirumuskan
menjadi
• ilmu kewarganegaraan yang membicarakan hubungan manusia dengan (a)
manusia dalam perkumpulan-perkumpulan yang terorganisasi (organisasi
sosial, ekonomi, politik); (b) individu-individu dengan negara.
(Sumantri,2001:281)
CIVIC EDUCATION,
PENDIDIKAN KEWARGAAN, DAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
• Secara bahasa istilah Civic Education oleh sebagian pakar diterjemahkan ke dalam
Bahasa Indonesia menjadi Pendidikan Kewargaan, dan Pendidikan
Kewarganegaraan.
• Istilah Pendidikan Kewargaan diwakili oleh Azyumardi Azra dan Tim ICCE
(Indonesian Center for Civic Education) UIN Jakarta sebagai pengembang Civic
Education di Perguruan Tinggi yang pertama.
• Sedangkan istilah Pendidikan Kewarganegaraan diwakili oleh Zamroni,
Muhammad Numan Soemantri, Udin S. Winataputra, dan Tim CICED (Center
Indonesian for Civic Education), Merphin Panjaitan, Soedijarto, dan pakar lainnya.
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
MENURUT ZAMRONI

• Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang


bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berfikir kritis dan
bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada
generasi baru kesadaran bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan
masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat.
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
MENURUT ZAMRONI

• Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu proses yang dilakukan oleh


lembaga pendidikan di mana seseorang mempelajari orientasi, sikap dan
prilaku politik sehingga yang bersangkutan memiliki political knowledge,
awareness, attitude, political efficacy dan political participation serta
kemampuan mengambil keputusan politik secara rasional dan
menguntungkan bagi dirinya juga bagi masyarakat dan bangsa
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENURUT
MERPHIN PANJAITAN DAN SOEDIJARTO

• Menurut Merphin Panjaitan, Pendidikan Kewarganegaraan adalah


pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mendidik generasi muda
menjadi warga negara yang demokratis dan partisipatif melalui suatu
pendidikan yang dialogial
• Menurut Soedijarto mengartikan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai
pendidikan politik yang bertujuan untuk membantu peserta didikan untuk
menjadi warga negara yang secra politik dewasa dan ikut serta
membangun system politik yang demokratis.
TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERDASARKAN
KEPUTUSAN DIKTI RI NO.267/DIKTI/2000

• Menurut Keputusan Dikti Depdiknas RI Pasal 3 No. 267/DIKTI/2000 tentang


Penyempurnaan Garis Besar Proses Pembelajaran Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian (MPK) pendidikan kewarganegaraan pada perguruan tinggi di
Indonesia,
• Bahwa PKn dirancang dengan maksud untuk memberikan pengertian kepada
mahasiswa tentang pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antar warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela
negara sebagai bekal agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara.
TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

• Sedangan pada Pasal 4 menyebutkan bahwa PKn di perguruan tinggi


bertujuan untuk :
a) Dapat memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajiban secara
santun, jujur dan demokratis secara ikhlas sebagai warga negara terdidik
dalam kehidupannya selaku warga negara Republik Indonesia yang
bertanggung jawab.
TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

b) Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragam masalah dasar


kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang hendak diatasi
dengan penerapan pemikiran yang berlandaskan Pancasila, wawasan
nusantara dan ketahanan nasional secara kritis dan bertanggung jawab.
c) Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai perjuangan
serta patriotisme yang cinta tanah air, rela berkorban bagi nusa dan
bangsa.
TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGAAN

• Searah dengan perubahan pendidikan ke masa depan dan dinamika


internal bangsa Indonesia, program pembelajaran Pendidikan
Kewargaegaraan di Perguruan Tinggi harus mampu mencapai tujuan :
a. Mengembagkan sikap dan perilaku kewarganegaraan yang
mengapresiasi nilai-nilai moral-etika dan religius;
b. Menjadi warga negara yang cerdas berkarakter, menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan;
TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

c. Menumbuhkembangkan jiwa dan semangat nasionalisme, dan rasa cinta


pada tanah air;
d. Mengembangkan sikap demokratik berkeadaban dan bertanggung jawab,
serta mengembangkan kemampuan kompetitif bangsa di era globalisasi;
e. Menjujung tinggi nilai-nilai keadilan
IDENTITAS NASIONAL
IDENTITAS NASIONAL

• Identitas nasional yang berasal dari kata national identitiy dapat diartikan
sebagai kepribadian nasional atau jati diri nasional.
• Kepribadian nasional atau jatidiri nasional adalah jatidiri yang dimiliki
oleh suatu bangsa.
KEPRIBADIAN / JATIDIRI BANGSA INDONESIA

• Diantara kepribadian atau jatidiri bangsa Indonesia adalah : Beradab,


bangsa yang berbudaya, bangsa yang beretika
• Implementasi jatidiri atau kepribadian nasional dalam kehidupan sehari-
hari diantaranya adalah, mengindahkan nilai-nilai moral dan etika, sopan-
santun, ramah-tamah.
LAHIRNYA IDENTITAS NASONAL

• Lahirnya Identitas suatu bangsa tidak dapat dilepaskan dari dukungan dua
faktor yang diantaranya adalah
a. Faktor obyektif yang berkaitan dengan geografis, ekologis, dan
demografis serta
b. Faktor Subyektif yaitu faktor-faktor historis, politik, social dan
kebudayaan yang dimiliki bangsa itu
PENDAPAT ROBERT DE VENTOS TETANG TEORI
MUNCULNYA IDENTITAS NASIONAL

• Mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional sebagai hasil interaksi


historis antara empat faktor penting, yaitu :
1) Faktor primer, yang mencakup entitas, territorial, bahsa, agama, dan yang sejenisnya,
2) Faktor pendukung, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya
angkatan bersenjata modern, dan sentralisasi monarki,
3) Faktor penarik, ketiga mencakup kodifikasi Bahasa dalam gramatika yang resmi,
tumbuhnya irokrasi dan pemantapan sistem pendidikan nasional,
4) Faktor reaktif, meliputi penindasan, dominasi dan mencari identitas alternatif melalui
memori kolektif rakyat.
UNSUR-UNSUR PEMBENTUK IDENTITAS NASIONAL
MENURUT ROSYADA

• Terdapat empat unsur-unsur pembentuk identitas nasional menurut


Rosyada
1. Suku Bangsa
2. Agama
3. Kebudayaan
4. Bahasa
NEGARA DAN KONSTITUSI
NEGARA DAN KONSTITUSI

• Menurut Mochtar Kusummaatmadja dan R. Agoes, negara merupakan


suatu terotorial yang berdaulat. Setiap negara dalam batas, wilayahnya
mempunyai kekuasaan tertinggi dan eksklusif
• Negara dapat diartikan suatu organisasi kekuasaan yang meruakan
persetujuan masyarakat dan merupakan alat untuk mencapai tujuan
bersama
• Dengan mengetahui tujuan suatu negara, akan dapat dikaji sifat serta
legitimasi kekuasaan dari organisasi negara tersebut (Naning, 1983:28)
PENGERTIAN NEGARA

• Samidjo (1986: 28-29) mengutip beberapa pengertian negara enurut beberapa ahli
hukum tata negara sebagai berikut :
• Plato : Negara adalah suatu tubuh yang senantiasa maju, berevolusi, terdiri dari
orang-orang (individu-individu).
• Grotius/Hugo de Groot : Negara adalah ibarat status perkakas yang dibikin manusia
untuk melahirkan keberuntungan dan kesejahteraan umum.
• Thomas Hobbes : Negara adalah suatu tubuh yang dibuat oleh orang banyak
beramai-ramai, yang masing-masing berjanji akan memakainya menjadi alat untuk
keamanan dan perlindungan bagi mereka.
PENGERTIAN NEGARA

• J.J. Rousseau : Negara adalah perserikatan dari rakyat bersama-sama yang


melindungi dan mempertahankan hak masing-masing diri dan harta benda
anggota-anggota yang tetap hidup dengan bebas merdeka.
• Bellefroid : Negara itu suatu persekutuan hukum yang menempati suatu wilayah
untuk selama-lamanya dan yang dilengkapi dengan suatu kekuasaan tertinggi
untuk menyelenggarakan kemakmuran rakyat sebesar-besarnya.
• Logemann : Negara adalah suatu organisasi kemasyarakatan yang mempunyai
tujuan dengan kekuasaannya mengatur serta menyelenggarakan sesuatu
masyarakat.
PENGERTIAN NEGARA

• Ibnu Khaldun : Negara merupakan suatu tubuh yang persis keadaanya


sebagai tubuh manusia, mempunyai sifat tabiat sendiri, mumpunyai sifat
tabiat sendiri, mempunyai badan jasmani dan rohani, dan mempunyai
batas umur sebagai halnya keadaan manusia. Ada masanya lahir dan
tumbuh, ada pula masanya muda dan dewasa, dan ada masanya tua
Bangka dan mati.
TEORI TUJUAN NEGARA

• Berdasarkan teori tujuan negara, tujuan negara bermacam-macam,


tergantung dari teori tujuan negara itu sendiri. Menurut Naning (1983:28)
ada beberapa teori tujuan negara, antara lain :
1. Teori Kekuasaan
2. Teori Keamanan/Ketertiban
3. Teori Kemerdekaan
4. Teori Kesusilaan
TEORI TUJUAN NEGARA

5. Teori Kebahagiaan
6. Teori Keadilan
7. Teori Kesejahteraan
8. Teori Negara Republik Indonesia
KONSTITUSI

• Dalam Bahasa Prancis Istilah konstitusi berasal dari kata continuer


• Menurut Sri Soemantri konstitusi dan Undang-Undang Dasar memiliki
arti yang sama. Hal ini sesuai dengan praktik ketatanegaraan di sebagian
besar negara dunia, termasuk juga Indonesia.
• Apeldoorn berandangan bahwa Constitution (konstitusi) memuat baik
yang tertulis maupun yang tidak tertulis, sedangkan gronwet (Undang-
Udang Dasar) merupakan bagian yang tertulis dari suatu konstitusi.
PENGERTIAN KONSTITUSI

• Tikok (1988) mengutip pengertian konstitusi dari beberapa ahli hukum


tata negara yaitu:
• G.J. Wolhoff, Undang-Undang Dasar atau Konstitusi adalah undang-
undang yang tertinggi dalam negara yang memuat dasar-dasar seluuruh
system hukum negara lain;
• K.C.Wheare F.B.A., Konstitusi dipakai untuk melukiskan seluruh system
pemerintahan suatu negara, kumpulan peraturan yang menetapkan dan
mengatur atau memerintah pemerintahan.
PENGERTIAN KONSTITUSI MENURUT
USEP RANUWIDJAJA

• Konstitusi itu merupakan salah satu dari sumber hukum tata negara yang
formal tertulis, hukum yang di hasilkan oleh undang-undang organik, undang-
undang…dan lain-lainnya
• Beliau memasukan undang-undang dasar sebagai salah satu bagian atau bentuk
sumber hukum tata negara yang formal dan tertulis, yang di dalam ya mengatur
segala sesuatu yang berhubungan dengan organisasi negara secara umum yang
terdiri atas atau meliputi struktur umum organisasi negara dan badan-badan
ketatanegaraan yang di negara kita disebut lembaga-lembaga negara.
PENGERTIAN KONSTITUSI MENURUT
WIRJONO PRODJODIKORO

• Konstitusi berarti pembentukan, berasal dari kata kerja costituer (Prancis)


yang berarti membentuk. Sedangkan kita tahu yang dibentuk adalah
negara. Jadi, konstitusi mengandung permulaan dari segala peraturan
mengenai suatu negara.
• Beliau membedakan adanya konstitusi tertulis dan tidak tertulis.
PENGERTIAN KONSTITUSI MENURUT
SRI SUMANTRI

• Istilah konstitusi berasal dari perkataan constitution. Dalam Bahasa Indonesia kita jumpai istilah
hukum yang lain, yaitu Undang-Undang Dasar dan/ hukum dasar. Yang dalam perkembangannya
isti;ah konstitusi mempunyai dua pengertian, yaitu pengertian yang luas dan pengertian yang sempit.
Pengertian konstitusi dalam arti sempit ini tidak menggambarkan keseluruhan kumpulan peraturan,
baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis (legal and non legal) maupun yang dituangkan dalam
suatu dokumen tertentu seperti berlaku di Amerika Serikat dan negara-negara lain.
• Konstitusi dalam pengertian yang luas menggabarkan keseluruhan system ketatanegaraan suatu
negara, yaitu berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah negara.
Peraturan-peraturan yang disebut di atas ada yang tertulis sebagai keputusan badan yang berwenang,
dan ada yang tidak tertulis yang berupa usages, understanding, customs, atau convention
KEDUDUKAN KONSTITUSI

• Konstitiusi memiliki kedudukan yang sangat penting, terutama pada masa


peralihan dari negara feodal monarki atau oligarki, yang memusatkan
kekuasaan mutlak pada penguasa ke negara nasional demokrasi, menurut
Thaib, Hamidi dan Huda (2004: 17-18) konstitusi berkedudukan sebagai
banteng pemisah antara rakyat dan penguasa yang kemudian secara
berangsur-berangsur mempunyai fungsi sebagai alat rakyat sebagai alat
perjuangan kekuasaan melawan golongan penguasa.
KEDUDUKAN KONSTITUSI (LANJUTAN)

• Sejak itu kedudukan dan perannya dari sekedar penjaga keamanan dan
kepentingan hidup rakyat tehadap kezaliman golongan penguasa, menjadi
senjta pamungkas rakyat untuk mengakhiri kekuasaan sepihak satu
golongan dalam system monarki dan oligarki, serta untuk membangun tata
kehidupan baru atas dasar kepentingan bersama rakyat dengan
menggunakan berbgai ideologi, seperti individualisme, liberalisme,
universalisme, demokrasi dan sebagainya.
KONSTITUSI MENURUT SRI SUMANTRI

• Menurut Sri Sumantri (Tikok, 1988:115) menyatakan bahwasannya tidak


ada satu negara pun di dunia sekarang ini yang tidak mempunyai
konstitusi atau undang-undang dasar. Konstitusi menurut sejarahnya
dimaksudkan untuk menentukan batas wewenang penguasa, menjamin
hak rakyat, dan mengatur jalannya pemerintahan.
KONSTITUSI MENURUT SRI SUMANTRI

• Pada umumnya undang-undang dasar atau konstitusi menurut Sri


Sumantri (Tikok,1998:141) berisi tiga hal pokok yaitu :
1. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negara;
2. Ditetapkannya susunan ketatanegaraan yang bersifat fundamental; dan
3. Danya pembagian dan pembatasan tugas yang bersifat fundamental
SEJARAH PERUMUSAN UNDANG-UNDANG NEGARA
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

1. Sidang BPUPKI dan Perumusan Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945
2. Sidang PPKI 18 Agustus 1945
PERUBAHAN SISTEM KETATANEGARAAN
REPUBLIK INDONESIA YANG PERTAMA

1. Konstitusi Republik Indonesia Serikat Tahun 1949


2. Undang-Undang Dasar Sementara 1950
3. Dekrit Presiden 5 Juli 1959
SIDANG BPUPKI DAN PERUMUSAN
UNDANG-UNDANG DASAR 1945

• Sidang BPUPKI II (10-16 Juli 1945) hari pertama 10 juli 1945 berhasil
membentuk beberapa panitia, antara lain Panitia Perancang Undang-
Undang Dasar, yang diketuai oleh Ir.Soekarno, yang beranggotakan 18
orang.
HUBUNGAN NEGARA DENGAN WARGA NEGARA
HUBUNGAN NEGARA DENGAN
WARGA NEGARA

• Hubungan negara dengan warga negara biasanya diatur di dalam Konstitusi


Negara. Negara mempunyai kewajiban tertentu terhadap warga negaranya.
• Di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia alinea keempat
Negara kita memiliki fungsi atau bertujuan yang khusus terkait dengan warga
negaranya yaitu:
a) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;
b) Memajukan kesejahteraan umum; dan
c) Mencerdasakan kehidupan bangsa;
WARGA NEGARA DAN PENGERTIANNYA

• Warga Negara diartikan dengan orang-orang sebagai bagian dari suatu


penduduk yang menjadi unsur negara.
• Istilah ini dulu biasa disebut hamba atau kawula negara
• Istilah warga negara lebih sesuai dengan kedudukannya sebagai orang
merdeka dibandingan dengan istilah hamba atau kawula negara, akrena
warga negara mengandung arti peserta, anggota atau warga dari suatu
negara, yakni peserta dari suatu persekutuan yang didirakna dengan
kekuatan bersama.
DEFINISI WARGA NEGARA

• AS Hikam : warga negara merupakan terjemahan dari citizenship adalah anggota


dari sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri.
• Istilah ini menurutnya lebh baik ketimbang istilah kawula negara, karena kawula
negara betul-betul berarti objek yang dalam nahasa Inggris (object) berarti orang
yang dimiliki dan mengabdi kepada pemiliknya.
• Secara singkat Koerniatmanto S., mendefinisikan warga negara dengan Anggota
Negara. Sebagai anggota negara, seorang warga negara mempunyai kedudukan
yang khusus terhadap negaranya. Ia memiliki hubungan hak dan kewajiban yang
bersifat timbal balik terhadap neganya.
WARGA NEGARA DALAM UUD 45

• Undang-Undang Dasar 1945 pada bab X Pasal 26 tentang Warga Negara dan
oenduduk menyebutkan bahwa:
• (1) yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara;
• (2) penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia;
• (3) hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang
WARGA NEGARA DALAM UUD 45

• Dalam konteks Indonesia, istilah warga negara, sesuai dengan Pasal 26


UUD 1945 dimaksudkan untuk bangsa Indonesia asli dan bangsa lain
yang disahkan undang-undang sebagai warga negara.
• Dalam penjelasan UUD 1945 pada Pasal 26 tersebut dinyatakan bahwa
orang-orang bangsa lain, misalnya peranakan Belanda, peranakan Cina,
peranakan Arab dan lain-lain yang bertempat tinggal di Indonesia,
mengaku Indonesia sebagai Tanah Airnya dan bersikap setia kepada
Negara Republik Indonesia dapat menjadi warga negara.
WARGA NEGARA DALAM
UNDANG-UNDANG

• Berdasarkan Pasal 1 UU No. 22 Tahun 1958 dinyatakan bahwa warga


negara Indonesia adalah orang-orang yang berdasarkan perundang-
undangan dan/atau perjanjian-perjanjian dan/atau peraturan-peraturan
yang berlaku sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga
negara Republik Indonesia.
WARGA NEGARA DALAM UNDANG-UNDANG

• Dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 menyebutkan bahwa warga


negara Indonesia adalah :
a. Setiap orag yang berdasarkan peraturang perundang-undangan dan/atau
berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain
sebelum undang-undang ini berlaku sudah menjadi warga negara Indonesia;
b. Anak-anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu warga
negara Indonesia;
c. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara
Indonesia dan ibu warga negara asing;
WARGA NEGARA DALAM UNDANG-UNDANG

d. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing dan
ibu warga negara Indonesia;
e. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah ari seorang ibu warga negara Indonesia,
tetapi ayahnya todak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya
tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut;
f. Anak yang lahir dalam tenggak waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal
dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya warga negara Indonesia (tenggak waktu
300 hari, dengan pertimbangan bahwa tenggak waktu tersebut merupakan tenggak
waktu yang dianggap cukum meyakini bahwa anak tersebut benar-benar anak dari ayah
yang meninggal dunia);
WARGA NEGARA DALAM UNDANG-UNDANG

g. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
Indonesia;
h. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
asing yang diakui oelh seorang ayah warga negara Indonesia sebagai anaknya
dan pengakuan ini dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan belas)
tahun atau belumkawin (pengakuan terhadap anak dalam ketentuan ini
dibuktikan dengan penetapan pengadilan);
i. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir
tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya;
WARGA NEGARA DALAM UNDANG-UNDANG

j. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah Republik Indonesia selama
ayah dan ibunya tidak diketahui;
k. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaanya;
l. Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang
ayah dan ibu warga negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara anak
tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang
bersangkutan;
WARGA NEGARA DALAM UNDANG-UNDANG

m. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikbulkan permohonan
kewarga-negaraanya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
WARGA NEGARA DALAM UNDANG-UNDANG

• Di samping itu Pasal 5 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 menambahkan:


a. Anak warga negra Indonesia yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum
berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin diakui secara sah oleh
ayahnya yang berkewargaan asing tetap diakui sebagai warga negara
Indonesia;
b. Anak warga negara Indonesia yang belum berusia 5 (lima) tahun diangkat
secara sah sebagai anak oleh warga negara asing berdasarkan penetapan
pengadilan tetap diakui sebagai warga negara Indonesia.
ASAS KEWARGANEGARAAN UMUM

• Asas Kewarganegaraan Umum (Universal) yang dianut oleh undang-undang


kewarganegaraan Republik Indonesia :
1. Asas ius sanguinis (law of the blood), yaitu asas yang menetukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan tempat
kelahiran;
2. Asas ius soli (law of the solI), yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas
bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini;
ASAS KEWARGANEGARAAN UMUM

3. Asas kewarganegaraan tunggal, adalah asas yang menetukan satu


kewarganegaraan bagi setia orang;
4. Asas kewarganegaraan ganda terbatas, adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam undang-undang ini (merupakan suatu pengecualian).
ASAS KEWARGANEGARAAN KHUSUS

• Terdapat beberapa asas kewarganegaraan khusus, yaitu :


1. Asas kepentingan nasional, yaitu asas yang menentukan bahwa
peraturan kewarganegaraan mengutamakan kepentingan nasional
Indonesia, yang bertekad mempertahankan kedaulatannya sebagai
negara kesatuan yang memiliki cita-cita tujuannya sendiri;
2. Asas perlindungan maksimum, adalah asas yang menetukan bahwa
pemerintah wajib memberikan perlindungan penuh kepada setiap
warga negara Indonesia dalama keadaaan apapun di uar negeri;
ASAS KEWARGANEGARAAN KHUSUS

3. Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan, adalah asas yang


menentukan bahwa setiap warga negara Indonesia mendapatkan perlakuan
yang sama di dalam hukum dan pemerintahan;
4. Asas kebenaran substantive, adalah prosedur kewarganegaraan seseorang tidak
hanya bersifat administrative, tetapi yang disertai substansi dan syarat-syarat
pemohonan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya;
5. Asas nonkontradiktif, yaitu asas yang tidak membedakan perlakuan dalam
segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras,
agama, golongan, jenis kelamin dan gender;
ASAS KEWARGANEGARAAN KHUSUS

6. Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia, adalah asas
yang dalam segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara harus
menjamin, melindungi, dan memuliakan hak asasi manusia pada umumnya dan
hak warga negara pada khususnya;
7. Asas keterbukaan, adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala al ihwal
yang berhubungan dengan warga negaa harus dilakukan secara terbuka;
8. Asas publisitas, adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang
memperoleh atau kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia agar masyarakat mengetahuinya.
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA
SECARA UMUM

• Hak dapat diartikan wewenang menurut hukum. Sedangkan kewajiban


adalah sesuatu yang harus dilaksanakan. Tidak boleh ditinggalkan (Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1996)).
• Hak atau wewenang juga berarti izin atau kekuasaan yang diberikan
hukum. Menurut samidjo (1989:327-328) hak terdiri dari hak mutlak dan
hak relatif
HAK MUTLAK

• Hak mutlak adalah hak yang memberikan wewenang kepada seorang


untuk melakukan sesuatu perbuatan. Disebut hak mutlak karena dapat
dipertahankan terhadap siapa pun, dan sebaliknya siapa pun harus
menghormati hak tersebut. Hak mutlah dibagi menjadi tiga goongan
yaitu :
1) Hak asasi manusia atau hak-hak dan kebebasan dasar manusia, yang
diakui juga oleh negara kita (Pasal 28. 28A sampai 28J).
HAK MUTLAK

2. Hak publik mutlak, adalah beberapa hak dari suatu negara terhadap
penduduknya, yaitu hak-hak hanya dipunyai oleh negara itu sendiri,
seperti hak untuk dibela, hak untuk ditaati, hak untuk memaksa
membayar pajak, dsb.
3. Hak keperdataan, adalah hak-hak sebagai ketentuan yang didasarkan
atas hukum sipil, yang terdiri dari :
HAK KEPERDATAAN YANG DIDASARKAN ATAS
HUKUM SIPIL

a) Hak-hak perseorangan pribadi, seperti hak kehormatan, hak keselamatan


jiwa dan raganya, hak cipta, hak kekayaan intelektual, dll;
b) Hak-hak dalam lingkungan kekeluargaan, yaitu hak-hak yang timbul dari
hubungan kekeluargaan, seperti hak (kekuasaan) marital hak suami
terhadap isteri, hak orang tua terhadap anak, hak perwalian, hak
perempuan, dll.
HAK RELATIF (HAK NISBI)

• Adalah hak yang memberikan wewenang kepada seseorang atau beberapa


orang tertentu menuntut agar seseorang atau beberapa orang lain tertentu
memberikan sesuatu, melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.
• Contoh : dalam persetujuan jual beli terdapat hak relative seperti hak
penjual untuk menerima pembayaran dan mempunyai kewajiban untuk
menyerahkan barang kepada pembeli. Sedangkan hak pembeli untuk
menerima barang dan mempunyai kewajiban untuk melakukan
pembayaran kepada penjual.
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
DALAM UUD 45

• Hak dan kewajiban warga negara menurut Sumantri (2001:1) merupakan


syarat objektif dalam sebah organsasi negara demokratis. Karena itu
rakyat-bangsa yeng menempati sebuah negara telah mencantumkannya
dalam konstitusi negara
HAK WARGA NEGARA INDONESIA
DALAM UUD 45

• Secara garis besar, hak warga negara menurut UUD 45 adalah :


a. Sama kedudukannya di dalam hukum (Pas.27 ayat (1) UUD45);
b. Berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang ayak bagi kemanusiaan
(Ps.27 ayat (2) UUD 45);
c. Ikut serta dalam pembelaan negara (Ps.27 ayat (3) UUD 45);
d. Hak atas kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan (Ps. 28 UUD 45);
HAK WARGA NEGARA INDONESIA
DALAM UUD 45

e. Hak untuk memeluk agama masing-masing dan untuk beribadat menurut agama
dan kepercayaannya (Ps.29 ayat (2) UUD 45);
f. Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (Ps.30 ayat (1) UUD 45);
g. Hak untuk mendapatkan pendidikan (Ps.31 ayat (1) UUD 45);
h. Hak khusus fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara (Ps.34
ayat (1) UUD 45);
i. Hak fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas umum yang layak (Ps.34 ayat (3)
UD 45).
KEWAJIBAN WARGA NEGARA DALAM UUD 45

• Di samping warga negara memiliki hak, juga memiliki kewajiban, yang


harus dilaksanakan. Kewajiban warga negara Indonesia secara garis besar
di atur dalam UUD 45 antara lain :
a. Taat kepada hukum dan pemerintahan (Ps.27 ayat (1) UUD 45);
b. Ikut serta dalam upaya pembelaan negara (Ps. 27 ayat (3) UUD 45);
c. Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (Ps.30 ayat
(1) UUD 45)
KEWAJIBAN WARGA NEGARA DALAM UUD 45

d. Mengikuti pendidikan dasar (Ps.31 ayat (1) UUD 45);


e. Menghormati ahak asasi manusia orang ain dalam tertib kehidupan,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Ps.28 ayat (1));
f. Tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang
(Ps. 28 ayat (1))
KEWAJIBAN NEGARA DALAM
PEMBUKAAN UUD 45

• Secara tidak langsung UUD 45 mengatur kewajiban negara terhadap warga negara, antara lain di dalam
Pembukaan UUD 45 :
1) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;
2) Memajukan kesejahteraan umum;
3) Mencerdaskan kehidupan bangsa;
4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
social.
• Selain itu diatur pula kewajiban negara dalam UUD 45 seperti halnya dalam Pasal 28I ayat (4); Pasal 29
ayat (2); Pasal 30 ayat (2) ayat (3) dan ayat (4); Pasal 31 ayat (3) dan ayat (4) dan (5); Pasal 32 ayat (1);
Pasal 2 ayat (2); Pasal 33 ayat (3), ayat (4) dan ayat (5); Pasal 32 ayat (1); Pasal 2 ayat (2); Pasal 33 ayat
(2) dan ayat (4); Pasal 34 ayat (1) ayat (20 dan ayat (3).
KEWAJIBAN DAN TANGUNG JAWAB PEMERINTAH
BERDASARKAN UU NO. 39 TAHUN 1999

• BAB V Undang-Undang No.39 Tahun 1999 tentang HAM secara jelas mengatur
tentang kewajiban dan tanggung jawab pemerintah, yaitu :
a. Pemerintah wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi,
meneggakkan dan memajukan hak asai manusia yang diatur dalam Undang-
undang ini, peraturan perundang-undangan lain, dan hukum internasioal tentag
hak asasi manusia yang diterima oleh Negara Republik Indonesia (Pasal.71);
b. Kewajiban dan tanggung jawab Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
71, meliputi langkah implementasi yang efektif dalam bidang hukum, politik,
ekonomi, sosial, budaya pertahanan keamanan negara, dan bidang lain (Pasal 72).
DEMOKRASI DI INDONESIA
KONSEP DASAR DEMOKRASI

• Pengertian Demokrasi :
• Secara etimologis istilah demokrasi, yang merupaka terjemahan dari kata
democracy (Bahasa Inggris), berasal dari Bahasa Yunani.
• Menurut Heuken SJ, dkk (1998:173) istilah demokrasi merupakan
terjemahan dari istilah democratia. Istilah ini muncul pada abad ke-5 SM.
PENGERTIAN DEMOKRASI

• Heuken Sj, dkk juga menyebutkan juga bahwa istilah demokratia itu terbentuk
dari dua kata dalam Bahasa Yunani, yaitu demos yang berarto rakyat dan
kratia yang berarti pemerintahan. Dengan demikian secara harfian kata
demokrasi mempunyai arti yaitu pemerintahan oeh rakyat.
• Menurut Ranney, istilah demokrasi berasal dari dua kata dalam Bahasa
Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat dan kratein yang berarti rulling power
atau kekuasaan pemerintah. Dengan demikian asal kta demokrasi adalah, pola
pemerintahan dimana kekuasaan untuk memerintah ada di tangan rakyat.
SUBJEK DALAM PEMERINTAHAN DEMOKRASI

• Dari pengertian demokrasi menurut heuken Sj dkk serta Ranney terdapat


dua subjek dalam pemerintahan demokrasi, yaitu rakyat dan
pemerintahan, yang saling terhubung satu sama lain dalam rangka
menjalankan pemerintahan.
• Atas dasar demikian Abraham Lincoln mendefinisikan demokrasi sebagai
government of the people, by the people, and for the people (pameintahan
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
LANDASAN ETIS DALAM PELAKSANAAN DEMOKRASI

• Henry B Mayo (dalam Budiardjo, 2008:118), mengemukakan sejumlah nilai yang menjadi
landasan etis dalam pelaksanaan demokrasi, yaitu :
• Pertama, menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga;
• Kedua, menjamin terselenggaranya perubahan masyarakat secara damai;
• Ketiga, menyenggarakan pergantian pimpinan secara teratur;
• Keempat, membatasi penggunaan kekerasan sampai seminimal mungkin;
• Kelima, mengakui dan menganggap wajar adanya keanekaragaman dalam masyarakat, yang
tercermin dalam keanekaragaman pendapat, keanekaragaman kepentingan dan tingkah laku;
• Keenam, menjamin tegaknya keadilan.
NILAI-NILAI DASAR DEMOKRASI

• Menurut Cipto, et al. (2002:31-37) , nilai-nilai dasar demokrasi meliputi :


1. Kebebasan menyatakan pendapat;
2. Kebebasan berkelompok;
3. Kebebasan berpartisipasi;
4. Kesetaraan antar warga;
5. Rasa percaya (trust);
6. Kerjasama.
PERBEDAAN PEMERINTAHAN DEMOKRASI DENGAN
PEMERINTAHAN DIKTATOR/OTORITER MENURUT
RANNEY (1982: 279)
No. Kriteria Pembeda Sistem Demokrasi Sistem Diktator

1. Letak kedaulatan Kedaulatan ada di tangan rakyat Kedaulatan dipusatkan pada satu orang atau
sekelompok kecil elit

2. Kedudukan warga Semua rakyat mempunyai persamaan Berlaku azas ketidaksamaan politik di antara
negara dalam politik kedudukan dalam bidang politik sesame warga negara, kelas penguasa lebih tinggi
kedudukan politiknya disbanding rakyat biasa

3. Hubungan penguasa Penguasa wajib dan selalu berkonsultasi kepada Tidak ada konsultasi penguasa kepada rakyat
dengan rakyat rakyat tentang apa yang menjadi aspirasi rakyat

4. Prinsip pengambilan Berlaku prinsip mayoritas, artinya kehendak Berlaku aturan minoritas, artinya yang berhak
keputusan bagian terbesar warga negara lah yang menjadi menentukan keputusan akhir kebijaksanaan
pertimbangan utama dalam pengambilan pemerintahan negara adalah sekelompok kecil
keputusan warga negara, yaitu elit penguasa itu sendiri.
PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI

• Menurut Ranney (1982: 278) terdapat empat prinsip terkait dengan pemerintahan
demokrasi. Sementara itu Sulasmono (2011:116-122), menyatakan bahwa selain
keempat prinsip yang dikemukakan Ranney tersebut, dalam bentuknya yang ideal,
pemerintahan yang demokrasi mengandung lima prinsip lainnya, yaitu sebagai
berikut :
a. Prinsip Kedaulatan Rakyat;
b. Persamaan Politik;
c. Konsultasi Kepada Rakyat;
d. Majority Rule dan Minority Right
PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI

e. Pemerintahan Yang Terbatas;


f. Pemisahan dan Pembagian Kekuasaan;
g. Check and Balances/ Saling Kontrol dan Saling Mengimbangi;
h. Perlindungan Hak-Hak Asasi Manusia;
i. Pergantian Pimpinan Melalui Pemilihan
PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA

1. Demokrasi di awal kemerdekaan RI


2. Demokrasi parlementer di masa berlakunya Konstitusi RIS dan UUDS
1950 (27-12-1949 s.d. 5-7-1959)
3. Demokrasi terpimpin (5-71959 s.d. 11-3-1966)
4. Demokrasi di masa orde baru (11-03-1966 s.d. 21-5-1998)
5. Demokrasi di masa reformasi (22-5-1998 s.d. sekarang)
KONSEP PENDIDIKAN DEMOKRASI

• Menurut Zamroni (2011:28-31), pendidikan demokasi di sekolah harus


menekankan pada beberapa aspek :
• Pertama, kurikulum dan pembelajaran pendidikan demokrasi harus
menyampaikan pesan-pesan atau isi yang penting dan bermakna;
• Kedua, berkaitan dengan karakteristik pertama, materi pendidikan
demokrasi yang di bawa di ruang-rung kelas tidak hanya bersifat
pengetahuan teoritis murni, melainkan dipadukan dengan controversial
issue yang tengah merebak di masyarakat;
KONSEP PENDIDIKAN DEMOKRASI

• Ketiga, pendidikan demokrasi memberikan pelayanan pembelajaran yang


optimal kepada siswa, dengan mengimplementasikan kurikulum yang
fleksibel dan terbuka;
• Keempat, dilaksanakannya pendidikan kurikuler yang merupakan
kegiatan dengan tujuan yang jelas, tidak sekedar pelengkap dalam
kegiatan sekolah;
• Kelima, dikembangkannya partisipasi dalam pengelolaan sekolah, dan
keenam, dilaksanakannya simulasi proses demokrasi di sekolah.
NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
NEGARA HUKUM

• Konsep negara hukum dianggap sebagai kosep yang universal, namun


dalam dataran implementasi memiliki karekteristik yang beragam.
• Pengaruh : situasi kesejarahan, falsafah bangsa, ideologi negara, dll.
PERISTILAHAN NEGARA HUKUM

• Terdapat beberapa istilah yang sering dipakai dalam arti yang sama dengan negara hukum.
• Di Amerika Serikat, lebih banyak digunakan istilah Government under Law.
• Di jerman lebih banyak dikenal dengan der Rechstaat.
• DI Prancis digunakan istilah le Principe de la Legalite.
• Sedangkan faham Anglo Saxon menggunakan istilah Rule of Law.
• Istilah Rule of Law semakin popular setelah digunakan dalam Piagam Universal tentag
Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights) yang telah diterima oleh
PBB pada tanggal 10 Desember 1948
NEGARA HUKUM MENURUT ARISTOTELES

• Adalah negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan bagi
seluruh warga. Dengan adananya keadilan dalam masyarakat maka akan
tercapai kebahagiaan dalam masyarakat itu.
• Menurut Aristoteles, yang memerintah dalam negara sesungguhnya
bukanlah manusia melainkan pikiran yang adil. Penguasa hanya
menjalankan hukum dan menjaga keseimbangan saja
NEGARA HUKUM MENURUT
ARUMANADI DAN SUNARTO

• Negara hukum adalah negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan
bagi seluruh warga negara.
• Dengan adanya keadilan dalam masyarakat maka akan tercapai kebahagiaan
dalam masyarakat itu. Untuk mendasari keadilan tersebut kepada setiap warga
perlu diajarkan norma-norma susila agar mereka menjadi warga negara yang baik.
• Demikian pula peraturan hukum yang sesungguhnya itu hanya ada apabila
peraturan dimaksud mencerminkan keadilan dalam pergaulan hidup antar warga
negaranya.
BERBAGAI MODEL NEGARA HUKUM MENURUT
TAHIR AZHARY

• Menurut Tahir Azhary, Secara historis dan praktis konsep negara hukum
muncul dalam berbagai model, diantaranya; negara hukum menurut Al-
Qur’an dan Sunnah atau nomokrasi Islam, negara hukum menurut konsep
Eropa Kontinental yang dinamakan rechtsstaat, negara hukum menurut
konsep Anglo-Saxon (rule of law), konsep socialist legality, dan konsep
negara hukum Pancasila
NEGARA HUKUM MENURUT PLATO

• Secara embrionik gagasan negara hukum telah dikemukakan oleh Plato


ketika ia menulis Nomoi, sebagai karya tulis ketiga yang dibuat di usia
tuanya, sementara dalam dua tulisan pertama yaitu dalam Politea dan
Politicos, belum muncul istilah negara hukum.
• Dalam Nomoi, Plato mengemukakan bahwa penyelenggaraan negara yang
baik ialah yang didasarkan pada pengaturan (hukum) yang baik.
UNSUR NEGARA HUKUM MENURUT
FREIDEIRICH JULIUS STAHL

• Pada abad ke-19, yaitu dengan munculnya konsep rechsstaat dari Freiderich
Julius Stahl, yang diilhami oleh pemikiran Immanuel Kant mengatakan
bahwa unsur-unsur negara hukum (rechtsstaat) adalah sebagai berikut:
a. Perlindungan hak-hak asasi manusia;
b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu;
c. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan; dan
d. Peradilan administrasi dalam perselisihan.
KONSEP NEGARA HUKUM MENURUT
A.V. DICEY

• Pada wilayah anglosakson, muncul pula konsep negara hukum (rule of law) dari A.V.
Dicey, dengan unsur-unsur sebagai berikut:
a) Supremasi aturan-aturan hukum (supremacy of the law); tidak adanya kekuasaan
sewenang-wenang (absence of arbitrary power), dalam arti bahwa seseorang
hanya boleh dihukum jika melanggar hukum;
b) Kedudukan yang sama dalam menghadapi hukum (equality before the law). Dalil
ini berlaku baik untuk semua orang biasa maupun untuk pejabat; dan
c) Terjaminnya hak-hak manusia oleh undang-undang (di negara lain oleh undang-
undang dasar) serta keputusan-keputusan pengadilan.
UNSUR-UNSUR NEGARA HUKUM

• Dalam perkembangannya konsepsi negara hukum tersebut kemudian


mengalami penyempurnaan, yang secara umum dapat dilihat unsur-
unsurnya sebagai berikut:
a) Sistem pemerintahan negara yang didasarkan atas kedaulatan rakyat.
b) Bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya
harus berdasar atas hukum atau peraturanperundang-undangan.
c) Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia (warga negara).
UNSUR-UNSUR NEGARA HUKUM

d) Adanya pembagian kekuasaan negara.


e) Adanya pengawasan dari badan-badan peradilan (rechterlijke controle) yang
bebas dan mandiri, dalam arti lembaga peradilan tersebut benar-benar tidak tidak
memihak dan tidak berada di bawah pengaruh eksekutif.
f) Adanya peran yang nyata dari anggota-anggota masyarakat atau warga negara
untuk turut serta mengawasi perbuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan yang
dilakukan oleh pemerintah.
g) Adanya system perekonomian yang dapat menjamin pembagian yang merata
sumber daya yang diperlukan bagi kemakmuran warga negara.
ADAGIUM DARI LORD ACTON

• Semangat membatasi kekuasaan negara tersebut semakin kuat setelah


lahirnya adagium yang begitu populer dari Lord Acton:
• Power tends to corrupt, but absolute power corrupt absolutely. (manusia
yang mempunyai kekuasaan cenderung untuk menyalahgunakan
kekuasaan itu, tetapi kekuasaan yang tidak terbatas (absolut) pasti akan
disalahgunakan)
KONSEP NEGARA PENJAGA MALAM
(NACHTWAKERSTAAT / LEGAL STATE)

• Dalam konsep legal state terdapat prinsip pembatasan peranan negara dan pemerintahan
dalam bidang politik dan terdapat prinsip dalam bidang ekonomi yang melarang negara dan
pemerintah mencampuri kehidupan ekonomi masarakat.
• Akibat pembatasan ini pemerintah atau administrasi negara menjadi pasif, dan oleh
karenanya sering disebut negara penjaga malam (nachtwakerstaat atau nachtwachtersstaat).
• Adanya pembatasan negara dan pemerintahan ini dalam praktiknya ternyata berakibat
menyengsarakan kehidupan warga negara, yang kemudian memunculkan rekasi dan
kerusuhan social.
• Dengan kata lain, konsepsi negara penjaga malam telah gagal dalam implementasinya.
NEGARA KESEJAHTERAAN (WALFARE STATE)

• Ajaran negara hukum yang kini dianut oleh negara-negara di dunia


khususnya setelah perang dunia kedua adalah negara kesejahteraan
(walfare state).
• Konsep negara ini muncul sebagai reaksi atas kegagalan konsep legal state
atau negara penjaga malam.
• Kegagalan implementasi nachtwachtersstaat tersebut kemudian muncul
gagasan yang menempatkan pemerintah sebagai pihak yang bertanggung
jawab atas kesejahteraan rakyatnya, yaitu walfare state.
KONSEP WALFARE STATE SEBAGAI LANGKAH
UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN UMUM

• Ciri utama negara dengan konsep walfare state ini adalah munculnya kewajiban
pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan umum bagi warganya.
• Dengan kata lain ajaran walfare state merupakan bentuk konkret dari peralihan
prinsip staatsonthounding, yang membatasi peran negara dan pemerintahan
untuk mencampuri kehidupan ekonomi dan social masyarakat, menjadi
staatsbemoeienis yang menghendaki negara dan pemerintah terlibat aktif dalam
kehidupan ekonomi dan social masyarakat, sebagai langkah untuk mewujudkan
kesejahteraan umum, disamping menjaga ketertiban dan keamanan (rust en
orde).
RECHSSTAAT MENURUT PHILIPUS M. HADJON
DAN TUNDUKNYA PEMERINTAH PADA HUKUM

• Menurut Philipus M. Hadjon, ide rechtsstaat cenderung ke arah


positivisme hukum yang membawa konsekuensi bahwa hukum harus
dibentuk secara sadar oleh badan pembentuk undang-undang.
• Dalam negara hukum, segala sesuatu harus dilakukan menurut hukum.
Negara hukum menentukan bahwa pemerintah harus tunduk pada hukum,
bukan hukum yag harus tunduk kepada pemerintah.
LANDASAN YURIDIS NEGARA HUKUM
DALAM UUD 1945

• Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 : Negara Indonesia adalah


negara hukum
HAK ASASI MANUSIA

• Dengan adanya sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, maka sudah
sepantasnya dimaknai dengan diakuinya dan dilindunginya hak-hak dasar
manusia dalam suatu kehidupan bernegara.
PENGERTIAN HAM DALAM
TAP MPR RI N0. XVII/MPR/1998 TENTANG HAM

• Hak asasi manusia adalah adalah hak sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Esa yang melekat pada diri manusia, bersifat kodrati, universal dan abadi,
berkait dengan harkat dan martabat manusia
PENGERTIAN HAM MENURUT
UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 1999

• Dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM,


menyebutkan bahwa, hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat
manusia.
KEWAJIBAN DASAR MANUSIA DAN
PENEGAKKAN HAM

• Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pun


mendefinisikan kewajiban dasar manusia berupa seperangkat kewajiban
yang apabila tidak dilaksanakan tidak memungkinkan terlaksana dan
tegaknya hak asasi manusia.
• Kewajiban dasar manusia diatur salah satunya dalam UUD 1945 seperti
halnya di dalam Pasal 67 sampai dengan Pasal 70
PENGERTIAN HAM

• Lopa : hak yang melekat pada manusia, yang tanpa dengannya manusia
mustahil dapat hidup sebagai manusia.
• Budiardjo : Hak asasi merupakan hak yang dimiliki manusia yang telah
diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan kelahiran atau kehadirannya
di dalam kehidupan masyarakat.
• Maududi : Hak asasi manusia diartikan sebagai hak-hak kodrati yang
dianugrahkan Allah Subhanahu Wataala kepada setiap manusia, yang
tidak dapat dicabut atau dikurangi oleh kekuasaan atau badan apa pun.
PENGERTIAN HAM

• Ubaidillah et al : HAM adalah adalah hak-hak dasar atau hak pokok


manusia yan dibawa sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa
bukan pemberian manusia atau penguasa. Hak ini bersifat mendasar bagi
hidup dan kehidupan manusia. HAM juga berarti sebagai hak dasar
(asasi), yan dimiliki dan melekat pada manusia, karena kedudukannya
sebagai manusia. Tanpa adanya hak tersebut manusia akan kehilangan
harkatdan martabatnya sebagai manusia.
PENGERTIAN HAM

• John Locke : Hak Asasi Manusia adalah hak yang dibawa sejak lahir yang secara
kodrati melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu gugat (bersifat
mutlak).
• Darji Darmodihardjo : hak-hak asasi manusia adalah dasar atau hak-hak pokok
yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa. Hak-hak
asasi itu menjadi dasar dari hak dan kewajibn-kewajiban yg lain.
• Koentjoro Poerbo Pranoto : hak asasi manusia adalah hak yang bersifat asasi.
Artinya, hak-hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya yang tidak dapat
dipisahkan dari hakikatnya sehingga bersifat suci.
NASKAH-NASKAH TENTANG HAK ASASI MANUSIA

• Magna Charta (Piagam Agung, 1215), yang meruoakan dokumen yang


mencatat beberapa hak yang diberikan oleh Raja John dari Inggris kepada
beberapa bansawan dan bawahannya atas tuntutan mereka. Dengan
lahirnya naskah tersebut sekaligus membatasi kekuasaan Raja John.
• Bill of Rights (Undang-undang Hak, 1689), merupakan undang-undang
yang diterima oleh parlemen Inggris sesudah berhasil dalam tahun
sebelumnya mengadakan perlawanan terhadap RajaJames II, dalam suatu
revolusi tak berdarah (The Glorio us Revolution of 1688).
NASKAH-NASKAH TENTANG HAK ASASI MANUSIA

• Declaration des droits de I’home et du citoyen (pernyataan hak-hak


manusia dan warga negara, 1789), merupakan suatu naskah yang
dicetuskan pada permulaan revolusi Prancis, sebagai perlawanan terhadap
kesewenangan dari rezim lama.
• Bill of Rights (Undnag-Undang Hak), yaitu suatu naskah yang disusun
oleh rakyat Amerika dalam tahun 1789, dan yang menjadi bagian dari
undang-undang dasar pada tahun 1791.
LAHIRNYA THE FOUR FREEDOMS (EMPAT
KEBEBASAN) ABAD KE-20

• Pada saat terjadinya PD II, Nazi-Jerman telah menginjak-injak HAM. Melihat kenyataan
ini Presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt menganggap bahwa hak-hak asasi
manusia yang lahir pada abad ke-17 dan ke-18 yang hanya menatur tentang hak politik
saja tidaklahk cukup, perlu juga dirumuskan hak-hak lain yang lebih luas. Maka lahirlah
The Four Freedoms (Empat Kebebasan), yang meliputi:
1) Kebebasan untuk berbicara dan menyatakan pendapat (freedom of speech)
2) Kebebasan beragama (freedom of religion)
3) Kebebasan dari rasa ketakutan (freedom for fear)
4) Kebebasan dari kemelaratan (freedom for want)
KOMISI HAK-HAK ASASI MANUSIA
(COMMISION OF HUMAN RIGHTS)

• Komisi Hak-hak Asasi Manusia yang didirikan oleh PBB pada tahun
1946, menetapkan secara terperinci beberapa hak ekonomi dan sosial, di
samping hak politik, dan pada tahun 1948 hasil pekerjaan komisi ini,
Pernyataan Sedunia tentang Hak-hak Asasi Manusia (Universal
Declaration of Human Rights) diterima secara aklamasi oleh negara-
negara tang tergabung dalam PBB.
KARAKTERISTIK HAK ASASI MANUSIA

• Hak asasi manusia memiliki karakteristik khusus bila dibandingkan


dengan hak orang lain. Fitur khusus hak asasi manusia sebagai berikut.
a. Tidak bisa dicabut, yang berarti bahwa hak asasi manusia tidak dapat
dihapus.
b. Tidak dapat dibagi, yang berarti bahwa setiap orag berhak atas semua
hak, baik hak-hak sipil dan politik atau ekonomi, social dan budaya.
KARAKTERISTIK HAK ASASI MANUSIA

c. Hakiki, yang berarti bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak semua
manusia yang sudah ada sejak lahir.
d. Universal, yang berarti bahwa hak asasi manusia berlaku untuk semua
orang tanpa memandang status mereka, etnis, jenis kelamin, atau
perbedaan lainnya. Kesetaraan adalah salah satu dari ide-ide hak asasi
manusia
JENIS HAK ASASI MANUSIA

• Pada dasarnya hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada setiap
manusia yang lahir berlaku sejak awal kehidupan dan tidak dapat
diganggu gugat oleh siapapun. Secara garis besar, hak asasi manusia dapat
diklasifikasikan ke dalam enam jenis sebagai berikut :
a. Hak Pribadi (Personal Rights)
b. Hak Politik (Political Rights)
c. Hak Hukum (Legal Equality Rights)
JENIS HAK ASASI MANUSIA

d. Hak Ekonomi (Property Rights)


e. Hak Keadilan (Procedural Rights)
f. Hak Sosial dan Budaya (Social Culture Rights)
HAK PRIBADI (PERSONAL RIGHTS)

• Hak yang berhubungan dengan kehidupan pribadi manusia. Contoh hak-


hak pribadi adalah sebagai berikut :
a) Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian, dan berpdnah-pindah
tempat.
b) Hak atau kebebasan berekspresi.
c) Hak kebebasan memilih, memeluk, praktek agama dan kepercayaan
yang diyakini masing-masing.
HAK POLITIK (POLITICAL RIGHTS)

• Hak yang berhubungan dengan kehidupan politik. Contoh hak politik


adalah
a) Hak untuk memilih dalam pemilu.
b) Hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan pemerintahan.
c) Hak untuk membuat dan mendirikan partai politik dan organisasi
politik lainnya.
d) Hak untuk membuat dan mengajukan permohonan diajukan.
HAK HUKUM (LEGAL EQUALITY RIGHTS)

• Hak persamaan di depan hukum dan pemerintahan, yaitu hak yang


berhubungan dengan kehidupan dan supremasi hukum. Contoh hukum hk
asasi manusia adalah sebagai berikut :
a) Hak untuk perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.
b) Hak unutk menjadi PNS/ASN.
c) Hak untuk menerima layanan dan perlindungan hukum.
HAK EKONOMI (PROPERTY RIGHTS)

• Hak yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi. Contoh hak-hak


ekonomi adalah sebagai berikut.
a) Hak kebebasan kegiatan membeli dan menjual.
b) Hak kebebasan kontrak yang ditandatangani.
c) Hak kebebasan mengadakan sewa dan hutang.
d) Hak kebebasan untuk memiliki sesuatu.
e) Hak untuk memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak.
HAK KEADILAN (PROCEDURAL RIGHTS)

• Hak untuk diperlakukan sama dalam proses pengadilan. Cotoh hak


peradilan adalah sebagai berikut.
a) Hak untuk pembelaan hukum di pengadilan.
b) Hak untuk persamaan perlakuan pencarian, penangkapan, penahanan
dan penyelidikan di depan hukum.
HAK SOSIAL DAN BUDAYA
(SOCIAL CULTURE RIGHTS)

• Hak yang berhubungan dengan kehidupan social. Contoh hak social dan
budaya tersebut adalah.
a) Hak untuk menentukan, memilih , dan mendapatkan pendidikan.
b) Hak untuk pendidikan.
c) Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan
minat mereka.
HAM DALAM UUD 1945

• Hak Asasi Manusia termaktub di dalam UUD 1945 cukup banyak, yaitu
yang terdapat di dalam Pasal 28 yaitu tentang kemerdekaan berserikat dan
berkumpu, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya
di tetapkan dengan undang-undang.
HAM DALAM UUD 1945

• Pasal 28A sampai dengan Pasal 28J juga mengatur Hak Asasi Manusia yang meliputi :
1) Hak untuk hidup serta mempertahankan hidup dan kehidupan,
2) Hak membentuk keluarga dan melanutkan keturunan melalui perkawinan yang sah,
3) Hak kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta hak perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi bagi anak,
4) Hak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, mendapatkan pendidikan dan
memperoleh manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya,
5) Hak memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat bangsa dan negaranya,
6) Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum dan sebagainya.
HAM DALAM ISLAM

• Maududi berpandangan bahwa, Hak Asasi Manusia menurut pandangan Islam


adalah hak-hak kodrati yang dianugerahkan Allah SWT kepada setiapp manusia,
yang tidak dapat dicabut atau dikurangi oleh kekuasaan atau badan apapun.
• Islam telah memiliki doktrin perlindungan Ham lebih komperhensif dibandingan
konsep Magna Charta yang baru ada 600 tahun setelah kedatangan Islam, baru
meruakan suatu dokumen yang berisi beberapa hak yang diberikan Raja Inggris
kepada beberpa bangsawan.
• Oleh karena itujuga sangat tidak benar jika Barat mengklaim bahwa embrio atau
tonggak sejarah HAM berasal dari Magna Charta
HAK ASASI MANUSIA DI DALAM AL-QUR’AN

• Terdapat beberapa hak asasi yang tecantum di dalam Al-Qur’an antara lain :
a) Hak Hidup (Al-Maidah, 5:32; Al-Isra’17:33; Al-An’am,6:151)
b) Hak Milik (Al-Baqarah, 2:188; An-Nisa’,4:29)
c) Perlindungan dan Kehormatan (Al-Hujurat,49:11; Al-Hujurat,49:11-12)
d) Keamanan dan Kesucian Kehidupan Pribadi (An-Nur,42:27)
e) Keamanan Kemerdekaan Pribadi (An-Nisa’4:58; Al-Hujurat,49:6)
f) Perlindungan dan Hukuman Penjara yang Sewenang-wenang (Al-An’am:164; Fathir,35:18)
g) Hak untuk Memprotes Kezaliman Tirani (An-Nisa’,4:148; Ali-Imran,3:110)
h) Kebebasan Hati Nurani dan Keyakinan (Al-Baqarah,2:256; Al-Kahfi,18:29)
PERLINDUNGAN DARI RASULULLAH SAW KEPADA
GOLONGAN KRISTEN NAJRAN

• Perjanjian Rasulullah SAW dengan golongan Kristen Najran:


• “Dari Muhammad Sang Nabi kepada Abu Harist, uskup Narjan, Pendeta-
pendeta, rahib-rahib, orang-orang yang hidup di greja-greja mereka dan
budak-budak mereka; semuanya akan berada di bawah lindungan Allah
dan NabiNya: tidak ada uskup yang diberhentikan dari keuskupannya,
tidak ada rahib yang akan diberhentikan dari biaranyadan tidak ada
pendeta yang akan diberhentikan dari posnya, dan tidak akan terjadi
perubahan dalam hak-hak yang mereka telah nikmati sejak lama”.
HAM MENURUT FATWA MUI

• Dalam Fatwa Musyawarah Nasional VI Majelis Ulama Indonesia No. 6/MUNAS


VI/MUI/2000 Tentang Hak-Hak Asasi Manusia juga menegaskantentag perlunya
keseimbangan antara hak dan kewajiban. Dalam konteks HAM fatwa tersebut
menyatakan :
1. Wajib menerima, menghormati dan menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia
yang bersifat universal dengan syarat:
a. menghargai dan menghormati perbedaan pemahaman, penafsiran serta
pelaksanaannya yang didasarkan oleh perbedaan budaya, kesusilaan, dan
perundang-undangan yang berlaku di negara masig-masing;
HAM MENURUT FATWA MUI

b. Pemahaman dan pelaksanaan HAM wajib memerhatikan :


1) Keseimbangan antara hak indvidu dan kewajiban individu;
2) Keseimbangan anatar hak individu dan hak masyarakat;
3) Keseimbangan antara hak kebebasan dan tanggung jawab.
DEKLARASI HAM KAIRO

1. Hak untuk hidup


2. Hak untuk memperoleh keadilan
3. Hak persamaan
4. Hak dan kewajiban kepatuhan atas hukum
5. Hak memperoleh kebebasan dan perlindunganhak berbcara dan menyatakan
kebenaran
6. Hak mendapat kehormatan
7. Hak dalam ekonomi dan hak milik
GAMBARAN TAHIR AZHARI TENTANG HAK-HAK
ASASI MANUSIA DALAM HUKUM ISLAM

• Azhari menggambarkan hak-hak asasi manusia dalam hukum Islam


berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai berikut :
Kemuliaan Hak-hak Pribadi Kebebasan
Pribadi Persamaan Beragama
Masyarakat Martabat Berpikir
Politik Kebebasan Menyatakan pendapat
Berbeda pendapat
Memiliki harta benda
Berusaha
Memilih pekerjaan
Memilih tempat kediaman
WAWASAN NUSANTARA
WAWASAN NUSANTARA

• Gagasan Wawasan Nusantara berpangkal tolak dari konsepsi negara


kepulauan (archipelagic state cocept). Konsepsi negara kepulauan mula-
mula dikemukakan pada tanggal 13 Desember 1957 dalam bentuk
Deklarasi Juanda
DEKLARASI JUANDA

• Adapun isi dari Deklarasi Juanda tersebut adalah:


1) Bahwa bentuk geografi Indonesia sebagai suatu negara kepulauan
mempunyai sifat dan corak tersendiri;
2) Bahwa menurut sejarah sejak dulu kala kepulauan Indonesia merrupakan
suatu kesatuan;
3) Bahwa batas laut territorial yang termaktub dalam territorial Zee en
Maritime Kringen Ordonnantie 1939 memecah keutuhan territorial
Indonesia dalam bagian-bagian terpisah dengan teritorialnya sendiri-sendiri
PENGERTIAN WAWASAN NUSANTARA

• Dalam dokumen ketetapan MPR tahun 1999 menyatakan bahwa :


• Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa mengenai diri
dan lingkungan yang serba beragam dan bernilai strategis dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta wilayah dalam
menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
dengan tujuan mencapai tujuan nasional.
TUJUAN WAWASAN NUSANTARA

• Wawasan Nusantara memiliki tujuan untuk mewujudkan nasionalisme


baru yang lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada
kepentingan individu, kelompok atau golongan, suku bangsa ataupun
daerah. Penghayatan tentang wawasan Wawasan Nusantara ini sangat
relevan bagi negara Indonesia yang memiliki kemajemukan dan sebuah
negara kepulauan seperti Indonesia.
RUANG LINGKUP WAWASAN NUSANTARA

• Ruang lingkup wawasan nusantara dalam TAP MPR 83 dalam mencapai


tujuan pembangunan nasional antara lain:
1. Kesatuan Politik
2. Kesatuan Ekonomi
3. Kesatuan Sosial Budaya
4. Kesatuan Pertahanan Keamanan
KESATUAN POLITIK

• Dalam gerak pembangunan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional


juga dikenal adanya wawasan nusantara yang mencerminkan persatuan dan
kesatuan bangsa yang meliputi :
1. Kesatuan Politik, yaitu perwujudan kepulaun nusantara sebagai satu
kesatuan politik, dalam arti :
a. bahwa kebutuhan Wilayah Nasional dengan segala isi dan kekayaannya
merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruaang hidup dan kesatuan
matra seluruh bangsa, serta menjadi modal milik bersama bangsa;
KESATUAN POLITIK

b. Bahwa Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan


berbicara dalam berbagai Bahasa daerah, memeluk dan meyakini
berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
harus merupakan kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang
seluas-luasnya;
c. Bahwa secara psikologis, Bangsa Indonesia harus merasa satu,
senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, mempunyai
satu tekad dalam mencapai cita-cita bangsa;
KEATUAN POLITIK

d. Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi


bangsa dan negara, yang melandasi, membimbing, dan
mengarahkan bangsa menuju tujuannya;
e. Bahwa seluruh kepulauna Nusantara merupakan satu kesatuan
hukum dalam arti bahwa hanya ada satu hukum nasional yang
mengabdi kepada kepentingan nasional.
KESATUAN SOSIAL

2. Kesatuan Sosila Budaya, yaitu perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan
sosial dan budaya, dalam arti:
a. Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus merupakan
kehidupan yangs serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang
sama, merata dan seimbang serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan
kemajuan bangsa;
b. Bahwa budaya Indonesia pada hakekatnya adalah satu, sedangkan corak ragam
budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang menjadi modal
dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya, yang hasil-hasilnya dapat
dinikmati oleh bangsa.
KESATUAN EKONOMI

3. Kesatuan Ekonomi, yaitu perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai


satu kesatuan ekonomi, dalam arti:
a. Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif
adalah modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan
hidup sehari-hari harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah
air;
b. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasu dan seimbang di
selurh daerah, tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh
daerah0daerah dalam pengembangan kehidupan ekonomi.
KESATUAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN

4. Kesatuan Pertahanan Keamanan, yaitu perwujudan kepulauan


Nusantarasebagai suatu kesatuan pertahanan dan keamanan, dalam arti
:
a. Bahwa ancaman terhadap satu pulau , satu daerah pada hakekatnya
merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara;
b. Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang
sma dalam ranagka pembelaan negara dan bangsa
PENGAKUAN LANDASAN KONTINEN DAN ZEE

• Pengakuan terhadap landasan kontinen Indonesia dan Zona Ekonomi Ekslusif


Indonesia menghasilkan pertambahan wilayah yang cukup besar sehingga
Indonesia merupakan negara terluas ke-7 di dunia yang sebelumnya menempati
urutsan nomor 17.
• Secara keseluruhan luas wilayah Indonesia adalah :
• Luas daratan : 2.027.087 km2
• Luas laut : 3.166.163 km termasuk luas landas kontinen
• Luas zona ekonomi ekslusif : lebih kurang 1.577.500 mill persegi
LANDASAN KONTINEN
ZONA EKONOMI EKSLUSIF
INTI POSISI SILANG YANG MEMILIKI PENGARUH
SECARA NASIONAL

• Wilayah Nusantara menurut Lemhanas mempunyai letak geografi yang


khas, yaitu sebagai inti dari posisi silang, dunia yang mempunyai
pengaruh besar dalam tata kehidupan dan sifat perikehidupan nasionalnya.
• Posisi silang menurut Lemhanas ternyata tidak bersifat fisik-geografis
belaka, tetapi juga berpengaruh dalam segala aspek nasional, antara lain :
1. Demografis, antara daerah yang berpendudukn tipis di Selatan
(Australia leih kurang 15 juta dan daerah yang berpenduduk padat di
Utara (RRC lebih kurang 1.015 juta dan Jepang lebih kurang 115 juta)
INTI POSISI SILANG YANG MEMILIKI PENGARUH
SECARA NASIONAL

2. Ideologis, antara liberalisme di Selatan dan komunisme di Utara;


3. Politis, antara demokrasi Parlementer di Selatan dan system diktator proletariat di Utara
(Asia daratan bagian Utara);
4. Ekonomi, antara system ekonomi liberal (Kapitalisme di Selatan dan system ekonomi
terpusat di Utara);
5. Sosial, antara individualisme di Selatan dan komunisme/sosialisme di Utara;
6. Budaya, antara kebudayaan Barat di Selatan, dan kebudayaan Timur Selatan;
7. Hankam, antara system pertahanan continental (kekuatan di darat) di Utara, dan system
pertahanan maritime di Barat, Selatan dan Timur.
KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
KETAHANAN NASIONAL INDONESIA

• Berdasarkan pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945 menyatakan bangsa Indonesia memiliki cita-cita
luhur menjadi bangsa Indonesia yang adil dan makmur.
• Dalam mencapai cita-cita itu setiap bangsa selalu menghadapi berbagai
tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan. Maka dari itu setiap bangsa
harus memiliki kemampuan mengembangkan kekuatan agar dapat
memiliki ketahanan nasional.
TIGA SYARAT KETAHANAN MENURUT SOEKARNO

• Mengutip dari Supriatmoko, bahwa Presiden Pertama Indonesia, Soekarno ketika di


Aceh pada tahun 1958 menyampaikan harapan bahwa untuk menjadi bangsa yang besar
negara Indonesia harus memiliki tiga syarat ketahanan, yaitu :
1. Pertama ketahanan militer,
2. Kedua ketahanan ekonomi,
3. Ketiga ketahanan jiwa.
• Harapan ini sangat erat berkaitan dengan kelangsungan hidup bangsa dan tetap tegaknya
NKRI dalam eksistensinya sebagai negara bangsa yang merdeka dan berdaulat
KETAHANAN NASIONAL INDONESIA TERKAIT
ANCAMAN DI TAHUN 1960-AN

• Terkait dengan ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia di tahun 1960-an,


yaitu meluasnya ancaman komunis dari Uni Sovyet, dan Cina maka
mempengaruhi para pemikir militer di lingkungan Sekolah Staf Komando
Angkatan Darat (SESKOAD) untuk mengadakan kajian terhadap pengaruh
komunis.
• Kemudian pada tahun 1960 gerakan komunis semakin meluas ke Philipina,
Malaysia, Singapura, dan Thailand. Selanjutnya pada tahun 1965 komunis
Indonesia berhasil mengadakan pemberntakan yang sering dinamakan gerakan
30 September 1965.
UNSUR-UNSUR SEBAGAI PERISAI KETAHAN BANGSA
MENURUT LEMHANAS

• Pada tahun 1968 Lemhanas (Lembaga Pertahanan Nasional) mengembangkan kembali


dalam rangka kesiapan menghadapi tantangan dan ancaman itu harus diwujudkan
dalam bentuk ketahanan bangsa sebagai perisai yang terdiri dari unsur-unsur:
1. Ideologi,
2. Politik,
3. Ekonomi,
4. Sosial budaya, dan
5. Hankam
TIGA WUJUD / WAJAH KONSEPSI KETAHANAN
NASIONAL DALAM GBHN

• Adapun konsepsi ketahanan nasional menurut GBHN dikategorikan


menjadi tiga wujud atau wajah konsepsi ketahanan nasional, yaitu :
1) Ketahanan nasional sebagai metode,
2) Ketahanan nasional sebagai kondisi,
3) Ketahanan nasional sebagai doktrin
PENGERIAN KETAHANAN NASIONAL
MENURUT LEMHANAS

• Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamik suatu bangsa yang meliuti


seluruh aspek kehidupan nasional yang terintegrasi dan berisi keuletan
dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan,
ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang dating dari luar maupun
dari dalam, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan
integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta
perjuangan mengejar tujuan nasionalnya
PENJELASAN BEBERAPA ISTILAH PENTING DARI
PENGERTIAN KETAHANAN NASIONAL

• Berdasarkan pengertian tentang ketahanan nasional, terdapat istilah yang


perlu dijelaskan agar dapat dpahami suatu pengertian yang sama. Adapun
istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tantangan : adalah suatu hal atau upaya yang bersifat atau bertujuan
menggugah dan merombak kebijaksanaan yang dilaksanakan secara
konsepsional.
2. Ancaman : adalah suatu hal atau upaya yang bertujuan mengubah dan
merombak kebijaksanaan yang dilaksanakan secara konsepsional.
PENJELASAN BEBERAPA ISTILAH PENTING DARI
PENGERTIAN KETAHANAN NASIONAL

3. Hambatan : adalah suatu hal yang bersifat melemahkan atau menghalangi secara
tidak konsepsional yang berasal dari dalam atau diri sendiri.
4. Gangguan : adalah suatu hal atau usaha yang berasal dari luar yang bertujuan
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.
5. Keuletan : ada;ah usaha terus menerus sera giat dengan kemauan yang keras di
dalam menggunakan segala kemampuan dan kecakapan untuk mencapai tujuan
atau yang di cita-citakan.
6. Ketangguhan : adalah kekuatan yang menyebabkan seseorang atau sesuatu dapat
bertahan kuat menderita atau kuat menanggung beban.
PENJELASAN BEBERAPA ISTILAH PENTING DARI
PENGERTIAN KETAHANAN NASIONAL

7. Integritas : adalah kesatuan yang menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu


bangsa, baik sosial, alamiah, potensi, maupun fungsional.
8. Identitas : adalah ciri khas suatu bangsa yang membedakan dengan bangsa lain.
9. Kesejahteraan : adalah kemampuan suatu bangsa menumbuhkan dan
mengembangkan nilai-nilai nasional untuk kemakmuran rakyat secara adil dan
merata.
10. Keamanan : adalah suatu kemampuan bangsa melindungi nilai-nilai nasional
terhadap ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dari luar atau dari dalam
negeri.
ASAS KETAHANAN NASIONAL INDONESIA

• Asas Ketahanan Nasional Indonesia adalah tata laku yang didasari oleh
nilainilai yang yang tersusun berlandasan Pancasila, UUD 1945 dan
Wawasan nasional. Asas-asas tersebut adalah :
1. Asas kesejahteraan dan keamanan;
2. Asas menyeluruh terpadu (komperhensif integral);
3. Asas mawas ke dalam dan mawas ke luar;
4. Asas kekeluargaan.
SIFAT-SIFAT KETAHANAN NASIONAL INDONESIA

• Ketahanan nasional Indonesia memiliki sifat-sifat yang terbentuk dari nilai-nilai


yang terkandung dalam landasan asas-asasnya. Adapun sifat-sifat ketahanan nasinal
Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Mandiri,
2. Dinamis,
3. Manunggal,
4. Wibawa
5. Konsultasi dan kerjasama.
UNSUR-UNSUR KETAHANAN NASIONAL
MENURUT BASRIE

• Menurut Basrie diperlukan unsur-unsur dalam membangun ketahan


nasional. Adapun unsur-unsur tersebut adalah :
1. Ketahanan Individu, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh seorang warga
negara yang sehat rohani dan jasmani.
2. Ketahanan Keluarga, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh suami, istri
dan anak dalam keluarga yang harmonis dalam menciptakan
kerukunan dalam rumah tangga.
UNSUR-UNSUR KETAHANAN NASIONAL
MENURUT BASRIE

3. Ketahanan Wilayah, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh masyarakat di


daerah dengan menciptakan stabilitas wilayah secara sejahtera dan
aman.
4. Ketahanan Nasional, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh negara untuk
menciptakan stabilitas nasional.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBERIKAN KEKUATAN BAGI
SUATU NEGARA MENURUT
HANS MORGENTHAU

• Menurut Hans Morgenthau, terdapat dua faktor yang memberikan


kekuatan bagi suatu negara, yaitu :
1. Faktor-faktor yang relative stabil, terdiri dari faktor geografi dan
sumber daya alam; dan
2. Faktor-faktor yang relative berubah, yaitu terdiri atas kemampuan
industry, militer, demografi, karakter nasional, moral nasional, kualitas
diplomasi, dan kualitas pemerintah.
INTEGRASI NASIONAL
INTEGRASI NASIONAL

• Latar Belakang :
• Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari berbagai suku, kebudayaan, dan
agama. Kemajemukan tersebut merupakan kekayaan dan kekuatan yang sekaligus
menjadi tantngan bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi dinamika kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara baik yang berasal dari dalam maupun luar
negeri.
• Adanya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 (berasal dari berbagai
daerah)
• Proklami kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945
FENOMENA KONFLIK DAN DISINTEGRASI

• Pada penghujung abad ke XX, fenomena konflik antar-etnik telah menjadi


gejala yang bersifat mendunia, seperti yang terjadi di Yugoslavia dan
berbagai negara Afrika, serta di belahan dunia lainnya.
• Menurut Perwita, konflik antar-etnik tersebut melibatkan berbagai aspek
penting, seperti historis, ideologi, politis, ekonomi, dan sosial budaya.
• Ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya konflik antar-etnik di
berbagai masyarakat dunia, yaitu :
FAKTOR YANG MENDORONG TERJADINYA KONFLIK

• Ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya konflik antar-etnik di berbagai


masyarakat dunia, yaitu :
1. Berakhirnya perang dingin, berakhirnya perang dingin di satu sisi memberikan
akibat dan dampak positif, namun perang dingin dianggap memicu konflik antar-
etnik di banyak negara dunia ketiga;
2. Pembangunan ekonomi yang tidak merata
3. Permasalahan yang dialami oleh negara yang sedang berkembang tidak
melulu meyangkut ekonomi. Masalah lainnya meliputi perubahan sosial dan
budaya masyarakat
DUA JENIS HALANGAN INTEGRASI
MENURUT LIDDLE

• Liddle mengemukakan bahwa perpolitikan heterogenitas etnis di Indonesia


mengidentifikasi dua jenis halangan integrasi nasional yang dihadapi bangsa
Indonesia, yaitu :
1. Adanya pembelahan horizontal masyarakat yang berakar pada perbedaan
suku, ras, agama dan geograif;
2. Adanya pembelahan vertical, yakni celah perbedaan anatar elite dan
massa, latar belakang pendidikan masyarakat perkotaan menyebabkan
kaum elite berbeda dari massa yang berpandangan tradisional di pedasaan.
TAP MPR TENTANG
PEMANTAPAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA

• Ketetapan MPR No. V/MPR/2000 tentang Pemantapan Persatuan dan


Kesatuan Bangsa menegaskan bahwa atas berkat Rahmat Allah Tuhan Yang
Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada
tanggal 17 Agustus 1945 mempunyai ciri khas, yaitu kebhinekaan suku,
kebudayaan dan agama yang menghuni dan tersebar di belasan ribu pulau
dalam wilayah Nusantara yang sangat luas, terbentang dari Sabang sampai
dengan Merauke, dan disatukan oleh tekad :
satu tanah air, satu bangsa, san satu bahasa persatuan, yaitu Indonesia, serta
dilandasakan pada Pancasila sebagai dasar Negara.
PIAGAM MADINAH DAN PERSATUAN DALAM
KEBERAGAMAN DI MADINAH

• Makna keragaman dari perspektif yang kebih timur dapat dilihat dari sejarah masyarakat
Madinah yang terkenal dengan Piagam Madinah.
• Ketika Islam menyebar ke Madinah, sebagian suku memeluk agama Islam, sebagian tetap
dengan agama mereka seperti Yahudi, Nasrani, Majusi.
• Seiring dengan perkembangan Islam, madinah akhirnya menjadi pusat pemerintahan Islam,
yang masyarakatnya terdiri dari berbagai agama dengan penduduk Islam sebagai mayoritas
• Untuk menjaga keserasian hubungan antara masyarakat yang berbeda identitas, maka
ditetapkanlah oleh pemerintahan Islam di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad Saw satu
peraturan yang mengatur kehidupan bersama yang dikenal dengan nama Piagam Madinah
PENANGANAN KONFLIK SOSIAL BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NO.7 TAHUN 2012

• Upaya pempemerintah untuk mengatasi masalah konflik secara sistematis


dengan lahirnya UU No.7 tahun 2012 tentang penanganan konflik sosial
menurut UU ini dicantumkan dalam pasal 3 yaitu :
1. Menciptakan kehidupan yang aman, tentram, damai dan sejahtera;
2. Memelihara kondisi damai dan harmonis dalam hubungan sosial
kemasyarakatan;
3. Meningkatkan tenggang rasa dan toleransi dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara;
PENANGANAN KONFLIK SOSIAL BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NO.7 TAHUN 2012

4. Memelihara keberlangsungan fungsi pemerintahan;


5. Melindungi jiwa, harta benda, serta sarana dan prasarana umum;
6. Memberikan perlindungan dan pemenuhan hak korban; dan
7. Memulihkan kondisi fisik dan mental masyarakat serta sarana dan
prasarana umum.
PENANGAN KONFLIK SOSIAL
BERDASARKAN PP NO. 12 TAHUN 2012

• Selanjutnya, sebagai peraturan pelaksana Undang-undang No.7 tahun 2012, maka


ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2015. adapun penangan konflik sosial
dilakukan melalui 18 kegiatan yang meliputi :
1) Pengauran kerukunan umat beragama;
2) Peningkatan forum kerukunan masyarakat;
3) Peningkatan kesadaran hukum;
4) Pendidikan bela negara dan wawasan kebangsaan;
5) Sosialisasi peraturan perundang-undangan;
PENANGAN KONFLIK SOSIAL
BERDASARKAN PP NO. 12 TAHUN 2012

6) Pendidikan dan pelatiahn perdamaian;


7) Pendidikan kewarganegaraan;
8) Pendidikan budi pekerti;
9) Penelitian dan pemetaan wilayah potensi konflik dan/atau daerah
konflik;
10)Penguatan dan kelembagaan dalam rangka sistem peringatan dini;
11)Pembinaan kewilayahan;
PENANGAN KONFLIK SOSIAL
BERDASARKAN PP NO. 12 TAHUN 2012

12)Pendidikan keagamaan dan penanaman nilai-nilai integrasi kebangsaan;


13)Penguatan/pengembangan kapasitas;
14)Pengentasan kemiskinan;
15)Desa berketahanan sosial;
16)Penguatan akses kearifan lokal;
17)Penguatan keserasian sosial; dan
18)Bentuk kegiatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PENANGANAN KERAGAMAN DI INDONESIA
MENURUT SUPARLAN

• Suparlan mengemukakan model penangan keragaman di Indonesia dengan tetap


mempertahakan konsep Bhinneka Tunggal Ika. Namun dalam konsep ini
memerlukan prasayarat antara lain :
1) Perlu diciptakan masyarakat sipil;
2) Demokrasi;
3) Keseimbangan antara hak pemerintah dengan hak komunitas;
4) Kepastian dalam penegaan hukum. Dala konteks ini adanya pengakuan hak
individu dan komunitas serta kebijakan yang menjamin pengakuan itu.
LIMA ASPEK DALAM MEMBENTUK INTEGRASI
NASIONAL MENURUT ALI MAZRUI

• Ali Mazrui yang dikutip oleh Abdul Roshid, mengidentifikasi lima aspek yang saling berkaitan
dalam membentuk integrasi nasional yaitu sebagai berikut :
1. Fusi dari norma dan budaya (termasuk nilai bersama, gaya hidup dan Bahasa yang biasa
digunakan);
2. Dorongan pada interdependensi ekonomi;
3. Memperkecil jarak anata elit dengan massa, kelompok miskin dan kaya, daerah pusat kota dan
pinggiran kota (integrasi nasional);
4. Resolusi semua konflik yang muncul;
5. Saling berbagi pengalaman sehingga orang menyadari bahwa sebenarnya mereka melakukan sau
upaya yang sama bersamaan.
DAFTAR PUSTAKA

• Hidayat, Asyhar, dan Efik Yusdiansyah, Buku Ajar Pancasila, Bandung,


Universitas Islam Bandung, 2017.
• HR. Ridwan, Hukum Administrasi negara, Jakarta, raja Grafindo persada, 2011
• Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan, Paradigma Terbaru
Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa, Bandung, Alfabeta, 2017.
• Tim ICCE UIN Jakarta, Demokrasi. Hak Asasi Manusia & Masyarakat Madani,
Jakarta, Prenada Media, 2005

Anda mungkin juga menyukai