Anda di halaman 1dari 40

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

OLEH :
Syarif Permana Salingkat, S.Sos. M.Si.

PRODI. TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS TADULAKO
2023
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Memberikan penjelasan umum kepada mahasiswa


mengenai mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar
(ISBD).

2. Agar mahasiswa mampu memahami dan manyadari


pentingnya mata kuliah Ilmu Sosial dan Buadaya Dasar
sebagai bagian integral dari kurikulum Pendidikan Tinggi.
PENDAHULUAN

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 56/M/2022


Tanggal 11 Februari 2022 tentang Pedoman Penyusunan
Kurikulum.
Perguruan Tinggi Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa menetapkan
bahwa struktur kurikulum yang menjadi dasar penyelenggaraan
Program Studi di Perguruan Tinggi.
Terdiri atas :
1. Kurikulum Inti
2. Kurikulum Institusional
Kelompok Kurikulum Inti

1. MPK  Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian

2. MKK  Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan

3. MKB  Mata Kuliah Keahlian Berkarya


4. MPB  Mata Kuliah Perilaku Berkarya
5. MBB  Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat
Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas RI Nomor 38 Tahun 2002

Pasal 1  Mahasiswa memiliki landasan pengetahuan, wawasan, dan keyakinan


sebagai bekal hidup bermasyarakat selaku individu dan makhluk sosial yang
beradap serta bertanggung jawab terhadap sumber daya alam dan lingkungan.

Pasal 2 Memberikan dasar-dasar nilai estetika, etika dan moral pada mahasiswa
serta memberikan panduan bagi penyelenggara pendidikan dalam mengantar
mahasiswa untuk mengembangkan pemahaman serta penguasaannya tentang
keanekaragaman, kesetaraan, dan martabat manusia sebagai individu dan
makhluk sosial di dalam kehidupan bermasyarakat dengan berpedoman pada
nilai budaya melalui pranata pendidikan, serta tanggung jawab manusia
terhadap sumber daya alam dan lingkungannya dalam kehidupan
bermasyarakat baik nasional maupun global yang mengarah pada tindak
kekaryaan seseorang sesuai dengan kompetensi keahliannya.
Jadi Mata Kuliah ISBD masuk dalam kelompok MBB

UNESCO (1988) dalam rangka meningkatkan mutu dan hasil


pendidikan, mendeklarasikan empat pilar pembelajaran, yaitu:
(1) Learning to know (pembelajaran untuk tahu)
(2) Learning to do (pembelajaran untuk berbuat)
(3) Learning to be (pembelajaran untuk membangun jati diri)
(4) Learning live together (pembelajaran untuk hidup bersama
secara harmonis)
Misi-misi ini khususnya “learning live together” sangat men
dukung dalam bidang ilmu-ilmu sosial humaniora.
Selain Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas RI Nomor 38 Tahun
2002, dasar yuridis ISBD diberikan di Perguruan Tinggi adalah
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional Republik Indnesia Nomor
43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-Rambu Pelaksanaan
Kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi dan Keputusan Dikti Nomor 44/Dikti/Kep/2006 tentang
Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok Mata kuliah
Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan Tinggi.
VISI ISBD

Berkembangnya mahasiswa sebagai manusia


terpelajar yang kritis, peka, dan arif dalam
memahami keragaman dan kesederajatan manusia
yang dilandasi nilai-nilai estetika, etika, dan moral
dalam kehidupan bermasyarakat.
MISI ISBD

Memberikan landasan dan wawasan yang luas serta


menumbuhkan sikap kritis, peka, dan arif pada
mahasiswa untuk memahami keragaman dan
kesederajatan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat selaku individu dan makhluk ssial
yang beradab serta tanggung jawab terhadap sumber
daya dan lingkungannya.
TUJUAN ISBD

1. Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang


keanekaragaman dan kesederajatan manusia sebagai individu dan
makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman
dan ksederajatan manusia dengan landasan nilai estetika, etika, dan moral
dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta
keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat,
selaku individu dan makhluk sosial yang beradab dalam mempraktikkan
pengetahuan akademik dan keahliannya.
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA

PENDAHULUAN

Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,


tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar.
Menurut Koentjaraningrat (1974), Kebudayaan (culture)
berasal dari bahasa Sansekerta buddayah  budi/akal. Jadi
kebudayaan: Hal-hal yang bersangkut paut dengan akal.

Honigman dalam Koentjaraningrat (1974)  “The World of Man”


membedakan adanya 3 (tiga) gejala kebudayaan, yaitu :
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide (gagasan),
nilai-nilai/norma dan peraturannya.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat.

3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.


UNSUR-UNSUR UNIVERSAL KEBUDAYAAN

1. Bahasa
2. Sistem pengetahuan
3. Organisasi sosial

4. Sistem peralatan hidup dan teknologi


5. Sistem mata pencaharian hidup
6. Sistem religi

7. Kesenian
CIRI-CIRI KEBUDAYAAN MODERN

1. Hubungan yang ramai,


2. Bergantung pada ilmu dan teknik,
3. Sifat progresif/dinamis, dan

4. Banyak dan beragam deferensiasi.


PERUBAHAN KEBUDAYAAN

1. PRUBAHAN ALAM
Alam selalu berubah. Lingkungan berubah membawa perubahan
cara berpikir, hubungan antarindividu dan status sosial.
2. PROSES SOSIAL
Gerak perubahan manusia dalam kehidupannya membawa
kepada gerak masyarakat dan kebudayaan. Kebudayaan dari
dalam disebut evolusi.
CARA-CARA PERUBAHAN KEBUDAYAAN

1. KONGRUENSI
Suatu unsur budaya asing masuk dalam suatu budaya tertentu
untuk mengisi kekosongan, karena unsur budaya yang dimasuki
belum ada. Misalnya: budaya teknologi dan elektronika.
2. FUSI
Apabila unsur budaya asing dan sejenis diterima oleh budaya
tertentu membentuk unit baru. Misalnya: keroncong, dan lain-
lain.
3. SIMBIOSIS
Bila unsur budaya asing dengan unsur budaya penerima sejenis
dapat hidup berdampingan. Misalnya: Dalam istilah-istilah
keagamaan.

4. SINKRITISME
Bila dua unsur budaya saling bertemu, unsur budaya asing
dengan unsur budaya tertentu menjadi satu kesatuan yang
sebenarnya unsur-unsur budaya tersebut saling berlawanan.
Contoh: terkun, Nduslam.
5. AKULTURASI
Unsur budaya asing diterima disesuaikandengan unsur budaya
penerima. Misalnya: Sistem pendidikan di Indonesia.

6. ASIMILASI
Bila unsur budaya asing yang diterima diserap menjadi bagian
yang integral dari budaya penerima sehingga tidak dirasakan lagi
sebagai unsur budaya asing. Misalnya: jagung, lombok,
tembakau.
PROSES PENERIMAAN PERUBAHAN
KEBUDAYAAN

1. Terbiasanya masyarakat memiliki hubungan

(kontak) dengan kebudayaan dan dengan orang-


orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2. Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan
ditentukan oleh nilai agama, maka penerimaan
unsur baru disensor dulu.
3. Corak struktur sosial masyarakat (sistem otoriter).

4. Suatu unsur diterima jika sebelumnya sudah ada


unsur kebudayaan itu.

5. Apabila unsur yang baru memiliki skala kegiatan


yang terbatas dan dapat dengan mudah di
buktikan kegunaannya.
Dalam konflik kebudayaan, nilai-nilai kebudayaan
yang satu ditentang oleh cita-cita kebudayaan yang
lain. Hal ini menyebabkan perhatian orang kembali
pada unsur-unsur manusiawi yang paling hakiki dan
abadi sifatnya. Orang selalu menggali lagi dasar
humaniora, Memilih mana yang lebih sesuai untuk
mempertinggi martabat manusia.
Contoh:
1. Pada abad sebelum Kristus dalam kebudayaan
Yunani Romawi ada konflik antara falsafah dan
sastra.
2. Pada zaman Gereja purba ada konflik antara ilmu
pengetahuan dengan dasar “kafir” dengan dasar
Kristen.
3. Pada abad 17-18 yaitu orang modern memerangi
orang kolot.
4. Pada abad 19 pertentangan antara agama dan ilmu.

5. Sekarang timbul konflik antara ilmu eksata yang

bergelora dalam super teknik modern dengan tenaga


atomnya menghadapi himbauan ilmu-ilmu sosial.
Keunggulan sains membuat jurang kaya-miskin di seluruh
dunia. Teknik yang menciptakan keunggulan sains
membuat jurang kaya-miskin di seluruh dunia, selain
itu teknik yang menciptakan perlombaan senjata
mengancam dunia dengan kepunahan. Teknik tanpa
etik menjadi bahaya.
MANUSIA DAN KEPRIBADIAN

Kepribadian  pribadi: watak, diri manusia, karakter


(personality, character self) Macam :

1. menarik, halus
2. kasar, keras
Konsep kepribadian:

1. Corak tingkah laku sosial


a. tampak
- cara berjalan
- cara berbicara
b. tidak tampak
- nilai-nilai
- norma-norma
- pandangan hidup
2. Corak gerak-gerik badan manusia
3. Tingkah laku manusia terhadap alam
4. Totalitas psikophisik yang kompleks

5. Organisasi psikophisik yang dinamik  penyesuaian


diri dengan lingkungan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPRIBADIAN

Faktor:
- dalam  bawaan
- luar  lingkungan

Aliran-aliran:
1.Nativisme (J.J. Rousseau, Schoupen Hour)
Kepribadian seseorang dipengaruhi dari unsur
bawaan atau bakat sejak lahir.
2. Empirisme ( John Locke)
- Kepribadian seseorang dipengaruhi oleh
pengalam
an setelah manusia lahir.
- Teori Tabularasa  manusia lahir seperti
kertas
putih.

3. Convergensi (W. Stern)


Kepribadian seseorang dipengaruhi dari dalam dan
dari luar. bakat seni + fasilitas ada  seniman.
UNSUR KERAGAMAN DALAM MASYARAKAT
INDONESIA

• Suku bangsa dan Ras

• Agama dan Keyakinan

• Ideologi dan Politik


• Tata Krama
• Kesenjangan Ekonomi

• Kesenjangan Sosial
• Relasi antara keragaman dengan kehidupan:

1. beragama,
2. bermasyarakat,
3. bernegara, dan

4. global.
KERAGAMAN-KONFLIK

• Keragaman (aneka perbedaan) memiliki potensi konflik, karena


sesuai dengan sifat dasar yang dimiliki masyarakat majemuk
Menurut Van de Berghe, terdiri atas:
1. segmentasi kelompok
2. struktur sosial nonkomplementer

3. minimnya konsesus antarwarga


4. berulangnya konflik antarkelompok
5. integrasi sosial yang dipaksakan dan tergantung masalah
ekonomi
6. adanya dominasi politik kelompok tertentu
KESATUAN DAN PERSATUAN BANGSA

Kesatuan dan persatuan bangsa akan goyah bila terjadi:

1. Disharmonisasi yaitu tidak adanya kesesuaian

dengan keragaman antarmanusia dengan lingkungan


disharmonisasi karena paradoks dengan era global
2. Perilaku deskriminatif

3. Eksklusivisme dan rasialisme


MEMINIMALKAN PENGARUH NEGATIF
KERAGAMAN

Strategi meminimalkan pengaruh negatif keragaman adalah


dengan semangat:
1. Religius
2. Nasionalis
3. Pluralis
4. Humanis
5. Dialogis (dengan antarumat)
6. Inteaktif dan Komunikatif
PROBLEMATIKA DESKRIMINASI

• Komunitas internasional telah mengakui adanya


diskriminasi di berbagai belahan dunia.

• Prinsip nondiskriminasi harus mengawali


kesepakatan antarbangsa untuk dapat hidup dalam
kebebasan, keadilan, dan perdamaian.
SEBAB TERJADINYA DISKRIMINASI

• Kompetisi utamanya penguasaan bidang


ekonomi
• Tekanan dan intimidasi
• Ketidakberdayaan golongan lemah
PROBLEMTIKA DISINTEGRASI BANGSA

Terjadinya disintegrasi bangsa dan bubarnya


sebuah negara disebabkan:
1. kegagalan kepemimpinan
2. krisis ekonomi yang akut
3. krisis politik
4. krisis sosial
5. demoralisasi (instrumen negara)
6. intervensi asing
MANUSIA BERADAB DALAM KERAGAMAN

• Hubungan antara kebudayaan dan peradaban


sangat erat.
• Peradaban merupakan perwujudan kebudayaan
yang bernilai tinggi, indah, dan harmonis.
TEORI YANG MENYEBABKAN KONFLIK

• Teori hubungan masyarakat yaitu adanya polarisasi.

• Teori identitas yaitu adanya identitas yang terancam.


• Teori kesalahpahaman antarbudaya.
• Teori transformasi.
FAKTOR PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
Perubahan sosial budaya yang disebabkan dari luar
masyarakat:
1. cultural contact (akulturasi)
2. difusi budaya
3. penetrasi budaya (penetration violent dan
penetration pasifique)
4. invasi (perang)
5. asimilasi budaya
6. hibridasi budaya
7. milenarisasi (analog datangnya ratu adil)
Perubahan sosial budaya yang disebabkan dari
dalam:

1. sistem pendidikan (inovation,


discovery invention, enculturation)
2. menghargai karya orang lain
3. adanya transparansi dalam masyarakat
4. deviation
5. penduduk yang heterogen
DAFTAR PUSTAKA
Abdulkadir Muhammad, 2005. Ilmu Sosial dan Budaya
Dasar. PT. Citra Adytya Bakti, Jakarta.
Elly M. Setiadi, H. Kama A. Hakam, Ridwan Effendi,
2008. Ilmu Soosial dan Budaya Dasar, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Herimanto dan Winarno, 2010. Ilmu Sosial dan Budaya
Dasar, Bumi Aksara, Jakarta.
Sujarwa, 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar:
Manusia dan Fenomena Sosial Budaya, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
Rafael Raga Maran, 2000. Manusia dan Kebudayaan
dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar, Rineka Cipta,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai