Anda di halaman 1dari 17

LANDASAN KULTURAL

MAKALAH

DOSEN PENGAMPU:
NOVI CYNTHIA YUSNITA, M.pd

DISUSUN OLEH:
1. AGUSRIA GEA
2. GUSTI HARTATI ZEGA
3. MEIMAN SARTIKA ZEGA

FALKUTAS
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DINI
UNIVERSITAS BATTUTA
TAHUN AJARAN 2022/223

i
Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa yang telah
memberikan rahmat dan keselamatan serta karunia-Nya kepada kita semua sehingga
kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang isinya berjudul Landasan kultural

Berkat rahmat dan hikmat tuhan, akhirnya kami dapat membuat makalah ini tepat
waktu. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dengan baik sebagai
pengetahuan kita mengenai Landasan kultural yang dialami setiap manusia. Kami juga
menyandari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna.

Kami mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang
membacanya. Sekiranya laporan atau makalah yang telah kami susun ini dapat berguna
bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan dan kesilafan Dalam makalah ini.

Didalam makalah ini juga kami mengharapkan saran,pendapat,serta kritikan


yang membangun bagi kami supaya kesalahan bisa kami perbaiki dengan baik.akhir
kata kami ucapkan kepada kita semua syalom.

Medan, 1 November 2022

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………….
KATA PENGANTAR ……………………………………………………
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………..iii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
1.2. Rumusan masalah
1.2.1. Rumusan masalah
1.2.2. Tujuan

BAB II. PEMBAHASAN


1.1. Pengertian landasan kultural
1.2. Kebudayaan Nasional sebagai Landasan Sistem Pendidikan
1.3. Pentingnya Landasan Pendidikan dalam Proses Pendidikan
1.4. Fungsi Landasan Pendidikan

BAB III. PENUTUP

iii
iv
BAB I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Setiap bangsa di dunia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan


bernegarasenantiasa memiliki suatu pandangan hidup, filsafat hidup serta pegangan hidup
agar tidak terombang-ambing dalam kancah pergaulan masyarakat internasional.
Sehingga setiap bangsa memiliki ciri khas serta pandangan hidup yang berbeda dengan
bangsalain. Negara komunisme dan liberalism meletakkan dasar filsafat negaranya
padasuatu konsep ideologitertentu, misalnya komunisme mendasarkan ideologinya
padakonsep pemikiran Karl Marx

Berbeda dengan bangsa-bangsa lain. Bangsa indonesia mendasarkan pandangan


hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada suatu asas kultural yang
dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan
yang terkandung dalam sila-sila pancasila bukanlah hanya merupakan suatu hasil konsep
seseorang saja. Melainkan merupakan suatu hasil karya besar bangsa ndonesia sendiri,
yang diangkat dari nilai-nilai kulturalyang dimiliki oleh bangsa indonesia sendiri melalui
proses refleksi filosofis para pendiri negara seperti Soekarno, M Hatta, M Yamin,
Sepomo serta para tokoh pendiri Negara lainnya

Satu-satunya karya besar bangsa ndonesia yang sejajar dengan karya besar
bangsa lain di dunia ini adalah hasil pemikiran tentang bangsa dan negara
yangmendasarkan pandangan hidup suatu prinsip nilai yang tertuang dalam sila-sila
pancasila. oleh karena itu para generasi penerus bangsa terutama dalam kalangan
intelektual kampus sudah seharusnya untuk mendalami secara dinamis dalam arti
mengembangkannya sesuai dengan tuntutan zaman. Kebudayaan dan pendidikan
memiliki hubungan timbal balik, sebab budaya dapat dilestarikan dikembangkan dengan
jalur melestarikan kebudayaan dari

generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara formal maupun
informal.pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis selalu bertolak dari sejumlah
landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut

5
sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan
manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebutadalah
landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting
dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan
mendorong pendidikan untuk menjemput masa depan

pada awal perkembangannya, suatu kebudayaan terbentuk berkat kemampuan


manusia mengatasi kehidupan alamiahnya dan kesengajaanya manusia menciptakan
lingkungan yang cocok bagi kehidupannya. Setiap individu yang lahir selalu memasuki
lingkungan kebudayaan dan lingkungan alamiah itu, dan menghadapi dua sistem
sekaligus yaitu sistem kebudayaan dan sistem lingkungan alam

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang timbul
adalah:

a) Apa pengertian landasan kultural dan penjelasannya


b) Kebudayaan sebagai Landasan Sistem pendidkan Nasional

1.3Tujuan

Adapun tujuan masalah yang dibahas pada makalah ini, yaitu:

a) . Agar mahasiswa tahu pengertian landasan kultural sekaligus penjelasannya


b) . Agar mahasiswa mengetahui bahwa Kebudayaan Nasional sebagai landasan Sistem
Pendidikan Nasional (Sikdiknas)
c) . Agar mahasiswa mengetahui fungsi landasan budaya dalam pendidikan
d) . Agar mahasiswa mengetahui tujuan landasan budaya dan pendidikan
e) . Agar mahasiswa tau Nilai Nilai budaya dan pendidikan
f) . Agar mahasiwa mengetahui sosial kultural bagi penyusun kurikulum

6
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Landasan Kultural

Kebudayaan sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya itu akan selalu terkait

dengan pendidikan, utamanya belajar. Kebudayaan adalah hasil cipta dan karya manusiaberupa norma

norma, nilai-nilai,kepercayaan, tingkah laku, dan teknologi yang dipelajari dan dimiliki oleh semua

anggota masyarakat tertentu. Dalam UU RI No. 2Tahun 1989 Pasal 1 ayat 2 ditegaskan bahwa yang

dimaksud dengan Sistem Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan

bangsa Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945. Kebudayaan dapat dibentuk

dilestarikan, atau dikembangkan melalui pendidikan. Baik kebudayaan yang berwujud ideal,

atau kelakuan dan teknologi, dapat diwujudkan melalui proses pendidikan. Sebagai contoh dalam

penggunaan bahasa, setiap masyarakat dapat dikatakan mengajarkan kepada anak-anak untuk

mengatakan sesuatu, kapan hal itu dapat dikatakan, bagaimana mengatakannya, dan kepada siapa

mengatakannya. Dengan kata lain, fungsi pokok setiap sistem pendidikan adalah untuk mengajarkan

anak-anak pola-pola tingkah laku yang sesuai esensial tersebut. Cara-cara untuk mewarisakan

kebudayaan, khususnya mengajarkan tingkah laku kepada generasi baru, berbeda dari masyarakat ke

masyarakat. Pada dasarnya ada tiga cara umum yang dapat diidentifikasikan,yaituinformal,nonformal,

dan formal.

7
Cara informal terjadi didalam keluarga dan nonforma dalam masyarakat yang

berkelanjutan dan berlangsung

dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan cara formal melibatkan lembaga khusus yang dibentuk untuk

tujuan pendidikan.Pendidikan formal tersebut dirancang untuk mengarahkan perkembangan tingkah

laku anak didik. Anggota masyarakat harus melakukan perubahan-perubahan yang disesuaikandengan

kondisi baru sehingga terbentuklah pola tingkah laku, norma-norma, dan nilai-nilai baru yang sesuai

dengan tuntutan perkembangan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola tingkah laku, norma-norma, da

nilai-nilai baru ini disebut tranformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat

transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.

Pada masyarakat primitive, transmisi kebudayaan dilakukan secara informal dan nonformal,sedangkan

pada masyarakat yang telah maju transmisi kebudayaan dilakukan secara informal, nonformal dan

formal. Pendidikan tidak hanya berfungsi untuk mentransmisi kebudayaan kepada generasi penerus,

tetapi pendidikan juga berfungsi untuk mentransformasikan kebudayaan agar sesuai dengan

perkembangan dan tujuan zaman. Setiap individu yang lahir selalu memasuki lingkungan kebudayaan

dan lingkungan alamiah itu, dan menghadapi dua sistem sekaligus yaitu sistem kebudayaan dansystem

lingkungan alam. Individu dalam masyarakatmodern sangat dipengaruhi oleh besar dan kompleksnya

kehidupan masyarakat modern dan kecanggihan kebudayaannya. Salah satu upaya penyesuaian

pendidikan jalur sekolah dengan keragaman latar belakang sosial budaya di Indonesia

adalah dengan memberlakukan muatan local di dalam kurikulum sekolah.

8
Keragaman sosial budaya tersebut terwujuddalam keragaman adat istiadat, tata cara, dan tata krama
pergaulan, kesenian, bahasa dan sastra daerah.

Maupun kemahiran dan keterampilan yang tumbuh dan teerpelihara di suatu daerah tertentu.
Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik dari setiap daerah itu melalui upaya pendidikan
sebagai wujud dari kebhinnekaan masyarakat dan bangsa Indonesia.Sebagai salah satu faktor yang
ikut menentukan.

kelangsungan hidup suatu masyarakat adalah kesanggupan dan kemampuan anggotanya untuk

mendukung nilai-nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Pendidikan sebagai

sub-sistem masyarakat mempunyai peranan mewariskan, memelihara dan sekaligus sebagai agen

pembaharuan kebudayaan. Pendidikan dapat dikonsepkan sebagai proses budaya manusia. Kegiatanya

dapat berwujud sebagai upaya yang dipikirkan, dirasakan dan dikehendaki manusia. Pada dasarnya

pendidikan merupakan unsur dan peristiwa budaya. Pendidikan melibatkan sekaligus kiat dan disiplin

pengetahuan mempengaruhi manusia belajar. Pendidikan merupakan proses budaya, yakni generasi
manusia berturut-turut mengambil peran sehingga menghasilkan peradaban masa lampau

dan mengambil peranan di masa kini dan mampu menciptakan peradaban di masa depan.

Dengan kata lain pendidikan memiliki tiga peran, sebagai pewarisan, sebagai pemegang peran dan

sebagai pemberikortribusi.

Dengan demikian dapat dipahami pendidikan sebagai aset untuk

pemeliharaan masa lampau, penguatan individu dan masyarakat yang sekarang serta
sebagaipenyiapan

manusia berperan di masa datang. Pendidikan sebagai proses upaya pemeliharaan dan peran dalam

9
membangun peradaban pendidikan tidak terbatas pada benda-benda yang tampak seperti bangunan

fisik, melainkan meliputi: gagasan, perasaan dan kebiasaan, peran dan alam kehidupan sekarang juga

tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masa yang akan datang, karena pemeliharaan peradaban
manusia merupakan tugas tanpa akhir.

Analisis antropologi budaya dapat membantu mengatasi problema-problema pendidikan yang

dimunculkan oleh kelompok-kelompak minoritas dan budaya- yang lain. Sudut tujuan antropologi

sosial, menjelaskan pendidikan dapat merupakan bentuk bimbingan formal terhadap perilaku anggota

masyarakat yang relatif baru ke dalam tradisi nenek moyang mereka melalui berbagai moeindoktrinasi

yang berbeda antara masyarakat satu dengan yang lainnya.

Melalui proses indoktrinasi yang berlangsung terus-menerus timbul kelompok-kelompok masyarakat


yang memiliki budayan tertentu yang pada gilirannya pula menampilkan bentuk pendidikan yang
berbeda

beda. Pada hakikatnya manusia sebagai makhluk budaya dapat menyesuaikan diri dengan kebudayaan

setempat. Salah satu cara untuk memelihara kebudayaan adalah melalui pengajaran. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa pendidikan dapat berfungsi sebagai penyampaian, pelestarian dan sekaligus

pengembangan kebudayaan.

10
a) Kebudayaan dan sekolah

Tradisi kebudayan menghambat perkembangan dalam berkompetisi dengan kelompok lain.

Sejalan dengan penelitian Otto Klinerberg (1954) bahwa kegagalan kelompok minoritas umumnya
bukan disebabkan semata-mata olehras, atau suku namun disebabkanoleh tradisi budaya mereka.

b) Prasangka dan pertemgtagan di berbagai kelompok budaya

Pertentangan yang disebabkan adanya berbagai kelompok budaya dari ras dapat berupa prasangka
negatif di antara sesama kelompok dan hal ini berpengaruh terhadap pendidikan.

c) Stereotipe

Keefektifan dalam pengajaran timbul dan siswa akan lebih terbimbing, serta kesegaran dan rasa
takut berkurang, jika guru menunjukkan stereotipe yang menyenangkan.Faktor budaya dalam proses
pengajaran (culture factors inteaching). Mengajar merupakan upaya mengkomunikasikan secara
jelas tentang nilai-nilai pengajaran. Dalam hal ini banyak hal yang mempengaruhi, seperti: nilai-nilai
budaya orang tua, penggunaan bahasa, keadaan sosial yang dibawa anak dari lingkungan (tradisi)
dan pengaruh kelompok dominan. Keadaan ini mensyaratkan pemahaman dan penyesuaianguru agar
peran serta orang tua dalam kegiatan sekolah dapat tercipta.

d) Pelatihan budaya untuk pendidikan

Perlu dikembangkan kondisi sekolah yang didalamnya terdapat pertentangan antara kelompok
mayoritas dan minoritas yang sering menghadapi konflik budaya antara guru, siswa dan orang tua.
Kenyataan ini menuntut adanya kepelatihan budaya bagi pendidik agar ia mampu menghubungkan
nilai-nilai budaya dengan pengajaran dan proses,pengajaran.

11
Masalah kewibawaan merupakan ubahan (variabel) yang tidak dapat diabaikan Penguasaan
terbadap kewibawaan guru lebih membantu siswa dalam penguasaan bahan-bahan pengajaran.

e) Sub-kebudayaan (sub-culture)

Perbedaan warna kulit dan kemiskinan menjadi penghambat dalam pelaksanaan pendidikan.
Karena kelompok-kelompok tersebut saling menolak terhadap pelayanan sekolah. Hambatan ini
dapat diatasi melalui pendidikan orang tua, memadukan sub-culture di sekolah, mengadakan
penyesuaian tingkah laku di sekolah dan kurikulum sekolah wajib memperhatikan latar belakang
budaya siswa. Dinamika kelompok sosialisasiSekolah mampu menghilangkan adanya kelompok-
kelompok minoritas dan membawanya ke arah perubahan melalui proses sosialisasi.

B. Kebudayaan Nasional sebagai Landasan Sistem Pendidikan

Nasional (Sisdiknas) Sisdiknas adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan


bangsaIndonesia.(UU-RI No.2/1989) Pasal 1 ayat 2. Karena masyarakat Indonesia sebagai
pendukung kebudayaan itu adalah masyarakat yang majemuk, maka kebudayaan bangsa Indonesia
tersebut lebih tepat disebut sebagai kebudayaan Nusantara yang beragam. Puncak-puncak
kebudayaan Nusantara itu dan yang secara nasional disebut kebudayaan nasional. Oleh karena itu,
kebudayaan nasional haruslah dipandang dalam latar perkembangan yang dinamis seiring dengan

semakin kukuhnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sesuai dengan asas bhinneka tunggal
ika.

12
C. Pentingnya Landasan Pendidikan dalam Proses Pendidikan

Jika kita berbicara tentang esensi landasan pendidikan dalam proses pendidikan, maka hal itu akan

dikaitkan juga dengan study pendidikan dan praktek pendidikan yang merupakan dua hal yang saling

berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan. Praktek tanpa study tidak mungkin

berlangsung, demikian pula study tanpa praktekIbarat hampa tak ada gunanya. Study pendidikan

merupakan seperangkat kegiatan yang bertujuan untuk memahami Suatu prinsip, konsep, atau teori

pendidikan, sedangkan praktek pendidikan merupakan seperangkat kegiatan bersama bertujuan

membantu pihak lain agar mengalami perubahan tingkah laku yang di harapkan. Berdasarkan hal

tersebut,maka konsep, prinsip atau teori pendidikan yang dibutuhkan dalam praktek pendidikan

merupakan landasan bagi berlangsungnya proses pendidikan, dengan demikian landasan yang kokoh

dan terarah merupakan pijakan dalam suatu

kegiatan pedidikan. Landasan pendidikan merupakan norma dasar pendidikan yang bersifat imperatif;

artinya mengikat dan mengharuskan semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan untuk

setia melaksanakan dan mengembangkan berdasarkan landasan pendidikan yang dianut.

 LANDASAN PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA


a) Landasan Ideal: Pancasila

13
b) Landasan Konstitusional: UUD 19
c) Landasan Operasional: GBHN dan UUSPN (yang sekarang UU No. 20 Tahun
2003)

D. Fungsi Landasan Pendidikan

Makna fungsi berkaitan dengan manfaat. Adapun manfaat calon pendidik mempelajari
landasan pendidikan diantaranya :

a) Mengetahui berbagai konsep, prinsip dan teori pendidikan dalam melaksanakan praktek
pendidikan.
b) Mempunyai sikap kritis terhadap pandangan-pandangan teori pendidikan.
c) Memberikan kontribusi pada pola pikir dan pola kerja calon pendidikan.
d) Lebih meyakini tentang konsep, prinsip dan teori pendidikan dalam pelaksanaan pendidikan.
e) Memiliki kesiapan studi pendidikan lebih lanjut.

E. Implikasi Sosial Kultural Bagi Penyusunan Kurikulum

Kurikulum: harus disusun berdasarkan kondisi sosial kulturil dari masyarakat. Kurikulum disusun
bukan saja harus berdasarkan pada nila-nilai , adat istiadat, cita-cita dari masyarakat,
akan tetapi kurikulum harus berlandaskan pada semua dimensi kebudayaan kehidupan
keluarga., ekonomi, politik pendidikan dsb.

Memperhatikan: unsur fleksibel dan bersifat dinamis sehingga kurikulum tersebut senantiasa
mengandungrelevansi yang tepat dengan masyarakat Konsekwensi logis adalah bahwa
kurikulum pada waktunya perlu diadakan perubahan dan revisi sesuai dengan
perkembangan dan perubahan. Dan revisi sesuai dengan perkembangan dan perubahan
social kulturil yang ada pada masa itu

14
Program kurikulum:

harus disusun dan mengandung materi sosial budaya dalam masyarakat. bukan saja
dengan maksud untuk membudayakan anak didik akan tetapi sejalan dengan usaha
mengawetkan kebudayaan itu sendiri. Kemajuan dalam bidang teknologi akan
memberikan bahan yang memadai dalam rangka penyampaian tehnologi baru kepada
para siswa yang sekaligus mempersiapkan para siswa agar mampu hidup dalam tehnologi
itu. Dengan demikian sekolah betul-betul dapat mengemban peranan dan fungsinnya
sebagai lembaga modernisasi

Kurikulum di sekolah-sekolah :

harus disusun berdasarkan pada kebudayaan nasional yang berlandaskan pada falsafah
Pancasila,dimana perkembangaan kebudayaan daerah telah tercakup didalamnya. Integritas
kebudayaan nasional akan tercermin dalam isi dan organisasi kurikulum, karena system pendidikan
kita bermaksud membudayakan anak didik ita berdasarkn kebudayaan masyarakat dan bangsa kita
sendiri. Kebudayaan dapat dibentuk, dilestarikan, atau dikembangkan melalui pendidikan.

15
BAB III

PENUTUP

 Kesimpulan

Landasan kultural adalah landasan pendidikan yang berakar pada kebudayaan


bangsIndonesia,

sedangkan kebudayaanadalah hasil cipta dan karya manusia berupa norma-norma, nilai-nilai,

kepercayaan, tingkah laku, dan teknologi yangdipelajari dan dimiliki oleh semua anggota masyarakat

tertentu. Usaha-usaha menuju pola tingkah laku,norma-norma dan nilai-nilai baru yang disebut

transformasi kebudayaan

16
17

Anda mungkin juga menyukai