Anda di halaman 1dari 41

6 April 2014

Logika Matematika
Bab 5
6 April 2014
Peta Konsep
Langsung Tak
Langsung
Induksi
Matematika
Konjungsi
Disjungsi Implikasi
Bimplikasi
Silogisme Modus
Tolens
Modus Ponen
Tunggal Majemuk
Kalimat
Deklaratif
Penarikan
Kesimpulan
Pembuktian
mempelajari
Logika Matematika
Terdiri atas
menurut
menurut dengan
cara
Prasyarat
Tentukan bernilai benar atau salahkah kalimat berikut
ini.
1. Mangga adalah jenis buah-buahan.
2. Rasa gula adalah manis.
3. Bilangan prima terkecil adalah 2.
4. Semua orang di dunia suka makan daging.

6 April 2014
6 April 2014
A. Kalimat Deklaratif Majemuk
1. Kalimat Deklaratif
Kalimat deklaratif diartikan sebagai kalimat yang
mempunyai nilai kebenaran.
Nilai kebenaran yang dimaksud adalah benar saja atau
salah saja, bukan sekaligus benar atau sekaligus salah.
Kalimat deklaratif disebut juga pernyataan atau proposisi.
Misal:
- Bilangan genap habis dibagi 2. (benar)
- Nilai x yang memenuhi persamaan 2x 1 = 5 adalah 1.
(salah)
6 April 2014
2. Negasi
Negasi suatu pernyataan adalah suatu pernyataan yang
bernilai benar (B), jika pernyataan semula bernilai salah
(S) dan sebaliknya.
Negasi disimbolkan dengan (~).
Kalimat p jika dinegasikan, menjadi ~p.
Misal:
Surabaya terletak di Kalimantan. (salah)
Negasinya:
Surabaya tidak terletak di Kalimantan. (benar)
atau,
Tidak benar bahwa Surabaya terletak di Kalimantan.
(benar)
6 April 2014
Untuk memudahkan, akan
digunakan simbol-simbol huruf,
seperti p, q, r, atau sejenisnya
untuk suatu kalimat deklaratif.
Misalkan p adalah kalimat
deklaratif.
Nilai kebenaran dari negasi p
yang mungkin adalah seperti
gambar di samping.
6 April 2014
3. Kalimat Terbuka
Kalimat terbuka adalah kalimat yang memuat variabel dan
baru diketahui nilainya (benar atau salah) jika variabel itu
diganti suatu konstanta (anggota semestanya).
Contoh:
Jika p(x) : x + 4 = 7, untuk x bilangan real, tentukan nilai
variabel x yang mengakibatkan kalimat tersebut
mempunyai nilai kebenaran Benar.
Jawab:
Kalimat p(x) merupakan kalimat terbuka. Misalkan nilai x
diganti 2, akan bernilai salah.
Kalimat ini akan bernilai benar jika nilai x diganti 3.
6 April 2014
4. Pernyataan Majemuk
Kalimat deklaratif majemuk (KDM) adalah kalimat yang
dibentuk oleh dua atau lebih kalimat deklaratif.
Digunakan kata hubung untuk membentuk KDM, seperti:
dan disebut konjungsi;
atau disebut disjungsi;
Jika ... maka ... disebut implikasi;
jika dan hanya jika disebut biimplikasi.

Suatu KDM yang selalu bernilai benar dinamakan
tautologi, sedangkan yang nilainya selalu salah
dinamakan kontradiksi.
6 April 2014
Konjungsi
Kata hubung dalam konjungsi adalah dan, ditulis ..
Tabel kebenaran:








Contoh:
p : Mangga adalah nama buah (benar)
q : Mangga adalah buah berbentuk balok (salah)
p . q : Mangga adalah nama buah dan berbentuk balok
(salah).

6 April 2014
Disjungsi
Dua kalimat deklaratif yang dihubungkan dengan kata
hubung v disebut disjungsi.
Tabel kebenaran:







Contoh:
p : 4 + 9 = 13. (benar)
q : 6 adalah bilangan prima. (salah)
p v q : 4 + 9 = 13 atau 6 adalah bilangan prima. (benar)
6 April 2014
Implikasi

Implikasi merupakan kalimat majemuk dengan tanda
hubung .
Tabel kebenaran:






Contoh:
p : Pak Rudi adalah manusia. (benar)
q : Pak Rudi kelak akan mati. (benar)
p q : Jika Pak Rudi adalah manusia, maka kelak akan
mati. (benar)
6 April 2014
Biimplikasi

Biimplikasi merupaka implikasi dua arah, dinotasikan .
Tabel kebenarannya adalah sebagai berikut.






Contoh:
p : 3 2 = 6 (benar)
q : 6 memiliki faktor {1, 2, 3, 4, 6} (salah)
p q : 3 2 = 6 jika dan hanya jika 6 memiliki faktor
{1, 2, 3, 4, 6}. (salah)

6 April 2014
B. Negasi Konjungsi, Disjungsi,
Implikasi, dan Biimplikasi
1. Negasi Konjungsi dan Disjungsi
Jika konjungsi p . q, negasinya adalah ~p v ~q.
Jika disjungsi p v q, negasinya adalah ~p . ~q.
Pembuktiannya:




Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai kebenaran
~(p . q) sama dengan ~p v ~q dan
~(p v q) sama dengan ~p . ~q.

6 April 2014
Contoh:
p : 3 adalah bilangan asli.
q : 3 adalah bilangan ganjil.
p . q : 3 adalah bilangan asli dan bilangan ganjil. (benar)
Negasi dari p . q adalah:
~p v ~q : 3 bukan bilangan asli atau bukan bilangan ganjil.
(salah)
6 April 2014
2. Negasi Implikasi dan Biimplikasi
Diketahui implikasi p q.
Negasinya adalah p ~q.

~(p q) p ~q.

Diketahui biimplikasi p q.
Negasinya adalah (~p q) (p ~q).

~(p q) (~p q) (p ~q)

Adapun pembuktiannya juga dapat dilakukan dengan
menggunakan tabel kebenaran.
Coba kalian tunjukkan dengan tabel kebenaran!

.
.

. .
v
.
.
v

6 April 2014
Contoh:
p : 6 habis dibagi 2.
q : 6 bilangan genap.
p q : Jika 6 habis dibagi 2, maka 6
bilangan genap. (benar)
p ~q : 6 habis dibagi 2 dan bukan bilangan
genap. (salah)

.
6 April 2014
C. Kuantifikasi
Kuantifikasi digunakan untuk menentukan kuantitas
yang dipenuhi oleh variabel dari suatu kalimat
terbuka.
Suatu pernyataan (kalimat) yang menggunakan
ungkapan semua atau terdapat disebut sebagai
kalimat berkuantor.
Terdapat dua buah kuantor yang dapat digunakan,
yaitu
a. kuantor universal, simbolnya ;
b. kuantor eksistensial, simbolnya .

-
6 April 2014
Contoh:
SP : Himpunan semua bilangan bulat
p(x) : x > 5
q(x) : x + 0 = x
Jika kedua kalimat tersebut dihubungkan dengan kuantor
eksistensial, kalimat deklaratif yang terbentuk adalah sebagai
berikut.
( x) p(x): Terdapat bilangan bulat yang lebih besar dari 5.
(benar)
( x) q(x): Terdapat bilangan bulat yang memenuhi x + 0 = x.
(salah)
-
-
6 April 2014
Terdapat kuantor lain yang disimbolkan dengan
Kuantor tersebut memiliki makna bahwa hanya terdapat
satu anggota dari semesta pembicaraan yang memenuhi
suatu kalimat terbuka.

Contoh:
SP : himpunan bilangan real positif
p(x) : x = 2

Kalimat p(x) : x = 2 dapat ditulis dalam simbol berikut.
( x) p(x), dibaca:
Terdapat dengan tunggal (tepat satu) nilai x real positif
yang memenuhi x = 2. (benar)
Nilai x yang dimaksud adalah 2.
! -
! -
6 April 2014
Negasi Kuantor Universal dan Kuantor
Eksistensial

Negasi dari kata semua atau setiap adalah
tidak semua, artinya ada beberapa yang tidak
termasuk.
Misalkan p(x) adalah kalimat terbuka.
maka

p(x) x p(x) x
p(x) x p(x) x
~ ) ( } ) {( ~
~ ) ( } ) {( ~
-
-
6 April 2014
Contoh:
SP : himpunan seluruh manusia
p(x) : x adalah pemberani
Tentukan kalimat kuantifikasi dan negasinya.
Jawab:
Kalimat kuantifikasinya adalah sebagai berikut.
( x) p(x) : Seluruh manusia adalah pemberani. (salah)
Negasinya adalah
( x) ~p(x): Terdapat manusia yang tidak pemberani. (benar)
( x) p(x): Terdapat manusia yang pemberani. (benar)
Negasinya adalah
( x) ~p(x): Semua manusia adalah tidak pemberani. (salah)

-

6 April 2014
D. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan yang akan dibahas
kali ini ada 3 macam, yaitu
modus ponen,
modus tolens, dan
silogisme.
6 April 2014
1. Modus Ponen
Pembuktian dengan modus ponen didasarkan pada
prinsip berikut.
p q (premis 1)
p (premis 2)
q (konklusi)

Pembuktian dengan tabel kebenaran:

6 April 2014
2. Modus Tolens
Pembuktian dengan modus tolens didasarkan pada
prinsip berikut.
p q (premis 1)
~q (premis 2)

~p (konklusi)
Pembuktian dengan tabel kebenaran:

6 April 2014
3. Silogisme
Pembuktian dengan modus ponen didasarkan pada
prinsip berikut.
p q (premis 1)
q r (premis 2)

p r (konklusi)
Pembuktian dengan tabel kebenaran:

6 April 2014
Contoh:
p q : Jika Indah rajin belajar maka ia naik kelas
p : Indah rajin belajar

q : Indah naik kelas

p q : Jika segi empat ABCD adalah persegi maka
panjang semua sisi segi empat ABCD sama.
~q : Tidak semua panjang sisi segi empat ABCD sama.

~p : ABCD bukan persegi

p q : Jika 6 bilangan genap maka 6 habis dibagi 2
q r : Jika 6 habis dibagi 2 maka 6 memiliki faktor 2

p r : Jika 6 bilangan genap maka 6 memiliki faktor 2

6 April 2014
E. Penarikan Kesimpulan Pernyataan
Berkuantor
1. Spesifikasi Universal

Perhatikan contoh di bawah ini:

Setiap makhluk hidup pasti bernapas
Harimau merupakan makhluk hidup

Harimau pasti bernapas

6 April 2014
Dari pernyataan di atas, kita misalkan:
x = notasi dari semua benda,
M = notasi yang menyatakan makhluk hidup,
N = notasi yang menyatakan bernapas.

Pernyataan premis tersebut dapat dinotasikan:
( x) (Mx Nx)
Selanjutnya, misal h adalah notasi yang menyatakan harimau,
premis kedua dapat ditulis Mh sehingga penalaran di atas
dapat ditulis
( x) (Mx Nx)
Mh

Nh

6 April 2014
Premis ( x) (Mx Nx), berarti:
untuk setiap benda x pasti akan berlaku Mx Nx
sehingga juga akan berlaku:

Jika burung makhluk hidup maka burung pasti bernapas.
Jika manusia makhluk hidup maka manusia pasti
bernapas.
Dan sebagainya.

Dengan demikian, jika harimau makhluk hidup maka
harimau pasti bernapas ditulis
Mh Nh

Berdasarkan penalaran tersebut maka konklusi
(kesimpulan) dari penalaran di atas adalah sah.

6 April 2014
2. Generalisasi Eksistensial

Perhatikan contoh berikut ini.

Penguin adalah termasuk jenis burung
Penguin tidak dapat terbang

Ada jenis burung yang tidak dapat terbang

6 April 2014
Dari contoh di atas kita misalkan:
B = menandakan jenis burung.
T = menerangkan tidak dapat terbang,
p = notasi untuk penguin
maka penalaran di atas dapat dituliskan sebagai
Bp
Tp

( x)Bx Tx
Kesimpulan penalaran di atas adalah benar.
Karena suatu pernyataan eksistensial akan benar apabila
terdapat minimal satu x yang memenuhi pernyataan tersebut.
Dalam hal ini, x adalah p (penguin).
-
.
6 April 2014
3. Generalisasi Universal

Perhatikan contoh berikut ini.

Semua makhluk hidup akan mati
Semua manusia adalah makhluk hidup

Semua manusia akan mati

4. Spesifikasi Eksistensial

Perhatikan contoh berikut ini.

Semua bilangan asli merupakan bilangan bulat
Nol merupakan bilangan bulat
--
Nol merupakan bilangan asli

6 April 2014
F. Pembuktian dalam
Matematika
Terdapat 3 cara pembuktian dalam matematika, yaitu
sebagai berikut:
1. Pembuktian langsung.
2. Pembuktian tidak langsung atau bukti terbalik.
Pembuktian ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu
a. kontradiksi;
b. kontraposisi.
3. Pembuktian dengan induksi matematika.
6 April 2014
1. Pembuktian Langsung
Digunakan untuk membuktikan pernyataan berupa
implikasi p q.
Prinsipnya menggunakan cara penarikan kesimpulan
dengan modus ponens, yaitu
p q (benar)
p (benar)

q (benar)
Dalam pembuktian ini, diketahui pernyataan p (benar)
yang diambil sebagai ketentuan. Kemudian, dengan
ketentuan p q, pernyataan p dijabarkan sehingga
dapat disimpulkan pernyataan q (benar).

6 April 2014
Contoh:
Buktikan pernyataan berikut:
Jika m dan n bilangan ganjil, maka m + n bilangan genap.
Bukti:
Misalkan, p: m dan n bilangan ganjil
q: m + n bilangan genap
Karena m dan n bilangan ganjil maka dapat dituliskan
m = 2a + 1 dan n = 2b + 1, dengan a dan b bilangan bulat
sehingga
m + n = (2a + 1) + (2b + 1)
= 2(a + b) + 2
= 2(a + b + 1), dengan a + b + 1 bilangan bulat.
Dari keterangan tersebut, berarti m + n habis dibagi dua (genap).
Pernyataan di atas terbukti.
6 April 2014
2. Pembuktian dengan Kontradiksi
Didasarkan pada prinsip bahwa ingkaran dari bukan p
adalah p atau dapat dituliskan dengan ~(~p) p.
Misalkan diketahui penyataan p. Langkah pembuktian
dengan kontradiksi adalah sebagai berikut:
Dibuat pengandaian ~p, kemudian dijabarkan.
Apabila hasil dari penjabaran tersebut diperoleh
fakta-fakta yang bertentangan maka pengandaian
harus diingkar sehingga pernyataan p adalah benar.
6 April 2014
Contoh:
Diketahui x
2
bilangan ganjil.
Buktikan bahwa x bilangan ganjil.
Bukti:
Andaikan bilangan x adalah bilangan tidak ganjil. Jadi, x
bilangan genap.
Dengan demikian, x = 2k, untuk k bilangan bulat.
Selanjutnya, x
2
= (2k)
2
= 4k
2
, yang berarti bahwa x
2
genap.
Hal ini bertentangan dengan fakta (yang sudah diketahui)
bahwa x
2
bilangan ganjil.
Jadi, pengandaian x adalah bilangan genap harus diingkar
dan yang benar adalah x bilangan ganjil.
6 April 2014
3. Pembuktian dengan Kontraposisi
Pembuktian ini didasarkan pada prinsip:
p q ~q ~p
Misalkan diketahui pernyataan p q.
Langkah pembuktian dengan kontraposisi:
Membuat negasi dari q, yaitu ~q, kemudian ~q
dijabarkan.
Pernyataan tersebut benar apabila setelah
penjabaran diperoleh ~p.
Bukti ini sesuai dengan tautologi
(( p q) ~q) ~p


.
6 April 2014
Contoh:
Untuk a dan b bilangan bulat positif, buktikan jika a b = a
maka b = 1.
Bukti:
p: a b = a
q: b = 1
Andaikan b 1.
Berarti, b > 1.
Untuk semua a > 1 dan b > 1 maka a b > a.
Hal ini berarti bahwa a b a.
Jadi, pernyataan di atas benar.
6 April 2014
4. Pembuktian dengan Induksi Matematika
Cara pembuktian ini adalah untuk membuktikan
benar atau tidaknya suatu pernyataan untuk setiap
bilangan asli.
Langkah-langkah induksi matematika adalah sebagai
berikut:
Misalnya suatu pernyataan disimbolkan p(n) maka
pembuktian untuk p(n):
a. Dibuktikan benar untuk n = 1.
b. Anggap benar untuk n = k.
Hal ini menjadi dasar untuk penjabaran n = k + 1.
c. Dibuktikan bahwa p(n) benar untuk n = k + 1.

6 April 2014
Contoh:
Untuk setiap n bilangan asli, buktikan bahwa 4
n
1 habis dibagi 3.
Bukti:
a. Untuk n = 1 maka 4
1
1 = 3 habis dibagi 3. (benar)
b. Anggap benar untuk n = k, yaitu 4
k
1 habis dibagi 3 ............. (*)
c. Untuk n = k + 1, harus dapat ditunjukkan bahwa
4
k
+ 1 1 habis dibagi 3.
4
k
+ 1 1 = 4 4
k
1 = 4((4
k
1) + 1) 1
= 4(4
k
1) + 4 1 = 4(4
k
1) + 3
Dari (*) maka 4(4
k
1) habis dibagi 3 karena 4
k
1 habis dibagi 3,
sedangkan 3 sudah jelas habis dibagi 3.
Dengan demikian, 4(4
k
1) + 3 habis dibagi 3.
(Jadi, pernyataan di atas terbukti).

Anda mungkin juga menyukai